Anda di halaman 1dari 7

Biografi Agus Djaya : Pelukis Andalan Ir Soekarno

Biografi Agus Djaya – Hai SeniLovers, pada kesempatan kali ini, admin akan
bercerita tentang salah satu biografi pelukis terkenal di Indonesia, yang karyanya
sudah mendunia hingga kini, yakni Biografi singkat Agus Djaya.

Artikel ini saya tulis karena terinspirasi dari salah satu Karya Lukisan Agus Djaya
yang baru saja saya lihat di Facebook, kemudian saya langsung browsing
mengenai beliau, akhirnya spontan tertarik untuk mengulas Biografi lengkap
Agus Djaya disini.

Biografi Agus Djaya secara Lengkap


Pada penjelasan kali ini, saya akan menceritakan biografi pelukis ternama di
Indonesia, mulai dari kelahiran, kehidupan sebelum dan sesudah kemerdekaan
hingga masa akhir hayatnya.

Kelahiran dan Pendidikan Agus Djaya


Agus Djaya lahir pada 1 April 1913 di Pandeglang, Banten dengan nama asli
Raden Agoes Djajasoeminta, lahir dari keluarga bangsawan asal banten. Dalam
kakak-beradik, dia tidak sendiri, adiknya Otto Djaya juga meneruskan
kepiawaiannya dalam dunia seni rupa.

Di masa pendidikan, beberapa sekolah yang pernah ditempuhnya antara lain


adalah :

 Hollandsch-Inlandsche School (1926)


 Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (1930)
 Sekolah Menangah Pertanian (tidak tamat)
 Hollandsche Indische Kweekschool (1934)
 Akademi Seni Rupa Amsterdam Belanda

Versi berbeda ditampilkan oleh Wikipedia mengenai perjalanan pendidikan Agus


Djaya, adalah seperti dibawah ini :

 Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (1923)


 Middelbare Landbouw School, Bogor (1923-1924)
 H.I.K. Lembang, Bandung (1927).

Selama melalang buana di benua Eropa, Agus Djaya telah berkenalan dan
bertemu banyak seniman kenamaan dunia, sebut saja seperti Pablo Picasso,
Salvador Dali dan pematung asal Polandia bernama Ossip Zadkine.

Dalam kurun waktu antara 1947 – 1949, Agus Djaya mengikuti kuliah di Rijks
Academie Beeldende Kunsten di Amsterdam dan belajar jurnalistik di Fakultas
Jurnalistik, Universiteit Amsterdam.

Setelah mendapatkan segudang pengalaman dan pelajaran berharga dari luar


negeri, Agus Djaya memutuskan kembali ke Indonesia. Disinilah karir dan
karyanya mulai dikenal luas, serta menjadikannya sebagai salah satu Pelukis
terbaik di Indonesia masa itu.
Perjalanannya untuk mendapatkan pengakuan dan predikat tersebut tidaklah
mudah, banyak rintangan maupun hadangan yang dialami dan dilalui. Informasi
selengkapnya saya ulas pada poin di bawah ini.

Perjalanan Karir Agus Djaya


Setelah berada di Indonesia, tepatnya pada tahun 1937 hingga 1942, Agus Djaya
mendirikan sebuah organisasi seni yang berbama PERSAGI (Persatu Alhi
Gambar Indonesia) sekaligus sebagai ketua, yang digadang-gadang merupakan
kelompok seniman yang pertama di Indonesia.

Pada tahun 1942-1945, Agus Djaya dipercaya oleh Presiden Indonesia Ir.
Soekarno sebagai ketua pusat menjadi Ketua Pusat Kebudayaan Bagian Senirupa.
Di masa-masa revolusi kemerdekaan, ia aktif sebagai Kolonel Intel dan F.P
(Persiapan Lapangan).

Setelah kemerdekaan, Belanda belum mengakui kedaulatan NKRI yang baru saja
terbentuk.  Agus Djaya diutus ke Belanda selama lebih 4 tahun sebagai Cultural
Diplomacy, untuk melakukan serangkaian pendekatan agar Belanda bisa
secepatnya mengakui Kedaulatan Indonesia.

Kehidupan Agus Djaya pasca Kedaulatan NKRI


Ketika kedaulatan telah diakui, atau pada tahun 1950, Agus Djaya kembali ke
tanah air dan membuka beberapa jenis usaha, salah satunya adalah mendirikan
Art Shop dan Galeri di Jakarta.

Pada tahun 1960-an, beberapa lukisan berhasil ia cetak di Jepang, dan sebagian
besar menjadi koleksi buku lukisan milik Ir. Soekarno. Bulan April 1976, beliau
mengadakan pameran tunggal di Taman Ismail Marzuki, Jakarta dengan
memasang lebih dari 70 karya lukisan.

Selain di dalam negeri, pameran yang pernah diadakan di luar negeri antara lain
di Stedelijk Museum Amsterdam, Galerie Barbison Paris, Grand Prix des Beaux
Art Monaco, Biennale Sao Paolo Brazil, International Art Gallery Sydney dan
lainnya.

Agus Djaya merupakan seorang seniman pelukis yang punya ciri khas unik dan
berbeda dengan yang kain. Pada salah satu karyanya, diyakini terdapat pancaran
magis dari warna biru dan merah, terlebih pada kebanyakan lukisan wanita
menari, yang menggambarkan kedekatan manusia dengan alam.

Selain melukis, beliau juga sangat dekat dan punya minat tinggi terhadap dunia
wayang. Di dalamnya, apabila Agus mengerjakan objek wayang, terasa ada
kekayaan yang tersimpan, dan beraliran khusus tersendiri.

Sebuah lukisan yang berjudul “Kuda Kepang (1975)”, dengan komposisi cat air,
50 x 68 cm serta memiliki warna meriah dan humor yang membersit, beliau
amat terampil dalam menangkap segi-segi lucu kehidupan.
Masa Tua dan Wafatnya Agus Djaya
Setelah tahun 1955, sebenarnya Agus Djaya telah pindah dan menetap di Pulau
Bali bersama istrinya, dia mendirikan studio seni di pantai Kuta. Tahun 1994,
beliau menerima penghargaan atau Hadiah Seni dari Pemerintah RI, sebelum
akhirnya wafat 1994 di Jakarta.

Penghargaan yang diperoleh Agus Djaya


Rentang tahun 1946 – 1993, sudah banyak piagan penghargaan atau sertifikat
yang telah diraihnya sebagai seorang Pelukis Indonesia terbaik. Saya tidak
akan menuliskan semuanya karena jumlahnya sangat banyak, ini hanya
sebagian, antara lain adalah :

 Soerat Angkatan bertandatangan Mr. Amir Sjarifoedin, engangkat Agoes


Djaya sebagai kolonel (6-7-1946).
 Soerat Perintah bantuan untuk Kolonel Agoes Djaya untuk Persiapan
Moesioem Kesenian Nasional, bertandatangan Presiden Soekarno (13-7-
1946).
 perwakilan Surat Kabar Merdeka di Batavia, bertandatangan Dr. G.W. Fris
(3-7-1947).
 Komite penilai lukisan oleh Pemerintah Amsterdam, bertandatangan Mr.
A.de Roos.
 Surat Tanda Kehormatan Presiden Republik Indonesia untuk R. Agoes
Djaya sebagai Intelligence Service, dan dianugerahi Medali Sewindu
Angkatan Perang Republik Indonesia (6-7-1954).
 Penghargaan Satyalantjana Peristiwa aksi militer kesatu dari Menteri
Pertahanan Republik Indonesia untuk R. Agoes Djaya, bertandatangan
Djuanda (17-8-1958).
 Penghargaan Satyalantjana Peristiwa Perang Kemerdekaan Kedua dari
Menteri Pertahanan Republik Indonesia untuk R. Agoes Djaya,
bertandatangan Djuanda (17-8-1958).
 Penghargaan Satyalantjana Gerakan Operasi Militer I dari Menteri
Pertahanan Republik Indonesia untuk R. Agoes Djaya, bertandatangan
Djuanda (29-1-1959)
 Piagam Hadiah Seni kepada Agus Djaya sebagai penghargaan pemerintah
atas prestasinya yang luar biasa dalam bidang Seni Rupa Kontemporer,
bertandatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Ing. Wardiman
Djojonegoro (12-6-1993).

Lukisan Karya Agus Djaya


Dari penjelasan lengkap mengenai Biografi Agus Djaya diatas, tentunya anda
penasaran mengenai seperti apa sih karya-karya lukisan beliau? Nah, dibawah ini
anda bisa melihat beberapa contoh karya lukisan Agus Djaya yang terkenal dan
fenomenal :
Lukisan 1

Karya lukisan agus djaya


Lukisan 2

Wiwaha, 1965
Lukisan 3

Dancers, 1953
Lukisan 4

Traditional Dance Performance, 1984


Lukisan 5

Kereta Kuda, 1980


Lukisan 6

Penari, 1971
Lukisan 7

Figur Wanita, 1971

Penutup
Dengan adanya ulasan inspiratif ini, semoga kita sebagai generasi penerus bisa
menghargai dan melestarikan karya-karya mereka, yang telah berjasa dalam
mengembangkan dan menghidupkan Dunia seni di tanah air
KLIPING KARYA SENI

NAMA : AZRUL HAKIM


KELAS : XI-MIA 2

Anda mungkin juga menyukai