Pendidikan
Dolorosa Sinaga lulus dari Institut Kesenian Jakarta pada
tahun 1977 dan kemudian meneruskan studinya di St.
Martin's School of Art, London, Karnarija Lubliyana,
Yugoslavia, dan San Francisco Art Institute serta Universitas
Maryland, Amerika Serikat.
Karakteristik karya
Karyanya cenderung memperlihatkan emosi tinggi yang khas,
kebanyakan berwarna hijau dan memiliki bentuk sederhana.
Kebanyakan figur berbentuk wanita.
Daftar karya
• The Crisis di Vietnam dan replikanya di International
Sculpture Park, Chianti, Italia
• Gate of Harmony di Kuala Lumpur, Malaysia
Monumen Semangat 66 di Kuningan, Jakarta Selatan
Edhi Sunarso (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 2 Juli 1932; umur
82 tahun) adalah pematung Indonesia.
Latar belakang
Sidharta dilahirkan sebagai anak ketiga dari sepuluh
bersaudara. Ia mulai belajar melukis di Sanggar Pelukis
Rakyat, Yogyakarta, yang kemudian dilanjutkannya di
Akademi Seni Rupa Indonesia juga di Yogyakarta. Sebelum
beralih ke seni patung, ia sempat mempelajari dasar-dasar
melukis dari tokoh-tokoh pelukis seperti Hendra Gunawan
dan Trubus pada tahun 1950-an. Pada tahun 1953 ia dikirim
belajar di Jan van Eyck Academie di Maastricht, Belanda
selama tiga tahun oleh misi Gereja Katolik.
Keluarga
Sidharta meninggalkan seorang istri, Maria Sri Noerna
Moerdani, dan empat orang anak, Maria Antoinette Marisa
Sandra, Brigitta Rina Aninda, Dionne Mira Trisani dan
Gregorius Bima Bathara, serta delapan orang cucu.
Penghargaan
Gregorius Sidharta pernah mendapatkan berbagai
penghargaan atas karya-karyanya, antara lain:
Pendidikan
Setelah lulus SMA, Nuarta masuk di Institut Teknologi
Bandung (ITB) tahun 1972. Awalnya Nuarta memilih jurusan
seni lukis, namun setelah menempuh dua tahun dia berpindah
ke jurusan seni patung. Saat masih menjadi mahasiswa pada
tahun 1979, I Nyoman Nuarta memenangkan Lomba Patung
Proklamator Republik Indonesia, lomba ini adalah awal dari
ketenaran I Nyoman Nuarta. Bersama rekan-rekan
senimannya, seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono,
dan kritikus seni Jim Supangkat, Nyoman Nuarta tergabung
dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia sejak tahun
1977..
Karier
Sejak tenar, I Nyoman Nuarta yang merupakan alumni ITB
tahun 1979 telah menghasilkan lebih dari seratus karya seni
patung. Semua karyanya menggambarkan seni patung
modern sampai gaya naturalistik, dan material yang
digunakan dalam padatan patungnya adalah dari tembaga dan
kuningan.
Mahakarya
Pada tahun 1993, Nuarta membuat sebuah monumen raksasa
"Jalesveva Jayamahe" yang sampai sekarang masih berdiri di
Dermaga Ujung Madura, Komando Armada Republik
Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) Kota Surabaya.
Monumen tersebut menggambarkan sosok Perwira TNI
Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU)
lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang
menerawang ke arah laut. Patung tersebut berdiri di atas
bangunan dan tingginya mencapai 60,6 meter. Monumen
Jalesveva Jayamahe menggambarkan generasi penerus
bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita
bangsa Indonesia.
Karya Nuarta yang paling besar dan paling ambisius adalah
Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dimulai sejak
8 Juni 1997 namun terhenti beberapa tahun akibat berbagai
hambatan. Rencana patung GWK sendiri akan memiliki tinggi
75 meter dengan rentang sayap garuda sepanjang 64 meter,
sedangkan tinggi pedestal 60 meter. Oleh karena itu, tinggi
patung dan pedestal secara keseluruhan akan menjulang
setinggi 126 meter.