Anda di halaman 1dari 167

KODE MODUL Milik Negara

OPKR-10-016 C Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


BIDANG TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN,


KESEHATAN KERJA
DAN
LINGKUNGAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2005
KODE MODUL Milik Negara
OPKR-10-016 C Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


BIDANG TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

MENGIKUTI PROSEDUR
KESELAMATAN,KESEHATAN KERJA
DAN
LINGKUNGAN

Tim Penyusun:
1. Drs. Iin Solihin
2. Drs. Ridwan
3. Drs. Koentono

Tim Fasilitator:
1. Drs. Abdullah
2. Suryana Iskandar

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2005

Modul PTL OPS 005 (2) 1


KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan
modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan
program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik
instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak
300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga
puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi
Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan
nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian
Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya
Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan,
Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni
Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika
Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi,
Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif,
Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik
Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan),
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat
Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa
Indonesia.

Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional


Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi
(Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini
digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan
(Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi
kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya
terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan
Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari

Modul PTL OPS 005 (2) 2


berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan
Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai
sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul
dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba
kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.

Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima
masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi
dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk
dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM)tingkat menengah yang handal.
Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim
penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas
dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya
modul ini.

Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK
atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.

Jakarta, Desember 2005

a.n. Direktur Jenderal Manajemen


Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan

Dr. Joko Sutrisno, MM


NIP 131415680

Modul PTL OPS 005 (2) 3


DAFTAR ISI MODUL
Halaman
HALAMAN SAMPUL..………………………………………………………………… i
HALAMAN FRANCIS .………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI.……………………………………………………………………………… iv
PETA KEDUDUKAN MODUL.……………………………………………………… vii
A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI……………................ vii
KETERANGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI…………………….. viii
B. KEDUDUKAN MODUL……………………………………………………… ix
PERISTILAHAN/GLOSSARIUM ………………………………………………… X

I. PENDAHULUAN ..………………………………………………………………… 1
A. DESKRIPSI JUDUL .…………….……………………………………………… 1
B. PRASYARAT.……………………………………………………………………… 1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..……………………………………… 2
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat…………………………………………… 2
2. Peran Guru …………………………………………………………………… 2
D. PERLENGKAPAN PBM………….………………………………………………. 3
E. TUJUAN AKHIR .………………………………………………………………… 3
F. KOMPETENSI..…………………………………………………………………… 4
G. CEK KEMAMPUAN………………………………………………………………. 10

BAB.II. PEMELAJARAN .…………………………………………………………… 11


A. RENCANA BELAJAR SISWA..………………………………………………… 11
B. KEGIATAN BELAJAR ..……………………………….………………………… 12
1. Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja........ 12
a. Tujuan kegiatan belajar 1 ……….………………………………… 13
b. Uraian materi 1………………………………………………………… 13
c. Rangkuman 1…………………………………………………………… 25
d. Tugas 1 …..……………………………………………………………… 25
e. Tes formatif 1 ..………………………………………………………… 26
f. Kunci jawaban formatif 1 ..………………………………………… 26
g. Lembar kerja 1 ..……………………………………………………… 27
2. Kegiatan Belajar 2 :Pemeliharaan Kebersihan, Perlengkapan dan 28
Area Kerja................................................................................
a. Tujuan kegiatan belajar 2 ……………………………….………… 28
b. Uraian materi 2………………………………………………………… 28

Modul PTL OPS 005 (2) 4


c. Rangkuman 2………..………………………………………….……… 33
d. Tugas 2……………………………………………………………….…… 33
e. Tes formatif 2…..………………………………………………….…… 33
f. Kunci jawaban formatif 2 …….………………………………….… 34
3. Kegiatan Belajar :Perlengkapan Pemadam Kebakaran...…… 37
a. Tujuan kegiatan belajar 3 ………………………………………… 37
b. Uraian materi 3 ………………………………………………………. 37
c. Rangkuman 3…..……………………………………………………… 55
d. Tugas 3…………………………………………………………………… 55
e. Tes formatif 3 …………………………………………………………. 55
f. Kunci jawaban formatif 3 …….…………………………………… 57
4. Kegiatan Belajar 4 : Pertolongan Pertama &Cardio Pulmonary ( CPR).…. 60
a. Tujuan kegiatan belajar 4 ………………………………………… 60
b. Uraian materi 4 ………………………………………………………. 60
c. Rangkuman 4..………………………………………………………… 79
d. Tugas 4…………………………………………………………………… 80
e. Tes formatif 4 …………………………………………………………. 80
f. Kunci jawaban formatif 4 .………………………………………… 80
5. Pencemaran Lingkungan & Kesehatan Manusia………………. 82
a. Tujuan kegiatan belajar 5 ………………………………………… 82
b. Uraian materi 5 ………………………………………………………. 82
98
c. Rangkuman 5 ………………………………………………………………………
d. Tugas 5…………………………………………………………………… 98
e. Tes formatif 5 …………………………………………………………. 99
99
f. Kunci jawaban formatif 5 ……………………………………………………

BAB.III. EVALUASI …………………………………………………………………. 101


101
A. PERTANYAAN …………………………………………………………………………………
B. SOAL PSIKOMOTOR………………………………………………………. 102
C. KUNCI JAWABAN …………………………………………………………………………… 103
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF(PENGETAHUAN)……………….. 109
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN……………………………….. 110
LEMBAR PENILAIAN SIKAP (ATTITUDE)……….…………………… 111
111
KRITERIA KELULUSAN ……………………………………………………………………

BAB. IV.PENUTUP ………………………………………………………………………………


112
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………
113

Modul PTL OPS 005 (2) 5


PETA KEDUDUKAN MODUL
A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun
waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multy exit yang dapat diterapakan.
OPKR
60-018C

OPKR
OPKR OPKR
60-019C
10-0098 10-016C

OPKR OPKR OPKR OPKR OPKR


10-017C 10-010C 60-008C 10-006C 60-029A

OPKR
OPKR OPKR 60-030A
10-013C 10-007C

OPKR OPKR
60-016C 60-031A
OPKR OPKR OPKR OPKR OPKR
60-002C 60-006C 60-012C 60-013C 60-011
OPKR
60-038A
OPKR
60-037A
OPKR
60-050A

OPKR
60-051A

Modul PTL OPS 005 (2) vi


Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi
OPKR 10-009B. Pembacaan dan pemahaman gambar teknik.
OPKR 10-016C. Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan.
OPKR 10-017C. Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan
Tempat Kerja.
OPKR 10-010C. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.
OPKR 10-013C. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan.
OPKR 10-006C. Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan
dengan panas dan pemanasan.
OPKR 60-002C. Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan.
OPKR 60-006C. Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang
panel – panel bodi kendaraan, bagian – bagian panel dan
perangkat tambahannya.
OPKR 60-012C. Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang
OPKR 60-007C. Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding,
transfer/gambar hiasan, stiker, dan decal/lis, spoiler.
OPKR 60-008C. Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik.
OPKR 60-013C. Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan.
OPKR 60-011C. Melaksanakan prosedur masking.
OPKR 60-009C. Memasang perapat komponen kendaraan.
OPKR 60-016C. Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan
pengecatan kecil.
OPKR 60-037A. Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik.
OPKR 60-018C. Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan.
OPKR 60-019C. Memilih dan menggunakan hiasan/ Trim perekat.
OPKR 60-029A. Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/ bahan komposit.
OPKR 60-030A. Memperbaiki komponen fiberglas/bahan komposit.
OPKR 60-031A. Memperbaiki komponen body menggunakan dempul timah
(lead wiping).
OPKR 60-038A. Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara.
OPKR 60-050A. Membersihkan permukaan kaca.

Modul PTL OPS 005 (2) vii


OPKR 60-051A. Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/dalam.

B. Kedudukan Modul
Modul dengan kode OPKR 10-016C tentang “Mengikuti Prosedur
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan” ini merupakan modul
dasar untuk melaksanakan kompetensi – kompetensi berikutn

Modul PTL OPS 005 (2) viii


MEKANISME PEMELAJARAN
Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme
pemelajaran sebagai berikut:

START

Lihat Kedudukan
Modul

Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul

Kerjakan
Cek Kemampuan

Y
Nilai ≥ 7

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Kerjakan
Evaluasi

T Y Modul
Nilai ≥ 7 berikutnya/Uji
Kompetensi

Modul OPKR 10 – 016 C 9


GLOSSRY
Safe : aman atau selamat

Safety : mutu suatu keadaan aman

Unsafe act : tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri

Unsafe codition : keadaan tidak aman dari lingkungan kerja

Jack stand : alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada


saat mendongkrak kendaraan agar seseorang aman
bekerja dibawah kendaraan

Vacuum cleaner : alat penyedot debu biasa digunakan untu


membersihkan debu/kotorab yang tidak terjangku
dengan alat kebersihan yang lain

Starvation : membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga


menjadi padam

Smothering : membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi


padam

Colling : menurunkan panas dari nyala api

Cardio Pulmonary : pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan


Resusciation kompresi dada disebut juga Resusitasi jantung paru (RJP)
(CPR)
LEADS AND : Perlindungan kabel dan stop kontak.
CABLE
PROTECTION

OBEY “ NO : mematuhi rambu – rambu “ Dilarang merokok


SMOKING” SIGN
CLEAN UP : Bersihkan Sampah
RUBBISH

Modul OPKR 10 – 016 C 10


PUT OILY WASTE : Buang limbah ditempatnya
IN BIN

TAKE CARE WITH : Berhati – hatilah dengan cairan yang mudah terbakar
INFLAMMABLE
LIQUID

CLEAN UP DUSTY : Bersihkan tempat yang berdebu


AREAS

EXTINGUISHER : Alat pemadam api

SPILLED : Tumapah minyak yang terbakar


BURNING OIL

MAINTENANCE : Memelihara jalan untuk menyelamatkan diri ( pekerja )


WORKER NOTING apabila terjadi kebakaran
FIRE ESCAPE
ROUTE

CRAWL THROUGH : Keluar dari ruangan yang dipenuhi asap.


SMOKE FIELLED
ROOM

READING FIRE : Membaca pengumuman tentang latihan memadamkan


DRILL NOTICE api

Modul OPKR 10 – 016 C 11


BAB. I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI

Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa
selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan.
Adapun sub kompetensinya meliputi:

1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya


dan pencegahannya.
2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja.
3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran,
penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja.
4. Pelaksanaan prosedur darurat.
5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan.
6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary
Resusciation (CPR).
7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan
pengendalian limbah.

B. PRASYARAT

Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah


memahami dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan
pencapaian modul ini akan merupakan dasar dan prasyarat untuk
melanjutkan kepada kompetensi–kompetensi berikutnya, seperti yang bisa
Anda lihat di Peta Kedudukkan Modul. Untuk mempelajari modul ini
dimohon Anda sudah menguasai materi–materi yang diberikan di
kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata Diklat:

1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll


2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh
manusia dll.

Modul OPKR 10 – 016 C 12


C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Siswa


Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur
yang bersangkuatan
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik
3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat
semula.
d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi
lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada
guru atau instruktur yang bersangkutan.

2. Peran Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:


a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar

Modul OPKR 10 – 016 C 13


b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar
c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan
menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat
kerja untuk membantu jika diperlukan.

D. Perlengkapan PBM
Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan dalam menunjang terlaksananya
sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Perlengkapan Ruang kelas Perlengkapan workshop Bahan
1. Over Head Projector/OHP 1. Alat-alat tangan 1. Mobil

2. Papan tulis/white board 2. Katrol 2. Engine Stand

3. Dongkrak

4. Kacamata pelindung

5. Pakaian pelindung

6. Alat Pemadam Kebakaran

E. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam


modul ini siswa diharapkan.
1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
ditempat kerja
2. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat
kerja
3. Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran

Modul OPKR 10 – 016 C 14


7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-
Pulmonary Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah
ditempat kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C 15


F. KOMPETENSI
KOMPETENSI : Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
KODE : OPKR. 10-016.C
DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
2 1 - 1 - - 1

1. Standar kompetensi ini digunakan untuk:


 Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan.
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:
 Spesifikasi pabrik kendaraan.
 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
 Lembaran data keamanan material.
 Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.
 Kebijakan/prosedur keamanan.
KONDISI KERJA  Prosedur/kebijakan kecelakaan.
 Prosedur/kebijakan tanda bahaya.
 Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).
 Kode praktis industri
3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:
 Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.
 Pengharagaan dibidang industri.
4. Sumber–sumber dapat termasuk:
 Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.

Modul OPKR 10 – 016 C 16


 Pakaian keamanan individual.
 Perlengkapan dan bahan kebersihan.
 Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.
 Bahan pembersih dan pelumas.
 Pakaian yang aman
5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
 Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.
 Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.
 Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.
 Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.

Modul OPKR 10 – 016 C 17


MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Mengikuti  Mengenali bahaya  Prosedur  Mengenali bahaya  Peraturan K3L yang  Mengikuti prosedur
prosedur pada pada area kerja keselamatan yang pada area kerja dan berlaku kesehatan dan
tempat kerja dan melakukan meliputi pertolongan melakukan tindakan  Prosedur keselamatan kerja
untuk tindakan pertama dan CPR pengontrolan yang keamanan tempat  Memelihara catatan
mengidentifikasi pengontrolan yang  Mengikuti prosedur tepat kerja yang berhubungan
bahaya dan tepat pengamanan dan  Mengikuti kebijakan  Persyaratan dengan keamanan
penghindaranny  Mengikuti pengendalian limbah yang syah pada pemeliharaan  Menggunakan
a kebijakan yang padat, cair, gas dan tempat dan prosedur perlengkapan dan perlengkapan yang
sah pada tempat kebisingan ditempat pengontrolan resiko area kerja benar
kerja dan prosedur kerja  Peralatan dan area  Identifikasi bahaya  Melaporkan dan
pengontrolan  Pemeliharaan kerja dibersihkan dan pencegahan mengurangi bahaya–
resiko kebersihan atau dipelihara dalam tempat kerja bahaya potensial
 Mematui tanda perlengkapan kerja sesuai dengan  Prosedur  Memlihara kebersihan
bahaya dan keamanan, jadwal pertolongan mesin perlengkapan
peringatan pemeliharaan pertama dan area kerja
 Pemakaian berkala, tempat  Prosedur CPR  Menempatkan dan
pakaian penerapan  Prosedur keamanan mengidentifikasi
pengamanan spesifikasi pabrik dasar perlengkapan
sesuai SI (Standar  Seluruh kegiatan  Penggunaan dan pemadam kebakaran
Internasional) penerapan pemadam penerapan alat  Melaksanakan
 Penggunaan teknik kebakaran dan pemdam kebakaran prosedur – prosedur

Modul OPKR 10 – 016 C 18


MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan pengangkatan prosedur kerja yang tepat darurat
pemindahan diidentifikasi  Prosedur  Melakuakan
secara manual berdasarkan SOP penanganan secara prosedur–prosedur
yang tepat (Staandard manual keamanan dasar
Operation  Syarat keselatan diri  Bertindak sesuai
Prosedure)  Simbol – simbol dengan keadaan
peraturan K3L bahaya bahaya
(Keselamatan,  Menggunakan teknik
Kesehatan Kerja dan penangan secara
Lingkungan) yang manual
berlaku dan  Memperagakan
prosedur atau prosedur pertolongan
kebijakan pertama dan CPR
perusahaan
 Menngikuti kebijakan
yang syah pada
tempat kerjadan
prosedur
pengontrolan resiko

Modul OPKR 10 – 016 C 19


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Pemeliharaan  Perlengkapan
kebersihan dipilih sebelum
perlengkapan dan melakuakan
area kerja pembersihan dan
perawatan secara
rutin
 Menggunakan
metode yang
benar untuk
pembersihan dan
pemeliharaan
perlengkapan
 Pperlatan dan
area kerja
dibersihkan atau
dipelihara sesuai
dengan
keamanan, jadwal
pemeliharaan
berkala, tempata
penerapan dan
spesifikasi pabrik

Modul OPKR 10 – 016 C 20 20


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Penempatan dan  Pengidentifikasian
pengiidentifikasian pemdaman
jenis pemadam kebakaaran yang
kebakaran, sesuai pada tipe
penggunaan dan yang tepat untuk
prosedur lingkungan tempat
pengoperasian kerja
ditempat kerja  Seluruh kegiatan
penerapan
pemdaman
kebakaran dan
prosedur kerja
diidentifikasikan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan dan
kesehatan kerja
dan lingkungan )
yang berlaku dan

Modul OPKR 10 – 016 C 21 21


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebijakan
perusahaan
4. Pelaksanan  Mengikuti
prosedur darurat prosedur
perlindungan
mesin pada saat
tanda bahaya
muncul
 Mengikuti
prosedur alarm
atau peringatan
atau efakuasi
ditempat kerja
 Mengikuti
prosedur gawat
darurat secara
profesional yang
tepat untuk
melindungi mesin
pada saat
keadaan tanda
bahaya muncul

Modul OPKR 10 – 016 C 22 22


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
 Pelayanan darurat
yang profesional
dan tepat untuk
mamanggil
pertolongan
dengan segera
dilakukan oleh
orang yang
berkuasa untuk
melakukan hal
tersebut
5. Menjalankan dasar  Kebijakan atau
– dasar prosedur prosedur
keamanan keamanan
dijalankan
berdasarkan
pelatihan
perusahaan dan
undang – undang
yang berlaku
 Seluruh keamnan
yang

Modul OPKR 10 – 016 C 23 23


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
berhubungan
dengan kejadian
dicatat atau
dilaporkan pada
formulir yang
sesuai
 Seluruh stap
disarankan
menggunakan
prosedur
keamanan
perusahaan dan
metode yang
tepat dalam
penerapannya.
6. pelaksanaan  Seluruh kegiatan
prosedur pertolongan
penyelamatan pertama yang
pertama dan dilakukan dicatat
Cardio-Pulmonary atau dilaporkan
Resusciation (CPR) berdasarkan SOP
(Standard

Modul OPKR 10 – 016 C 24 24


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
dan Lingkungan)
yang berlaku, dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan
7. Mengikuti prosedur  Tindakan
pada tempat kerja pengamanan
untuk pengamanan terhadap limbah
dan pengendalian padat, cair, gas,
limbah dan kebisingan
ditempat kerja
dikenali dan
dilakukan
 Seluru kegiatan
pengendalian dan
pengamanan
limbah dan polusi

Modul OPKR 10 – 016 C 25 25


KRITERIA MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI LINGKUP BELAJAR
KINERJA SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
ditempat kerja
dilakukan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan,
Kesehatan Kerja
dan Lingkungan),
yang berlaku, dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan

Modul OPKR 10 – 016 C 26 26


G. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah
Anda miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.

No. PERTANYAAN YA TIDAK


1. Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan
2. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi
ditempat kerja
3. Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan
Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian
limbah

Modul OPKR 10 – 016 C 27


II. BAB. II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru
jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan.

Tanda
Tempat Alasan
Jenis kegiatan Tanggal Waktu tangan
belajar Perubahan
guru
Mengetahui
Pengertian K3
Mengetahui Syarat
K3
Mengetahui jenis
bahaya dan cara
menghindarinya
Teknik
Pengangkatan/
pemindahanSecara
manual
Menggunakan
pakaian dan alat
pengaman
Menggunakan
Perlengkapan
pemadam kebakaran
Prosedur pada
tempat kerja untuk
mengindentifikasi
bahaya dan
penghindarannya
Pemeliharaan
kebersihan
perlengkapan dan
area kerja
Penempatan dan

Modul OPKR 10 – 016 C 28


Tanda
Tempat Alasan
Jenis kegiatan Tanggal Waktu tangan
belajar Perubahan
guru
pengindentifikasian
jenis pemadam
kebakaran,
penggunaan dan
prosedur
pengoperasian
ditempat kerja
Pelaksanaan
prosedur darurat
Menjalan dasar –
dasar prosedur
keamanan
Pelaksanaan
prosedur
penyelamatan
pertama dan cardio
pulmonary
resuscitation (CPR)
Prosedur pada
tempat kerja untuk
pengamanan dan
pengendalian limbah

Modul OPKR 10 – 016 C 29


B. Kegiatan Belajar Siswa

III. Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan


dan Kesehatan Kerja

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.


2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.
3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.
4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan
secara manual.

b. Uraian Materi 1

UNDANG-UNDANG K3
1) Pengertian Keselamatan Kerja

Safe adalah aman atau selamat.

Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau


kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari
kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan
kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat
kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta
hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat
pada umumnya dan manusia pada khususnya.

Modul OPKR 10 – 016 C 30


2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c) Mencegah/ mengurangi kematian.
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain
sebagainya.
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja
dan menjamin kehidupan produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-
sumber produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi
industri serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
a) Manusia (pekerja dan masyarakat)
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan).

3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja


Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-
syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan
perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan

Modul OPKR 10 – 016 C 31


d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,
baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,
binatang, tanaman atau barang.
m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.

PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA


Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan
terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan
disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-
sendiri atau bersama-sama, yaitu:

1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)

a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.


b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

Modul OPKR 10 – 016 C 32


c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe


condition)
a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi
kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan
rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau
licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara
keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan
lain-lain).

Apakah kecelakaan dapat dicegah?

Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan


itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat
diusahakan untuk dicegah karena:
a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.
b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan
maka kecelakaan dapat dicegah.

Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?

Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk


menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja
serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung
factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition).

Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman

a) Karena tidak serius/disiplin.


b) Karena tidak mampu/tidak bisa.
c) Karena tidak mau.

Modul OPKR 10 – 016 C 33


Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak
aman?

a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak


aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya,
misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada,
tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya,
misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi
tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan
kerja.
c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan
secara teknis, misalnya memasang safety valve pada
bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol
dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan
pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.

3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.

a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena


kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau
zat-zat yang merugikan.
b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi
baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di
tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan
paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda,
sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan
benda-benda berat.
c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang
rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda

Modul OPKR 10 – 016 C 34


panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin
bor, beberapa orang terluka karena itu.
d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya
hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada
kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan
pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai
dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang
tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi
kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan
terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang
pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm
pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung
tangan dan apron.
f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda
atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau
material tidak dapat masuk ke mata.
g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika
bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau
bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan
lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu
yang lama.

PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN

1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan

a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap


bahaya yang mungkin ada.
b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak-
nyamanannya harus yang paling minim.

Modul OPKR 10 – 016 C 35


c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain,
misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas
yang sangat mungkin termakan mesin.
e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang
cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang
dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-
partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau
terselip di lipatan-lipatan pakaian.
g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang
disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang
paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.
h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya
karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan
menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap
memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah
pada bahan kimia dan panas dengan berhenti
menghilangkan bahaya.

2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan


pakaian kerja
a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat,
dan berkancingkan.
b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari
bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun
baju bawah.
c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p
berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran
mesin.

Modul OPKR 10 – 016 C 36


d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah
kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau
penyangga dan sebagainya.
PAKAIAN KERJA

1. Pilihlah pakaian kerja yang


kuat dan betul–betul cocok
sehingga merasa senang
dalam pekerjaan. Hindari
pakaian dengan ikat
pinggang, gesper dan
kancing yang menonjol yang
dapat menyebabkan
kerusakan pada kendaraaan
pada waktu bekerja. Kami
anjurkan memakai seragam
Mekanik Toyota (Overall)
yang khusus didisain dengan
memperhatikan hal–hal
diatasi.

2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar,


kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.
3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja,
sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori
kendaraan

SEPATU KERJA

Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya


memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan
karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih
memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan

Modul OPKR 10 – 016 C 37


benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang
mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras.

Modul OPKR 10 – 016 C 38


SARUNG TANGAN

Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau


memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya
dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada
suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya
untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu
mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin
dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya
tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar.
Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan
dipakai.

3) Alat-alat pelindung anggota badan

Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus


terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat
pelindung bagian adalah sbb:

a) Alat pelindung mata,

Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan


dan juga dari debu.

Modul OPKR 10 – 016 C 39


Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata Las
Listrik

b) Alat pelindung kepala,

Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja


pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu
sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh
putaran bor atau rambut terkena percikan api.

Gb. Alat Pelindung Kepala

c) Alat pelindung telinga

Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang


sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.

Modul OPKR 10 – 016 C 40


Gb. Alat Pelindung Telinga

d) Alat pelindung hidung,


Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan
terhisapnya gas-gas beracun.

Gb. Alat Pelindung Hidung

e) Alat pelindung tangan

Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan


dengan kebutuhannya, antara lain:
 Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat
pegangan supaya tidak meleset.
 Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk
melindungin tangan terhadap bahaya panas.
 Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi
tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat
suatu barang.
 Sarung tangan karet, digunakan pada waktu
pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom
dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya
pembakaran asam atau kepedasan cairan.

Modul OPKR 10 – 016 C 41


Gb. Macam-macam Sarung Tangan

f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan


benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua
jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti
halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi
dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak
permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset
dan jatuh.
g)

Plat Besi Pelindung

Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung

h) Alat pelindung badan,

Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian


biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama
pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan

Modul OPKR 10 – 016 C 42


digulung, sebab lengan baju yang panjang akan
melindungi tangan dari sinar api.

Gb. Alat Pelindung Badan

TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL

1) Cara mengangkat benda


Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak
garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban
seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan
sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan
keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis
pemindahan benda yang berat.

Modul OPKR 10 – 016 C 43


2) Cara mengangkat dan memikiul benda
a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap
tegak
b. Membagi–bagi berat beban sama rata.
c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan
menopang beban.
d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau
pikulan.

3) Mencegah terjadinya kecelakaan

Modul OPKR 10 – 016 C 44


Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk
mengubah pengangkatan yang sederhana; sebelum
mengangkat dan melakukan sesuatu dengan tenaga orang
pada permulaan pekerjaan harus berhati–hati. Ruang kerja
harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran rintangan
adalah tindakan untuk keselamatan tempat.

4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan


Cara yang benar mengangkat dengan tangan.
Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien
dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak
benar.

a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan


sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan
meletakkan kedua belah kaki agak meregang dan barang
yang diangkatnya harus di dekatkan dengan badan.
Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya.
Sebelum mengangkat punggung harus tegak dan dalam
kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang diangkat.

Modul OPKR 10 – 016 C 45


b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara
ini untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang
disalurkan benar – benar melalui urat – urat dan tulang.
c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas
sampai dengan keadaan tegak
5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang
Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa
jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan,
tergantung pada kapasitas pengangkatannya.

6) Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat
guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan.
Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau
penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil
dapat menyebabkan kecelakaan besar.

Modul OPKR 10 – 016 C 46


7) Lokasi dongkrak dan penyangga
Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan
penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta

c. Rangkuman
1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan
keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan.
2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang
telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.

Modul OPKR 10 – 016 C 47


3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan
terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan
disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri
(unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe
condition)
4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja
dan disesuai dengan bidang pekerjaannya.
5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya
memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat
pengangkatannya.

d. Tugas

Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja,


cobalah anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda
akan dapat menjelaskan materi ini.

1. Jelaskan pengertian K3?


2. Sebutkan tujuan K3?
3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan?

Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci
jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil
latihan peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang
berbeda. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal
tersebut kedalam pertemuan tutorial.

e. Test formatif

1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan


tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!
2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan?
3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja?
4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin?

Modul OPKR 10 – 016 C 48


5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif?

f. Kunci jawaban formatif

1. Penyebab kecelakaan:
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
e) Keselamatan ditujukan pada
f) Manusia (pekerja dan masyarakat).
g) Benda (alat, mesin, bangunan dll).
h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan.

2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari:


a) Alat pelindung Kepala.
b) Alat pelindung tangan.
c) Alat pelindung telinga.
d) Alat pelindung badan.
e) Alat pelindung kaki.
3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat
kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut
mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga
menyebabkan kebakaran.

4. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna


mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.

g. Lembar Kerja
CARA MENDONGKRAK KENDARAAN
1) Alat dan Bahan
a) 1 unit mobil lengkap

Modul OPKR 10 – 016 C 49


b) 1 unit engine stand
c) Dongkrak buaya 2 ton
d) Mesin katrol
e) Rantai/tali
f) Jack Stand
g) Kayu untuk pengganjal
h) Lap/majun

2) Keselamatan Kerja
a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan
dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat
oleh seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun
diangkat dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan
tentang beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan
gunakan cara yang aman
b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah
penempatannya sudah tepat

3) Langkah Kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan
terang
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur
c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol
atau dongkrak
d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti
petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi
e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas
f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang
telah digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan
tempat kerja!

Modul OPKR 10 – 016 C 50


4) Tugas

a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas!


b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan 1!

Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan


Area Kerja
a. Tujuan

1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan


kebersihan
2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan
3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang
4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat
Kerja.

b. Uraian Materi

ALAT-ALAT KEBERSIHAN

Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel


otomotif terdiri dari:
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran
sampah kering atau debu
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari
sampah-sampak kering.
3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang
tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa,
karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel
ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli
atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.

Modul OPKR 10 – 016 C 51


Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja

Metode Pembersihan

Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk


menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan
fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat
menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat
terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi.

Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat


menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari
bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat
mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang
tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter
debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus
dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.

Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun


detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh
para pekerja.

Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak


diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah
dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.

Modul OPKR 10 – 016 C 52


Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan
isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/
dianjurkan.

IV. Penyimpanan

Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak


cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada
beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak
peralatan dan material.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan


barang:

1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.


2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat
yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh
pada ketinggian yang sesuai.

Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai

3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan


pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau
beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan
yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.

Modul OPKR 10 – 016 C 53


7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang
sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam
lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau
di dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat
dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
10)Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak
boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
V. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja

Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang
baik:

1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara


atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin-
mesin.

Gambar . Sebuah kotak alat pekerja

2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk


dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.

3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena


kotoran.

4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan


pembersihan di atas.

5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben


kerjanya.

Modul OPKR 10 – 016 C 54


6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri
anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?

7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan


cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.

8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam


container.

9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau


urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan
asembling/perakitan.

10)Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh


pergerakan atau jalan masuk.

11)Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam


lainnya.

12)Gunakan penutup debu jika diperlukan.

13)Gantikan bagian/parts yang rusak.

14)Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat


kendaraan yang rusak.

15)Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.

16)Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai

Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja

Modul OPKR 10 – 016 C 55


1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan
pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan
simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap
akhir jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.

Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda


tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.

Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda
kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali
atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu
khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan
bakar.

Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar


wanita, pakaian dan kertas kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C 56


Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin
pengangkat, mesin bubut dll)

1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan


setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang
sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat
pada ketinggian yang sesuai.
2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-
tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap
akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan
pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi

c. Rangkuman

1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk


menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak.
2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan
terlebih dahulu. Barang-barang yang sering digunakan
diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan
barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.

Modul OPKR 10 – 016 C 57


3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang
akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari
segala sumber listrik.
4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.

5. Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan


pembersihan di atas.

6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben


kerjanya.

d. Tugas

Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan


dan area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan
penataan ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran
pada instruktur tentang hasil kerja anda!

e. Test Formatif

1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh


digunakan sebagai suatu metode pembersihan!
2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan
suatu sistem penyimpanan!
3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja
yang sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki
kendaraan/mesin-mesin yang lain!
4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja
yang bekerja di bangku kerja!
5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja
yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll)!

Modul OPKR 10 – 016 C 58


f. Kunci Jawaban formatif

1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan


sebagai suatu metode pembersihan

Hal tersebut dapat menimbulkan ledakan/hamburan debu,


sehingga dapat terhirup atau mengenai mata.

2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu


sistem penyimpanan adalah:

 Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.


 Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada
tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih
berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
 Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan
pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
 Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
 Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas
hambatan
 Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar
atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam
bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS
recommendations.
 Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang
sesuai.
 Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk
dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-
ujungnya atau di dalam rak.
 Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat
dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
 Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak)
tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

Modul OPKR 10 – 016 C 59


3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang
sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki
kendaraan/mesin-mesin yang lain.

 Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk


dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.
 Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak
terkena kotoran.
 Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
 Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi
beben kerjanya.
 Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada
diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi
cairan?
 Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang
dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
 Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam
container.
 Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form
atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum
terbiasa dengan asembling/perakitan.
 Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu
oleh pergerakan atau jalan masuk.
 Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam
lainnya.
 Gunakan penutup debu jika diperlukan.
 Gantikan bagian/parts yang rusak.
 Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki
cat yang rusak
 Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat
kendaraan yang rusak.

Modul OPKR 10 – 016 C 60


 Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak
terpakai lagi.

4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja


yang bekerja di bangku kerja:

 Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan


dan pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering
dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat
dalam ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan
setiap akhir jam kerja.
 Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada
tempat penyimpanannya.
 Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja
anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
 Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja
anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda,
simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai
sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan
produk-produk bahan bakar.
 Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan
gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja


yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll).

 Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat


dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat
yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat
yang berat pada ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai
tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C 61


 Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
 Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
 Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
 Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
 Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
 Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap
akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
 Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan
pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana
terjadi.

VI. Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran

a. Tujuan

1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api


2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api
3) Siswa dapat memahami klasifikasi api
4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran
5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat
pemadam kebakaran

b. Uraian Materi

Sifat api

Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Modul OPKR 10 – 016 C 62


Gambar 1.

Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair
maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang
mudah menyala dan terbakar dengan cepat.
Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok,
gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.
Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi
kimia.

Mencegah api

Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api.


Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara:
1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah
dan limbah.
2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan
hati-hati.

Modul OPKR 10 – 016 C 63


Gambar 2.

Tanpa panas, tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan


cara:

1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.


2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.

Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan


bahan bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.

Gambar 3.

Modul OPKR 10 – 016 C 64


Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara


menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan
dengan oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan
menutupnya sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.

Gambar 4.

Api tidak dapat muncul tanpa panas.

Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas.

1) Berhati-hati dengan listrik.

2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap


dalam keadaan baik.

Modul OPKR 10 – 016 C 65


Gambar 5.

3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi.


4) Jangan membebani kabel berlebihan.
5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik
fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.

Gambar 6

6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa


perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar
bahan-bahan yang dapat terbakar.

Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.

Modul OPKR 10 – 016 C 66


a. Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat
menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan
peralatan potong oksigen.
b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak
jatuh pada bahan yang dapat terbakar.
c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan.
d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik.
e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang
dapat terbakar lainnya.
f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas,
bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan
panas lainnya.
g. Patuhi tanda “dilarang merokok”.
h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran.
i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman.

Gambar 7

Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat
muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang
tiba—tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut.

1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.

Modul OPKR 10 – 016 C 67


2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam
locker.

Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan-


bahan yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera
mungkin.

1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.

Gambar 8

2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar.


3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat
sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.

Gambar 9.

Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG,


dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak
tanah, cairan pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang

Modul OPKR 10 – 016 C 68


mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan
jauh dari sumber panas.

Gambar 10.

1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap


dalam kondisi baik.
2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan
percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat
terbakar.
3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit
mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah
logam yang tertutup.
4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar.
5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada
pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera
informasikan kepada supervisor anda.
6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk
menyalakan api.

Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu


sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan
udara.

Modul OPKR 10 – 016 C 69


1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja
dengan peralatan listrik.
2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu.
3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat.
4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.

Gambar 11.

Klasifikasi api

Api kelas A.
Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu,
pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.

Gambar 12.

Modul OPKR 10 – 016 C 70


Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling
efektif untuk mematikan api kelas A.

Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk
mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan
sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes
jauh ke dalam sumber api.

Gambar 13.

1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan


api kelas A.

Gambar 14.

Modul OPKR 10 – 016 C 71


2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam
kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi
tidak seefektif air.

Catatan:
Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh jenis air-udara di sejumlah negara
bagian.

Api kelas B

Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti
bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent.
Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara
yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.

Gambar 15.

Peringatan:
Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B,
air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar.
Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon
dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.

Modul OPKR 10 – 016 C 72


Gambar 16.

Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang


terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas
untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen.

Gambar 17.

VII. Api kelas C


VIII.
Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor,
generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.
Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang
paling efektif untuk memadamkan api kelas C.

Modul OPKR 10 – 016 C 73


Gambar 18.

Gambar 19.

IX. Peringatan

Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk menghindari kejutan atau kerusakan
peralatan. Jangan sekali-kali menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk
mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-hati, matikan semua peralatan
listrik yang sedang terbakar.

Modul OPKR 10 – 016 C 74


Alat-alat Pemadam Kebakaran:

Alat pemadam api portable

Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.


Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan
pada masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam
biasanya dilengkapi dengan label instruksi. Label ini memberikan
rincian bagaimana menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk
api jenis apa digunakan.
Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,

Gambar 20.

4) Pemadam kebakaran yang berisi air

Modul OPKR 10 – 016 C 75


Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk
memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang
semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya.
Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis
pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan
dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.

Gambar 21.

Gambar 22.

5) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)

Modul OPKR 10 – 016 C 76


Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai
tekanan yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk
memadamkan api kelas B dan kelas C.

Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran


kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang
berukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.

Gambar 23.

Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat


digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah
karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi
gas. Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme
pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar
nozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi dengan
plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk.
Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran
oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan
area sangat penting.

Contohnya adalah:

Modul OPKR 10 – 016 C 77


a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan
laboratorium.
b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat
terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan
horizontal.

Gambar 24.

Prosedur penggunaan.

a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.


b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api.
c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan.
d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati.

Peringatan:
Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi Karbon dioksida dapat
menyebabkan sesak bahkan mati lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka
semua jendela dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida.

Modul OPKR 10 – 016 C 78


6) Pemadam Kebakaran Busa

Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada


pemadam kebakaran busa cocok digunakan untuk
memadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A.
Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya
berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.

Gambar 25.

Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan


memadam api.
Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk
memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam
wadah diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar
sendiri bila bersinggungan dengan oksigen.

Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya


cukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar
sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat
terbakar sendiri.

Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini


biasa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.

Modul OPKR 10 – 016 C 79


Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan
semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini
akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di
atas permukaan cairan.

Gambar 26.

7) Pemadam Kebakaran Tepung Kering

Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering


yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan
udara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C.
Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran
PUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang
semprotan yang berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuran
besar samapai 6 meter. Operasikan berdasarkan petunjuk
pemakaian.

Modul OPKR 10 – 016 C 80


Gambar 27

Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi


pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini
cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas.
Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif untuk
memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas,
khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas.
Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan
menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri.
Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang
berbentuk pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan
dengan cepat. Hal ini membuat alat ini efektif memadamkan
semua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil
yang sulit dijangkau.
Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan
untuk memadamkan api yang besar dan dalam

Modul OPKR 10 – 016 C 81


Gambar 28.

Menyelamatkan diri dari Api

Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal
seluruh alat-alat pemadam yang ada .
Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan
pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.

Gambar 29.

Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang
berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana

Modul OPKR 10 – 016 C 82


menyelamatkan diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka.
Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu
memadamkan api. Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan
untuk memadamkan api, pertama periksa apakah ada tempat yang
lowong dan aman untuk jalan ke luar.
Selalulah berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat
kebakaran sesegera mungkin bila:

1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi.


2. Api telah menguasai jalan ke luar.
3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar.
4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu
dengan hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu
masuk ruangan.
5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara
menghembus api.
6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api.
7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan
merangkak untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat
mungkin dengan lantai

Gambar 30.

Modul OPKR 10 – 016 C 83


8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur
atau berhenti.
9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda.
10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar.

Selalu siap memadamkan api.

Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran:
1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat
kerja anda.
2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.

Gambar 31.

3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.


4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.
5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman
api dengan pasti.
6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar
mudah dijangkau.

Modul OPKR 10 – 016 C 84


Gambar 32.

7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri.


8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.
9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga
belum dibangun.
10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga
tertutup, tetapi tidak terkunci.

Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat


menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang
dingin sekali.
2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah
digunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi
ulang.
3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti
dengan yang baru

Memadamkan Api/Kebakaran.

Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat


memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan
meminimalisasi kerusakan.

Modul OPKR 10 – 016 C 85


Cara Mengguakan Alat Pemadam Api

1. Lepaskan kunci pengaman.


2. Peganglah alat pemadam api dalam keadaan tegak tegak, lepasakan
pipa dari klip.
3. Pijitlah penagtup. Arahkan corong ke pangkal api dan lakukan
pemadaman seperti gerakan menyapu.

Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut:


1. Hidupkan segera alarm.

Gambar 33.

2. Beritahu regu pemadam kebakaran.

Gambar 34.

3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.

Modul OPKR 10 – 016 C 86


Gambar 35.

4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

Gambar 36

.
5. Bila dipandang perlu segera keluar.

Gambar 37

6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar

Modul OPKR 10 – 016 C 87


Gambar 38

Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut:


1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting
segera ditanggulangi.

2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil
sehigga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi
besar sehingga sulit ditanggulangi.

3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat


mengarahkan mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus
menunda.

4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan


peralatan yang tepat,

5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi


bangunan dapat meregut nyawa seseorang.

6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun


sumber api dan panasnya jauh.

7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda
tidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan
nyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan
peralatan yang ada di sekitarnya.

8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.

Modul OPKR 10 – 016 C 88


c. Rangkuman

1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan


api.
2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus
mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone
dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah
dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat
meningkatkan bahaya kebakaran.
5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang
dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan
meminimalisasi kerusakan.

d. Tugas

Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN


ini buatlah Tabel warna alat pemadam kebakaran dan
penggunaannya, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada
instruktur tentang hasil kerja anda!

e. Test Formatif

1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran


2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan?
3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman
nyala api?
a. Starvation
b. Smothering
c. Cooling
4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api?

Modul OPKR 10 – 016 C 89


5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api?
6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api?
7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api?
8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik?
9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang
disebabkan bahan bakar cair seperti bensin?
10)Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran
akibat bahan bakar dengan gas atau listrik?
11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya
dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table
dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Nyala api yang


Warna alat Jenis alat
sesuai untuk
pemadam pemadam
dipadamkan
Merah

Biru

Tanda Merah dengan


Putih
Tanda Merah dengan
Hitam

12) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam


kebakaran
13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah
digunakan untuk memadamkan nyala api ?
14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
berikut ini?
a. Nyala api pada mesin
b. Nyala api pada kain lap oli.
c. Kertas terbakar didalam tong sampah

Modul OPKR 10 – 016 C 90


d. Ban terbakar
e. Kebakaran pada panel listrik
15) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam
kebakaran?
16) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus “OFF” dan
ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila
selang tidak digunakan?
17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana
menggunakannya?

Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada


pelatih untuk memeriksanya.
f. Kunci Jawaban

1) Tiga unsur penyebab kebakaran


 Bahan bakar
 Panas
 Oxigen
2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan adalah Nyala
api tidak akan lama akan menjadi padam.

3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan pemadaman nyala


api adalah
 Starvation: Mengandung arti membuang/mencabut bahan
bakar dari nyala api sehingga menjadi padam.
 Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari nyala api
sehingga menjadi padam.
 CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api.

4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan mendinginkan


bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.

Modul OPKR 10 – 016 C 91


5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia
disemprotkan dari alat pemadam dengan gas atau udara
bertekanan dan dapat dengan cepat menutup untuk memadamkan
nyala api.

6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon


dioksid akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan,
seperti pada pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang keluar
dari alat pemadam kebakaran adalah bentuk cairan karbon dioksid
yang dengan cepat menjadi gas dan kondisi sangat dingin. Kondisi
inilah yang menyebabkan nyala api menjadi padam.

7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi


nyala api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada
permukaan dengan waktu yang cukup lama sehingga akan menjadi
dingin dibagian bawah sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.

8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran listrik.
Bahan pemadam untuk kebakaran karena listrik harus dari bahan
yang tidak dapat dialiri arus listrik untuk mencegah meluasnya
kebakaran dan tidak terjadi kejutan dan meledak peralatan dan
menjadi rusak.

9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan


bahan bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan
menyebarkan nyala api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat bahan
bakar cair menimbulkan panas yang sangat tinggi sehingga air tidak
efektip untuk menurunkan temperatur tersebut. Bahan bakar cair
kemungkinan masih cukup panas apabila mendapat udara akan
terbakar kembali,

Modul OPKR 10 – 016 C 92


10)Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan
bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup sumber gas
atau listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari nyala api. Cara
lain nyala api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang
sesuai.

11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya


dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table
dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Warna alat Jenis alat Nyala api yang sesuai


untuk dipadamkan
Pemadam Pemadam
Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu,
Kain, Kertas, dll
Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api
akibat bahan bakar cair.
Tanda Merah Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat
dengan Putih Listrik (juga untuk kelas A
dan B)
Tanda Merah Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik
dengan Hitam dan cairan yang dapat
terbakar.

12)Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam


kebakaran.
a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.
b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat
tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau
dirusak karena alat pemadam sudah dioperasikan. Jika
pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini menandakan
alat pemadam masih berisi penuh.

Modul OPKR 10 – 016 C 93


c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi
penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa.

13)Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah


digunakan untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya
dengan alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang
telah digunakan segera diisi kembali.

14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk
kering
b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk
Kering dan Busa
c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air
d) Ban terbakar adalah busa
e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid

15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran


adalah dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang
terletak pada pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik
gulungan selang dan arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa
jalan keluar tidak ada yang menghalangi.Memutar nozel dan
mengarahkan air langsung pada sumber nyala api.

16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan


pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak
digunakan adaalah Untuk menjamin apabila selang digunakan
digunakan kembali, operator dapat memutar katup utama tanpa
menimbulkan selang melibas dan air tersembur kesegala arah hal
ini akan menyebabkan pemadaman kebakaran akan terlambat.
17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana
menggunakannya

Modul OPKR 10 – 016 C 94


Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil
dan bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut api
dapat dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut setelah itu
biarkan selimut api hingga menjadi dingin selanjutnya selimut api
barulah diambil. Didalam masalah ada seseorang yang
pakaiannya terbakar, maka selimut api dibungkuskan pada tubuh
korban dan rebahkan kelantai selanjutnya gulingkan tubuh
korban untuk meyakinkan nyala api telah tertutup dan padam.

Kegiatan Belajar 4: Pertolongan Pertama Dan Cardio Pulmonary


Resusciation ( Cpr )

a. Tujuan

1. Siswa dapat mengerti dan memahami Pengertian Pertolongan


Pertama dan Cardio Pulmonary.

2. Siswa dapat memberikan Pertolongan Pertama dan CPR


dilingkungan kerja

3. Siswa dapat menjelaskan teknik memberikan Pertolongan


Pertama dan Cardio Pulmonary (CPR).

b. Uraian Materi

Pengertian Pertolongan Pertama

Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera,


kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.

Pengertian Medis Dasar

Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat


dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus.
Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku
Pertolongan Pertama.

Modul OPKR 10 – 016 C 95


Pelaku pertolongan Pertama

Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba


di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam
penanganan medis dasar.

Tujuan Pertolongan Pertama:

a. Menyelamat jiwa penderita

b. Mencegah cacat

c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

Dasar Hukum

Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan


Pelakunya belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara
maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang
mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama.

Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal


531 KUH.

Pidana yang berbunyi:

Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya


maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya
sedang pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya
dengan tidak akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain
akan kena bahaya dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan
atau denda sebanyak – banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu
ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 .
525.566 .

Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan


tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.

Modul OPKR 10 – 016 C 96


Penjelasan:

 Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika


itu, misalnya orang berada dalam rumah terbakar, tenggelam di
air, seorang akan membunuh diri dan sebagainya.

 Memberikan pertolongan = menolong sendidri.

 Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan


polisi atau dokter.

Pasal ini hanya dapat dikenakan apabila dengan memberi


pertolongan itu tidak dikuatirkan, bahwa orang itu sendiri
dibahayakan atau orang lain dapat kena bahaya dan orang yang
perlu ditolong itu mati.

PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA :

Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan


beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi
peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat
Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan
tugasnya.

Alat Pelindung Diri ( APD )

Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah


terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang
memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama
dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah :

Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan


penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis,


TBC,HIV/AIDS.

Modul OPKR 10 – 016 C 97


Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong
mengalami luka dalam melakukan tugasnya.

BEBERAPA APD:

1. Sarung tangan lateks.

Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan


dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang
memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan
lateks dipakai terlebih dahulu.

2. Kecamata pelindung

Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun


mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat
melakukan pertolongan

3. Baju pelindung

Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah


untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui
baju penolong.

4. Masker penolong

Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui


udara.

5. Masker Resusitasi

Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung


Paru.

6. Helm

Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya


benda dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan
sebagainya.

Modul OPKR 10 – 016 C 98


Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang
pelaku Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan
masker RJP.

Gbr. Alat APD yaitu Masker, Kacamata dan Sarung tangan lateks.

Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah:

Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa


tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
Cuci tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif
untuk menghentikan rantai penularan penyakit.

 Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

 Pakialah sabun yang memiliki sifat anti septic (anti kuman)

 Cucilah bersih–bersih tangan samapai ke siku bila selesai


menangani penderita.

Mempersiapkan alat.

Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan.
Membersihkan alat ini ada beberapa tahap yaitu:

 Mencuci dengan air hanya menghilangkan bekas atau noda saja.

 Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih)

Modul OPKR 10 – 016 C 99


 Sterillisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman)

Peralatan Pertolongan Pertama:

a. Penutup luka
 Kasa steril
 Bantalan kasa
b. Pembalut
Contoh:
 Pembalut gulung/pita
 Pembalut segitiga/mitella
 Pembalut tubuler/tabung
 Pembalut rekat/plester
c. Cairan antiseptik
Contoh:
 Alkohol 70%
 Povidone iodine 10%
d. Cairan pencuci mata
 Boorwater
e. Peralatan stabilisasi .
Contoh:
 Bidai
 Papan spinal panjang
 Papan spinal pendek
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Kartu penderita
l. Alat tulis
m. Oksigen
n. Tensimeter dan stestoskop
o. Tandu.

Modul OPKR 10 – 016 C 100


PERTOLONGAN PERTAMA SAAT DARURAT

1. Memeriksa kesadaran

Serukan.“Anda bisa mendengan saya?” atau “Buka mata Anda!”


Goyang bahu korban secara hati–hati. Korban yang tidak sadar
tidak akan bereaksi.

Gbr. 1

2. Buka jalan napas korban yang tidak sadar

Keluarkan sumbatan dari dalam mulut yang tampak dengan jelas.


Letakkan dua jari Anda di bawah dagu korban dan rahang ditarik
ke atas. Pada saat yang sama, letakakan tangan Anda yang satu
lagi pada dahi korban dan kepalanya ditekan ke bawah.

Gbr. 2

3. Memeriksa pernapasan

Modul OPKR 10 – 016 C 101


Letakkan tangan Anda di dekat hidung dan mulut korban.

 Lihat apakah dadanya bergerak

 Dengarkan suara napasnya

 Rasakan napasnya dengan pipi Anda

Periksa selama 5 detik sebelum memutuskan bahwa korban tidak


bernapas.

Gbr. 3

4. Memeriksa nadi

Kepala korban tertarik ke bawah, raba jakunnya dengan dua jari


Anda. Geser jari Anda ke belakang sampai celah antara trakhea
dan otot – otot yang berjalan di sampingnya. Raba denyut karotis
selama 5 menit.

POSISI PEMULIHAN

1. Berlutut disamping korban, Kepalanya ditarik ke bawah dan


dagunya diangkat untuk membuka jalan napas. Kedua kaki lurus.
Lengan korban yang paling dekat dengan Anda ditekuk membuat
sudut siku–siku dengan badannya, siku ditekuk, telapak tangan
membuka ke atas.

Modul OPKR 10 – 016 C 102


Gbr.1

2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya


memegang pipi. Tangan Anda yang lain memegang paha yang
jauh, lutut korban ditekuk ke atas, kakikinya menginjak lantai.

Gbr. 2

3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik


badannya ke arah Anda melalui tangan yang memegang paha.

Modul OPKR 10 – 016 C 103


Gbr. 3

4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan napas selalu


terbuka. Bila perlu ataur tangannya agar tetap menopang kepala.
Kaki korban yang ada di atas diatur agar panggul dan lututnya
membentuk sudut siku – siku. Periksa nadi dan pernapasannya
secara teratut.

Gbr.4

CARDIO PULMONARY RESUSCIATION (CPR)

A. PERNAPASAN MULUT KE MULUT

1. Pastikan jalan napas terbuka dan kepala tertarik ke bawah.


Lubang hidung korban dipijat dengan telunjuk dan ibu jari.

Modul OPKR 10 – 016 C 104


2. Tarik napas dalam dan aktupkan bibir Anda di seputar mulut
korban. Hembuskan napas Anda ke dalam mulut korban sampai
dadanya terlihat naik ke atas.

3. Angkat bibir Anda dan biarkan dadanya turun lagi. Teruskan


pernapasan buatan ini denagan kecepatan 10 kali per menit.

Gbr. A

B. KOMPRESI DADA

1. Korban berbaring pada alas yang keras. Pangkal tangan Anda


diletakkan di atas titik pertemuan tulang dada dengan tulang
rusuk bagian bawah. Turunkan pangkal tangan Anda, dengan
jari – jari kedua tangan saling memegang, ke titik tersebut.

2 Dengan lengan tetap lurus tekan tulang dada ke bawah secara


vertikal sedalam 4-5 cm. Lepaskanan tekanan. Ulangi kompresi
ini dengan kecepatan kira–kira 80 kali per menit.

Kombinasi dengan pernapasan buatan: setiap 15 kompresi


disusul dengan dua pernapasan buatan sampai bantuan datang.

Modul OPKR 10 – 016 C 105


Gbr. B

CEDERA KEPALA

1. Kalau kulit kepala luka, pasang kembali lipatan kulit yang robek
dan dengan memakai perban bersih, tekan ke bawah dengan kuat
tetapi hati–hati dan merata pada luka.

JANGAN menyentuh luka dengan tangan Anda

Gbr. 1

2. Setelah perdarahan/pendarahan dapat diatasi, perban dibalut.

Modul OPKR 10 – 016 C 106


Gbr. 2

3. Periksa tingkat reaksi korban dengan mengajukan pertanyaan yang


mudah dan langsung. Kalau kesadarannya terganggu selama lebih
dari 3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat nadi dan
pernapasan serta tingkat reaksinya tiap 10 menit.

Gbr. 3

4. Korban dibaringkan, dengan kepala dan bahu ditinggikan dan


ditopang. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit dalam posisi
seperti Gbr. Di bawah ini. Kalau korban menjadi tidak sadar,
baringkan ia dalam posisi pemulihan. Hubungi 119 dan minta
ambulans.

Modul OPKR 10 – 016 C 107


Gbr.4

CEDERA PADA MATA

1. Korban berabring terlentang. Kepalanya ditopang supaya tidak


banyak bergerak. Mata yang sakit diperiksa.

Gbr. 1

2. Mata yang sakit dialiri air, bila perlu, untuk mengeluarkan debu
yang mengambang atau zat kimia yang berbahaya.

JANGAN mengaliri air pada mata yang luka atau bila ada benda
asing yang terbenam atau melekat pada bola mata.

Modul OPKR 10 – 016 C 108


Gbr. 2

3. Mata ditutup, sebaiknya dengan pembalut mata steril. Balut dan


eratkan pada tempatnya, kedua mata ditutup untuk mencegah
gerakkan mata. Tenangkan korban sebelum kedua matanya
ditutup.

Gbr.3

4. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit.

Modul OPKR 10 – 016 C 109


Gbr.4

LUKA BAKAR API

Segera hubungi 119 dan minta pemadam kebakaran:

 Singkirkan korban dari temapt bahaya kalau situasinya sudah


cukup aman.

 Jangan masuk ke dalam gedung yang sedang terbakar.

 Jangan masuk ke dalam kamar yang penuh asap atau uap.

Modul OPKR 10 – 016 C 110


PAKAIAN TERBAKAR

Jangan biarkan korban lari


keluar rumah

 Korban dijatuhkan ke lantai,


bagian yang terbakar di
sebelah ata, kemudian siram
dengan air. Atau korban
diselimuti erat–erat dengan
mantel atau karpet.

CEDERA AKIBAT ARUS LISTRIK

Jangan mendekat sebelum:

 Anda memutuskan aliran listrik


di dalam rumah.

 Anda diberitahu secara resmi


bahwa aliran listrik tegangan

Modul OPKR 10 – 016 C 111


tinggi sudah diputuskan dan
sudah diisolasi.

TUMPAHAN ZAT KIMIA

Lindungi diri Anda sendiri dari


zat kimia korosif.

 Air pembilas yang sudah


tercemar mengalir tanpa
membahayakan siapapun
juga.

 Hati – hati terhadap uap


beracun

LUKA BAKAR

1. Luka didinginkan dengan air


dingin samapai nyeri
berkurang

JANGAN menunda mencari


bantuan Medis pada luka
baker berat

2. Lepaskan barang–barang yang


menjepitdari daerah luka, ikat
pinggang, pakaian, sepatu,
arloji, cincin dan perhiasan
laian

Gbr.2

Modul OPKR 10 – 016 C 112


3. Luka ditutup dengan pembalut
yang ringan, bersih dan tidak
berbulu.

JANGAN mengoleskan krim,


salep, maupun lemak

JANGAN memecahkan lepuh

Gb.3

4. Apabila lukanya luas, korban


dibaringkan dan bila mungkin,
kakinya ditinggikan dan
ditopang. Periksa dan catat nadi
serta napasnya setiap 10 menit
sementara menunggu
datangnya bantuan medis atau
ambulans.

MENELAN RACUN

1. Pastikan di dalam mulut


korban tidak ada
muntahan dan benda
asing, dan bahwa korban
dapat bernapas.

2. Cari gejala luka baker zat


kimia di dalam dan
sekitar mulut korban.
Kalau ada, berikan air
dingin atau susu untuk
diminum sedikit–sedikit.

Modul OPKR 10 – 016 C 113


3. Panggil dokter atau
hubungi 119 dan minta
ambulans. Usahakan
untuk mengetahui apa
yang ditelan korban
dan beritahukan pada
dokter atau petugas
ambulans.

4. Kalau korban menjadi


tidak sadar, baringkan
ia dalam posisi
pemulihan .

PATAH TULANG

1. Katakan pada korban


agar tidak bergerak.
Bagian yang cedera
ditopang dan
distabilkan dengan
tangan Anda.

JANGAN
MENGGERAKAN
KORBAN TANPA
PERLU

Modul OPKR 10 – 016 C 114


2. Jika ada luka, atasi
perdarahan. Luka
ditekan dengan
perban atau
pembalut yang
bersih. Luka dan
darah sekitarnya
diperban dan dibalut
supaya tidak longgar

3. Untuk patah kaki,


kedua kaki
dirapatkan dengan
membalut-nya pada
lutut dan
pergelangan kaki,
kemudian di atas dan
di bawah tempat
yang patah. Untuk
patah lengan, pasang
belat dan kalau perlu
lengan dan tubuh
dirapatkan dengan
balutan tetapi jangan
pada tempat yang
patah.

4. Hubungi 119, minta


ambulans. Bagian yang
sakit ditinggikan dan
ditopang, bila mungkin.
Periksa sirkulasi ada

Modul OPKR 10 – 016 C 115


tangan dan kakinya
setiap 10 menit.

PERDARAHAN JANGAN Memberi sesuatu


lewat mulut kepada korban
1. Pakaian dibuka supaya luka
terlihat. luka ditekan kuat–kuat
dengan tangan atau jari Anda,
sebaiknya menggunakan
pembalut yang bersih

2. Luka terus ditekan, bagian JANGAN memasang


tourniquet
tubuh yang luka ditinggikan
dan ditopang

3. Perban dibalut dengan kuat


tetapi jangan terlalu keras
agar suplai darah tidak
terputus

Modul OPKR 10 – 016 C 116


4. Cari bantuan medis yang
tepat. Kalau
perdarahannyaberat, hubungi
119 dan minta
ambulans.Bagian yang luka
terus ditopang dan ditinggikan.
Korban dibaringkan dan
diselimuti, kakinya ditinggikan
dan ditopang kalau darah
merembes pada pembalut,
pasang perban lagi di atasnya
dan balut kembali.

SERANGAN JANTUNG

1. Pasien ditenangkan, baringkan


dalam posisi setengah duduk.
Lututnya ditekuk dan ditopang

2. Jika Anda membawa tablet


aspirin dan pasien sudah
sadar, berikan dia satu tablet
dan katakana supaya dikunyah
pelan – pelan.

Modul OPKR 10 – 016 C 117


3. Hubungi 119, minta ambulans
dan katakana pada operator
bahwa Anda menduga
serangan jantung. Kalau
pasien minta agar Anda
memanggilkan dokternya,
penuhi permintaannya.

4. Pasien ditenangkan. Periksa


nadi dan napasnya secara
teratur sampai bantuan dating.

TERSEDAK

A. PADA ORANG DEWASA DAN ANAK YANG SUDAH BESAR

1. Korban membungkuk ke
depan pukul punggungnya
antara kedua bahunya
dengan telapak tangan
Anda sebanyak lima kali.

Modul OPKR 10 – 016 C 118


2. Kalau tidak berhasil dengan
memukul. Lakukan dengan
perut Anda, berdiri di
belakag korban kedua
lengan Anda melingkari
pinggangnya, satu telapak
tangan membuka ke atas,
satu lagi kebawah.

3. Jari–jari kedua tangan


saling menggenggam
kemudian dorong dengan
keras kea rah dalam dan
keatas, di bawah lengkung
iga korban. Ulangi
sebanyak empat kali.

Modul OPKR 10 – 016 C 119


B. PADA ANAK YANG MASIH KECIL

4. Telengkupkan anak di pangkuan


Anda, kepala di bawah. Pukul
berulang–ulang di antara kedua
bahunya, tetapi jangan sekuat pada
orang dewasa.

Kalau tidak berhasil dengan memukul


punggung, menekan perut hanya
dilakukan jika Anda sudah terlatih
untuk melakukannya pada anak–anak.
Kalau belum, lakukan pernapasan
buatan.

C. PADA BAYI

JANGAN melakukan cara


mendorong perut pada bayi 5. Telengkupkan bayi di pangkuan Anda,
kepala di bawah.

6. Pukul punggungnya berulang–ulang di


antara kedua bahunya, tetapi jangan
sekuat pada anak–anak. 2. kalau
gagal, lakukan pernapasan buatan.

Modul OPKR 10 – 016 C 120


TIDAK SADAR

7. Dagu korban diangkat dan kepalanya


ditarik ke bawah supaya jalan napas
terbuka. Periksa apakah nadi dan
napas masih ada. Nilai tingkat
reaksinya dengan berbicara keras –
keras di dekat telinganya dan cubit
punggung tangannya. Catat apa yang
Anda temukan.

8. Korban diperiksa secara cepat dan


cermat dan tangani cedera yang
berat, kalau ada. Usahakan untuk
mengetahui penyebab dari
ketidaksadaran

9. Baringkan korban dalam posisi


pemulihan

JANGAN memindahkan korban


kalau tidak perlu.

Modul OPKR 10 – 016 C 121


10. Kalau korban tidak sadar kembali
setelah 3 menit, hubungi 119 dan
minta ambulans. Catat kecepatan nadi
dan napas serta tingkat reaksinya tiap
10 menit. Tetap bersama korban
sampai pertolongan dating. Berikan
catatan Anda kepada petugas.

c. RANGKUMAN

1. Di lingkungan sekolah atau perusahaan harus ada unit


Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan Cardio
Pulmonary Resusciation (CPR ).

2. Agar petugas P3K dan CPR dapat bekerja sebagaimana mestinya


harus dilatih oleh bertugas dari Dinas Kesehatan Setempat.

3. Peralatan dan obata – obatan P3K harus selalu dilengkapi.

d. TUGAS

1. Kenali dan catat peralatan P3K, laporkan apabila terdapat


kekurangan.

2. Lakukan silmulasi Pertolongan Pertama kepada korban


pendarahan bila ditempat Anda terjadi kecelakaan.

3. Lakukan silmulasi Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) kepada


korban bila ditempat Anda terjadi kecelakaan.

e. TES FORMATIF

1. Jelaskan pengertian Pertolongan Pertama!

2. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri (APD)

Modul OPKR 10 – 016 C 122


3. Tuliskan peralatan Pertolongan Pertama!

4. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!

Modul OPKR 10 – 016 C 123


f. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. Pengertian Pertolongan Pertama adalah: Pemberian


pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera pada
kecelakaan yang memerlukan pertolongan medis dasar.

2. Alat Perlindungan diri:

 Sarungan tangan lateks

 Kacamata pelindung

 Baju pelindung

 Masker pelindung

 Masker penolong

 Helm.

3. Peralatan Pertolongan Pertama adalah :

a. Penutup luka

b. Pembalut

c. Cairan antiseptic

d. Cairan pencuci/pembersih mata

e. Peralatan Stabilisasi

f. Gunting pembalut

g. Pinset

h. Senter

i. Kapas

j. Selimut

k. Kartu penderita

l. Alat tulis

m. Oksigen

Modul OPKR 10 – 016 C 124


n. Tensimeter dan Stetoskop

o. tandu

4. Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga


Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan
yang dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan
bila korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut.

Kegiatan Belajar 5: Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan


Manusia

a. Tujuan

1. Siswa dapat memahami Pengertian Lingkungan Hidup

2. Siswa dapat memahami Pengertian Pencemaran Lingkungan


Hidup

3. Siswa dpat memahami Pentingnya Kesehatan manusia

4. Siswa dapat memahami cara pencegahan pencemaran


lingkungan hidup disekitar area kerja

5. Siswa dapat memahami zat–zat yang berbahaya bagi kesehatan


manusia.

b. Uraian Materi

Zat pencemar udara utama adalah gas. Gas – gas tersebut adalah
SO2, Co, H2S, Hydrokarbon, oksidasi–oksidasi Nitrogen, Amoniak,
Kabut photokimia, Ozone dan lain– lain.

Kabut photokimia adalahsuatu interaksi yang kompleks dari zat – zat


pencemaran yang disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari.
Pencemaran photokimia ini mula–mula jadi masalah di Los Angeles
yang mempunyai lalu lintas mobil sangat padat. Monoxyda yang
dikeluarkan sebagai hasil pembakaran tak sempurna dari
hydrocarbon yang terdapat dalam minyak dan bensin.

Modul OPKR 10 – 016 C 125


Carbon Monoxyda sangat berbahaya bagi manusia, karena beracun.
Beberapa Negara telah berusaha dengan mengadakan peraturan-
peraturan pengendalian pengeluaran gas.Kini sedang diusahakan
untuk merencanakan motor–motor yang dibuat sedemikian rupa
sehingga pembakarannya lebih sempurna.

Pencemaran udara Efeknya terhadap Manusia

Asap, kabut Bronchitis, kanker, penyakit


jantung,pneumonia. Bagi anak–anak ashm,
infeksi,alergi yang dapat menyebabkan
gangguan chronis dalam perkembangan
hidupnya di kemudian hari.

Butir– butir padat Butir–butir zat padat sangat kecil dapat


mengganggu sistim persyarafn manusia.
Penyakit jantung

Butir– butir Cadmium Karena butir–butir carbon bersifat dapat


mengabsorber gas pada permukaannya, maka
Butir– butir Carbon
besar kemungkinan Carbon yang terserap oleh
CO pernapasan dan masuk ke dalam paru–paru ini
membawa sejumlah gas yang beracun

Dapat menyebabkan sakit dan kematian dalam


30 menit. Daya darah untuk mengambil
oksigen berkurang, sehingga menyebabkan
bertambahnya ketegangan pada jantung.
Karena lebih banyak darah yang harus
diedarkan ke seluruh tubuh dari pada normal

NO Sama efeknya dengan pada CO

Modul OPKR 10 – 016 C 126


Pencemaran udara Efeknya terhadap Manusia

NO2 Sakit mata, paru–paru

Hydrocarbon Kanker. Contohnya salah satu Hydrocarbon


yang berbahaya adalah benzopyrene yang
terdapat pada asap rokok, hasil pembakaran
arang batu, dari mobil, pembakaran dari
pabrik karet.

PAN ( peroxyetylnitrate ) Sakit mata dan kerongkongan

Ozone Sakit mata, batuk dan sakit dada

Zat Radioaktif Merusak sel – sel manusia

SUARA Bising Disekitar Kita

KEBISINGAN akan menyebabkan merosotnya pendengaran manusia.


Secara pasti memang belum dapat diketahui adanya hubungan
tingkat suara kebisingan dengan besarnya kerusakkan alat
pendengaran. Sebab akibat kerusakkan yaitu berbeda–beda pada
masing–masing orang. Misalnya pada tingkat usia atau tingkat
ketahanan tubuh seseorang yang berbeda. Namun biasanya, pada
tingkat suara sekitar 85 decibel yang terus menerus sudah cukup
mengakibatkan rusaknya pendengaran manusia (tuli). Kebisingan di
pabrik–pabrik misalnya, berkisar antara 85 sampai 90 decibel.

SUMBER SUARA DECIBEL

Suara bisikan 10

Jarum jatuh dari ketinggian 1 meter 20

Modul OPKR 10 – 016 C 127


SUMBER SUARA DECIBEL

Pembicaraan biasa pada jarak 1 meter 50

Suara kegiatan kantor 62

Mobil Roll Royce 64

Suara mesin tik listrik pada jarak 1 meter 66

Mobil Ford LTD 68

Mobil Jaguar XJ 6 69

Mobil Volvo 1800 ES 74

Suara didalam 75

Motor Yamaha Rd 125 76,2

Motor SuzukiGT 360 77

Motor Honda CB 79,5

Sauara jalan yang ramai 80

Motor Norton 850 Commando 83,9

Harley Davidson Electraglide 1200 84

Suara station kereta api 85

Bunyi Boeing dari jarak 100 kaki 100

Batas yang menyakitkan telinga 110

Take – of Boeing 737 dari jarak 200 kaki 130

Sirene 50 pk dari jarak 200 kaki 140

LOGAM – LOGAM BERNAHAYA

LOGAM bernahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh tapi jika


berlebihan akan mengganggu kesehatan manusia. Merupakan suatu
zat kimia yang bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya
berasal dari alat–alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan.

Modul OPKR 10 – 016 C 128


Yaitu alat–alat yang terbuat atau dilapisi dengan bahan–bahan kimia
tersebut maupun dari cara–cara penanganan lainnya. Juga kadang–
kadang terdapat pada alat–alat rumah tangga yang terbuat dari
logam stainless seperti sendok coktail yang dilapisi timah, mangkok
keramik yang dapat mengeluarkan Pb dan lain–lainnya.

ARSENS (As)

ARSENS adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan,
minuman dan kosmetik. Arsens dapat merusak ginjal, jika
keracunannya kuat sekali. Senyawa Arsens sulit dideteksi karena
tidak memiliki rasa yang menonjol. Sering digunakan sebagai bahan
dalam kosmetik dan pada insektisida, Arsens (gejala–gejala
keracunan): yaitu sakit di kerongkongan sukar menelan,
menyusul rasa nyeri lambung serta muntah– muntah.

Pb ( TIMAH HITAM )

TIMAH HITAM ini umumnya terdapat pada makanan, air dan obat–
obatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah.
Bersifat kumulatif artinya keracunan dapat timbul bila kadar Pb
menumpuk dalam tubuh.

Gejala yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah ; muntah–


muntah secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut
yang sangat hebat. Pb juga menyerang; syaraf, memperketat
kerja ginjal sehingga cepat rusak dan dalam kasusu yang
berat dapat menyebabkan kematian. Reaksi lain yang
berbahaya yaitu: reaksi allergi yang mengakibatkan iritasi dan
pembengkakkan kulit.

Hg (MERCURI )

GEJALA– GEJALA keracunan Hg timbul antara lain pada mulut dan


phayax yaitu: terdapat bercak–bercak warna abu–abu.

Modul OPKR 10 – 016 C 129


Keadaan ini diserta perasaan nyeri, sehingga sering timbul keluhan
rasa sakit pada mulut dan lambung. Bila loambung dapat
dikosongkan dengan segera kemungkinan untuk tertolong bagi si
penderita sangat besar. Racun ini dalam konsentrasi tinggi dapat
mencapai apithel usus halus, dapat menyebabkan bercak–bercak
darah yang berat dan hebat, serta menyebabkan shock yang
membawa kematian, karena colaps pembuluh darah.

CADMIUM (Cd)

BIASANYA Cadmium terdapat pada tempat/wadah makanan olahan,


pemakaian cadmium ini sudah mulai dilarang karena dapat
menyebabkan makanan kaleng kena hama cadmium. Konsumsi
cadmium ini dalam kadar 30% mg dapat meracuni dan dapat
menyebabkan gejala–gejala yang nampak adalah: Timbulnya
bau/rasa kaleng yang tidak enak di dalam mulut. Sesak
napasdisertai dengan batuk–batuk, pusing- pusing kepal.
Badan terasa lemah dan kaki terasa pegal–pegal lama
kelamaan ginjal, hati akan rusak.

Gejala– gejala lain yang nampak dalam ½ samapai 1 jam


adalah, pusing kepala, kejang otot, shock samapi
mengakibatkan kematian dalam waktu 24 jam.

Cu (CUPPER)

ADANYA CU pada makanan ini disebabkan terutama karena


penggunaan insektisida dan pestisida di dalam usaha–usaha
pertanian. Banyknya pula kasus kasus keracunan terjadi karena
adanya Cu dalam tempat/wadah untuk makanan atau minuman, Cu
yang masuk dalam mulut berbau, kerongkongan dan perut kering,
rasa ingin muntah atau diare terus menerus selama berhari–hari,
terdapat darah pada kotoran (faeses) pusing–pusing dan demam.

HATI–HATI TERHADAP PESTISIDA !!!

Modul OPKR 10 – 016 C 130


Beberapa jenis pestisida yang amat beracun, banyak diantaranya
teralarang di Amerika Serikat dan negara industri lainnya, namun
dengan bebas diperjual belikan di negara Dunia Ketiga.

NAMA BAHAYA KESEHATAN DOSIS


KERACUNAN
PESTISIDA ( PERKIRAAN )
(PERKIRAAN)

Aldrin Kanker, kerusakkan/cacat janin, 1 sendok


kelainan
BHC 1 sendok teh
Kanker
Chlordane 1 sendok
Kanker
DBCP 1 sendok teh s.d. 1
sendok makan

Kanker, kemandulan pria 1 sendok teh s.d. 1


Heptachlor
sendok makan

1 sendok makan s.d.


Kanker, kelainan syaraf
Kopone
beberap tetes

1 sendok teh s.d. 1


Cacat vetus, kelainan syaraf
Parathion sendok makan

1 sendok makan
Cacat vetus, kelainan
Paraquet 1 sendok teh
pernapasan
Nitrofen Kurang lebih 28,349
Kaknker
xaphene pr
Kanker
2,4,5 T
Kanker, kelainan bawaan

SUMBER PENCEMARAN

SECARA khusus kita tidak bisa membuat suatu kategori tertentu


mengenai buangan industri, karena ragam daripada proses – proses
industri. Namun kita dapat melihat tabel berikut, untuk mengetahui

Modul OPKR 10 – 016 C 131


buangan–buangan industri di negara–negara yang telah maju
industrinya, sebagai berikut:

NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

C12/C1 Perusahaan binatu, prosese pemutihan kertas dan


pekerjaan celup

NH3/NH4 Pabrik gas, pabrik kokas dan pabrik bahan kimia


dan kilang minyak

F- Proses pembuatan gas batubara dimana gas


didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan
senyawa–senyawa, tar, amoniakdan belerang:
kilang minyak; pekrjaan gravuur pada kaca;
pekerjaan pembuatan plat logam, pengerasan
logam dan pembersihan logam

H2S/S Proses pencelupan tekstil, pabrik kertas,pabrik


kulit, pabrik gas, pabrik rayon dan kilang minyak

SO3 Proses bubur kayu, pabrik film kental

ACIDS Pabrik bahan–bahan kimia, binatu, kilang minyak,


penampungan mineral, pabrik treatment logam,
pabrik bir, pabrik tekstil, dan pabrik batre

ALKALI Pabrik tekstil, binatu, kilang minyak, pabrik bahan


kimia

Cr Treating logam, pembuatan plat, dan proses


pemberian chrom

Pb &Nl Pabrik batre,perusahaan tambang mineral,dan


pabrik cat

Modul OPKR 10 – 016 C 132


NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

Cd Industri logam

Zn Pekerjaan melapisi logam dengan menggunakan


tenaga listrik, pembuatan platlogam, pabrik rayon

As Pencelupan logam, pabrik detergent

ZAT GULA Pabrik mentega dan keju, pabrik bir, pabrik gula

ZAT PATI Pabrik bahan pangan, pabrik tekstil, pabrik


wallpaper

GEMUK,OILS Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak,


bengkel besar

PHENOLICS Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak,


bengkel besar, pabrik gas dan kokas, pabrik
mesin,pabriki penyulingan tar, pabrik bahan kimia,
pabrik bahan–bahan celup

FORMAL DEHYDE Pabrik mesin, pabrik obat

EFEK PANAS Pabrik pembangkit tenaga listrik, pabrik yang


memiliki proses pendinginan.

PARTICULATES Pengolahan minyak, pabrik semen,smelting,


proses– proses yang menggunakan katalis

NO3 Pertanian

BOD Kaleng, tempat–tempat pemberian makanan


untuk hewan, pipa got didalam tanah

HIDROKARBON Pengilangan minyak,pabrik bahan kimia, pabrik

Modul OPKR 10 – 016 C 133


NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

solvents, saluran air buangan rumah–rumah dan


tanah pertanian

POPT43P Saluran air rumah–rumah, pertanian, pabrik–


pabrik bahan kimia.

PENCEMARAN AIR

Diskusikan dengan siswa sebab–sebab terjadinya


pencemaran air

“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk


hidup, zat, energi/komponen lain kedalam air/berubahnya tatanan air
oleh kegiatan manusia/ oleh proses alam, sehingga kualitas air turun
samapai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya “

Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.


02/MENKLH/1/1998 Babi Pasal i

Dengan kata lain, air tercemar adalah air yang mengandung bahan–
bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapakan
sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan
tertentu, misalnya untuk air minum, pertanian, perikanan dll.

1. Sumber–sumber pencemaran air

Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan


oleh limbah rumah tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan
limbah industri. Semakin meningkatnya perkembangan antara
lain industri, pertanian, saat ini, ternyata semakin memperparah
tingkat pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran itu
disebabkan oleh hasil buangan dari kegiatan tersebut.

Modul OPKR 10 – 016 C 134


Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung
dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses
pengolahan dahulu, atau proses pengolahan yang dilakukan
belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil
kadar pencemaran yang ada agar tidak membahayakan
lingkungan hidup.

2. Sumber–sumber pencemaran air meliputi:

a. Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar di


samping limbah – limbah industri, pertanian dan bahan
pencemar lainnya.Limbah rumah tangga akan mencemari
selokan, sumur, sungai dan lingkungan sekitarnya. Semakin
besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat
pencemarannya. Limbah rumah tangga dapat berupa padatan
(kertas, plastik dll) maupin cairan (air cucian,minyak goreng
bekas dll). Di antara limbah tersebut ada yang mudah terurai
yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat terurai
Sampah dan Pengelolaannya. Limbah rumah tangga ada
juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat,
batrai bekas, air aki dll. Limbah tersebut tergolong bahan
berbahaya dan beracun (B3) Tinja, air cucian, limbah kamar
mandi dapat mengandung bibit– bibit penyakit yang akan
mengikuti aliran air. Bakteri, jamur, virus dan sebagainya
disebut pencemar biologis.

Modul OPKR 10 – 016 C 135


b. Limbah lalu lintas

Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah,


tumpahan kapal tanker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan
mobil – mobil tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain
terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di
lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.

Modul OPKR 10 – 016 C 136


c. Limbah pertanian

Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun


penyemprotan yang berlebihan dari pestisida dan herbisida.
Begitu juga pemupukan yang berlebihan. Limbah pesitisida
dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak
terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di
dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan selanjutnya
akan mempengaruhi organisme–organisme yang hidup di
dalamnya

Modul OPKR 10 – 016 C 137


d. Limbah industri/pertambangan

Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan


organik maupun anorganik. Secara umum zat–zat tersebut
digolongkan menjadi:

 Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan


magnesium klorida yang berasal dari kegiatan
pertambangan, pabrik pupuk , pabrik kertas dll.

 Asam anorgainik seperti asam sulfat yang berasal dari


industri pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil
yang mengandung kotoran berupa ikatan belerang.

 Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang


berasal dari industri penyamakkan kulit dan industri cat.

 Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan


krom yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat
warna, baterai, penyepuhan logam dll.

Zat–zat tersebut di atas jika masuk ke perairan akan


menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan
makhluk hidup pengguna air tersebut termasuk manusia.

Kegiatan pertambangan selain menghasilkan bahan – bahan


kimia seperti diatas juga menghasilkan endapan lumpur
dalam jumlah besar. Jika turun hujan, lumpur ini bisa terbawa
aliran air hujan samapai ke sungai. Hal ini akan meningkatkan
kekeruhan air.

Modul OPKR 10 – 016 C 138


e. Kegiatan penebangan hutan

Penebangan hutan secara terus–menerus akan menyebabkan


hutan gundul sehingga mengakibatkan erosi pada musim
hujan, maka terjadi pengikisan humus dan pengikisan tanah.
Pengikisan humus ini selain menyebabkan lahan kritis juga
akan menyebabkan pencemaran air. Air hujan yang jatuh
akan langsung mengalir di permukaan dengan membawa
tanah dalam alirannya. Akibatnya kualitas air permukaan
menurun (menjadi keruh) karena terlalu banyak pertikel –
pertikel tanah di dalamnya.

1. Akibat pencemaran air

Pencemaran air dapat mengganggu peredaran air dan memungkinkan


kualitas air menurun sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum.
Air yang bercampur zat–zat pencemar dapat membahayakan
kesehatan manusia dan mkhluk hidup lainnya.

Akibat yang dapat ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu:

Modul OPKR 10 – 016 C 139


 Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas yang dapat
menyebabkan peningkatan temperatur perairan. Temperatur air
yang terlalu tinggi, mengakibatkan matinya ikan dan hewan air lain,
baik karena batas suhu kematian terlampaui maupun karena
rendahnya oksigen terlarut.

 Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa


(merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan yang dikomsumsi
dapat mengganggu kesehatan manusia melalui makanan atau air
minum, karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan
kerusakkan sel.

 Pensemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri – bakteri


patogen. Bakteri patogen di air biasanya penyebab infeksi saluran
pencernaan seperti Vibro cholerae penyebab kolera, Shigella
dysenteriae penyebab disentri basiler, Salmonella typhosa
penyebab tifus,dan Salmonella paratyphi penyebab paratifus,
virus polio dan hepatitis.

Contoh–contoh lain, percobaan dan petunjuk didatik: Hubungan timbal


balik antara manusia dan lingkungan

 Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya materi,


energi dan/miskoorganisme ke dalam air sehingga air tersebut tidak
sesuai lagi dengan peruntukkannya.
 Sumber pencemaran air berasal dari limbah – limbah rumah tangga,
lalu lintas, pertanian, industri/pertambangan dan penebangan
hutan.
 Pencemaran air selain dapat menurunkan kualitas air di bumi
sehingga tidak layak diminum, juga membahayakan kehidupan di
perairan dan bahkan mematikan.

Modul OPKR 10 – 016 C 140


2. PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR

Ajaklah siswa berdiskusi tentang cara–cara menjernihkan air


oleh PDAM

Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui:

 Perubahan perilaku masyarakat

 Pembuatan pengelohan limbah air

a. Perubahan perilaku masyarakat.

Modul OPKR 10 – 016 C 141


Secara alami, ekosisitem air dapat melakuak “rehabilitasi” apabila
terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada
batasnya. Oleh karena perlu diadakan upaya untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air
dapat dilakukan usaha preventif misalnya dengan tidak membuang
sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang
sampah ke sungai dan di sembarang tempat hendaknya diberantas
dengan memberlakukan peraturan– peraturan yang diterapkan di
lingkungan masing–masing secara konsekuen. Sampah–sampah
hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan.

Masysrakat disekitar sungai perlu merubah perilaku tentang


pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi sebagai tempat
pembuangan sampah dan mandi–cuci–kakus (MCK). Peraturan
pembuangan limbah industri hendaknya dipanatu pelaksanaannya
dan pelanggaranya dikenakan sangsi. Limbah industri hendaknya
diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah
memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bias dialirkan ke
selokkan–selokkan atau sungai. Dengan demikian akan tercipta
sungan yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.

Tindakan yang perlu dilakukan:

1. Tidak membuang samapah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk mencuci truk, mobil dan
sepeda motor
3. Tidak menggunakan sungai atau danau memandikan ternak dan sebagi
tembat kakus.
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.

b. Pembuatan kolam pengolah limabah cair

Saat ini mulai digalakkan pmbuatan WC umum (septic tank) di


daerah/ lingkungan yang rata–rata penduduknya tidak memiliki
WC. Setiap sepuluh rumah disediakan sat septic tank. Upaya

Modul OPKR 10 – 016 C 142


demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah,, dan sehat
karena dapat menghindari pencemaran air sumur/air tanah.

Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam


pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi dll) secara
kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokkan
atau sungai.

Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang


tercemar ke dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik
secara mekanis (pengaruh), kimiawi (diberi zat kimiatertentu)
maupun biologis (diberikan bakteri, ganggang atau tumbuhan air
lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji
kebersihan air dan polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap
kemungkinan pengaruh polutan deteliti. Dengan demikian air yang
boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air yang tidak
akan merubah keperuntukan badan air.

Salah satu contoh tahap– tahap proses pengolahan air buangan


adalah sebagai berikut:

a. Proses penanganan primer, yaitu membuang bahan–bahan


padatan yang mengendap atau mengapung.

b. Proses peanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi


bahan–bahan padatan secara biologis.

c. Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan


komponen– omponen fisfor dan padatan tersuspensi, terlarut
atau berwarna dan bau. Untuk bias menggunakan beberapa
metoda yang bergantung pada komponen yang ingin
dihilangkan.

 Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau


metal hidroksida untuk mengendapkan fosfor.

Modul OPKR 10 – 016 C 143


 Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan–bahan organic
terlarut, berwarna atau bau.

 Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentarsi garam–


garam terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.

 Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam–garam


organic maupun mineral dari air.

 Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab


penyakit.

Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan


seperti di atas, tetapi bergantung pada jenis limbah yang
dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar yang siap dialirkan
ke badan air dan Lumpur yang siap dikelola lebih lanjut.
Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.

Ringkasan

 Penanggulangan pencemaran air secara preventif dapat dilakukan oleh masyarakat


dengan cara tidak membuang sampah dan limbah ke badan air dan tidak buang air
besar di sungai.
 Penanganan limbah domestic dapat dilakukan dengan membuat septic tank dan
kolam pengolahan air buangan.
 Teknik pengolahan air limbah industri bergantung pada jensi limbah yang
dihasilkan. Ada juga system penelolaan terpadu dengan cara mengolah air limbah
domestic maupun industri

c. Rangkuman

1. Setiapa akibat sampingan sebagai akibat kemajuan teknologi,


harus dilawan dengan kemajuan teknologi baru.

2. Lebih baik mencegah agar tidak terjadi pencemaran dari pada


memperbaiki akibat telah terjadinya pencemaran air, udara, dan
tanah.

Modul OPKR 10 – 016 C 144


d. Tugas

1. Diskusikan secara kelompok sebab– sebab terjadinya


pencemaran:

a. Udara

b. Air

Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan.

2. Diskusikan secara kelompok cara–cara pengolahan limbah:

a. Padat

b. Cair

c. Gas

Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan.

e. Tes Formatif

Modul OPKR 10 – 016 C 145


1. Jelaskan pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap kesehatan
manusia!

2. Pada berapa decbel dari kebisingan yang akan mengakibatkan


rusaknya pendengaran manusi (tuli)?

3. Jelaskan pengaruh timah hitam (Pb) terhadap kesehatan


manusia!

4. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa


timah hitam (Pb)?

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran air!

6. Tuliskan kandungan yang terdapat pada limbah industri/


pertambangan!

7. Uraikan cara pengelolaan limbah industri!

Modul OPKR 10 – 016 C 146


f. Kunci Jawaban Tes Formatif

1. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap manusia adalah:


dapat meyebabkan sakit dan kematian dalam waktu 30
menit

2. Kebisingan yang dapat mengakibatkan rusaknya pendengaran


manusia pada tingkat suara 85 decibel secara terus–menerus.

3. Pengaruh timah hitam (Pb) terhadap manusia adalah adalah:


keracunan dengan gejala–gejala sebagai berikut; muntah–
muntah secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut
yang sangat hebat.

Pb juga menyerang syaraf, memperketat kerja ginjal sehingga


cepat rusak dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan
kematian.

Reaksi lain yang berbahaya yaitu reaksi alergi yang


mengakibatkan iristasi dan pembengkakan kulit.

4. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah


pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat.

5. Yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau


dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen
lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.

6. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:

Modul OPKR 10 – 016 C 147


 Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium
klorida yang berasala dari kegiatan pertambangan,pabrik
pupuk, pabrik kertas dll.

 Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri


pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang
mengandung kotoran berupa ikatan belerang.

 Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal


dari industri penyamakan kulit dan industri cata.

 Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom


yang berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna,
baterai, penyepuhan logam dll.

7. Cara pengolahan limbah industri dilakukan dengan mengalirkan


air yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian
dibersihkan, baik secara mekanis(pengadukan), kimiawi (diber zat
kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau
tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir diperlihara ikan untuk
menguji kebersihan air dari polutan yang berbahaya.

Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.


Dengan demikian air yang boleh dialirkan ke luar (selokan, sungai
dll), hanyalah air yang bersih yang tidak akan mengubah
peruntukkan/fungsi dari air tersebut.

Modul OPKR 10 – 016 C 148


BAB. III
X. EVALUASI

A. PERTANYAAN

Jawablah pertanyaan–pertanyaan di bawah ini dengan singkat,


jelas dan benar.

1. Jelaskan pengertian keselamatan kerja!

2. Sebutkan tujuan diadakannya keselamatan dan kesehatan kerja?

3. Jelaskan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut


Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3!

4. Sebutkan faktor-faktor penyebab keadaan bahaya!

5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman

6. Sebutkan dan jelaskan alat-alat pelindung anggota badan?

7. Bagaimanakah syarat-syarat pakaian perlindungan atau


pengamanan yang baik?

8. Jelaskan teknik pengangkatan yang aman dan benar!

9. Jelaskan pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi


peristiwa kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah
disebabkan oleh asam!

10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya


dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table
dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Modul OPKR 10 – 016 C 149


Nyala api yang
Warna alat Jenis alat
sesuai untuk
pemadam pemadam
dipadamkan

Merah

Biru

Tanda Merah
dengan Putih

Tanda Merah
dengan Hitam

11. Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran!

12. Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api?

13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
berikut ini?

a. Nyala api pada mesin.

b. Nyala api pada kain lap oli.

c. Kertas terbakar didalam tong sampah.

d. Ban terbakar.

e. Kebakaran pada panel listrik.

14. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak


aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)?

15. Jelaskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif ?

Modul OPKR 10 – 016 C 150


16. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah
hitam (Pb) ?

17. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri ( APD )!

18. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!

19. Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran!

20. Tuliskan kandungan yang terdapat pada limbah


industri/pertambangan!

SOAL PSIKOMOTOR

1. Lakukan mengangkat benda dengan tangan!

2. Lakukan mengangkat kendaraan menggunakan dongkrak dan


penopang!

3. Demonstrasikan cara menggunakan alat pemadam api bila terjadi


kebakaran!

4. Demonstrasikan cara menilai korban bila terjadi kecelakaan!

5. Demonstrasikan cara menolong korban yang mengalami perdarahan


pada suatu kejadian terjadi kecelakaan!

Modul OPKR 10 – 016 C 151


B. Kunci jawaban

1. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan , keutuhan dan


kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil
karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan manusia pada khususnya.

2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja :

 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

 Mencegah timbulnya kecelakan akibat suatu pekerjaan.

 Mencegah/mengurangi kematian.

 Mencegah/mengurangi cacat tetap.

 Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan


bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain
sebagainya.

 Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan


menjamin kehidupan produktifnya.

 Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-


sumber produksi lainnya.

 Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman


sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

 Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri


serta pembangunan.

3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undang-


undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3:

 Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

Modul OPKR 10 – 016 C 152


 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.

 Memberi pertolongan pada kecelakaan.

 Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.

 Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya


suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan gelora.

 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,


baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

 Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.

 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.

 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,


binatang, tanaman atau barang.

 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat ,


perlakuan dan penyimpanan barang.

 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan


yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

4. Faktor-faktor penyebab keadaan bahaya:

Tindakan yang tidak aman dari manusia itu sendiri

1. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

2. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

3. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

4. Berkelakar/ bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

Modul OPKR 10 – 016 C 153


Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja

5. Mesin-mesin yang rusak, tidak diberi pengamanan, konstruksi


kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan
rusak.

6. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,
ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras,
suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).

5. Cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman:

 Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman


tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat
yang rusak diganti atau diperbaiki.

 Dieliminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi


agar tiadak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian
yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau
menyediakan alat-alat keselamatan kerja.

 Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara


teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana
tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.

6. Alat-alat pelindung badan:

 Alat pelindung mata, berguna untuk melindungi mata dari panas,


sinar yang menyilaukan, debu, percikan api dan bahaya lainnya
yang bisa merusak mata. Contohnya : kacamata debu, kacamata
las listrik.

 Alat pelindung kepala, berguna untuk melindungi kepala dan


rambut dari bahaya yang mungkin. Contohnya : topi, helm
pelindung.

 Alat pelindung telinga, berguna untuk melindungi telinga dari


bahaya suara yang berlebihan.

Modul OPKR 10 – 016 C 154


 Alat pelindung hidung, berguna untuk melindungi hidung dari
kemungkinan terhisapnya gas-gas berbahaya, juga dari material
lembut yang berbahaya.

 Alat pelindung tangan, berguna untuk melindungi tangan dari


berbagai bahaya yang mungkin, misalnya panas. Berupa:

a. Sarung tangan kain, berguna untuk memperkuat pegangan


supaya tidak meleset pada peremukaan.

b. Sarung tangan asbes, berguna untuk melindungi tangan


terhadap bahaya pembakaran api.

c. Sarung tangan kulit, berguna untuk melindungi tangan dari


ketajaman benda-benda atau peralatan bila peralatan itu
dipegang atau diangkat.

d. Sarung tangan karet, digunakan pada pekerjaan pelapisan


logam, agar tangan terhindar dari bahaya pembakaran asam
atau kepedasan cairan.

e. Alat pelindung kaki, berguna untuk melindungi kaki dari


bahaya seperti panas, zat kimia, api, tusukan benda tajam,
dsb. Terdapat dua jenis sepatu, yaitu yang berujung baja dan
sepatu karet.

f. Alat pelindung badan, berguna untuk melindungi badan,


misalnya dari percikan api.

g. Pelindung hidung dan mulut, berguna untuk melindungi


pernafasan dari bahaya seprti gas-gas berbahaya, debu atau
material lembut yang berbahaya.

7. Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan yang baik:

a. Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap


bahaya yang mungkin ada.

Modul OPKR 10 – 016 C 155


b. Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga
ketidaknyamanannya harus yang paling minim.

c. Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat


diterima.

d. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain,


misalnya lengan yang terlalu lepas atu ada kain yang lepas
yang sangat mungkin termakan mesin.

e. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang


cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang
dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.

f. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-


partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau
terselip di lipatan-lipatan pakaian.

g. Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan


di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling luas
digunakan sebagai pakaian kerja.

h. Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang


mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika apara pekerja tetap memakainya. Jam tangn
dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas
dengan berhenti menghilangkan bahaya.

8. Teknik pengangkatan yang aman dan benar :

a. Sebelum mengadakan pemindahan barang-barang periksa lebih


dulu rute jalan yang harus dilalui. Pastikan tidak ada yang dapat
mengakibatkan Anda tergelincir.

Modul OPKR 10 – 016 C 156


b. Periksa letak daerah penempatan beban. Jika alat pendorong
digunakan maka periksa bahwa ia cukup kuat dan ditempatkan
secara benar untuk menopang beban.

c. Perkirakan berat beban untuk memastikan bagaimana beban


harus diangkat dan cari bantuan jika perlu.

d. Periksa beban apakah permukaannya kasar atau licin. Gunakan


sarung tangan jika perlu apabila benda tersebut dapat pecah
atau bergerigi.

e. Bersihkan kotoran, lemak atau air yang membuat beban sulit


dipegang.

f. Lakukan posisi pengangkatan yang benar dan pegang beban


dengan bagian-bagian yang Anda yakini tidak akan lepas ketika
diangkat.

g. Tempatkan beban di atas bangku/permukaan yang rata.


Letakkan beban di depan ujung bangku dan geser ke
tempatnya, geser dengan badan.

h. Ketika menempatkan benda ke atas lantai, gunakan teknik


penurunan punggung dengan lurus secara benar. Posisikan satu
sudut bawah pertama untuk menghindari jari-jari kaki yang
terjepit.

i. Periksa benda yang berat tidak akan menggelinding/miring.


Ganjal jika perlu.

9. Pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa


kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan
oleh asam:

a. Gunakan soda bikarbonat atau larutan baking powder ke


seluruh daerah yang terbakar.

b. Buang pakaian yang terkontaminasi.

Modul OPKR 10 – 016 C 157


c. Lebih baik letakkan korban di bawah shower, jika mungkin
empat detik setelah terjadi semprot dia dengan air.

d. Panggil bantuan medis atau atur korban untuk segera


mendapatkan pertolongan.

10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya


dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table
dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Nyala api yang sesuai


Warna alat Jenis alat
Pemadam Pemadam untuk dipadamkan

Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,


Kertas, dll

Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api


akibat bahan bakar cair.

Tanda Merah Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik


dengan Putih (juga untuk kelas A dan B)

Tanda Merah Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik


dengan Hitam dan cairan yang dapat terbakar.

11. Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam
kebakaran.

a. Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.

b. Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat


tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau
dirusak karena alat pemadam sudah dioperasikan. Jika

Modul OPKR 10 – 016 C 158


pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini menandakan
alat pemadam masih berisi penuh.

c. Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi


penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa.

12. Yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api adalah Menggantikannya dengan
alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah
digunakan segera diisi kembali.

13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian?

a. Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering

b.Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering


dan Busa

c. Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air

d.Ban terbakar adalah busa

e. Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid

14. Penyebab kecelakaan

a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

15. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna


mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.

16. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah


pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat.

17. Alat Perlindungan diri:

Modul OPKR 10 – 016 C 159


1. Sarungan tangan lateks

2. Kacamata pelindung

3. Baju pelindung

4. Masker pelindung

5. Masker penolong

6. Helm.

18. Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga


Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan
yang dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila
korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut.

19. Tiga unsur penyebab kebakaran

 Bahan bakar

 Panas

 Oxigen

20. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:

 Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium


klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk,
pabrik kertas dll.

 Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri


pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang
mengandung kotoran berupa ikatan belerang.

 Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal


dari industri penyamakan kulit dan industri cata.

 Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom


yang berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna,
baterai, penyepuhan logam dll.

Modul OPKR 10 – 016 C 160


LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF (PENGETAHUAN)

NO.URUT NO SKOR SKOR YANG NILAI


SOAL MAKSIMAL DICAPAI

1. 1 0–2

2. 2 0–4

3. 3 0–4

4. 4 0–2

5. 5 0–2

6. 6 0–4

7. 7 0–4

8. 8 0–4

9. 9 0–2

10. 10 0–2

11. 11 0–2

12. 12 0–2

13. 13 0–2

14. 14 0–2

Modul OPKR 10 – 016 C 161


NO.URUT NO SKOR SKOR YANG NILAI
SOAL MAKSIMAL DICAPAI

15. 15 0–2

16. 16 0–2

17. 17 0–2

18. 18 0–2

19. 19 0–2

20.. 20 0–2

Jumlah () 50

Batas penguasaan kognitif (pengetahuan) minimal harus mencapai


7,00

Perhitungan Nilai Akhir Penghetahuan (NAP) menggunakan rumus

 Skor yang dicapai


NAP  x 10
 Skor maksimal

Modul OPKR 10 – 016 C 162


LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

PENILAIAN

NO. ASPEK YANG


YA
DINILAI
TIDAK
7 8 9

1. Persiapan

2. Proses Kerja

3. Waktu

4. Hasil

Batas minimal kompotensi harus mencapai minmal nilai 7,00

Nilai Akhir keterampilan (NAK) diambil dari Nilai terendah diantara


Nilai yang diperoleh dari setiap aspek yang di nilai

LEMBAR NIALI SIKAP ( ATTITUDE )

PENILAIAN

NO. ASPEK SIKAP (ATTITUDE) YANG


YA
DINILAI
TIDAK
7 8 9

1. Kerjasama

2. Kedisiplinan

3. Kejujuran

Modul OPKR 10 – 016 C 163


4. Tanggung jawab

5. Kemandirian

6. Ketekunan

7. Memecahkan masalah

Batas minimal nilai (Attitude) adalah 7,00

Nilai Akhir sikap (Attitude) diambil dari nilai terendah diantara nilai
yang diperoleh dari setiap Aspek sikap (Attitude) yang dinilai.

C. KRITERIA KELULUSAN

Kriteria Kelulusan:

70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan

80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan

90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan

Modul OPKR 10 – 016 C 164


BAB. IV
PENUTUP
Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal pada modul OPKR.10–
016C ini berarti Anda/Siswa menguasai materi kompetensi “Mengikuti
Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkunan “, dan Anda
berhak untuk mengikuti kompetensi berikutnya. Apabila Anda dinyatakan
tidak lulus, maka Anda mengulangi modul ini.

Kepada Anda yang dinyatakan lulus, selamat atas keberhasilan Anda dan
selamat melanjutkan ke kompetensi berikutnya.

Kepada Anda yang ternyata belum lulus jangan putus asa, sebab masih
terbuka kesempatan asal Anda berusaha lebih keras lagi.

Akhirnya kami haturkan terima kasih atas kesungguhan Anda mengikuti dan
melaksanakan modul ini.

Selamat berjuang, sukses selalu.

Modul OPKR 10 – 016 C 165


DAFTAR PUSTAKA
Astra International,tt, Basic Mechanic Training, Astra International,
Jakarta.

Depdiknas, 2004, Kurikulum SMK edisi 2004, Depdiknas, Jakarta.

Harun Tia Setiawan, 1980, Keselamatan kerja dan tatalaksana bengkel,


Depdikbud, Jakarta.

Ima Permana dan Joel Tedjo, 1992, Pedoman penyelenggaraan bengkel


otomotif, PPPG Teknologi Bandung, Bandung.

PT Toyota Astra Motor, 1997, Teknik-teknik servis dasar, PT toyota Astra


Motor, Jakarta

PPPGT / VEDC, 1997, Siklus Air, PPPGT / VEDC, Malang.

Iwan Gayo, 1995, Buku Pintar , UPAYA WARGA NEGARA Jakarta.

Modul OPKR 10 – 016 C 166

Anda mungkin juga menyukai