Anda di halaman 1dari 4

Otosklerosis

Primer:
General protection, hindarkan dari trauma fisik serta operasi besar maupun trauma akustik. Tidak banyak
yang dapat dilakukan karena otosklerosis bersifat genetik dan herediter.
Specific protection, vaksin campak pada beberapa penelitian merupakan salah satu faktor protektif yang
menurunkan insidensi otosklerosis.
Sekunder:
Early diagnosis, anamnesis klinis, pemeriksan fisik, tes penala (rinne, weber, swabach), pemeriksaan
audiometri nada murni, dan pemeriksaan impedensi ketika memasuki dekade dua hingga empat atau ketika
merasakan gejala penurunan pendengaran proogresif dengan tinnitus dengan atau tanpa vertigo.
Tatalaksana awal, tidak ada tatalaksana awal yang spesifik untuk mengatasi otosklerosis.
Tersier
Untuk rehabilitasi dapat diberikan alat bantu dengar (hearing aid), pencegahan tersier lain seperti
stapdektomi dapat dipertimbangkan.
Presbikusis
Primer:
General protection, karena presbikusis merupakan penyakit degeneratif maka pencegahan yang dapat
dilakukan seperti mencegah infeksi telinga, kurangi suara bisismg, pola makan dan hidup yang sehan
(mencegah arteriosklerosis)
Specific protection, tidak ada karena presbikusis merupakan penyakit degeneratif yang memiliki faktor-
faktor herediter
Sekunder:
Early diagnosis, klinis cocktail party deafness, tinnitus nada tinggi, dan nyeri ketika intensitas suara
ditinggikan (recruitment) disertai dengan pemeriksaan lanjutan dengan otoskopi (tampak membran timpani
suram), tes penala (didapatkan tuli sensorineural), pemeriksaan audiometri (tuli saraf nada tinggi dan
bilateral simetris).
Tatalaksana awal, tidak ada tatalaksana spesifik yang dapat mencegah atau mengatasi presbikusis
Tersier
Untuk rehabilitasi dan limitasi disabilitas dapat diberikan alat bantu dengar dan dapat dikombinasikan
dengan speech reading dan auditory training yang dilakukan bersama speech therapist.
Serumen prop
Primer:
General protection, rajin membersihkan liang telinga dengan baik dan benar, menjaga kelembapan liang
telinga, dan jangan berenang ketika serumen telinga banyak.
Specific protection, tidak ada pencegahan khusus untuk mencegah karena produksi serumen merupakan
suatu proses fisiologis.
Sekunder:
Early diagnosis, berdasarkan klinis yaitu didapatkan penurunan pendengaran terutama bila serumen terkena
air (saat mandi dan berenang), untuk penegakan diagnosis dapat dengan tes penala (tuli konduksi) dan
otoskopi untuk melihat liang telinga.
Tatalaksana awal, serumen dikeluarkan, bila lembik dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelit
kapas, bila keras dapat dikeluarkan dengan pengait atau serumen. Serumen yang tidak dapat dikeluarkan
harus dilunakkan dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari. Serumen yang sudah terlalu dekan dengan
membran timpani dikeluarkan dengan diberikan irigasi air hangat sesuai dengan suhu tubuh (pastikan tidak
ada perforasi membran timpani).
Tersier:
Pencegahan tersier tidak diperlukan bila tatalaksana sudah adekuat, waspada jangan sampai terjadi
perforasi membran timpani saat tatalaksana.
Mabuk perjalanan
Primer:
General protection, atur posisi duduk dengan posisi terlentang atau setengah terlentang dengan kepala yang
disandarkan dan sudut pandang lebih kurang 45 derajat. Menghindari makan terlalu banyak, makanan
berminyak, serta minum alkohol sejak sehari sebelum perjalanan. Saat menaiki pesawat, upayakan memilih
tempat duduk di bagian depan atau pada bagian sayap pesawat, pilih tempat duduk di dek atas saat menaiki
kapal laut. Memandang ke arah horison serta mengarahkan ventilasi udara ke wajah juga dapat mengurangi
mabuk perjalanan.
Specific protection, dimenhydrinate po 50-100mg tiap 6-8 jam, sebagai profilaksis berikan 30 menit-1 jam
sebelum aktivitas.
Sekunder:
Early diagnosis, berdasarkan klinis saat perjalanan merasakan mual, pusing, lemah dapat diikuti muntah
hingga keringat dingin dan hipersalivasi.
Tatalaksana awal, *ketika kendaraan atau wahana berhenti biasanya membaik
R/ dimenhydrinate tab.100mg no. IX
S.3dd tab.I.o6h.prn mabuk
Tersier:
Atur tempat atau duduk pasien di bagian yang aman, berikan wadah untuk muntah, dan berikan cairan
pengganti untuk mencegah dehidrasi dan kelainan elektrolit.
Trauma akustik akut
Primer:
General protection, mengatur atau menghindari bising pada lingkungan dibawah 85db dan jangan terlalu
lama terpapar bising diatas 85db, terapkan PKP (Program Konservasi Pendengaran).
Specific protection, memakai APD seperti tutup telinga, sumbat telinga dan pelindung kepala.
Early diagnosis, melakukan pemeriksaan audiometri berkala bagi pekerja-pekerja yang terkena polusi
suara. Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan otoskopi serta audiometri untuk menegakkan diagnosis
Tatalaksana awal, dipindahkan dari area bising, bila tidak bisa dapat diberikan earplug dan earmuff
Tersier:
Untuk rehabilitasi dan limitasi disabilitas dapat diberikan alat bantu dengar (hearing aid), bila sudah parah
dapat diberikan psikoterapi dan auditory training serta lip reading ditambah belajar bahasa isyarat untuk
membantu komunikasi pasien.
Trauma aurikular
Primer:
General protection, meminimalisir segala kemungkinan trauma pada daun telinga dan memakai APD saat
bekerja
Spesific protection, tidak ada karena disebabkan trauma
Sekunder:
Early diagnosis, terdapat hematoma auricular atau cardinal sign pada auricular, serta terdapat riwayat
trauma aurikular
Tatalaksana awal, bebat tekan, kompres dingin, dan tatalaksana definitif mengeluarkan darah
subperikondrial secara steril (teknik bolster)
Tersier:
Mencegah terjadinya infeksi dan kekambuhan sehingga peluang terjadinya perikondritis atau cauliflower
ear pada pasien menurun
Furunkel pada hidung
Primer:
Menjaga kebersihan dan kelembapan hidung, mencegah trauma yang dapat menimbulkan mikrolesi,
menjauhi berbagai faktor risiko seperti obesitas, glucocorticoid, dan lainnya
Sekunder:
Early diagnosis, waspada terutama bila terdapat riwayat lesi kulit sebelumnya, diagnosis awal dibuat
berdasarkan pemeriksaan klinis, dapat disertai pemeriksaan laboratoris jika diperlukan
Tatalaksana awal, meliputi kompress hangat, harus bersih, kemudian dapat diberikan antibiotik topikal
R/ crm. muporicin 2% no. I.
S. ue.3 dd. applic part dol.I
Bila perlu karena infeksi bertambah parah atau sistemik (akan dilakukan drainase atau demam)
R/ cefalexin 500mg
m.f.l.a pulv. da in caps. td no. XIV
S. 2dd. caps.I. pc
Jika besar, nyeri, dan fluktuatif maka dapat dilaukaan insisi dan drainase
Tersier:
Mencegah infeksi lebih lanjut dan lebih dalam, dengan cara menjaga kebersihan, kelembapan, dan
menghindari faktor risiko yang dapat memperparah.
Rhinitis akut
Primer:
General protection, hindari stress, jaga kondisi tubuh, mengonsumsi makanan tinggi nutrisi dan vitamin,
jauhi zat iritan (alergen, asap kendaraan, asap rokok, debu, dll), jaga kebersihan hidung
Specific protection, melakukan vaksinasi (cth: vaksin influenza atau covid)
Sekunder:
Early diagnosis, berdasarkan gejala klinis seperti rinorea, bersin, tersumbat, rasa panas dan kering pada
hidung. Dapat diikuti gejala sistemik seperti demam, malaise, dan nyeri kepala atau myalgia
Tatalaksana awal, dapat diberikan obat simptomatis, seperti antipretik atau analgetik, dekongestan, dan,
antihistamin
R/ Paracetamol tab. 500mg no. XXI
S. 3dd tab.I.pc.prn
R/ Pseudoephedrine 60mg
CTM 4mg
SL qs
m.f.l.a pulv.da in caps.td. no XXX
S. 3dd caps.I. pc
Tersier:
Beristirahat total agar pemulihan lebih baik dan jangan berkendara setelah minum obat karena obat dapat
menimbulkan kantuk.

Anda mungkin juga menyukai