Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN
DENGAN
GANGGUAN SISTEM
INDERARitta Farma, S.Kep., Ns., M.Kep
GANGGUAN SISTEM INDERA
Gangguan sistem indera merujuk pada kondisi
di mana salah satu dari lima indera manusia
(penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba,
dan pengecap) mengalami masalah atau
disfungsi. Ini bisa disebabkan oleh berbagai
faktor, termasuk cedera fisik, kondisi genetik,
penyakit, paparan zat beracun, atau penuaan.
CONTOH GANGGUAN SISTEM
INDERA
Gangguan Penglihatan: Meliputi masalah seperti rabun jauh,
rabun dekat, katarak, glaukoma, dan degenerasi makula.

Gangguan Pendengaran: Termasuk gangguan pendengaran


sensorineural (kerusakan pada saraf pendengaran) atau konduktif
(kerusakan pada telinga bagian luar atau tengah), tinnitus (bunyi
berdengung atau berdesing di telinga), atau gangguan
pendengaran yang disebabkan oleh trauma atau paparan
kebisingan.
Gangguan Penciuman: Anosmia (kehilangan penciuman sepenuhnya)
atau hiposmia (penurunan kemampuan mencium) dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk infeksi, cedera kepala, atau penyakit seperti
sinusitis kronis.

Gangguan Peraba: Neuropati perifer, di mana saraf sensorik yang


mengirimkan informasi sentuhan, rasa sakit, atau suhu ke otak
terganggu, adalah contoh gangguan peraba.

Gangguan Pengecap: Disfungsi pengecap bisa terjadi karena berbagai


faktor, termasuk infeksi saluran pernapasan atas yang mengganggu
fungsi reseptor pengecap di hidung atau kondisi medis tertentu yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merasakan rasa makanan.
KATARAK
Asuhan keperawatan untuk katarak
melibatkan berbagai strategi untuk
membantu pasien dalam mengelola
kondisinya dan mempersiapkan mereka
untuk intervensi medis yang sesuai.
LANGKAH:
 Pengkajian: Perawat perlu melakukan pengkajian menyeluruh
terhadap kondisi kesehatan pasien, termasuk riwayat kesehatan,
riwayat penggunaan obat, riwayat kesehatan mata, dan gangguan
penglihatan yang dialami pasien. Evaluasi kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas sehari-hari juga penting.
 Edukasi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya
tentang katarak, termasuk faktor risiko, gejala, perjalanan
penyakit, dan opsi pengobatan yang tersedia. Pasien perlu
diberitahu bahwa katarak dapat diobati melalui operasi
penggantian lensa intraokular.
 Manajemen Gejala: Membantu pasien dalam mengelola
gejala katarak seperti penglihatan kabur, sensitivitas
terhadap cahaya, dan penurunan kemampuan untuk
melihat warna dengan memberikan saran praktis, seperti
menggunakan kacamata hitam atau menyesuaikan
pencahayaan di rumah.
 Pemantauan dan Perawatan Mata: Melakukan
pemantauan teratur terhadap kondisi mata pasien dan
memberikan perawatan yang sesuai untuk mencegah
komplikasi seperti infeksi atau iritasi.
Dukungan Emosional: Memberikan dukungan
emosional kepada pasien dalam menghadapi
perubahan penglihatan dan kecemasan terkait
prosedur operasi yang mungkin dilakukan.
Kolaborasi dengan Tim Perawatan Kesehatan:
Melakukan koordinasi dengan dokter mata dan
anggota tim perawatan kesehatan lainnya untuk
memastikan pasien mendapatkan perawatan yang
komprehensif dan tepat waktu.
 Persiapan untuk Operasi: Jika operasi penggantian lensa intraokular
direncanakan, perawat harus membantu pasien dalam persiapan
prapembedahan, termasuk pemberian instruksi praoperasi, pemberian
obat praoperasi yang diperlukan, dan memberikan dukungan
emosional.
 Perawatan Paskaoperasi: Memberikan perawatan paskaoperasi yang
komprehensif kepada pasien, termasuk pemantauan kondisi mata
pascaoperasi, pemantauan perubahan penglihatan, dan memberikan
instruksi kepada pasien tentang perawatan diri dan tanda-tanda
komplikasi yang perlu diperhatikan.
 Evaluasi dan Pemantauan Lanjutan: Melakukan evaluasi rutin
terhadap respons pasien terhadap perawatan dan proses pemulihan
pascaoperasi untuk memastikan hasil yang optimal.
OTITIS MEDIA
Otitis media adalah infeksi pada telinga bagian
tengah, yang terjadi ketika cairan terjebak di
belakang gendang telinga dan menyebabkan
peradangan. Ini adalah kondisi yang umum
terjadi, terutama pada anak-anak, tetapi juga
bisa memengaruhi orang dewasa.
LANGKAH:
 Pengkajian: Perawat akan melakukan pengkajian
menyeluruh terhadap riwayat kesehatan pasien, termasuk
riwayat gejala yang dialami, riwayat infeksi telinga
sebelumnya, serta riwayat alergi dan penggunaan obat-
obatan.
 Edukasi: Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarganya tentang otitis media, termasuk penyebab, gejala,
dan cara mencegahnya. Ini termasuk memastikan bahwa
pasien dan keluarganya memahami pentingnya
menyelesaikan terapi antibiotik jika diresepkan.
Manajemen Nyeri: Membantu pasien dalam mengelola
nyeri yang mungkin disebabkan oleh otitis media
dengan memberikan analgesik seperti parasetamol atau
ibuprofen sesuai dengan rekomendasi dokter.
Pemberian Obat: Jika diperlukan, memberikan obat
antibiotik sesuai dengan resep dokter untuk mengatasi
infeksi bakteri yang mendasari otitis media. Penting
untuk memberikan instruksi yang jelas kepada pasien
atau keluarganya tentang dosis dan durasi penggunaan
obat.
Perawatan Telinga: Memberikan perawatan yang
tepat untuk telinga, termasuk menjaga telinga tetap
kering dan bersih, serta menghindari menyuntikkan
benda ke dalam telinga yang dapat merusak gendang
telinga.
Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan
terhadap gejala pasien, termasuk perubahan dalam
tingkat nyeri atau perubahan dalam jumlah dan warna
cairan yang keluar dari telinga.
Konsultasi: Jika diperlukan, merujuk pasien ke
dokter spesialis THT (Telinga, Hidung,
Tenggorokan) untuk evaluasi lebih lanjut dan
manajemen yang tepat jika terdapat komplikasi atau
jika otitis media menjadi kronis.
Dukungan Emosional: Memberikan dukungan
emosional kepada pasien dan keluarganya, terutama
jika otitis media berdampak pada kualitas hidup
sehari-hari atau menyebabkan kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai