Anda di halaman 1dari 30

Tugas Hidraulika

“ Pemipaan “

Oleh:

Alethea Prameswari Setia Wahyudy (1905511052 )

PROGRAM STUDI

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA
BAB I
DASAR TEORI

1. Hubungan Pipa dengan Pompa

Jika pompa menaikkan zat cair dari kolam satu ke kolam lain dengan selisih
elevasi muka air H2 seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah maka daya
yang digunakan oleh pompa untuk menaikkan zat cair setinggi Hs adalah sama
dengan tinggi H2 ditambah dengan kehilangan tenaga selama pengaliran dalam pipa
tersebut. Kehilangan tenaga adalah ekivalen dengan penambahan tinggi elevasi,
sehingga efeknya sama dengan jika pompa menaikkan zat cair setinggi H = H2 +
∑hf. Dalam gambar tersebut tinggi kecepatan diabaikan sehingga garis tenaga
berimpit dengan garis tekanan.

Gambar Pipa dengan Pompa

Kehilangan tenaga terjadi pada pengaliran pipa 1 dan 2 yaitu sebesar hf1 dan
hf2. Pada pipa 1 yang merupakan pipa isap, garis tenaga (dan tekanan) menurun
sampai dibawah pipa. Bagian pipa dimana garis tekanan di bawah sumbu pipa
mempunyai tekanan negatif. Sedang pipa 2 merupakan pipa tekan.

1
Daya yang diperlukan pompa untuk menaikkan zat cair :

QHγ
D kgf m/dtk 
η

atau

QHγ
D= hp
75 η

dengan η adalah efisiensi pompa. Pada pemakaian pompa, efisiensi pompa digunakan
sebagai pembagi dalam rumus daya pompa .

2.Pipa Seri

Apabila suatu saluran pipa terdiri dari pipa-pipa dengan ukuran yang
berbeda, pipa tersebut adalah dalam hubungan seri. Gambar dibawah ini
menunjukkan suatu sistem tiga pipa dengan karakteristik berbeda yang
dihubungkan secara seri. Panjang, diameter, dan koefisien gesekan masing-
masing pipa adalah L1, L2, L3;D1, D2, D3; dan f1, f2, f3.

Pada pipa seri , jika akan mencari besar debit aliran Q menggunakan
persamaan kontinuitas :

Q=Q1=Q2=Q3

2
Gambar Pipa Seri

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli untuk titik 1 san 2 ( pada garis


aliran ) adalah

P1 V 12 P2 V 12
Z1 + + = Z2 + + = hf1+hf2+hf3
Υ 2g Υ 2g

Pada pipa seri , tekanan total = H itu adalah penjumlahan masing-masing


kehilangan energi pada masing-masing pipa

H = hf1 + hf2 + hf3

Pada muka air di kedua kolam, tekanan P1=P2=P atmosfer , dan kecepatan V1
= V2 = 0

(tampang aliran sangat besar) sehingga persamaan di atas menjadi :

z1 – z2 = hf1+hf2+hf3

Dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach, maka persamaanya


menjadi :

L 1 V 12 L 2 V 22 L 3 V 32
H = f1 + f2 + f3
D1 2 g D2 2 g D3 2 g

Untuk masing-masing pipa, kecepatan aliran adalah :

3
V1=Q/(πD1 2/4 ) ; V2=Q/(¼πD2 2/4); V3=Q/(¼πD3 2/4)

Jika nilai V1,V2,dan V3 disubstitusi ke dalam persamaan , maka akan didapat

Debit aliran adalah :


π 2gH

Q
 5 5
4 f 1L1 / D1  f2 L2 / D2  f3L3 / D3
5

1/ 2

Kadang-kadang penyelesaian pipa seri dilakukan dengan suatu pipa


ekivalen yang mempunyai penampang seragam. Pipa disebut ekivalen apabila
kehilangan tekanan pada pengaliran di dalam pipa ekivalen sama dengan pipa-
pipa yang diganti. Sejumlah pipa dengan bermacam-macam nila f, L, dan D
akan dijadikan menjadi satu pipa ekivalen. Untuk itu diambil diameter D dan
koefisien gesekan fe dari pipa yang terpanjang (atau yang telah ditentukan)
dan kemudian ditentukan panjang pipa ekivalen. Kehilangan tenaga dalam
pipa ekivalen :

3.Pipa Paralel

4
Pada keadaan dimana aliran melalui dua atau lebih pipa dihubungkan
secara pararel seperti dalam Gambar pipa paralel dibawah maka persamaan
kontinuitas adalah :

Q = Q1 + Q2 + Q3

Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk :

Q= ¼ π D 12 V 1 + D 22 V 2+ D 32 V 3

Persamaan energi :

H = hf1 = hf2 = hf3

Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk :

L 1 V 12 L 2 V 22 L 3 V 32
H = f1 = f2 = f3
D1 2 g D2 2 g D3 2 g

Gambar Pipa Paralel

Panjang pipa ekivalen ditentukan dengan cara yang sama seperti pada
hubungan seri. Dari persamaan Q= ¼ π D 12 V 1 + D 22 V 2+ D 32 V 3 di dapat :

Dengan cara seperti diatas:

5
Substitusi persamaan tersebut ke dalam persamaan Q = Q1 + Q2 + Q3 maka
akan didapat:

4.Pipa Bercabang

Sering suatu pipa menghubungkan tiga atau lebih kolam. Gambar pipa
bercabang dibawah menunjukkan suatu sistem pompa bercabang yang
menguhungkan tiga buah kolam. Akan di cari debit aliran melalui tiap-tiap
pipa yang menghubungkan ketiga kolam tersebut apabila panjang,
diameter,macam pipa (kekasaran k), diberikan dan rapat massa serta
kekentalan zat cair diketahui. Garis tekanan akan berada pada muka air di
tiap-tiap kolam, dan akan bertemu pada satu titik di atas titik cabang T. Debit
aliran melalui tiap pipa ditentukan oleh kemiringan garis tekanan masing-
masing. Arah aliran sama dengan arah kemiringan (penurunan) garis tenaga.

6
Gambar Pipa Bercabang

Persamaan kontinuitas pada titik cabang, yaitu aliran menuju titik


cabang T harus sama dengan yang meninggalkan T. Pada gambar tersebut
terlihat bahwa aliran akan keluar dari kolam A dan masuk ke kolam C. Aliran
keluar atau masuk ke dalam kolam B tergantung pada sifat pipa 1 dan 2 serta
elevasi muka air kolam A, B, dan C. Persamaan kontinuitas adalah salah satu
dari kedua bentuk berikut:

Q1 = Q2 + Q3

atau

Q1 + Q2 = Q3

Yang tergantung apakah elevasi garis tekanan di titik cabang lebih


besar atau lebih kecil dari pada elevasi muka air kolam B. Persamaan (7.20)
berlaku apabila elevasi garis tekanan di T lebih tinggi dari elevasi muka air
kolam B, dan apabila ebaliknya berlaku persamaan Q1=Q2+Q3. Prosedur
hitungan adalah sebagai berikut :

1. Anggap garis tekanan di titik T mempunyai elevasi hT.

2. Hitung Q1, Q2, dan Q3 untuk keadaan tersebut.

7
3. Jika persamaan kontinuitas dipenuhi, maka nilai Q1, Q2, dan Q3 adalah
benar.

4. Jika aliran menuju T tidak sama dengan aliran meninggalkan T, di buat


anggapan baru elevasi garis tekanan di T, yaitu dengan menaikkan garis
tekanan di T apabila aliran masuk lebih besar daripada aliran keluar dan
menurunkannya apabila aliran masuk lebih kecil dari aliran keluar.

5. Ulangi prosedur tersebut sampai dipenuhinya persamaan kontinuitas.

Pada keadaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar pipa menghubungkan


tiga kolam dengan menganggap bahwa elevasi muka air kolam C sebagai
bidang referensi dan dianggap bahwa elevasi garis tekanan di T di bawah
elevasi muka air kolam B (hT < zB) maka persamaan aliran mempunyai
hubungan sebagai berikut ini.

Persamaan energi :

Persamaan kontinuitas :

Q1 + Q2 = Q3

Dari persamaan di atas, jika zA, zB, dan sifat-sifat pipa diketahui maka hT,
Q1, Q2,

dan Q3 dapat dihitung

8
5. Jaringan Pipa

Gambar contoh jaringan pemipaan

Pada jaringan pipa harus dipenuhi persamaan kontinuitas dan tenaga yaitu :

1. Aliran di dalam pipa harus memenuhi hokum-hukum gesekan pipa untuk

aliran dalam pipa tunggal.

2. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap simpul harus sama dengan aliran yang

keluar.

∑Qi = 0

3. Jumlah aljabar dari kehilangan tenaga dalam satu jaringan tertutup harus

sama dengan nol.

∑hf = 0

9
Rumus Kehilangan Tenaga Akibat Gesekan

Setiap pipa dari sistem jaringan terdapat hubungan antara kehilangan tenaga
dan debit. Secara umum hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk :

Dengan m tergantung pada rumus gesekan pipa yang digunakan, dan koefisien
k tergantung pada rumus gesekan pipa dan karakteristik pipa. Sebenarnya
nilai pangkat m tidak selalu konstan, kecuali bila pengairan berada pada
keadaan hidraulis kasar, yang sedapat mungkin dihindari. Akan tetapi karena
perbedaan kecepatan pada masing-masing pipa tidak besar, maka biasanya
nilai m di anggap konstan untuk semua pipa. Sebagai contoh untuk rumus
Darcy-Weisbach.

hf = kQ 2

Dengan:

K=

Serta nilai m = 1,82 untuk rumus Hazen-William

4,72 L
K=
C . H 1,85 D 4,87

Metode Hardy Cross

Dianggap bahwa karakteristik pipa dan aliran yang masuk dan meninggalkan
jaringan pipa diketahui dan akan dihitung debit pada setiap elemen dari
jaringan tersebut. Jika tekanan pada seluruh jaringan juga dihitung, maka
tinggi tekanan pada satu titik harus diketahui. Prosedur perhitungan dengan
metode Hardy Cross adalah sebagai berikut :

10
1. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Q0 hingga terpenuhi syarat
kontinuitas.

2. Hitung kehilangan tenaga pada tiap pipa dengan rumus hf = k Q m. Dengan


anggapan “m” konstan

3. Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaring tertutup sedemikian sehingga


tiap pipa termasuk dalam paling sedikit satu jaring.

4. Hitung ∑ Hf untuk tiap jarring sehingga pengaliran seimbang.

5. Hitung Nilai ∑ n. K .Q n−1

∑ Hf = 0

6.Pada tiap jaring dihitung koreksi debit ∆Q supaya kehilangan tenaga dalam
jaring seimbang

∑ K . Q 0m
∆Q
∑ m. k . Q 0m−1
Sehingga :

Q=Q0+∆Q

7.Hasil hitungan yang benar di capai apabila ∆Q = 0.

11
BAB II

SOAL DAN PENYELESAIAN

1. Hubungan Pipa dengan Pompa

1.Air di pompa dari kolam A ke kolam B melalui pipa 1 ( D1= 20 cm ,


L1=350 m) yang kemudian bercabang menjadi pipa 2 ( D2=40 cm , L2
= 500 m) dan pipa 3 ( D3=15 cm,L3= 500 m). Pompa terletak pada
kolam A dan muka air Kolam B berada 50 m di atas air kolam A.
Koefisien gesekan (f) untuk semua pipa adalah 0,04. Debut aliran 200
l/detik.Tentukan panjang pipa ekuivalen terhadap pipa 1.
Penyelesaian:

2.Pada soal no.1, tentukan pula daya pompa ( efisiensi 75%).


Penyelesaian:

12
2. Pipa Seri
1. Dua buah reservoir dengan beda elevasi muka air 12 m
dihubungkan menggunakan dua buah pipa seri. Pipa pertama
panjang 12 m, diameter 24 cm , pipa kedua panjang 30 m, diameter
30 cm. Koefisien kekasaran kedua pipa sama , f = 0,05. Hitung
debit aliran dalam pipa.
Penyelesaian:

13
2. Bila susunan pipa pada soal 1 akan digantikan dengan satu buah
pipa diameter 20 cm, f=0,05. Hitunglah panjang ekuivalen pipa
tersebut.
Penyelesaian:

14
3. Pipa Paralel
1. Diketahui susunan pipa parallel seperti gambar di atas.
Karakteristik masing-masing pipa sebagai berikut:
L1=250 , D1=0,4 m, dan f1=0,02
L2=150 m, D2=0,5 m, dan f2=0,025
L3=400 m, D3=0,3 m , dan f3=0,015
Debit pipa utama = 500 l/detik
Tentukan Q1,Q2,dan Q3

Tentukan debit masing-masing pipa

Penyelesaian:

15
2.Air dari kolam A menuju Kolam B melalui dua buah pipa yang
dihubungkan secara parallel.. Elevasi muka air kolam A berada
pada +120 m dan elevasi muka air B pada +80 m. panjang diameter
kedua pipa sebagai berikut.

-Pipa 1 = L1:450 m ; D1=50 cm ; f1=0,02

-Pipa 2= L2:450 m ; D2=30 cm ; f1=0,02

Tentukan debit masing-masing pipa.

Penyelesaian:

16
4. Pipa bercabang

1. Diketahui pipa bercabang seperti gambar diatas, ujung pipa D


terbuka ke udara luar ( tekanan atmosfer). Data pipa adalah
L1=2500 m,D1=450 mm ; L2=1500 m,D2=400 mm; L3=1100
m,D3=210 mm. Nilai f semua pipa adalah sama yaitu 0,03 . Hitung
debit masing masing pipa
Penyelesaian:

17
18
19
20
2. Diketahui pipa bercabang seperti gambar diatasData pipa adalah
L1=2400 m,D1=600 mm ; L2=1400 m,D2=500 mm; L3=1440
m,D3=300 mm. Nilai f semua pipa adalah sama yaitu 0,03 . Hitung
debit masing masing pipa.!

21
22
23
5. Jaringan Pemipaan
1. Sebuah jaringan pipa seperti tergambar. Hitung besar debit dan
aeahnya pada tiap pipa. Bila m=2

Penyelesaian:

24
25
2.Jaringan pipa seperti gambar. Hitung debit aliran di tiap pipa dengan
menggunakan cara croos!

26
Penyelesaian:

27
DAFTAR PUSTAKA

https://darmadi18.files.wordpress.com/2011/09/bab-viii-jaringanpipa.pdf

https://filetogether.files.wordpress.com/2015/03/10_aliran-melalui-sistem-
pipa.pdf

https://kertahidraulika.blogspot.com/

- https://drive.google.com/file/d/1-oX5DgLXIvtlJBlP1IjrYM8S-
y52Zmxr/view
- https://drive.google.com/file/d/1aCbPuAh4t_LuPMfkCL7IT_c9MLIm
vd18/view
- https://drive.google.com/file/d/1OP05uEMiJouhXPYVrRcRKlYhjWII
TNTO/view
- https://drive.google.com/file/d/1wEudbczCHl2nLipvpebbE0XygJqMx
Pdw/view
- https://drive.google.com/file/d/1qbOU2pkXabJwjUSud0o4PvApwBE
H3Rkx/view
- https://drive.google.com/file/d/1kNO4NuB5AMzTabTkEQ_5w67PXz
AN_UzT/view
- https://drive.google.com/file/d/11EvH3wqXtJOqEEU0nTjpfRYtLm7c
QaXz/view

28
29

Anda mungkin juga menyukai