Kegiatan Pembelajaran ke 7
1. Senam Lantai
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a. Agar mahasiswa dapat memahami, menjelaskan senam lantai, praktek dan manfaatnya
dengan baik dan benar.
3. Materi Pembelajaran
a. Senam Lantai
Istilah senam berasal dari bahasa inggris “Gymnastic” dalam bahasa aslinya merupakan
kata serapan dari bahasa Yunani “Gymnos” yang berarti telanjang, sedangkan tujuan dari
senam adalah meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi,
serta kontrol tubuh. Pembelajaran senam di sekolah memiliki sasaran pedagogis. Menurut
Agus Mahendra pembelajaran senam di sekolah dikenal sebagai senam pendidikan,
merupakan pembelajaran yang sasaran utamanya diarahkan untuk mencapai tujuantujuan
pendidikan, artinya pembelajaran senam hanyalah alat. Sedangkan yang menjadi tujuan
adalah aspek pertumbuhan dan perkembangan anak yang dirangsang melalui kegiatan-
kegiatan yang bertema senam.
Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program
pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di
samping itu senam juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai
landasan penting bagi penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga. Lebih penting
lagi senam lebih dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang
melakukannya. Ada beberapa macam jenis senam seperti, senam aerobic, senam
pembentukan, dan senam lantai.
Muhajir (2007) menjelaskan bahwa: Senam lantai adalah salah satu cabang olahraga
yang mengendalikan aktivitas seluruh anggota badan, baik untuk olahraga senam sendiri
maupun untuk cabang orang lain. Itulah sebabnya senam juga diseut olahraga dasar. Senam
lantai mengacu pada gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari
setiap bagian anggota tubuh dari kemampuan komponen motoric/gerak seperti kekauatan,
kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelinvaham dan ketepatan.
Belajar senam bagi anak sekolah dasar merupakan alat untuk mencapai
perkembangan menyeluruh, meliputi: fisik, mental, sosial, emosional dan moral.
Pembelajaran senam di selolah dasar bertujuan memperkaya pengalaman gerak sebanyak-
banyaknya serta meningkatkan kesegaran jasmani para peserta didik. Menurut Sayuti
Syahara (2005:1) bahwa senam merupakan elemen penting dalam kurikulum penjasorkes di
sekolah dasar, karena membentuk bagian besar dari program dasar.
Guru pendidikan jasmani perlu memahami bahwa senam di sekolah dasar bukanlah
senam yang bersifat perlombaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi, serta memerlukan
peralatan yang sulit didapat serta mahal harganya dan harus dilakukan di dalam ruangan
khusus senam. Senam di sekolah dasar prinsipnya yaitu membelajarkan pola gerak dominan
dalam senam, serta pengembangannya yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kemampuan siswa.
Imam Hidayat (1982: 2) menyatakan bahwa secara umum senam dapat diartikan
suatu latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan 6 pribadi secara harmonis. Lebih
lanjut Agus Mahendra (2001: 2) menyatakan bahwa senam sebagai suatu latihan tubuh yang
dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun sesara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan,
dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual.
Menurut Suharjana (2011) ada sejumlah faktor yang harus mendapat perhatian guru
pendidikan jasmani dalam mengembangkan program pembelajaran senam di sekolah dasar,
yaitu:
1) Alat pembelajaran senam umumnya sangat mahal dan banyak membutuhkan tempat
penyimpanan.
2) Gerakan dalam senam relatif lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan olahraga
lainnya.
3) Banyak gerakan dalam senam yang beresiko tinggi.
Faktor-faktor tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru pendidikan
jasmani. Peserta didik belajar dan mencoba keterampilan melalui aktivitas badannya sendiri.
Jika anak sudah mampu mengendalikan badannya, sudah dapat dipastikan bahwa ia akan
mampu bergerak dengan sendirinya maupun dalam menggunakan peralatan lain. Sifat yang
benar-benar spesifik dalam senam adalah meningkatkan dasar-dasar kemampuan fisik dan
keterampilan motorik seperti: keseimbangan, kelincahan, koordinasi, kelentukan, kekuatan,
daya tahan, serta power.
Nurjanah (2012: 23), menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, senam seharusnya
diartikan sebagai istilah generik untuk berbagai macam kegiatan fisik yang di dalamnya anak
mampu mendemonstrasikan, dengan melawan gaya atau kekuatan alam, kemampuan untuk
menguasai tubuhnya secara meyakinkan dalam situasi yang berbeda-beda. Sekolah Dasar
merupakan media awal dari perkembangan anak-anak untuk mendapatkan pertumbuhan yang
optimal. Maka dari itu, di Sekolah Dasar diajarkan pula pendidikan jasmani dengan materi
yang sudah ditentukan dan salah satunya yaitu materi senam.
Pembelajaran senam, khususnya senam lantai membutuhkan pengaturan kelas yang
berbeda dari pembelajaran materi penjasorkes yang lain. Hal ini disebakan karena dalam
senam lantai memerlukan perkakas yaitu matras. Maksud utama dari pengaturan kelas dalam
pembelajaran senam adalah untuk meningkatkan jumlah waktu aktif belajar dan kesempatan
siswa melakukan latihan yang lebih banyak, terutama dengan mengurangi jumlah waktu
untuk menunggu giliran karena matras yang terbatas. Hal ini dapat dipahami, jika matras
hanya satu atau dua buah, sedangkan jumlah siswanya tiga puluh anak. Jika guru tidak
memikirkan bagaimana memanfaatkan matras yang ada itu, serta bagaimana giliran siswa
dilaksanakan, akan terjadi penghamburan waktu sebab siswa justru lebih lama menunggu
giliran daripada melakukan latihan (Agus Mahendra, 2001: 134).
Senam lantai merupakan salah satu bagian dari enam macam kelompok senam.
Senam itu sendiri terdiri dari senam artistik, senam ritmik sportif, senam akrobatik, senam
trampolin, dan senam umum. Senam lantai sendiri termasuk ke dalam kelompok senam
artistik di mana senam artistik ini menurut Mahendra (2000: 12), merupakan penggabungan
antara aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dan gerakan-
gerakan yang dilakukan pada alat-alat tertentu. Efek artistiknya dihasilkan dari besaran
(amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan
berbagai posisi.
b. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Senam
Menurut Suharjana F (2011) ada beberapa prinsip sehubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran senam, diantaranya yaitu:
1) Berikan pemanasan secukupnya.
Pemanasan yang efektif sangat penting di dalam belajar gerak. Aktivitas pemanasan
hendaknya harus dapat meningkatkan kelentukan maupun mempersiapkan mental,
jantung, otot, serta persendian dalam menghadapi pembelajaran. Memberikan
aktivitas untuk pemanasan hendaknya memperhatikan beberapa prinsip, diantaranya
yaitu: a. Banyak bergerak tetapi tidak melelahkan b. Latihan-latihan mudah
dimengerti dan cepat dapat dilaksanakan c. Menggembirakan dan menarik perhatian
anak d. Semua anak dapat bergerak sekaligus.
2) Berikan kegiatan berupa permainan yang menggembirakan sebagai latihan kondisi
fisik, yang melibatkan: a. gerakan kelentukan b. gerakan kekuatan
3) Buatlah kegiatan yang sederhana tetapi menuntut kemampuan fisik yang lebih besar.
4) Berikan pendinginan secukupnya
Pendinginan dilakukan dengan cara mengurangi intensitas kegiatan secara bertahap
dan diakhiri dengan penguluran ringan untuk memperbaiki pemulihan jantung, otot,
serta jaringan lain setelah melakukan aktivitas yang cukup berat.
c. Jenis-Jenis Senam Lantai
1) Berguling ke depan (Forward Roll)
Jenis gerakan senam lantai yang pertama ialah gerakan senam guling depan atau forward
roll. Gerakan guling depan merupakan sebuah gerakan senam lantai yang diakukan
dengan cara berguling kearah depan.
4) Meroda (Ratslag)
Meroda atau gerakan balingbaling dilakukan ke samping untuk empat hitungan, tangan
dan kaki berputar seperti baling-baling.
Gambar 8. Meroda
5) Sikap Lilin
Sikap lilin (konstan) merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan
dan kepala bagian depan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan
dapat dilakukan secara bergantian.
7) Sit Up
Sit up adalah latihan kekuatan perut klasik yang dilakukan dengan berbaring telentang
dan mengangkat tubuh. Manfaat sit up adalah dapat meningkatkan kekuatan otot perut,
membantu menjaga tubuh kita seimbang dan stabil saat bergerak sepanjang aktivitas
harian, dan bagus untuk melatih pernapasan diafragma.
Langkah-langkah untuk melakukan sit-up adalah :
Diawali dengan sikap badan tidur telentang, kedua lutut ditekuk, dan kedua tangan
berada dibelakang kepala
Agar kaki tetap menyentuh lantai perlu bantuan teman untuk memegangnya
Lakukan berulang-ulang dan hati-hati.
8) Squat Thrust
Squat Thrust adalah kemampuan untuk mengubah arah posisi tubuh dengan cepat dan
tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan
posisi tubuhnya.
Langkah-langkah untuk melakukan Squat Thrust:
Awali dengan sikap berdiri tegak, lalu ambil posisi jongkok
Kedua telapak tangan menempel di lantai
Luruskan kedua kaki ke belakang bersamaan
Tarik kembali kedua kaki bersamaan sampai pada posisi jongkok lagi
lalu berdiri sambil meloncat setinggi mungkin lalu berulang-ulang
Gambar 12. Squad thrust
9) Berdiri Dengan Tangan (Hands Stand)
Merupakan jenis senam lantai yang dilakukan dengan melurukan badan dengan
menggunakan kedua tangan secara vertical dengan posisi kepala di bawah.