9189 20478 1 PB
9189 20478 1 PB
Paramita: Historical
Historical Studies
Studies Journal,
Journal, 27 27(1), 2017 90-102
(1), 2017:
ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825
DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v27i1.9189
ABSTRACT ABSTRAK
The purposes of this study are to map and Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
identify the location of those artifacts, histori- memetakan dan mengidentifikasi keberadaan
cal landscape unit of Samudra Pasai and to artefak, Unit lanskap sejarah Samudra Pasai
evaluate the historical tombs. Methods used dan penilaian terhadap peningalan makam-
were Cultural Mapping Approach using GIS makam bersejarah. Metode yang digunakan
and historical landscape assessment. From this dalam penelitian ini adalah Cultural Mapping
research it was found that there are 33 histori- Approach dengan menggunakan GIS dan
cal tombs in Aceh Utara District. Thirteen of asesmen lanskap sejarah. Hasil dari penelitian
them are already stated as Cultural Heritage ditemukan 33 permakaman bersejarah di Ka-
Site and 20 of them not yet included on the bupaten Aceh Utara, 13 merupakan permaka-
list. Historical landscape of Samudera Pasai’s man kepemilikan Situs Cagar Budaya dan 20
tomb bearing importance with high signifi- diantaranya belum terdaftar sebagai Situs
cance value found in 6 tombs unit at Meurah Cagar budaya. Lanskap sejarah permakaman
Mulia Sub-district, Lhokseukon Sub-district, Samudra Pasai memiliki nilai penting dengan
Baktiya Barat Sub-district, Tanah Jambo Aye signifikansi tinggi sebanyak 6 unit permakam-
sub-district and Syamtalira Aron sub-district. an yang terdapat pada Kecamatan Meurah
Ten tombs with medium significance value mulia, Kecamatan Lhokseukon, Kecamatan
can be found at six sub-districts which are Baktiya Barat, Kecamatan Tanah Jambo Aye
Geureudong Pase sub-district, Tanah Luas sub dan Kecamatan Syamtalira Aron. Permakam-
-district, Paya Bakong sub-district, Samudera an dengan nilai signifikansi sedang sebanyak
sub-district, Seunuddon sub-district and Ni- 10 unit dapat dijumpai pada enam Kecamatan
bong sub-district. Four tombs with low signifi- yaitu Kecamatan Geureudong Pase, Kecamat-
cance value can be found at Samudera sub- an Tanah Luas, Kecamatan Paya Bakong,
district, Nibong sub-district, Seunuddon sub- Kecamatan Samudera, Kecamatan Kecamat-
district and Syamtalira Aron sub-district. an Seunuddon dan kecamatan Nibong.
Landscape preservation priority will be con- Permakaman dengan nilai signifikansi rendah
ducted at landscapes with high and medium sebanyak 4 unit terdapat pada Kecamatan
significance values. Meanwhile, the landscape Samudera, Kecamatan Nibong, Kecamatan
with low significance proposed to do physical Seunuddon dan Kecamatan Syamtalira Aron.
improvements only. Prioritas pelestarian dilakukan pada lanskap
dengan nilai signifikansi tinggi dan sedang,
Keywords: heritage assessment, Islamic sul- namun untuk nilai signifikansi rendah di-
tanate, preservation usulkan perbaikan fisik.
Kata Kunci: penilaian warisan, kesultanan
Islam, pelestarian
Author correspondence
Email: jannah_arch@yahoo.co.id 90
Available online at http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
91
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
92
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
93
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
94
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
Mater dan Peter (2003) menyatakan man tua sebelum Malikussaleh yang ter-
pen ilaian lan skap dapat m en gar ah catat tahun wafatnya 662 H yaitu makam
kedaftar prioritas untuk kestabilan dalam dari Raja Ahmad dan Ibnu Mahmud yang
perawatan, manajemen dan program berlokasikan di Kecamatan Meurah
pemeliharaan. Penilaian ini dapat menun- Mulia. Ditinjau dari riwayat wafatnya raja
jukan kegunaan dan manfaat terhadap pertama Samudra Pasai (Malikussaleh)
warisan supaya lebih dihargai sebagai yang wafat pada tahun 696 H maka
aspek budaya bagi masyarakat. makam Raja Ahmad dan Ibnu Mahmud
lebih tua 34 tahun. Pemerintah telah
Penelusuran Artefak Permakaman Berse- menetapkan Kecamatan Samudra Pasai
jarah merupakan kawasan inti dari Situs Cagar
Kerajaan Samudra Pasai terletak antara Budaya. Pada kawasan inti terdapat
Sungai Jambo Aye dengan Sungai Pase di permakaman dari raja-raja Samudra Pasai
Kabupaten Aceh Utara dekat Pantai yang dibagi dalam tiga periode, periode
Lhokseumawe (Kusmiati, 1977). Suprapti pertama pada komplek permakaman
(1993) menyatakan secara administrasi Malikussaleh, periode kedua pada kom-
situs Samudra Pasai berada di Kecamatan plek permakaman Ratu Nahrasiyah dan
Samudra. Batutah, dalam Haris (1993) Periode ketiga pada komplek perma-
menyatakan gambaran kota Samudra se- kaman Bat e Bale. Ditemukan pu la
bagai pusat kerajaan, terletak jauh dari permakaman dugaan abad ke 15, diduga
pantai, sekitar empat mil dengan mengen- permakaman abad ke 15 dari motif kali-
darai kuda dari pelabuhan yang disebut- grafi dan ornamen yang terdapat pada
nya Sarha ke kota Samudra. batu nisan. Analisis pemetaan kawasan
Dari penelusuran permakaman permakaman Samudra Pasai (Gambar 4).
Samudra Pasai ditemukan dua pemaka-
95
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
96
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
lanskap dengan nilai signifikansi rendah Pasai dengan nilai signifikansi tinggi dan
dilakukan perbaikan dan penggalian pada sedang, antara lain sebagai berikut. Per-
permakaman yang terbenam, hal ini ber- tama, registrasi yaitu mendaftarkan
tujuan untuk meningkatkan nilai signi- permakaman bersejarah kepada
fikansi yang kemudian dapat diusulkan pemerintah sebagai Situs Cagar Budaya
untuk pelestarian. yang diakui baik tingkat kota, provinsi,
maupun nasional. Kedua, Pemeliharaan
Pelestarian Lanskap Sejarah Samudra yaitu perlindungan terus menerus pada
Pasai bahan dan tata letak permakaman agar
Pelestarian lanskap permakaman Sam- kondisi fisik situs tetap lestari serta
udra Pasai diperlukan perencanaan, mengajak masyarakat bekerjasama dalam
pemeliharaan atau konservasi diantaranya pemeliharaan dan perlindungan.
perlu melakukan identifikasi kepemilikan Ketiga, rekonstruksi yaitu mengem-
permakaman dan inventarisasi semua balikan kon disi perm akam an pada
fitur, ruang dan bahan. Permakaman ada- keadaan semula. Merencanakan kon-
lah tempat yang harus direncanakan dan struksi baru yang dapat melindungi
dikelola (Uslu et al, 2009). Berdasarkan permakaman bersejarah, dengan memasti-
nilai penting yang diperoleh, beberapa kan desain sesuai dengan peninggalan se-
tindakan pelestarian yang dapat diterap- jarah sehingga konstruksi baru dan
kan pada lanskap permakaman Samudra permakaman terlihat harmonis.
97
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
98
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
tahankan karakter sejarah. Fahmi (2003) 6 unit permakaman yang terdapat pada
menyatakan strategi konservasi, rehabili- Kecamatan Meurah Mulia, Kecamatan
tasi dapat diadopsi untuk tindakan pro- Lhokseukon, Kecamatan Baktiya Barat,
gram peningkatan warisan dan budaya. Kecamatan Tanah Jambo Aye dan Keca-
Kedua, pelestarian lanskap perma- matan Syamtalira Aron. Permakaman
kaman dengan nilai signifikansi sedang. dengan nilai signifikansi sedang sebanyak
Permakaman dengan nilai signifikansi 10 unit terdapat pada enam Kecamatan
sedang terdapat di enam Kecamatan di yaitu Kecamatan Geureudong Pase, Keca-
antaranya adalah Kecamatan Geureudong matan Tanah Luas, Kecamatan Paya Ba-
Pase, Kecamatan Tanah Luas, Kecamat- kong, Kecamatan Nibong, Kecamatan
an Paya Bakong, Kecamatan Nibong, Samudera, dan Kecamatan Seunuddon.
Kecamatan Samudera, dan Kecamatan Permakaman dengan nilai signifikansi
Seunuddon. Langkah yang dilakukan un- rendah sebanyak 4 unit terdapat pada
tuk meningkatkan nilai signifikan perlu Kecamatan Samudera, Kecamatan Ni-
melakukan upaya restorasi yaitu mengem- bong, Kecamatan Syamtalira Aron dan
balikan kondisi makam seperti kondisi Kecamatan Seunuddon. Prioritas peles-
awal. Melakukan penggalian pada makam tarian dilakukan pada lanskap dengan
yang terbenam. Melakukan rekonstruksi nilai signifikansi tinggi dan sedang, na-
pada makam-makam yang patah dengan mun untuk nilai signifikansi rendah di-
hati-hati tanpa menghilangkan ornamen usulkan perbaikan, untuk meningkatkan
atau kaligrafi yang ada pada makam. nilai signifikansi sehingga dapat diajukan
Ketiga, pelestarian lanskap untuk pelestarian.
permakaman dengan nilai signifikansi
rendah. Empat permakaman dengan nilai UCAPAN TERIMA KASIH
signifikansi rendah, berada pada Keca- Terima kasih penulis ucapkan kepada Civ-
matan Samudera, Kecamatan Nibong, itas akademika Departemen Arsitektur
Kecamatan Syamtalira Aron dan Keca- Lanskap Fakultas Pertanian Institut Per-
matan Seunuddon. Pelestarian yang perlu tanian Bogor atas bantuannya, terima
dilakukan yaitu melakukan pembersihan, kasih kepada pihak Pemerintah Kabupat-
perawatan, dan pencatatan, perlu dil- en Aceh Utara, Dinas Pariwisata dan Ke-
akukan pengkajian terhadap pemilik budayaan Kabupaten Aceh Utara dan
makam. Hal itu dilakukan untuk mening- Lembaga peneliti sejarah Central Infor-
katkan nilai signifikansi untuk dapat di- mation for Samudra Pasai Heritage
jadikan usulan pelestarian dimasa depan. (CISAH).
99
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
and the Cities of Dead.” Word Sustaina- Othman RNR, & Hamzah A. 2013.
bility Forum, 1(29). “Interdependency of Cultural Heritage
Fedorov R. 2013. “Genesis Of The Cultural Assets in the Old Quarter, Melaka Her-
Landscape Of Urals and Siberia.” Jour- itage City.” Jurnal Procedia - Social and
nal Of Eurasian Studies. 4: 207-216. Behavioral Sciences, 105: 577–588.
Goldman WA, Kane M. 2014. “Concept Rashid MSA. 2015. “Understanding The Past
Mapping And Network Analysis: An for a Sustainable Future: Cultural Map-
Analytic Approach To Measure Ties ping Of Malay Heritage.” Jurnal Proce-
Among Constructs.” Jurnal Evaluation dia – Social and Behavioral Sciences, 170:
And Program Planning. 47: 9-17. 10-17.
Haris T. 1993. Bentuk dan Morfologi Kota Pasai. Resad ISM, Rozali EA, & Kamaruzzaman
Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi AF. 2012. “The Importance Of Learn-
Sejarah Nasional. ing Islamic History And Civilization Of
Harris, CW. & Dines, NT. 1988. Time Saver Malaysia In The Building Of Human
Standarts for Landscape Architecture. New Capital and Indentity of The Muslim
York: Mc. Graw Hill Book Co. Society in Malaysia.” Jurnal Procedia-
Hurgronye S. 1985. Aceh di Mata Kolonialis Jilid Sosial and Behavioral Sciences, 59: 550-
II. Penerjemah Singarimbun. Jakarta: 557.
Yayasan Soko Guru Said, M. 1981. Aceh Sepanjang Abad. Medan:
Kusmiati TN. 1977. Catatan Sementara Tentang PT Percetakan dan Penerbitan Waspa-
Mata Uang Samudra Pasai. Jakarta: da Medan.
Proyek Penelitian dan Penggalian Pur- Sari IL, & Indrajati PN. 2015. “Prioritas Pe-
bakala Departemen Pendidikan dan lestarian Kawasan Cagar Budaya kota
Kebudayaan. Bandung.” Jurnal Internal Program Studi
Levitt L. 2012. “Solimnity And Celebration: Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Dark Tourism Experience At Holly SAPPK ITB, 4: 143–153.
Wood Forever Cementery.” Journal of Suprapti MC. 1993. Bandar Samudra Pasai
Unconventional Parks, Tourism & Recrea- Ditinjau dari Situs dan Situasi. Jakarta:
tion Research. 4(1): 20-25 Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Mason R. 2002. “Assessing Values in Conser- Sejarah Nasional.
vation Planning Methodological Issues Syahrul, PH. 2008. Silsilah Raja-Raja Islam di
and Choices.” Didalam Marta de la Aceh Dan Hubunganya Dengan Raja-Raja
Torre (Ed.). Assessing the Values of Cultur- Islam di Nusantara. Jakarta Timur: Pelita
al Heritage Research Report. Los Angeles: Hidup Insani.
The Getty Conservation Institute. Tjandrasasmita U. 1992. Pasai Dalam Dunia
Matero FG, Peters J. 2003. “Survey Method- Perdagangan. Jakarta: Proyek Inventar-
ology For The Preservation Of Histori- isasi dan Dokumentasi Sejarah Nasion-
cal Burial Ground and Cementeries.” al.
Apt Bulletin, 34: 37-45. U sl u A , B a r i E , & E rd o g a n E . 2 0 0 9 .
N a g a o ka M . 2 01 1 . “ R ev it a l iza t i on of “Ecological Concerns Over Cemeter-
Borobudur Heritage Tourism Promo- ies.” African Journal of Agricultural Re-
tion and Local Community Empower- search, 4 (13): 1505-1511.
ment In Cultural Industries”. Icomos
Paris. 3 session 3.
100
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
Lampiran 1.
Kriteria penilaian nilai penting lanskap sejarah
Kriteria Skor
Rendah (1) Sedang (2) Tinggi (3)
Typicality Terjadi perubahan Terjadi perubahan Terjadi perubahan
Land use penggunaan lahan penggunaan lahan penggunaan lahan
permakaman >50%. permakaman sebesar 25 permakaman < 25%.
-50%.
Types of structures Terjadi banyak peru- Terjadi sedikit peru- Tidak terjadi peru-
bahan pada struktur bahan pada struktur bahan pada struktur
makam atau tempat makam atau tempat makam atau tempat
bersejarah. bersejarah. bersejarah.
Ornamental fea- Hanya memiliki satu Memiliki 2-5 ornamen Memiliki >5 ornamen
ture ornamen pada batu pada batu nisan/ ele- pada batu nisan/ ele-
nisan/ elemen berse- men bersejarah. men bersejarah.
jarah.
Uniqueness Elemen lanskap tidak Elemen lanskap mem- Elemen lanskap mem-
Kualitas estetika memiliki gaya/ kuali- iliki gaya/ kualitas es- iliki gaya/ kualitas es-
tas estetika yang tetika yang menunjuk- tetika yang khas pada
menunjukkan kan kekhasan. semua bagian serta or-
kekhasan. namen detilnya.
Technical innova- Tidak terdapat teknik Terdapat teknik pembu- Terdapat teknik pembu-
tion pembuatan batu nisan atan batu nisan, orna- atan batu nisan, orna-
dan ornamen pada men permakaman/ men permakaman/
permakaman/ benda benda sejarah dengan benda sejarah yang sulit
sejarah yang menjadi- teknik sederhana dan dan memiliki ciri khas.
kan ciri khas. memiliki ciri khas.
Keragaman yang Lanskap hanya Lanskap memiliki 2-5 Lanskap memiliki > 5
berbeda dari ke- memiliki satu perwaki- perbedaan perbedaan perwakilan
biasaan lan bentuk permaka- Perwakilan bentuk bentuk permakaman/
man/ elemen berse- permakaman/ elemen elemen bersejarah pada
jarah pada suatu ka- bersejarah pada suatu suatu kawasan.
wasan. kawasan.
Integritas Elemen lanskap se- Elemen lanskap se- Elemen lanskap se-
jarah/ permakaman jarah/ permakaman jarah/ permakaman
tersebar dalam jumlah tersebar dalam jumlah menyatu dalam jumlah
sedikit sehingga mem- yang cukup banyak yang cukup banyak
bentuk kesatuan yang tidak menyatu sehingga sehingga membentuk
tidak harmonis. membentuk kesatuan kesatuan yang kuat.
yang lemah.
101
Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 2017
Lampiran 2
Daftar permakaman dan kondisi permakaman
102