Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

DERMATOGLYPHI

Disusun oleh:

Khusnul Mutohharoh NIM. 18304241049

Kelas Pendidikan Biologi C 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
A. Tujuan
Menetukan frekuensi masing-masing bentuk sidik jari.
B. Data Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil pengamatan pola sidik jari kelompok 5


Bentuk Sidik Keterangan
No. Nama Jari Jari

Kanan Kiri

1. Intan Ibu jari whorl whorl Asal suku ayah & ibu : suku Jawa
(jempol)  Umur probandus : 20 th
Jenis kelamin :P
Telunjuk  loop loop Tanggal pengamatan : 
5 Desember 2020
Tengah loop loop

Manis loop loop

Kelingking loop loop

2. Hery Ibu jari whorl loop Asal suku ayah & ibu : suku Jawa
(jempol)  Umur probandus : 21 th
Jenis kelamin :L
Telunjuk  loop loop Tanggal pengamatan : 
6 Desember 2020
Tengah loop loop

Manis loop loop

Kelingking loop loop

3. Khusnul Ibu jari whorl whorl Asal suku ayah & ibu : suku Jawa
(jempol)  Umur probandus : 21 th
Jenis kelamin :P
Telunjuk  whorl Whorl Tanggal pengamatan : 
5 Desember 2020
Tengah whorl Whorl

Manis whorl Whorl

Kelingking whorl Whorl

4.  Nur Ibu jari whorl loop Asal suku ayah & ibu : suku Jawa
Widya (jempol)  Umur probandus : 20 th
Jenis kelamin :P
Telunjuk  whorl whorl Tanggal pengamatan : 
5 Desember 2020
Tengah loop loop
Manis whorl whorl

Kelingking whorl whorl

5. Amri Ibu jari whorl whorl Asal suku ayah & ibu : suku Batak
(jempol)  Umur probandus : 21 th
Jenis kelamin :L
Telunjuk  loop loop Tanggal pengamatan : 
7 Desember 2020
Tengah loop loop

Manis loop loop

Kelingking whorl whorl

C. Analisis Data
1. Persentasi bentuk sidik jari Intan :
% arcus = jumlah keseluruhan arcus/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 0/10 x 100% = 0%
% loop = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 8/10 x 100% = 80%
% whorl = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 2/10 x 100% = 20%
2. Persentasi bentuk sidik jari Hery :
% arcus = jumlah keseluruhan arcus/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 0/10 x 100% = 0%
% loop = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 9/10 x 100% = 90%
% whorl = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 1/10 x 100% = 10%

3. Persentasi bentuk sidik jari Khusnul :


% arcus = jumlah keseluruhan arcus/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 0/10 x 100% = 0%
% loop = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 0/10 x 100% = 0%
% whorl = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 10/10 x 100% = 100%
4. Persentasi bentuk sidik jari Nurwidya :
% arcus = jumlah keseluruhan arcus/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 0/10 x 100% = 0%
% loop = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 3/10 x 100% = 30%
% whorl = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 7/10 x 100% = 70%
5. Persentasi bentuk sidik jari Amri :
% arcus = jumlah keseluruhan arcus/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 0/10 x 100% = 0%
% loop = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 6/10 x 100% = 60%
% whorl = jumlah keseluruhan loop/jumlah keseluruhan sidik jari x 100%
= 4/10 x 100% = 40%
6. Frekuensi keseluruhan sidik jari :
Arcus : 0%
Loop : (80%+90%+0%+30%+60%)/5 = 52%
Whorl : (20%+10%+100%+70%+40%)/5 = 48%

Berdasarkan analisis data di atas, dapat diketahui bahwa bentuk sidik jari yang
paling dominan dimiliki oleh anggota kelompok 5 adalah bentuk loop yaitu sebesar
52%. Selaras dengan hasil penelitian Purbasari dan Sumadji (2017) pada mahasiswa
berbagai suku bangsa di Madiun bahwa pola loop memiliki persentase tertinggi
dibanding pola lain yaitu pada suku Jawa sebesar 60,4%. Diketahui 4 orang dari 5
anggota kelompok 5 berasal dari suku Jawa, sementara 1 orang berasal dari suku
Batak. Tutiek (2020) dalam diktat petunjuk praktikum menjelaskan bahwa jika pola
loop ditemukan sebanyak 50-60% maka termasuk ras Mongoloid yakni ras dominan
Indonesia dengan ciri-ciri fenotipe ras Mongoloid seperti warna kulit cerah dengan
nada kuning atau kuning kecoklatan, sebagian besar memiliki rambut hitam dan lurus,
iris mata berwarna coklat, serta memiliki epicanthus (Gulo, dkk., 2020).
Semua jari-jari tangan anggota kelompok 5 memiliki sidik jari bentuk loop
dan whorl kecuali Khusnul yang semua sidik jarinya berbentuk whorl. Variasi bentuk
sidik jari terbentuk dengan bantuan beberapa gen yang berperan, oleh sebab itu sidik
jari bersifat khas pada setiap individu (Hidayati, 2015).
D. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa frekuensi
masing-masing bentuk sidik jari pada anggota kelompok 5 yaitu bentuk arcus sebesar
0% (tidak ada), bentuk loop sebesar 52%, dan bentuk whorl sebanyak 48%. Semua
jari-jari tangan anggota kelompok 5 memiliki sidik jari bentuk loop dan whorl kecuali
Khusnul yang semua sidik jarinya berbentuk whorl.

E. Diskusi

1. Pola apakah yang paling sering terdapat pada tiap-tiap jari dalam rombongan
anda?
Jawaban :
Pola yang paling sering terdapat pada tiap-tiap jari dalam rombongan saya
adalah loop.
F. Tugas

Jelaskan teknik-teknik pengambilan dermatoglyphi!

Jawab :

Beberapa teknik yang digunakan adalah dengan tinta, tanpa tinta, dan print.
Teknik yang paling sering digunakan adalah dengan membuat pulasan pada jari dan
telapak tangan dengan tinta lalu mencetaknya pada kertas. Namun pengambilan sidik
jari tanpa menggunakan tinta memberikan hasil lebih bagus yaitu dengan elektronik
print seperti fingerprint.

DAFTAR PUSTAKA

Gulo, dkk., 2020. Variasi Pola Sidik Jari Masyarakat Suku Kaili Dan Suku Toraja Di Kota
Palu Dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. SIMBIOSIS VIII (2): 52-62
http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis eISSN: 2656-7784 Program Studi Biologi
FMIPA UNUD September 2020
Hidayati, Fanani. 2015. Variasi Pola Sidik Jari pada Populasi Jawa dan Papua.
AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.1/Pebruari 2015, hal 31.
Purbasari dan Sumadji. 2017. Variasi Pola Sidik Jari Mahasiswa Berbagai Suku Bangsa di
Kota Madiun. Jurnal Florea Volume 4 No. 2, November 2017.
Tutiek, Rahayu. 2020. Petunjuk Praktikum Dermatoglyphi. Diktat. Yogyakarta: FMIPA
UNY.

Anda mungkin juga menyukai