Anda di halaman 1dari 20

Daktiloskopi

Daktiloskopi
Daktiloskopi atau dikenal juga dengan istilah
Daktilografi adalah ilmu yang mempelajari
sidik jari untuk keperluan identifikasi
terhadap orang.
Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani dari
kata Dactylos dan Scophein yang berarti Jari-
jemari dan mengamati.
Daktiloskopi (lanjutan)
Sejarah perkembangan Daktiloskopi di Indonesia diawali
dengan dikeluarkannya Koninklijk Besluit 16 Januari 1911
Nomor 27 (I.S 1911 Nomor 234) tentang penugasan kepada
Kementerian Kehakiman untuk menerapkan Sistem
Identifikasi Sidik jari atau Daktiloskopi.
Pelaksanaan Sistem Daktiloskopi dimulai pada tanggal 12
November 1914 setelah dengan resmi dibuka sebuah kantor
Daktiloskopi Departemen Kehakiman yang dilakukan dengan
Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda (besluit van den
Governeur-Generaal van Nederlandsch-Indie) tanggal 30
Maret 1920 Nomor 21 (I.S. 1920 Nomor 259) tentang
Pembentukan Kantor Pusat Daktiloskopi Departemen
Kehakiman.
Sidik Jari
Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak-
tapak jari, baik yang sengaja diambil atau
dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang
ditinggalkan pada benda karena pernah
terpegang atau tersentuh dengan kulit
telapak tangan atau kaki.
Sidik jari selain dipergunakan dalam
identifikasi juga dipergunakan sebagai
salah satu tanda bukti pengesahan selain
berupa tanda tangan.
Susunan Kulit

• Lapisan Dermal (lapisan kulit dalam).


Apabila terbuka atau cacat akan
permanen.
• Lapisan Epidermal (lapisan kulit luar yang
terdapat garis-garis halus menonjol
keluar/ garis papilair)
Model Golongan Sidik Jari
• Sir Francis Galton (1822 – 1911)
membagi ke dalam tiga golongan:
Arch
Loop
Whorl
• Sir Edward Henry (1850 – 1931)
penyempurnaan dari sistem Galton dan dipakai
diseluruh dunia.
FBI menganut modified henry system
Golongan Sidik Jari
• Arch (busur) 5 % dari seluruh sidik jari
plain arch
tented arch
• Loop (gelung) 60-65 % dari seluruh sidik jari
ulnar loop
radial loop
• Whorl (ikal) 30-35 % dari seluruh sidik jari
plain whorl
central pocket loop whorl
double loop whorl
Golongan Sidik Jari (lanjutan)
Sidik Jari sebagai Metode Identifikasi

Daktiloskopi didasarkan atas tiga dalil nyata:


1. Setiap sidik jari berbeda satu dengan yang
lainnya
2. Sidik jari terbentuk saat janin berumur 120
hari dalam kandungan sampai hancur
(decomposition) saat meninggal dunia
3. Seperangkat sidik jari dapat dirumuskan
Rumus Sidik Jari
1. Busur (arch) dan gelung (loop) dijadikan satu
kelompok, L (loop);
2. Ikal (whorl) dan majemuk (composite)
dijadikan satu kelompok, W (whorl);
3. Dengan demikian untuk tiap jari terdapat
dua kemungkinan, yaitu L dan W.
Rumus Sidik Jari (lanjutan)
4. Dibuatkan kotak dengan angka sebagai berikut:
Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking
Kanan 16 8 4 2 1
Kiri 16 8 4 2 1

Karena ada 10 jari tangan, kemungkinan kombinasi


adalah 2 10 = 1024, akarnya = 32
5. Jika L diberi angka 0 dan jika W diberi angka sesuai
dengan kotak.
6. Jika semuanya L = 0 + 1 = 1, jika semuanya W=31 +
1= 32
Rumus Sidik Jari (lanjutan)
7. Indeks (I) adalah jumlah angka untuk tangan kanan
+ 1 dibagi jumlah angka untuk tangan kiri + 1
8. Subklasifikasi dilakukan dengan membagi sentral
(core) menjadi Arch (A), tented Arch (B), ulnar (U)
dan radial (R).
9. Pemberian huruf dimulai pada jari telunjuk dengan
huruf besar, jari lain dinyatakan dengan huruf kecil
Rumus Sidik Jari (lanjutan)
Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking
Kanan L L W L W
Kiri L L L W L

Telunjuk Tengah Manis Kelingking Ibu Jari


Kanan R a a u r
Kiri R u u r a

• Huruf u di depan tidak ditulis


• Huruf a dan huruf r untuk jari tengah, manis dan kelingking
digabung.

0+0+4+0+1 = 5 5+1 =6 R 2ar L 6R2ar


0+0+0+2+0 = 2 2+1 =3 2Ra L 32 Ra
Daktiloskopi Forensik
Mempelajari Sidik jari pada dasarnya tidak
hanya untuk tujuan kriminal saja akan tetapi
dipergunakan dalam instansi masyarakat umum.
Daktiloskopi umum dipergunakan sebagai
pengganti tandatangan bagi mereka yang tidak
bisa tandatangan.
Objek dalam kajian ini adalah daktiloskopi
forensik dimana fungsinya adalah untuk
identifikasi tersangka/ korban/ saksi.
Sidik jari di TKP
1. Visible impression (langsung terlihat)
2. Latent impression (tidak langsung terlihat,
sidik jari di TKP)
3. Plastic impression (sidik jari pada benda
lunak)
Rekam Jejak
Proses pengenalan atau identifikasi juga
dapat dilakukan melalui rekam jejak,
rekam jejak baik yang ditinggalkan oleh
kaki manusia atau oleh kendaraan.
Jejak kaki maupun jejak kendaraan
memiliki keunikan sehingga dapat
dipergunakan sebagai model identifikasi.
Daftar Bacaan

• A. Gumilang, Kriminalistik
• I Ketut Murtika dan Djoko Prakoso, Dasar-
Dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman
• John O’Brien, Criminal Investigation

Anda mungkin juga menyukai