UNIVERSITAS PATTIMURA
PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I-2
lima grup riset dengan peran dan tanggungjawabnya masing-masing. Oleh karena
itu, dalam perhitungan estimasi biaya melibatkan manajemen taktis yaitu finance
manager dan manajemen operasional yaitu grup riset mobil listrik. Keputusan
yang diambil pada tingkat manajemen taktis termasuk keputusan semi terstruktur
(O’brien dan Marakas, 2014). Sehingga dibutuhkan suatu sistem pendukung
keputusan untuk mendukung proses perhitungan estimasi biaya prototipe mobil
listrik.
Penelitian tentang estimasi biaya terkait pembuatan prototipe mobil listrik
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian Ardiansyah (2014)
menggunakan metode parametrik berbasis activity based costing untuk
menghitung biaya pembuatan prototipe mobil listrik karena sesuai untuk produk
yang masih dalam tahap pengembangan. Dalam perhitungan tersebut terdapat
aktivitas-aktivitas yang dibebankan langsung terhadap biaya seperti penelitian,
pengujian, pembuatan rancangan, pembelian bahan baku, pembelian bahan
komplementer, perakitan dan administrasi. Penelitian Sutopo dkk. (2012)
menjelaskan bahwa pembuatan E-BOM sangat penting dalam tahap desain karena
berguna sebagai dasar komponen dan kuantitas yang digunakan, urutan proses
pembuatan produk, dan digunakan sebagai acuan untuk memperkirakan biaya
pembuatan prototipe mobil listrik. Dalam sebuah E-BOM terdapat tiga keputusan
yang dapat diambil terhadap suatu part yaitu make, buy, dan assembly. Keputusan
tersebut berpengaruh terhadap komponen biaya langsung yaitu pembelian bahan
baku, pembelian bahan komplementer, dan perakitan.
Proses perhitungan estimasi biaya mobil listrik pada penelitian sebelumnya
masih dilakukan secara manual menggunakan bantuan perangkat Ms. Excel. Hal
ini mengakibatkan perhitungan menjadi tidak fleksibel karena apabila terjadi
penambahan aktivitas maupun bahan baku, hasil estimasi biaya tidak mengalami
perubahan secara otomatis. Terlebih pada kegiatan pembelian bahan baku hanya
berdasarkan pada daftar pembelian bahan secara keseluruhan sehingga tidak
diketahui grup riset yang mempunyai wewenang dan kewajiban terhadap bahan
baku tersebut. Selain itu, aktivitas-aktivitas yang berpengaruh langsung terdahap
part mobil listrik, perhitungannya belum didasarkan pada keputusan yang ada di
E-BOM. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu sistem pendukung keputusan
untuk membantu proses estimasi biaya pembuatan prototipe mobil listrik yang
melibatkan beberapa grup riset dan finance manager sehingga hasil perhitungan
menjadi lebih akurat.
Sistematika Penelitian
Dalam penelitian ini dibuat sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk
memudahkan dalam melaksanakan penelitian. Dalam suatu kerangka pikir
tersebut akan memuat secara runtut kronologis bahasan tentang suatu penelitian
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam kerangka pikir diatas biaya pembelian merupakan biaya yang masuk
kedalam biaya produksi dengan jumlah yang lebih besar dari biaya yang
lainnya. Maka diperlukan kebijakan dalam melakukan pembelian dan untuk
melihat peran pembelian bahan baku pada proses produksi digunakan analisis
HPP dengan metode full costing dan variabel costing yang selanjutnya akan
dapat diketahui peersentase biaya pembelian.yang sebenarnya pada harga
pokok produksinya.
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat mengarahkan pada penyelidikan
selanjutnya. Dalam penelitian ini dimisalkan bahwa biaya pembelian bahan baku
berpengaruh terhadap harga pokok produksi sebesar 50 – 70 %.
Pembahasan
Menentukan harga pokok produksi.
Unsure-unsur biaya dalam penentuan harga pokok produksi adalah sebagai
berikut:
Biaya bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat tahu adalah kedelai. Dimisalkan :
Ø Kedelai 800 Kg @ × Rp 4000 = Rp 3.200.000
Ø Jumlah produksi : 14 kali @ 50 kotak = 700 kotak
1 kotak = 5 bak ; jadi 700*5 = 3500 bak
· Biaya bahan baku per bak adalah : Rp 3.200.000/Rp 3.500 = Rp 914,28
· Biaya pengiriman Rp 50.000/3500 = Rp14,28
Rp 57,14
Rp 571,42
Rp 628,56
928,56
X 100% = 54,20 %
1713,12
Jadi jumlah kandungan biaya bahan baku dalam harga pokok produksi dengan
metode variabel Costing adalah sebesar 54,20 %
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn yang telah dilakukan, didapatkan
hasil :
Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi pengaruh dari biaya pembelian
bahan baku terhadap harga pokok produksi dengan pendekatan Variabel
Costing adalah jumlah total biaya pembelian bahan baku (928,56) dibagi dengan
total biaya produksi (171,12) dikali 100 % adalah sebesar Rp 54,20 %. Hal ini
telah menjawab hipotesis bahwa biaya pembelian bahan baku mempunyai
pengaruh sebesar 50 – 70 % pada harga pokok produksi.
Saran
1. Pembelian merupakan suatu faktor yang penting didalam proses produksi,
oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan pembelian perusahaan terlebih
dahulu memilih supplier dengan mempertimbangkan factor harga, jarak
tempuh, kualitas dan kuantitas.
2. Sebaiknya perusahaan melakukan pengecekan ulang setiap tahunnya dari
pengelolaan pembelian untuk dapat disesuaikan dengan perubahan yang terjadi
pada biaya produksi .