Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MANAJEMEN BIAYA

Nama : PETRUS SARBUNAN


NIM : 201892029
SEMESTER : VI
Kelas : Reguler 1

UNIVERSITAS PATTIMURA
PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021

I-1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Estimasi biaya merupakan perhitungan biaya yang digunakan untuk
mengetahui total biaya dari sebuah produk sebelum proses produksi secara aktual
terjadi (Kesavan dkk., 2008). Salah satu proses yang paling penting pada
perancangan produk yang masih dalam tahap tender adalah estimasi biaya,
termasuk di dalamnya bahan baku, tenaga kerja terkait, dan biaya overhead (Son
dkk., 2011). Melakukan estimasi biaya di awal secara akurat menjadi hal yang
penting bagi banyak pihak termasuk pemilik dalam mengambil keputusan
investasi (Gunduz dkk., 2011). Estimasi biaya harus dilakukan secara akurat,
karena apabila estimasi terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan kerugian
(Sutopo dkk, 2014). Estimasi biaya pada suatu produk dapat dilakukan dengan
beberapa metode seperti analogy-based techniques, parametric models, dan
engineering approach (Cavalieri dkk., 2002).
Perhitungan estimasi biaya pembuatan produk atau harga pokok produksi
untuk produk yang sederhana dapat dilakukan secara manual, seperti penelitian
yang dilakukan oleh Astuti (2015) pada perhitungan harga pokok produksi
pembuatan almari dan meubel. Sebaliknya pada produk yang kompleks
dibutuhkan suatu sistem pendukung yang dapat melakukan perhitungan estimasi
biaya secara cepat dan akurat seperti pada proses estimasi biaya pembuatan kapal
laut. Estimasi biaya pembuatan kapal dilakukan dengan mengkonfigurasikan
engineering bill of material (E-BOM) dengan MySQL dan dibangun pada bahasa
pemrograman VB.NET (Son dkk., 2012).
Mobil merupakan salah satu produk yang mempunyai struktur kompleks.
Salah satu jenis mobil yang saat ini sedang dikembangkan oleh Universitas
Sebelas Maret adalah prototipe mobil listrik tipe city car. Prototipe mobil listrik
tersebut mempunyai karakteristik terdiri dari part yang sangat banyak dan
menggunakan sistem produksi make to order sehingga dibutuhkan perhitungan
estimasi biaya yang akurat dan cepat. Dalam proses pembuatan prototipe mobil
listrik melibatkan banyak pihak seperti peneliti dan desainer yang terbagi menjadi

I-2
lima grup riset dengan peran dan tanggungjawabnya masing-masing. Oleh karena
itu, dalam perhitungan estimasi biaya melibatkan manajemen taktis yaitu finance
manager dan manajemen operasional yaitu grup riset mobil listrik. Keputusan
yang diambil pada tingkat manajemen taktis termasuk keputusan semi terstruktur
(O’brien dan Marakas, 2014). Sehingga dibutuhkan suatu sistem pendukung
keputusan untuk mendukung proses perhitungan estimasi biaya prototipe mobil
listrik.
Penelitian tentang estimasi biaya terkait pembuatan prototipe mobil listrik
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian Ardiansyah (2014)
menggunakan metode parametrik berbasis activity based costing untuk
menghitung biaya pembuatan prototipe mobil listrik karena sesuai untuk produk
yang masih dalam tahap pengembangan. Dalam perhitungan tersebut terdapat
aktivitas-aktivitas yang dibebankan langsung terhadap biaya seperti penelitian,
pengujian, pembuatan rancangan, pembelian bahan baku, pembelian bahan
komplementer, perakitan dan administrasi. Penelitian Sutopo dkk. (2012)
menjelaskan bahwa pembuatan E-BOM sangat penting dalam tahap desain karena
berguna sebagai dasar komponen dan kuantitas yang digunakan, urutan proses
pembuatan produk, dan digunakan sebagai acuan untuk memperkirakan biaya
pembuatan prototipe mobil listrik. Dalam sebuah E-BOM terdapat tiga keputusan
yang dapat diambil terhadap suatu part yaitu make, buy, dan assembly. Keputusan
tersebut berpengaruh terhadap komponen biaya langsung yaitu pembelian bahan
baku, pembelian bahan komplementer, dan perakitan.
Proses perhitungan estimasi biaya mobil listrik pada penelitian sebelumnya
masih dilakukan secara manual menggunakan bantuan perangkat Ms. Excel. Hal
ini mengakibatkan perhitungan menjadi tidak fleksibel karena apabila terjadi
penambahan aktivitas maupun bahan baku, hasil estimasi biaya tidak mengalami
perubahan secara otomatis. Terlebih pada kegiatan pembelian bahan baku hanya
berdasarkan pada daftar pembelian bahan secara keseluruhan sehingga tidak
diketahui grup riset yang mempunyai wewenang dan kewajiban terhadap bahan
baku tersebut. Selain itu, aktivitas-aktivitas yang berpengaruh langsung terdahap
part mobil listrik, perhitungannya belum didasarkan pada keputusan yang ada di
E-BOM. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu sistem pendukung keputusan
untuk membantu proses estimasi biaya pembuatan prototipe mobil listrik yang
melibatkan beberapa grup riset dan finance manager sehingga hasil perhitungan
menjadi lebih akurat.

1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan bahwa masalah yang
ada pada penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem pendukung keputusan
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk melakukan estimasi biaya
pembuatan prototipe mobil listrik.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Merancang aplikasi untuk mengelola data engineering bill of material
prototipe mobil listrik.
2. Merancang sistem pendukung keputusan untuk pengambilan keputusan
dalam estimasi biaya pembuatan prototipe mobil listrik.
BAB II
LANDASAN TEORI

· Pembelian Bahan Baku


Bahan baku bagi perusahaan sangatlah dibutuhkan dalam kegiatan proses
produksi, karena bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Untuk itu, bahan
baku sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan proses
produksi. Hal ini disebabkan karena pembelian bahan baku sangat
mempengaruhi bentuk atau komposisi produk jadi baik secara kuantitas
maupun kualitas serta harga jual produk.
Bahan baku dapat mempengaruhi factor kuantitas maupun kualitas produk, jika
bahan baku yang diperoleh memiliki kuantitas dan kualitas yang baik maka
akan memperlancar kegiatan proses produksi dan perusahaan akan mampu
menghasilkan produk dengan mutu yang memuaskan.
· Biaya Pembelian
Biaya ini adalah harga pembelian material yang dipesan dari perusahaan
supplier, yaitu sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan supplier untuk
melaksanakan proses produksinya Supriyanto. Biaya ini terdiri dari : biaya
untuk penyediaan bahan baku, biaya untuk pemrosesan ditambah dengan biaya-
biaya yang lain termasuk sejumlah keuntungan yang wajar yang harus diterima
oleh perusahaan supplier sebagai imbalan atas usahanya.
Biaya Produksi
Perusahaan mempunyai fungsi pokok yang lebih kompleks dibandingkan
dengan perusahaan dagang dan jasa. Hal ini disebabkan karena perusahaan
harus mengubah bentuk barang yang dibeli menjadi produk jadi atau siap pakai,
sedangkan perusahaan dagang langsung menjual barang-barang yang dibeli
tanpa melakukan perubahan bentuk.
Factor yang memiliki kepastian yang relative tinggi yang berpengaruk terhadap
penentuan harga jual adalah biaya. Oleh karena untuk memperoleh dan
mengolah bahan-bahan menjadi produk jadi dalam kegiatan proses produksi
diperlukan dana atau biaya-biaya, maka untuk menutup pengeluaran biaya-
biaya tersebut biasanya perusahaan memperhitungkannya dalam penetapan
harga jual produk. Kebijakan manajemen dalam penetapan harga jual produk
belum dapat memadai jika hanya ditujukan untuk mengganti atau menutup
semua biaya yang telah dikeluarkan, tetapi juga harus dapat menjamin adanya
laba yang diharapkan, meskipun keadaan yang dihadapi tidak menguntungkan.
Walaupun permintaan dan penawaran biasanya merupakan factor yang
menentukan dalam penetapan harga, namun penetapan harga jual produk yang
menguntungkan akan tergantung pula pada pertimbangan mengenai biaya.
Untuk itu perusahaan berusaha untuk menekan atau memperkecil pengeluaran
biaya, kususnya yang berkaitan dengan kegiatan proses produksi, baik
mengenai biaya perolehan bahan baku, biaya yang dikeluarkan untuk bahan
pembantu atau penolong, biaya tenaga kerja, penyusutan peralatan,
pemeliharaan, dan sebagainya.

Sistematika Penelitian
Dalam penelitian ini dibuat sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk
memudahkan dalam melaksanakan penelitian. Dalam suatu kerangka pikir
tersebut akan memuat secara runtut kronologis bahasan tentang suatu penelitian
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam kerangka pikir diatas biaya pembelian merupakan biaya yang masuk
kedalam biaya produksi dengan jumlah yang lebih besar dari biaya yang
lainnya. Maka diperlukan kebijakan dalam melakukan pembelian dan untuk
melihat peran pembelian bahan baku pada proses produksi digunakan analisis
HPP dengan metode full costing dan variabel costing yang selanjutnya akan
dapat diketahui peersentase biaya pembelian.yang sebenarnya pada harga
pokok produksinya.
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat mengarahkan pada penyelidikan
selanjutnya. Dalam penelitian ini dimisalkan bahwa biaya pembelian bahan baku
berpengaruh terhadap harga pokok produksi sebesar 50 – 70 %.
Pembahasan
Menentukan harga pokok produksi.
Unsure-unsur biaya dalam penentuan harga pokok produksi adalah sebagai
berikut:
Biaya bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat tahu adalah kedelai. Dimisalkan :
Ø Kedelai 800 Kg @ × Rp 4000 = Rp 3.200.000
Ø Jumlah produksi : 14 kali @ 50 kotak = 700 kotak
1 kotak = 5 bak ; jadi 700*5 = 3500 bak
· Biaya bahan baku per bak adalah : Rp 3.200.000/Rp 3.500 = Rp 914,28
· Biaya pengiriman Rp 50.000/3500 = Rp14,28

Biaya tenaga kerja langsung


Pada usaha tahu ini tenaga kerja yang digunakan adalah sebagian besar pria
yang tinggal di sekitar usaha Pembuatan tahu ini tidaklah membutuhkan
keterampilan kusus hanya dibutuhkan karyawan yang mampu bekerja keras
karena pada tahap pembuatannya memerlukan tenaga yang cukup besar.
Adapun unsure-unsur biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:
(dimisalkan)
Ø Upah tukang : Rp 3.500 * 14 kali memasak = Rp 49.000
Ø Upah pembantu : Rp 2.500 * 14 kali memasak = Rp 35.000
Jumlah tukang 4 orang : 4 * 49.000 = 196.000
Jumlah pembantu 10 orang : 10 * 35.000 = 3500.00
Jumlah produksi 3500 bak per hari
Biaya tenaga kerja per bak adalah :
· Tenaga kerja tukang :Rp 196.000/3500 = Rp 56
· Tenaga kerja pembantu :Rp 350.000/3500 = Rp 100

Biaya ovehed pabrik


Jenis-jenis biaya overhed yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
(Dimisalkan
Ø Biaya overhead variable
§ Kayu bakar
1 pikup kayu baker seharga Rp 200.000
Rp 200.000
jadi, = Rp 57,14
3500
§ Biaya listrik
Jumlah pemakaian listrik adalah Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
= Rp 571,42
3500

Penentuan Harga Pokok Produksi


Metode variable costing
Ø Harga pokok produksi tahu dengan metode variabel costing
No
Jenis biaya produksi
Biaya perbak

Biaya Bahan Baku


Kedelai
Ongkos Pembelian Bahan Baku
Jumlah Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah Tukang
Upah Pembantu
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead
Kayu Bakar
Biaya Listrik
Jumlah Biaya Overhead
Rp 914,28
Rp 14,28
Rp 928,56
Rp 56
Rp 100
Rp 156

Rp 57,14
Rp 571,42
Rp 628,56

Harga Pokok Produksi Perbak


Rp 1713,12

Ø Perhitungan harga jual dengan cost-plus pricing berdasarkan pendekatan


variabel costing( dimisalkan mark up 16% dari jumlah variable cost)
Bahan baku langsung
Rp 914,28
Biaya kirim pembelian
Rp 14,28
Tenaga kerja langsung
Rp 156
Biaya overhead variabel
Rp 628,56
Jumlah
Rp 1713,12
Mark up (16%*1713,12)
Rp 274,09
Harga jual
Rp 1987,21

Dengan pendekatan metode Variabel Costing kandungan biaya pembelian


bahan baku tahu adalah sebagai berikut:

Total biaya pembelian bahan baku


X 100%
Total biaya produksi

928,56
X 100% = 54,20 %
1713,12

Jadi jumlah kandungan biaya bahan baku dalam harga pokok produksi dengan
metode variabel Costing adalah sebesar 54,20 %

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn yang telah dilakukan, didapatkan
hasil :
Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi pengaruh dari biaya pembelian
bahan baku terhadap harga pokok produksi dengan pendekatan Variabel
Costing adalah jumlah total biaya pembelian bahan baku (928,56) dibagi dengan
total biaya produksi (171,12) dikali 100 % adalah sebesar Rp 54,20 %. Hal ini
telah menjawab hipotesis bahwa biaya pembelian bahan baku mempunyai
pengaruh sebesar 50 – 70 % pada harga pokok produksi.

Saran
1. Pembelian merupakan suatu faktor yang penting didalam proses produksi,
oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan pembelian perusahaan terlebih
dahulu memilih supplier dengan mempertimbangkan factor harga, jarak
tempuh, kualitas dan kuantitas.
2. Sebaiknya perusahaan melakukan pengecekan ulang setiap tahunnya dari
pengelolaan pembelian untuk dapat disesuaikan dengan perubahan yang terjadi
pada biaya produksi .

Anda mungkin juga menyukai