Anda di halaman 1dari 5

MODUL 11

PENYIMPANAN OBAT BERDASARKAN


GOLONGAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mampu melaksanakan praktek penyimpanan obat berdasarkan golongan narkotika
dan psikotropika
1.2 Tujuan Praktikum :
Tujuan praktikum ini adalah ketepatan praktek penyimpanan obat berdasarkan
golongan narkotika dan psikotropika

2. Prinsip
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum
dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan
kefarmasian.

3. Pendahuluan/ dasar teori.


Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
sediaan farmasi dan BMHP yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian
serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan penyimpanan adalah untuk
memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab,
menghindari kehilangan dan pencurian, serta memudahkan pencarian dan pengawasan.
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan jenis
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan disusun secara
alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out
(FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip
(LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan
khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat. Obat narkotika dan
psikotropika disimpan terpisah di lemari khusus (PMK No.72 tahun 2016).
Obat Narkotika dan Psikotropika masing-masing harus disimpan dalam lemari yang terpisah,
sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. Obat narkotika disimpan dalam
lemari dengan satu pintu dan dua jenis kunci yang berbeda. Harus ditetapkan seorang
penanggung jawab terhadap lemari narkotika dan psikotropika. Kunci lemari khusus
dikuasai oleh Apoteker penanggungjawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang
dikuasakan. Kunci lemari narkotika dan psikotropika tidak boleh dibiarkan tergantung pada
lemari. Setiap pergantian shift harus dilakukan pemeriksaan stok dan serah terima yang
didokumentasikan (PMK No.72 tahun 2016)

4. Alat dan Bahan


Obat-obat golongan narkotika dan psikotropika
Lemari penyimpanan obat narkotika dan psikotropika.

Loker 1 Loker 2

Loker 3 Loker 4

Gambar 1: Contoh lemari narkotik dan psikotropik

5. Prosedur
a. Tenaga Teknis Kefarmasian di bawah supervise apoteker yang sedang bertugas di
instalasi farmasi rumah sakit melakukan penyimpanan obat golongan narkotika dan
psikotropika.
b. Simpan obat golongan Narkotika sediaan oral di Loker 1, narkotika sediaan injeksi di
Loker 2, psikotropika sediaan oral dan supositoria/enema di Loker 3 dan sediaan
psikotropika sediaan injeksi di Loker 4.
Daftar Obat Narktika dan Psikotropika sebagai berikut:

No Nama Obat Jumlah


1 Morphin injeksi 2 box
2 MST 10 mg tab 3 box
3 Alprazolam 0,5 mg tab 5 box
4 Proneuron 3 box
5 Braxidin 3 box
6 Valium injeksi 5 box
7 Midazolam injeksi 2 box
8 Pethidin injeksi 3 box
9 Fentanil injeksi 3 box
10 Diazepam 5 mg tab 3 box

6. Hasil Praktikum
A. Penyimpanan Narkotika
Isi nama obat pada Loker yang tersedia
Loker 1: Obat Golongan Narkotika Sediaan oral

1 2 3

4 5 6

Loker 2: Obat Golongan Narkotika Sediaan injeksi

1 2 3

4 5 6

Loker 3: Obat Golongan psikotropika sediaan oral dan supositoria/enema


1 2 3

4 5 6

Loker 4: Obat Golongan psikotropika sediaan injeksi

1 2 3

4 5 6

7. Diskusi dan Pembahasan


1. Kesimpulan

9. Pustaka

Anda mungkin juga menyukai