Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KELOMPOK 4

BAGAIMANA INDUSTRI LKS DAPAT MENGGUNAKAN AKAD SALAM PADA MASA


KINI ? APA SAJA TANTANGAN DAN USULANNYA ?

1. Ira Dewi Utami ( 43220110104 )


2. Retno Sri Hasanah ( 43219120142 )
3. M. Rizki Fadhilah ( 43220110066 )
4. Prabu Dharmawan A. ( 43219110246 )

Pengertian Akad Salam menurut PSAK 103 adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan
pengiriman di kemudian hari oleh penjual ( muslam illaihi ) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli
pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat – syarat tertentu (pelunasan diawal). Pelunasan diawal
merupakan bukti keseriusan pembeli dalam memesan barang dan dana yang telah dilunasi tersebut
dapat digunakan penjual untuk modal usaha memproduksi pesanan dari pembeli.

A. Penerapan Akad Salam Pada LKS

Dalam dunia perbankan syariah akad salam diataur ketentuannya dalam Fatwa Dewan Syari’ah Nasional
No: 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Salam, lebih lanjut salam merupakan suatu akad jual beli
layaknya murabahah. Perbedaan mendasar hanya terletak pada pembayaran serta penyerahan objek
yang diperjualbelikan. Dalam akad salam, pembeli wajib menyerahkan uang muka atas objek yang
dibelinya, lalu barang diserahterimakan dalam kurun waktu tertentu. Salam dapat diaplikasikan sebagai
bagian dari pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank kepada nasabah debitur yang membutuhkan
modal guna menjalankan usahanya, sedangkan bank dapat memperoleh hasil dari usaha nasabah lalu
menjualnya kepada yang berkepentingan. Ini lebih dikenal dengan salam pararel

Pada Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan OJK per Agustus 2020 disajikan Tebl kegiatan Usaha
bak Umum Syariah dan Uni Usaha Syariah 2020 menunjukkan bahwa Lembaga Keuangan Syariah tidak
ada yang menerapkan/melakukan usaha syariah akad salam. Perlu diamati bahwa salah satu strategi
pengembangan perbankan syariah adalah dengan melakukan inovasi produk, baik pembiayaan maupun
pendanaan sehingga produk perbankan syariah tidak terkesan monoton dan menarik. Dari sini
kemudian perlu langkah-langkah solutif guna menjawab permasalahan itu. Pihak perbankan syariah pun
mesti bertindak tanggap menghadapi kebutuhan masyarakat, sebab jika tidak maka bank syariah hanya
akan terasing dibawah nama besar syariahnya. Contoh inovasi produk yang dapat dilakukan oleh
Lembaga keuangan Syariah adalah berkaitan erat dengan sedang maraknya penjualan online dengan
sistem pre-order dan saat pemesan dilakukan terjasi pelunasan pembayaran pada awal transaksi. Dasar
akad dalamnya sudah terjadi tapi pelaksanaan akadnya di arahkan sesuai ketentuan syariat Islam. Hal
tersebut dapat menjadi suatu solusi positif atas ketidakjelasan dari transaksi online.

B. Tantangan dan Usulan

Mengutip dari artikel yang dikeluarkan Kompasiana, faktor yang menyebabkan akad salam tidak
diterapkan di Lembaga Keuangan Syariah :
1. Tidak di prioritaskanya akad salam
Bank syariah di Indonesia lebih dominan menggunakan akad murabahah, musyarakah, dan
mudharabah dalam pembiayaanya karena akad tersebut dirasa lebih mudah.
2. Terbatasnya jaringan perbankan syariah dan kurangnya informasi
3. Orientasi bisnis menjadi juga menjadi kendala untuk mengembangkan produk pembayaan
dengan akad salam, karena dengan orientasi bisnis ini maka bank akan lebih selektif dalam
menyalurkan pembiayaanya.
4. Akad salam masih dianggap hanya cocok untuk industri pertanian. Risiko yang besar pada
bidang pertanian inilah yang membuat bank enggan untuk menyalurkan pembiayaan di bidang
pertanian. Padahal pembiayaan salam juga dapat digunakan dalam industri manufaktur dan
retail.
5. Kurangnya pemahaman para petani dalam perbankan syariah

Usulan yang tepat atas hal tersebut adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
saat dilaksanakannya transaksi. Inovasi yang tepat dengan pemenuhan kaidah-kaidah syariah akan
sangat membantu pelaksanaan akad salam dengan lebih berfokus pada kemudahan baik dari segi
penjual (muslam illahi) maupun pembeli (al muslam). Sinergi dari semua pihak juga sangat berperan
dalam pengembangan akad salam. Hal itu dapat dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak
pemerintah ataupun organisasi asosiasi industri dan UMKM juga dapat membantu tersebarluasnya
informasi sehingga kepercayaan masyarakat akan tumbuh dan Lembaga keuangan syariah akan memiliki
kebijakan yang tidak terlalu selektif atas transaksi akad salam.

https://www.kompasiana.com/yusufseto/5de0f710d541df3c536f1f62/urgensi-pembiayaan-salam-yang-
belum-banyak-diterapkan-di-indonesia?page=all

Anda mungkin juga menyukai