3251
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat Ini Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia cenderung berkembang pesat. Baik dari sisi produk yang ditawarkan maupun
dari berbagai kelebihan bank syariah lainnya. Sumatera Barat yang 97,42% merupakan mayoritas beragama islam menjadi salah
satu potensi untuk terus mengembangkan inovasi produk Syariah baik dalam segi penghimpun dana maupun dari segi pembiayaan.
Akad Salam dan Istishna’ saat ini belum ada atau belum terimplementasikan dalam pembiayaan bank nagari syariah. Dimana
untuk pelaksanaanya telah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Dalam Produk Pembiayaan Pada
umumnya, bank nagari syariah hanya menggunakan akad Murabáhah dan Musyarakah saja. Namun dalam implementasinya akad
Murabahah ini terdapat beberapa pengembangan, dimana objek yang biayai belum ada atau membutuhkan proses produksi terlebih
dahulu, dan selama ini dipaksakan menggunakan akad murabahah (jua beli) yang pada prinsipnya objek yang dibiayai harus
ada.sehingga lebih cocok mengunakan akad salam dan istishna agar sesuai dengan syariat islam dan prinsip syariah.
•Tujuan penulis membahas masalah ini adalah perlunya dibuat akad Salam dan Istishna sesuai dengan SOP (standar
operating procedures) yang telah berlaku pada Pembiayaan Produktif.
•Kegunaan penelitan adalah agar nantinya penulisan ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi salah satu syarat guna diangkat menjadi calon pegawai pada PT. Bank Nagari
b. Bagi Unit Usaha Syariah PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat, hasil ini dapat memperkuat
Pembiayaan Produktif.
Kekuatan (Strengths)
Kekuatan penerapan akad salam dan isitshna dalam pembiayaan bank syariah yaitu dapat
memberdayakan para produsen kecil yang kekurangan modal agar tetap berproduksi, memudahkan
para produsen untuk memproduksi barang pesanan dengan system pembayaran dimuka, mendapatkan
keuntungan besar apabila suatu saat harga pasar dari barang pesanan lebih tinggi dibandingkan dengan
harga pesanan sebagai antisipasi fluktuasi harga barang pesanan, meningkatkan tingkat kepercayaan
kepada masyarakat terhadap Bank Nagari Syariah.
Kelemahan (Weaknesses)
Banyak masyarakat yang kurang mendapatkan informasi dan sosialisasi tentang akad salam dan
istishna’, tidak menjadi prioritas dalam pembiayaan Bank Nagari Syariah, kurangnya dana jangka
panjang, keuntungan relatif kecil, rumit diaplikasikan, kurangnya kebijakan pendukung (pemerintah)
dan risiko sangat besar.
Analisis SWOT Implementasi Akad Salam dan Istishna Pada Pembiayaan Bank Nagari Syariah
Peluang (Opportunities)
Peluang yang dimiliki dalam penerapan akad salam adalah Mayoritas penduduk Indonesia beragama
Islam dan Sebagian Besar masyarakat Sumatera barat adalah muslim, Belum ada bank syariah yang
menerapkan akad salam dan istisna’, setelah disahkannya undang-undang perbankan Syariah yang
memudahkan pengembangan produk-produk syariah termasuk akad salam, serta sudah berlakunya
PSAK 103 tentang Salam dan istishna’ banyak instansi-instansi konvensional yang menerapkan
program seperti akad salam, seperti BRI Unit yang sudah merambah ke desa-desa.
Ancaman (Threats)
Ancaman yang dimiliki dalam penerapan akad salam dan istishna adalah rentenir, cuaca yang tidak
menentu, ada instansi konvensional yang menerapkan pembiayaan seperti salam dan istishna’.
POTENSI
Akad Salam dan Istishna’ dapat diimplementasikan juga pada KPR-FLPP
*sikumbang.tapera.go.id
Melihat potensi perumahan yang ada di provinsi sumatera barat menjadi peluang bagi bank syariah
untuk menerapkan akad salam dan akad istishna terhadap pembiayaan perumahan. Baik perumahan
subsidi maupun perumahan komersil
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
• Pembiayaan menggunakan akad salam dan istishna’ ini sudah di sah kan dan diperbolehkan oleh dewan syariah nasional majelis
ulama Indonesia nomor DSN MUI No 05/DSN-MUI/IV/2000 Mengenai Jual Beli Salam dan DSN MUI No 06/DSN-MUI/IV/2000
Mengenai Jual Beli Istishna’. Fatwa tersebut menerangkan diantaranya ketentuan mengenai barang, pembayaran, penyerahan
barang, jika terjadi perselisihan dan pembatalan kontrak
• Dengan adanya penambahan Pembiayaan dengan menggunakan akad salam dan istishna, menjadikan pembiayaan di bank syariah
menjadi bervariatif yang bisa melengkapi kebutuhan pembiayaan nasabah sesuai dengan prinsip syariah.
• Menjadikan bank nagari syariah menjadi pelopor menggunakan akad salam dan istishna’ yang selama ini diperbankan syariah pada
umumnya menggunakan akad murabahah dan musyarakah.
• Menghindari akad yang dipaksakan selama ini yang seharusnya objek pembiayaan tersebut lebih cocok menggunakan akad
salam atau istishna’ seperti pembiayaan untuk untuk pemesanan barang Agriculture, Manufacture,dan Berbagai macam barang
lainnya yang diperbolehkan dalam prinsip syariah. Akan tetapi implementasinya di bank nagari, ketika nasabah ingin
mengajukan pembiayaan untuk keperluan tersebut diatas diarahkan dengan menggunakan akad murabahah atau musyarakah
yang dalam hal ini kurang pas dan kurang cocok dengan usaha nasabah tersebut.
B. Saran
• Segera diimplementasikan Akad Salam dan Istishna’ pada pembiayaan bank nagari syariah dan system LISS Gen 2dan
olib724 syariah demi memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan syariat islam
• diimplementasikan Akad Salam dan Istishna’ , diharapkan nantinya memberikan kekuatan pada perekonomian masyarakat.
• Terpenuhinya unsur syariat Islam dalam pembiayaan syariah sesuai dengan jenis usaha masyarakat.