Anda di halaman 1dari 4

Kurnia, dkk/ Kajian Awal Pemanfaatan Sungai Jeneberang sebagai Sara Budidaya Ikan dengan Sistem Keramba 1

Kajian Awal Pemanfaatan Sungai Jeneberang sebagai Sarana


Budidaya Ikan dengan Sistem Keramba
1
Nani Kurnia, 2Hamka L, 3Muhammad Junda
1,2,3
Universitas Negeri Makassar
iateaa@gmail.com

Abstrak - Sungai Jeneberang merupakan aspek lingkungan yang penting bagi masyarakat sekitar bantaran sungai. Salah satu
pemanfaatan bantaran sungai oleh masyarakat sekitar adalah keramba ikan. Budidaya ikan dengan sistem keramba, terbilang
tidak asing lagi dan berguna bagi masyarakat sekitar untuk menunjang perekonomiannya. Penelitian ini dilakukan dengan
mengobservasi lokasi-lokasi keramba sepanjang Sungai Jeneberang mulai dari Jembatan Barombong, Makassar sampai
Jembatan Kembar, Gowa dan diperoleh sembilan titik lokasi. Ditiap lokasi pada umumnya memiliki 6 sampai 14 keramba dengan
ukuran keramba yang bervariasi mulai 2 x 3 hingga 6 x 6 meter dengan kedalaman sekitar 0,6 - 1 meter. Jenis ikan yang
dibudidayakan berupa Nila Hitam (Oreochromis niloticus), Nila Merah (Oreochromis niloticus), Gurame (Osphronemus
goramy), Lele (Clarias batrachus), Koi (Cyprinus carpio), Lohan (Amphilophus trimaculatus), dan Ikan Mas (Carrassius
carassius) dengan harga pasar untuk tiap jenis ikan yang bervariasi mulai puluhan hingga ratusan ribu. Pakan yang diberikan
adalah pakan jadi yaitu pelet dan butiran yang diperoleh dari pasar dan juga dengan pakan selingan yaitu tanaman kangkung
(Ipomoea aquatica). Keberhasilan budidaya ikan dengan sistem keramba di wilayah tersebut tidak lepas dari faktor lingkungan
yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan budidaya sehingga layak untuk dilakukan studi lanjutan tentang
pemanfaatan Sungai Jeneberang sebagai sarana budidaya ikan.

Kata kunci: Sungai Jeneberang, budidaya ikan, keramba jaring apung.

I. PENDAHULUAN
Pemanfaatan sungai untuk budidaya ikan telah umum jaring apung) offshore submersible dengan memanfaatkan
dilakukan di wilayah perairan Indonesia. Berbagai metode berbagai bahan yang murah, mudah diperolah, tahan lama,
budidaya ikan telah diterapkan oleh masyarakat sejak lama. dan ramah lingkungan sehingga dapat menekan biaya
Salah satu teknik budidaya ikan yang paling umum produksi.
dilakukan oleh masyarakat sekitar bantaran sungai yaitu Pengembangan potensi perikanan di wilayah atau daerah
dengan sistem keramba jaring apung maupun keramba jaring tertentu dapat terus dilakukan selama wilayah tersebut
tancap. Kedua jenis keramba tersebut memiliki prinsip kerja memiliki aspek fisik, kimia, dan biologi yang mendukung
yang hampir sama yaitu dengan menenggelamkan jaring ke pertumbuhan dan perkembangan ikan budidaya. Aspek fisik
dalam air membentuk suatu wilayah berbatas jaring di dalam yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
air yang membatasi pergerakan ikan agar tetap berada dalam ikan budidaya meliputi intensitas cahaya, suhu, dan
jaring keramba. Permintaan pasar dalam pemenuhan nilai konduktivitas elektrik. Sementara itu aspek kimia berupa
gizi khususnya sektor perikanan semakin meningkat seiring salinitas, pH atau alkalinitas, amonia, oksigen terlarut (DO),
dengan pertambahan jumlah penduduk, dan salah satu cara dan kadar karbon dioksida. Sementara itu aspek biologi yang
untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pengoptimalan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan
budidaya ikan konsumsi dengan memanfaatkan wilayah budidaya meliputi keseluruhan mahluk hidup yang terdapat
perairan yang memungkinkan untuk berlangsungnya di wilayah perairan tersebut termasuk berbagai jenis parasit
budidaya ikan khususnya budidaya ikan konsumsi. merugikan yang ada maupun makanan yang tersedia secara
Hasil budidaya ikan dengan sistem keramba yang alami bagi ikan seperti plankton.
dilakukan dapat membantu memebuhi permintaan pasar Pemanfaatan sungai untuk budidaya ikan terutama ikan
terhadap ikan khususnya pada berbagai jenis ikan konsums konsumsi telah dilakukan oleh masyarakat sekitar Sungai
yang sejatinya hanya merupakan hasil tangkapan harian Jeneberang secara konvensional dalam skala kecil selama
oleh nelayan di habitat asli dari ikan yakni sungai maupun kurang lebih dua tahun terakhir, kemudian untuk
wilayah perairan lainnya. Pengadaan budidaya ikan dengan mengetahui potensi pengembangan perikanan yang ada di
sistem keramba yang dikelola secara mutakhir Sungai Jeneberang maka dilakukan kajian awal mengenai
memanfaatkan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pemanfaatan Sungai Jeneberang sebagai sarana budidaya
dan kemajuan teknologi dapat menciptakan suatu inovasi ikan dengan sistem keramba.
pada sistem budidaya keramba yang dilakukan dengan
menggunakan bahan yang ramah lingkungan, berkualitas, II. METODE PENELITIAN
dan memiliki daya pakai yang lama sehingga dapat Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
memangkas biaya produksi dan biaya perawatan keramba pengumpulan data yang dilakukan selama dua hari, 21-22
sekaligus membantu memenuhi permintaan pasar terhadap Agustus 2017 dengan mengobservasi lokasi-lokasi keramba
ikan konsumsi di berbagai daerah bahkan hingga menembus sepanjang Sungai Jeneberang mulai dari Jembatan
pasar internasional seperti usaha keramba jaring apung yang Barombong, Makassar sampai Jembatan Kembar, Gowa.
dilakukan di Bandung Barat yang telah dikelola secara Metode yang digunakan yaitu purposive sampling dengan
modern memanfaatkan teknologi yang diterapkan dalam menentukan sampel untuk kemudian memperoleh data
sistem keramba mereka yaitu dengan sistem KJA (keramba dengan mewawancarai pemilik keramba ikan.
Kurnia, dkk/ Kajian Awal Pemanfaatan Sungai Jeneberang sebagai Sara Budidaya Ikan dengan Sistem Keramba 2

III.HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 1. Sebaran Kelompok Keramba Sungai Jeneberang mulai dari Jembatan Barombong, Makassar
sampai Jembatan Kembar, Gowa
Jumlah benih
Stasiun/ Jenis keramba/ jumlah/ Jenis ikan Jenis
yg ditebar Harga jual (Rp/kg)
GPS luas/ kedalaman (m) budidaya pakan
(ekor)
1 Keramba jarring tancap/ 5 a. Koi a. Bervariasi
buah/ 2 x 5/ 0,6 b. Lohan b. Bervariasi
c. Gurame c. 75.000
d. Nila 500 pelet d. 50.000
Merah
e. Nila e. 30.000
Hitam
2 Keramba jaring tancap/ 8
Nila merah 300 pelet 50.000
buah/ 2 x 5/ 0,6
3 Keramba jaring tancap/ 3 a. Koi 1200 a. Bervariasi
buah/ 6 x 6/ 0,6 b. Lele b. 15.000
c. Nila pelet c. 30.000
Keramba jaring tancap/ 11 Hitam 700
buah/ 2 x 5/ 0,6

4 Keramba jaring tancap/ 11 700


buah/ 2 x 5/ 0,6
Nila Hitam pelet 30.000
Keramba jaring tancap/ 6 1200
buah/ 6 x 6/ 0,6
5 Keramba jaring tancap/ 5 Pelet dan
Nila Merah 300 45.000
buah/ 2 x 5/ 0,6 kangkung
6 Keramba jaring tancap/ 2 a. Nila a. 45.000
buah/ 2 x 3/ 0,6 merah
b. Nila Pelet dan b. 25.000
200-300
Keramba jaring tancap/ 9 Hitam kangkung
buah/ 2 x 4/ 0,6

7 Keramba jaring tancap/ 3


buah/ 2 x 4/ 0,6
Keramba jaring tancap/ 5
Pelet dan
buah/ 5 x 5/ 0,6 Nila Hitam 400-500 25.000
kangkung
Keramba jaring tancap/ 14
buah/ 3 x 4/ 0,6
8 Keramba jaring tancap/ 5 Pelet dan
Nila Hitam 400-500 25.000
buah/ 4 x 5/ 0,6 kangkung
9 Keramba jaring tancap/ 7 a. Nila a. 45.000
buah/ 4 x 4/ 0,6 merah 300
Pelet
b. Ikan Mas b. –
c. Lele c. 15.000

B. Pembahasan

Usaha budidaya ikan air tawar sebenarnya sangat mudah, sulit. Di samping itu, ikan juga sangat mendukung bagi
asal ketersediaan air mencukupi. Walaupun tidak diberi pemenuhan gizi bagi masyarakat sehingga ikan konsumsi
makan, ikan masih tetap dapat bertahan hidup dengan merupakan salah satu makanan yang memiliki permintaan
memperoleh makanan yang terdpaat secara alami di pasar yang cukup tinggi [1].
lingkungannya berupa berbagai mikroorganisme di kolam, Secara sederhana pakan dapat diartikan sebagai
misalnya jenntik-jentik, plankton, dan lain-lain. Kemudian makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak
mengenai perawatannya, beberapa ikan tidak memerlukan atau peliharaan lain semisal ikan konsumsi. Sehingga pakan
perhatian khusus dalam tumbu kembangnya. Terlebih lagi merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan
secara ekonomis, pengadaan usaha budidaya ikan sangat kehidupan makhluk hidup. Pakan ikan terbagi atas dua yaitu
menguntungkan karena ikan memiliki nilai ekonomi yang pakan alami dan pakan buatan, pakan alami yaitu pakan
sangat tinggi didukung dengan pemasaran yang tidak terlalu yang tersedia secara alami seperi cacing sutera, artemia, dan
Kurnia, dkk/ Kajian Awal Pemanfaatan Sungai Jeneberang sebagai Sara Budidaya Ikan dengan Sistem Keramba 3
bloodworm dengan kelebihan banyak mengandung serat keramba yang membudidayakan ikan hias, dan selebihnya
yang baik untuk pencernaan ikan dan membantu ikan untuk membudidayakan ikan konsumsi.
memasuki kondisi kawin namum kekurangan dari pakan Adapun jenis-jenis ikan yang dibudidayakan yaitu: Nila
alami yaitu bersifat musiman, dapat membawa hama dan Hitam (Oreochromis niloticus), Nila Merah (Oreochromis
penyakit bagi ikan. Sementara itu pakan buatan berupa pelet niloticus) , Gurame (Osphronemus goramy), Lele (Clarias
biasa dijual secara komersil dimana saja dan dibuat batrachus), Koi (Cyprinus carpio), Lohan (Amphilophus
menggunakan bahan-bahan seperti dedak halus, tepung trimaculatus), dan Ikan Mas (Carrassius carassius). Jenis
daun, tepung jagung, tepung kedelai maupun tepung tulang, ikan yang paling banyak dibudidayakan yaitu ikan nila
tepung ikan, minyak ikan, dan minyak nabati. Keuntungan dikarenakan memiliki permintaan pasar yang pling tinggi
penggunaan pakan buatan yaitu mudah dalam pula. Pemasaran ikan tersebut masih sebatas penjualan
penyimpanannya serta tersedia secara terus-menerus, serta kepada warga sekitar dan di pasar tradisional, dan
terbebas dari hama dan penyakit. Fungsi pakan selain pemasaran paling jauh yaitu penjualan ikan di luar kota
sebagai sumber nutrisi juga dapat dimanfaatkan sebagai sekitar Makassar.
media pengobatan, pembentuk warna tubuh, peningkat cita Metode pemberian pakan yang dilakukan oleh setiap
rasa, mempercepat produksi, dan perbaikan metabolisme pemilik keramba sama yakni pemberian pakan berupa pelet
lemak pada hewan peliharaan atau hewan budidaya [3]. sebanyak dua kali sehari pada waktu pagi dan petang hari
Heryadi [2] menjelaskan bahwa kualitas air merupakan tanpa menggunakan ukuran baku tertentu mengenai
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam banyaknya pakan yang diberikan untuk tiap kotak keramba
pemilihan lokasi untuk usaha pembenihan ikan. Parameter melainkan perkiraan dari tiap-tiap pemilik keramba untuk
kualitas air yang harus diukur dalam pemilihan lokasi menentukan banyaknya pakan yang diberikan di tiap kotak
mencakup: dengan mempertimbangkan ukuran, usia, dan banyaknya
a. Parameter fisika: suhu antara 250 - 300C, warna ikan di tiap kotak keramba. Terdapat pula pemilik keramba
hijau-coklat, jernih, berbau plankton, kekeruhan yang memberi malan ikan mereka dengan kangkung air.
25-100 JTU, suspensi terlarut 250-400 JTU. Ikan nila merupakan komoditi utama pada budidaya ikan
b. Parameter kimia: pH 6,7 – 8,6 oksigen terlarut 5 -6 konsumsi dalam keramba-keramba masyarakat sepanjang
ppm, karbon dioksida maksimum 25 ppm, Sungai Jeneberang karena pemeliharaannya yang tidak
alkalinitas 50 – 500 ppm, salinitas 0 – 4 permil, terlalu sulit serta tingginya permintaan pasar terhadap jenis
amonia 0,5 – 1,5 ppm, zat-zat beracun pestisida ikan tersebut. Ikan nila dewasa mencapai ukuran maksimal
0,01 ppm (maksimum). setelah empat bulan sejak awal masa pembibitan dan dapat
c. Parameter biologi: jenis dan jumlah plankton dipanen sebelum memasuki usia dewasanya untuk
10.000 sel/ml. Jenis dan jumlah parasit minimum. memenuhi permintaan pasar.
Beberapa parameter fisika dan kimia perairan yang Waktu panen ikan nila harus disesuaikan dengan
dapat memberi kontribusi besar terhadap kehidupan ikan permintaan pasar dengan harga jual yang paling
adalah suhu, oksigen terlarut, karbon dioksida, ammonia, menguntungkan. Waktu panen ikan nila juga perlu
pH, alkalinitas, dan kekeruhan [2]. mempertimbangkan musim pembesaran ikan di kolam
Serapan pasar hasil budidaya ikan air tawar sangat ataupun KJA. Ikan nila bisa dipanen sesuai dengan
prospektif, terutama dari jenis ikan gurami, ikan emas, dan kebutuhan, bahkan proses pemanenan bisa diusahakan saat
ikan nila. Selain itu, saat ini ada beberapa jeis ikan konsumsi harga ikan sedang tinggi. Pelaksanaan panen ikan dilakukan
yang sudah mulai mendapatkan pasaran yakni ikan bader pada waktu keadaan suhu udara sejuk, yaitu pagi atau sore
bang, ikan hampal, dan lainnya. Untuk memnuhi kebutuhan hari untuk menghindari atau menekan kemungkinan ikan
ilan pada masyarakat, ikan dapat dipasarkan dalam bentuk mengalami stres (Khairuman, 2013: 23).
segar hidup, dalam bentuk segar mati, atau dalam bentuk Permintaan pasar yang tinggi terutama untuk ikan
olahan [1]. konsumsi membuat beberapa pemilik keramba memanen
Air yang dangkal dan memiliki daya tembus cahaya yang ikan mereka sebelum waktu idealnya yaitu kurang dari
tinggi dapat meningkatkan suhu perairan. Dalam usaha empat bulan pemeliharaan. Hal tersebut mendorong pemilik
budidaya ikan, sangat penting mempelajari kondisi kualitas keramba untuk menambah kotak keramba mereka namun
air karena parameter kualitas air merupakan faktor pembatas dengan pertimbangan pemeliharaan dan budget yang
terhadap jenis biota air yang dapat dibudidayakan di suatu diperlukan untuk membuat keramba maka pemilik keramba
perairan. Pada dasarnya bahwa dengan adanya variasi suhu hanya menambah jumlah keramba mereka pada saat-saat
yang cukup besar di wilayah perairan dapat memberikan tertentu seperti menjelang hari raya. Sementara itu harga jual
dampak atau pengaruh yang cukup besar pula terhadap tiap jenis ikan berbeda-beda, untuk ikan hias yaitu Koi
metabolisme organisme yang hidup di wilayah perairan (Cyprinus carpio), Lohan (Amphilophus trimaculatus), dan
tersebut yang akan berdampak pada sisa metabolisme Ikan Mas (Carrassius carassius) dijual per ekor dengan
organisme dalam meningkatkan konsentrasi nitrogen di harga yang bervariasi dengan memperhatikan ukuran, corak,
perairan. Kemampuan cahaya matahari untuk menembus dan usia ikan.
samapi ke dasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan suatu Ikan konsumsi dijual dengan satuan harga per kilogram,
perairan [4]. harga jual ikan antar pemilik keramba memiliki perbedaan
Terdapat sembilan kelompok keramba budidaya ikan anrata 5 ribu hingga 10 ribu, dimulai dari ikan yang paling
sepanjang Sungai Jeneberang mulai dari Jembatan murah yaitu ikan Lele (Rp. 15.000), Nila Hitam (Rp.
Barombong, Makassar sampai Jembatan Kembar, Gowa. 25.000), Nila Merah (Rp. 45.000), dan Gurame (Rp.
Ukuran keramba yang digunakan dalam suatu kelompok 75.000). Tidak terdapat wabah penyakit dan ancaman
keramba berbeda-beda mulai dari ukuran yang paling kecil berbahaya terkait budidaya ikan di sepanjang Sungai
yaitu 2x3 meter hingga yang paling besar yaitu 6x6 meter Jeneberang mulai dari Jembatan Barombong, Makassar
dengan kedalaman keramba yang sama yaitu 0,6 meter. Dari sampai Jembatan Kembar, Gowa. Keberhasilan budidaya
sembilan kelompok keramba hanya terdapat tiga kelompok ikan dengan sistem keramba di sungai Jeneberang tersebut
dapat menggambarkan bahwa berbagai parameter kualitas
Kurnia, dkk/ Kajian Awal Pemanfaatan Sungai Jeneberang sebagai Sara Budidaya Ikan dengan Sistem Keramba 4
air pada air Sungai Jeneberang berada pada batas normal. perkembangan ikan sehingga layak untuk dilakukan studi
Keramba-keramba yang ada di wilayah tersebut dapat lanjutan tentang pemanfaatan dan pengembangan potensi
dioptimalkan penggunaannya dengan dukungan teknologi perikanan dengan sistem keramba.
dan ilmu pengetahuan dalam kontrol kualitas air dengan
parameter kimia meliputi pH, kadar oksigen terlarut (DO), PUSTAKA
kandungan nitrit/ amonia, dan kandungan kimiawi lainnya. [1] Cahyono, Bambang. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar.
Parameter fisika meliputi kecerahan dan suhu air. Sementara Yogyakarta: Kanisius.
itu parameter biologi yaitu mikroorganisme yang terdapat [2] Heryadi, Dedi, dan Ratno Sutarmanto. 2010. Pembenihan
pada air baik berupa pakan alami ikan seperti zooplankton Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisius.
keberadaan mikroorganisme patogen dan parasit penyebab [3] Prasetya, dkk. 2015. Panduan Praktis Pakan Ikan
penyakit pada ikan. Konsumsi. Jakarta: Penebar Swadaya.
[4] Maniagasi, Richard dkk. 2013.Analisis Kualitas Fisika
Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano
Provinsi Sulawesi Utara. Budidaya Perairan. 2013. (Vol.
IV.KESIMPULAN 1) No. 2: 29-37.
Keberhasilan budidaya ikan dengan sistem keramba di [5] Khairuman, dan Khairul Amri. 2013. Budidaya Ikan Nila.
wilayah perairan Sungai Jeneberang tidak lepas dari faktor Jakarta: Agro Media.
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan

Anda mungkin juga menyukai