Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROBLEM BASED LEARNING 1


MPK RUMAH SAKIT

Disusun oleh :

M. Try Atmono, S.Farm. 208115076


Raysha Mc Seer, S.Farm. 208115077
Millavenia Pusparini, S.Farm. 208115086
Ivonna Yuni Nugraheni, S.Farm. 208115088
Theresia Priska Ratrigis, S.Farm. 208115091
Katarina Agnes F. B. Langkeru, S.Farm. 208115100
Maria Dorensia Ku Nanga, S.Farm. 208115101
Kelas/kelompok: B/1

Dosen Pengampu:
apt. T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021

1
PEMBAHASAN

1 Data yang harus disiapkan oleh Apoteker untuk rapat KFT


Pertimbangan pemilihan obat yang masuk formularium rumah sakit di RS Kencana:
a. Amlodipine® 10 mg:
- Indikasi: Amlodipin merupakan obat antihipertensi golongan antagonis
kalsium yang termasuk dalam lini pertama dalam menangani hipertensi
(Tandililing et al, 2016).
- Stabilitas: Stabil pada suhu ruang (<30° C) dan penyimpanan dapat
dilakukan pada tempat kering dan terhindar dari sinar matahari langsung,
- Kepatuhan: Patuh dalam mengkonsumsi obat hipertensi dapat mengurangi
risiko terjadinya kardiovaskular akut, untuk meningkatkan kepatuhan dapat
dilakukan dengan menyederhanakan dosis regimen efektif sebagai strategi
lini pertama (Miyoshi et al, 2013). Pada suatu penelitian juga dilaporkan
bahwa regimen dosis satu kali (once-daily) sehari memiliki tingkat
kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan dosis multi-harian (multiple-
daily dosing regimens), terkait obat antihipertensi dosis sekali sehari yang
dianjurkan yaitu pemberian Amlodipin 10 mg/hari (Iskedjian, 2002).
- Biaya: Harga di pasaran (Indonesia) untuk amlodipine 5 mg
Rp.1400/tablet, sedangkan untuk amlodipine 10 mg memiliki harga Rp
2.200/tablet. Berdasarkan harga tersebut, jika dihitung untuk pasien yang
menerima regimen dosis misalnya 10 mg/hari untuk sekali pemakaian
amlodipine 10 mg (1 tablet/hari= Rp 2.200) lebih terjangkau dibandingkan
dengan amlodipine 5 mg (2 tablet/hari =Rp 2.800).
- Benefit-risk:
Benefit: Pada suatu studi dosis titrasi Amlodipine dari 5 mg ke 10 mg
secara signifikan dapat menurunkan SBP dan DBP pada pasien asia dengan
hipertensi tingkat mild to moderate (Kario et al., 2013). Selain itu,
peningkatan dosis dari 5 mg menjadi 10 mg dapat menurunkan TD pada
pasien usia lanjut dengan hipertensi dan komorbid penyakit kardiovaskular
(Jeffers et al, 2015). Amlodipin 10 mg dapat digunakan ketika terdapat
pasien hipertensi yang tidak mencapai target tekanan darah ketika
menerima terapi dengan Amlodipin 5 mg (insufficient) (Fujiwara et al,
2009).

2
Risk: Dapat dilihat dari sisi keamanan, efek samping yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan amlodipin beberapa diantaranya yaitu
hipotensi, peripheral oedema, angina, sakit kepala, lemas, dan mual-mual
(MIMS, 2021). Pada pasien hipertensi yang menerima perubahan dosis
amlodipine 5 mg menjadi 10 mg dilaporkan bahwa amlodipine 10 mg
memiliki insidensi terjadinya adverse effect yang lebih rendah (Jeffers,
2015).
b. Clopidogrel®:
- Indikasi: Sebagai antiplatelet, antikoagulan, fibrinolitik (trombolitik)
(MIMS, 2021)
- Stabilitas: Stabil pada suhu ruang, dapat disimpan pada suhu 25°
(MIMS, 2021)
- Biaya: Harga di pasaran (Indonesia), Clopidogrel® 75 mg Rp 2.466,-
/tablet.
- Benefit-Risk:
Benefit: Sebuah studi menunjukkan bahwa risiko kejadian
kardiovaskular dan serebrovaskular yang merugikan, stroke berulang,
dan kejadian perdarahan untuk monoterapi clopidogrel lebih rendah
dibandingkan dengan aspirin. Temuan ini mendukung manfaat klinis
untuk terapi antiplatelet tunggal dengan clopidogrel dibandingkan
aspirin untuk pencegahan sekunder pada pasien dengan stroke iskemik
(Paciaroni et al., 2019).
Risk: Dapat dilihat dari sisi keamanan, efek samping yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan clopidogrel beberapa diantaranya yaitu
infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, nyeri dada, pusing, diare,
dan arthralgia (Medscape, 2021).
2 Pertimbangan Penerimaan Obat untuk Formularium Rumah Sakit
Pemilihan obat untuk masuk formularium rumah sakit harus memenuhi
beberapa kriteria yaitu obat memiliki NIE (nomor izin edar), mengutamakan
penggunaan obat generik, memiliki benefit-risk ratio yang menguntungkan pasien,
menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien, memiliki benefit-
cost ratio uang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung, dan obat
lain yang terbukti secara ilmiah dan aman (evidence based medicines) yang paling
diperlukan untuk pelayanan dengan biaya yang terjangkau (Kepmenkes, 2020).

3
Permohonan dalam pengajuan penambahan obat yang akan dimasukkan dalam
formularium rumah sakit setidaknya memuat informasi mengenai mekanisme
farmakologi obat dan indikasi, alasan mengapa obat yang diajukan lebih baik
daripada yang sudah ada di dalam formularium, dan bukti ilmiah dari pustaka yang
mendukung obat tersebut perlu untuk masuk ke dalam formularium. Pertimbangan
dalam penghapusan obat dari formularium juga harus memenuhi beberapa kriteria
yaitu obat tidak lagi beredar dipasaran, obat tidak ada yang menggunakan lagi, sudah
ada obat baru yang lebih cost-effective, setelah dievaluasi ternyata obat memiliki risk
lebih tinggi dari pada benefit, berdasarkan hasil pembahasan KFT (Komite Farmasi
dan Terapi), terdapat obat lain yang memiliki efikasi yang lebih baik atau efek
samping yang lebih ringan, serta karena masa berlaku NIE sudah habis dan tidak
diperpanjang oleh pihak industri farmasi (Kepmenkes, 2020).
3 Pertimbangan Penolakan Pengadaan Farmasal dan Penerimaan Pengadaan
Clopidogrel
a. Penggunaan Clopidogrel menunjukkan risiko yang lebih rendah dari kejadian
kardiovaskular dan serebrovaskular yang merugikan, stroke berulang, dan
kejadian perdarahan untuk monoterapi dibandingkan dengan aspirin
(Paciaroni et al., 2019). Peran clopidogrel atau kombinasi aspirin dan
clopidogrel pada pasien stroke iskemik adalah sebagai terapi antiplatelet jika
pasien terindikasi angina pektoris tidak stabil dan jika pasien alergi terhadap
aspirin (Kurniasari, 2017).
b. Penggunaan clopidogrel dalam jangka panjang untuk pasien dengan
atherosclerotic vascular disease lebih efektif daripada aspirin dalam
mereduksi risiko kombinasi dari stroke iskemik, myocardial infarction atau
kematian vaskular (Lancet, 1996).
c. Hasil studi Hartayu and Setyaningsih (2017), menunjukkan bahwa
clopidogrel lebih efektif secara signifikan (dengan titik akhir primer 5,32%
berbanding 5,87%) dibandingkan dengan aspirin. Clopidogrel efektif dalam
menurunkan kejadian kardiovaskular terutama insidensi stroke, MI atau
penyakit vaskular.
d. Dalam studi tentang faktor risiko resistensi aspirin dan clopidogrel pada
pasien dengan Stable Coronary Artery Disease, Akturk et al., (2014)
menemukan fakta bahwa insiden resistensi antiplatelet (aspirin) yang lebih
tinggi pada pasien dengan hipertensi.

4
4 Penolakan pengadaan amlodipine 5 mg dan penerimaan terhadap pengadaan
Amlodipine® 10 mg
a. Amlodipine 10 mg diadakan dan amlodipine 5 mg tidak diadakan karena
menurut Kario et al., (2013) titrasi amlodipin dari 5 mg ke 10 mg secara
signifikan menurunkan SBP dan DBP pada pasien asia dengan hipertensi
ringan hingga sedang. Selain itu, titrasi seperti itu juga secara signifikan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi usia lanjut, yang secara
klinis berhubungan dengan peristiwa hipertensi dan kardiovaskular (Jeffers et
al., 2015). Fakta bahwa rumah sakit masih memiliki sediaan amlodipine 5
mg menjadikan pengadaannya tidak urgent.
b. Pasien diresepkan amlodipine karena menurut Fares et al., (2016) amlodipine
(CCB) memiliki efikasi dan keamanan yang baik sebagai lini pertama terapi
hipertensi. Amlodipine menunjukkan penurunan tajam pada titik akhir
Cardiovascular. Amlodipine 10 mg digunakan sebagai maintenance pada
pasien dengan coronary artery disease (Medscape, 2021).
5 Upaya pengadaan yang dilakukan IFRS untuk obat yang tidak tersedia untuk
Ibu Rosa
Kebutuhan obat Farmasal® 100 mg dan Amlodipine® 10 mg untuk pasien
Ibu Rosa tidak dapat dipenuhi dari stok di RS Kencana karena obat-obat tersebut
belum tersedia, mengingat persetujuan pengadaan & penolakan baru diputuskan satu
hari sebelumnya, sedangkan lead time untuk pengadaan obat tersebut adalah 3 hari.
Oleh karena itu, IFRS memenuhi kebutuhan obat Ibu Rosa dengan pembelian
langsung (just in time) di rumah sakit lain atau apotek yang menjadi tempat
kerjasama pengadaan obat dengan Rumah Sakit Kencana. Metode pembelian
langsung (just in time) dapat digunakan pada kasus ini karena obat yang dibutuhkan
dalam jumlah kecil, sembari menunggu obat datang. Dampak metode just in time
diantaranya adalah, dapat meningkatkan perputaran persediaan, dan mengoptimalkan
arus kas (American Society of Health-System Pharmacists, 2018).
6 Komunikasi efektif yang harus dilakukan saat pelayanan resep untuk Ibu Rosa
Pemberian komunikasi efektif terkait obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil
terapi, meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan
meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan
penggunaan obat bagi pasien (patient safety).
Kegiatan dalam komunikasi efektif obat meliputi:

5
a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien, seperti mengucapkan
selamat pagi/siang/sore, menanyakan identitas pasien dan menanyakan kabar
pasien.
b. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat
melalui Three Prime Questions, yaitu bagaimana penjelasan dokter tentang
obat yang diresepkan, bagaimana penjelasan dokter tentang cara pakai obat
dan bagaimana penjelasan dokter mengenai harapan setelah minum obat
yang diresepkan.
c. Menggali informasi lebih lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat.
d. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan obat.
e. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien.
f. Mendokumentasikan proses pelayanan terhadap pasien selama di Rumah
Sakit.

6
Kesimpulan
1. Data yang disiapkan oleh Apoteker sebagai bahan pertimbangan pada rapat
KFT tersebut yaitu data indikasi, stabilitas, biaya, benefit-risk dari obat
Farmasal® 100 mg dan Amlodipine® 10 mg.
2. Alasan penolakan pengadaan Farmasal® 100 mg dan penerimaan Clopidogrel®
75/300 mg yaitu dipertimbangkan dari sisi keefektifan dan keamanan
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan Clopidogrel® lebih
unggul dibandingkan Farmasal®.
3. Alasan penolakan pengadaan Amlodipine® 5 mg dan penerimaan pengadaan
Amlodipine® 10 mg yaitu dilihat dari efektivitas titrasi Amlodipine 5 mg ke 10
mg terhadap penurunan SBP dan DBP pasien dengan hipertensi. Selain itu,
menurut data kasus, Amlodipine 5 mg sudah termasuk sediaan obat
antihipertensi di Rumah Sakit Kencana.
4. Upaya pengadaan yang dilakukan IFRS untuk obat yang tidak tersedia untuk
Ibu Rosa yaitu dengan pembelian langsung / just in time di apotek atau rumah
sakit lain yang sudah bekerja sama dengan RS Kencana dalam hal pengadaan
obat.
5. Tahapan komunikasi efektif yang harus dilakukan saat pelayanan resep untuk
Ibu Rosa yaitu mengucapkan salam, menanyakan three prime questions,
menggali informasi tentang masalah penggunaan obat, memberikan penjelasan
ke pasien tentang penyelesain masalah penggunaan obat, melakukan verifikasi
akhir, dan mendokumentasikan proses pelayanan terhadap pasien selama di
rumah sakit.

7
DAFTAR PUSTAKA

Akturk et al., 2014. Hypertension as a Risk Factor for Aspirin and Clopidogrel Resistance in
Patients With Stable Coronary Artery Disease. Clinical and Applied
Thrombosis/Hemostasis, 20(7) : 749-754
American Society of Health-System Pharmacists, 2018. ASHP Guidelines on Managing
Drug Product Shortages. American Journal of Health-System Pharmacy.
Direktorat Jenderal Binakefarmasian dan Alat Kesehatan, JICA, 2010. Pedoman
Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit ; Direktorat Jenderal Bina
Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan
RI, Jakarta.
Fujiwara, T., Hatsuzawa, J., Li, Y., Murase, H., Watanabe, T., Murakami, M., Kimura, N.,
2009. The Phase III, Double-Blind, Parallel-Group Controlled Study of Amlodipine
10 Mg Once Daily in Japanese Patients with Essential Hypertension who
Insufficiently Responded to Amlodipine 5 Mg Once Daily. Journal of Human
Hypertension, 23, 521-529.
Hartayu and Setyaningsih, 2017. The Effectiveness Of Clopidogrel As An
Antithrombotic Compared To Ticlopidine And Aspirin (Meta-Analysis). Jurnal
Farmasi Sains Dan Komunitas, 14(1), 65-73.
Iskedjian, M., Einarson, T.R., MacKeigan, L.D., Shear, N., Addis, A., Mittmann, N.,
Ilersich, A.L., 2002. Relationship Between Daily Dose Frequency and Adherence to
Antihypertensive Pharmacotherapy: Evidence from a Meta-Analysis. Clinical
Therapeutics, 24 (2), 302-316.
Jeffers, B.W., Bhambri, R., Robbins, J., 2015. Incremental Blood Pressure–Lowering Effect
of Titrating Amlodipine for the Treatment of Hypertension in Patients Including
Those Aged ±55 Years. American Journal of Therapeutics, 22, 278-287.
Kario, K., Robbins, J., Jeffers, B.W., 2013. Titration of Amlodipine to Higher Doses: A
Comparison of Asian and Western Experience. Vascular Health and Risk
Management, 9, 695-701.
Kemenkes RI, 2016. Permenkes No. 72 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia., 2020. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/200/2020 Tentang Pedoman

8
Penyusunan Formularium Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Kurniasari, Desviana R., 2017. Evaluasi Rasionalitas Obat Antiplatelet Pada Pasien Stroke
Iskemik di Instalasi Rawat Inap RS X Periode 2016. Publikasi Ilmiah. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Lancet, 1996. A Randomised, Blinded, Trial Of Clopidogrel Versus Aspirin In
Patients At Risk Of Ischaemic Events (Caprie). Lancet, 348 (9038), 1329-1339.
Medscape, 2021. Amlodipine. Medscape,
https://reference.medscape.com/drug/katerzia- norvasc-amlodipine-342372, diakses
pada 21 Februari 2021.
Medscape., 2021. Clopidogrel.https://reference.medscape.com/drug/plavix-clopidogrel-
342141#4, diakses pada 22 Februari 2021.
MIMS., 2021. Amlodipine.https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amlodipine?
mtype=generic, diakses pada 21 Februari 2021.
MIMS., 2021. Clopidogrel.https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clopidogrel?
mtype=generic, diakses pada 21 Februari 2021.
Miyoshi, K., Okura, T., Nagao, T., Masanori, J., Irita, J., Higaki, J., 2013. Effects of
Dividing Amlodipine Daily Doses on Trough Drug Concentrations and Blood
Pressure Control Over a 24-Hour Period. Clinical Therapeutics, 35(9), 1418-1422.
Paciaroni, M., Ince, B., Hu, B., Jeng, J.S., Kutluk, K., Liu, L., Lou, M., Parfenov, V., Wong,
K.S.L., Zamani, B., Paek, D., Han, J.M., Aguila, M.D., Girotra, S., 2019. Benefits
and Risks of Clopidogrel vs. Aspirin Monotherapy after Recent Ischemic Stroke: A
Systematic Review and Meta-Analysis. Hindawi Journals, 1-12.
Permenkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Sinha, 2014. Role of Pharmacists in Retailing of Drugs. Journal of Advance
Pharmaceutical Technology and Research. 5(3)
Suprapto, Hugo A., 2017. Pengaruh Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mahasiswa.. Jurnal Ilmiah Kependidikan. 9 (1).
Tandililing, S., Mukaddas, A., Faustine, I., 2017. Profil Penggunaan Obat Pasien Hipertensi
Esensial di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah I Lagaligo Kabupaten
Luwu Timur Periode Januari-Desember Tahun 2014. Galenika Journal of Pharmacy,
3(1), 49-56.

9
USAID, 2007. Drug and Therapeutics Committee Training Course. World Health
Organization, Switzerland.

10

Anda mungkin juga menyukai