Anda di halaman 1dari 10

1.

Diketahui pemakaian obat paracetamol 500 mg pada bulan Oktober 2023


sebanyak 1000 tablet, sisa stok per 30 Oktober 2023 sebanyak 200 tablet.
Tercatat hari kerja puskesmas selama 25 hari kerja, waktu tunggu permintaan
obat selama 3 hari. Hitung kebutuhan paracetamol 500 mg untuk bulan
November 2023
Jawab :
Diketahui :
B = pemakaian = 1000 tablet / 25 hari = 40 tablet per hari nya
C = buffer stock = 10/100 x 1000 = 100 tablet
D = Stok pengaman = 3 hari x 40 tablet = 120 tablet/hari
E = sisa stok = 200 tablet
A = B+C+D-E
A = 1000 + 100 + 120 – 200
A = 1.020 Tablet
Sehingga kebutuhan paracetamol 500 mg untuk bulan November 2023 sebanyak
1.020 tablet.

2. Ny. A (67 tahun) mengeluhkan demam, batuk, pusing sampai ke tengkuk, nyeri
lutut, kesemutan, nafsu makan berkurang, dada berdebar terasa berat. Pasien
rutin konsumsi obat hipertensi, ada riwayat maag, keluarga ada riwayat
kolestrol tinggi.
TD= 155/90 mmHg
Kolestrol = 245 mm/dl
Dokter meresepkan
R/ Paracetamol 500 mg No. X
S3 dd 1 Tab
R/ Captopril 12,5 mg No. X
S2 dd 1 Tab
R/ Metoklorpramid No. X
S2 dd 1 Tab
R/ Natrium Diklofenak 50 mg No. X
S2 dd 1 Tab
R/ Valsartan No. X
S1 dd 1 Tab
Pro : Ny. A (67 tahun)
Alamat : Jl. Jadirejo, Sukajadi

a. Skrining Adminstratif
Persyaratan adminstratif meliputi nama dokter, SIP, Alamat Dokter, tanggal penulisan
resep, nama, umur, berat badan, alamat pasien, tanda tangan/ paraf dokter, jenis obat,
dosis, potensi/indikasi, cara pemakaian, dan bentuk sediaan jelas. Pada resep pasien
Ny. A Hanya terdapat tanggal penulisan resep, nama pasien, umur paraf dokter, jenis
obat, dan bentuk sediaan, sedangkan ada 2 obat yg tidak dituliskan dosis , dan tidak
diketahui nama dokter, SIP, alamat dokter, maka resep Ny. A perlu dilakukan
konfirmasi.
b. Farmasetis
Persyaratan Farmasetis meliputi bentuk sediaan, inkompatibilitas , stabilitas dan cara
pemberian. Pada resep Ny. A sudah memenuhi persyaratan farmasetis.
c. skrining klinis
menggunakan metode SOAP
IDENTITAS PASIEN
A. SUBJEKTIF
Nama Pasien : Ny. A
Usia : 67 Tahun
Riwayat Penyakit :
a. Keluhan :
- Demam
- Batuk
- pusing sampai ke tengkuk
- nyeri lutut
- kesemutan
- nafsu makan berkurang
- dada berdebar terasa berat
b. Riwayat penyakit dahulu
- Hipertensi
- Hyperlipidemia (kolestrol)
- Maag
OBJEKTIF
1. Tekanan darah pasien : 155/90 mmHg
Normal nya menurut WHO, 2013 Tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg
2. Kolestrol pasien : 245 mm/dL
Normal nya < 200 mg/dL
ASSESMENT
A. Tepat indikasi
- Paracetamol
Indikasi : untuk mengatasi demam, nyeri ringan sampai sedang
- Captopril 12,5 mg
Indikasi : untuk mengatasi hipertensi (menurunkan tekanan darah)
- Metoklopramid (Tidak Tepat Indikasi)
Indikasi : sebagai antiemetic yaitu mengatasi mual dan muntah
- Natrium Diklofenak
Indikasi : sebagai analgetik, antipiretik dan antiinflamasi
- Valsartan
Indikasi : untuk mengatasi hipertensi (menurunkan tekanan darah)
Sumber : basic pharmacology & drug note 2023
Medscape, 2023
B. Tepat Pasien
- Paracetamol tablet
Kontraindikasi : hipersensitif, gangguan hati berat atau penyakit hati aktif
- Captorpil 12,5 mg (Tidak Tepat Pasien)
Kontraindikasi : hipersensitif, tidak direkomendasikan untuk pasien angioedema,
wanita hamil, hiperkalemia
- Metoklopramid ( Tidak Tepat Pasien)
Kontraindikasi : obstruksi gastrointestinal, menyusui, Parkinson
- Natrium diklofenak (Tidak Tepat Pasien)
Kontraindikasi: hipersensitif, tukak peptic, asma, urtikaria, penyakit jantung
iskemik, penyakit arteri perifer
- Valsartan
Kontraindikasi : hipersensitif, tidak direkomendasikan pada ibu hamil dan
menyusi, gangguan hati berat
Sumber : basic pharmacology & drug note 2023
Medscape, 2023 & DIH 21 edition

C. Tepat Obat
- Paracetamol tablet
Alasan pemilihan : paracetamol di indikasi kan untuk antipiretik serta analgetic
(Pereda nyeri lutut pasien) dengan mekanisme kerja menghambat sintesis
prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat 2 enzim cyclooxygenase
yaitu cyclooxygenase-1 (COX-1) dan cyclooxygenase-2 (COX-2). Dan
paracetamol mempengaruhi hipotalamus untuk menurunkan sensitifitas reseptor
nyeri dan thermostat yang mengatur suhu tubuh dan memblok nyeri langsung
pada sumbernya
- Captopril 12,5 mg
Alasan pemilihan : captopril di indikasikan sebagai anti hipertensi yang dapat
menghambat pelebaran arteri dan vena dengan menghambat konversi angiotensin
I menjadi angiotensin II dan menghambat metabolism bradykinin
- Metoklopramid
Alasan pemilihan : metoklopramid di indikasikan sebagai anti emetic dengan
mekanisme menghambat dopaminergic di CTZ, meningkatkan tonus sfingter pada
esofagus bagian bawah dan meningkatkan motilitas usus halus dan lambung
- Natrium diklofenak
Alasan pemilihan : natirum diklofenak di indikasikan sebagai analgetic dan anti
inflamasi dengan mekanisme kerja menghambat enzim siklooksigenase dalam
mensintesis prostaglandin sebagai mediator inflamasi
- Valsartan :
Alasan pemilihan : menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya
secara langsung menyebabkan vasodilatasi, penurunan produksi vasopressin dan
mengurangi sekresi aldosteron
Sumber : basic pharmacology & drug note 2023
Medscape, 2023 & DIH 21 edition
D. Tepat dosis
- Paracetamol tablet
Dosis : 500-1000 mg/dosis, diberikan tiap 4-6 jam.
- Captopril 12,5 mg
Dosis : dosis awal 2 x 12,5 mg/hari
- Metoklopramid
Dosis : 3x sehari 10 mg
- Natrium diklofenak
Dosis : 2-3 x 50 mg/hari
- Valsartan :
Dosis : 80 mg – 160 mg 1x/hari
Sumber : basic pharmacology & drug note 2023
Medscape, 2023 & DIH 21 edition

E. Weso
- Paracetamol tablet : reaksi alergi, ruam kulit berupa eritema atau urtikaria,
kelainan darah, hipotensi, kerusakan hati.
- Captopril 12,5 mg : hipotensi, gangguan fungsi ginjal, batuk kering, gangguan
pencernaan
- Metoklopramid : sedasi, mulut kering, pusing, gangguan penglihatan, retensi urin
- Natrium diklofenak : sembelit, perut kembung, mual muntah, dan pendarahan
lambung.
- Valsartan : hipotensi, hiperkalemia, pusing/sakit kepala, gangguan gastrointestinal
(diare, nyeri perut, mual, dyspepsia), ruam.
Sumber : basic pharmacology & drug note 2023
Medscape, 2023 & DIH 21 edition

DRPS
No Drug Related Problem Check Penjelasan Alasan
List
1. Terapi obat yang tidak diperlukan
Terdapat terapi tanpa Ya Terdapat terapi tanpa Dokter memberikan
indikasi medis indikasi medis yaitu terapi metoclorpramide
metoklopramid, dimana yang memiliki indikasi
pasien tidak sebagai anti emetic,
mengeluhkan mual dan dilihat keluhan pasien
muntah tidak ada mengalami
mual dan muntah
sehingga saran apoteker
dihentikan pemberian
metoclorpramide.
Pasien mendapatkan terapi Tidak Semua terapi diberikan -
tambahan yang tidak tepat indikasi
diperlukan
Pasien masih Ya Pasien tetap harus diobati -
memungkinkan menjalani dengan terapi non
terapi non farmakologi farmakologi
Terdapat duplikasi terapi Ya Pasien mendapatkan 2 Pasien mendapatkan 2
obat antihipertensi, terapi untuk
dimana seharusnya antihipertensi nya yaitu
pasien tersebut cukup golongan ARB dan
dengan pengobatan ACEI. Menurut
tunggal saja, sehingga penelitian Frield (2013)
menyebutkan bawa
pemberian captopril
mengkombinasikan ARB
dihentikan
+ACEI secara bersamaan
dapat beresiko
peningkatan efek
samping serius,
kerusakan ginjal akut dan
hiperlkalemia
Sumber: Fried, L. F. et
al. (2013) ‘Combined
Angiotensin
Inhibition for the
Treatment of Diabetic
Nephropathy’. New
England Journal of
Medicine,
369(20).
doi:
10.1056/nejmoa1303154
Pasien tidak mendapatkan Tidak Pasien tidak -
penanganan terhadap efek mendapatkan terapi
samping yang seharusnya untuk mengatasi efek
dapat dicegah samping dari obat

2. Kesalahan Obat
Bentuk sediaan tidak tepat Tidak Bentuk sediaan yang -
diberikan tepat yaitu
tablet karena
mempertimbangkan
kondisi pasien
Terdapat kontraindikasi Ya Terdapat obat yang Pasien memiliki riwayat
kontraindikasi dengan Maag, menurut PIONAS
pasien yaitu obat dan basic
Natrium Diklofenak 50 pharmacology & drug
mg note 2023 natrium
diklofenak dapat
mengiritasi lambung
sheingga kontraindikasi
untuk pasiennya.
Kondisi pasien tidak dapat Tidak Kondisi pasien dapat -
disembuhkan oleh obat diatasi dengan obat untuk
mengurangi keluhan
pasien
Obat tidak diindikasikan Ya Terdapat obat yang tidak Metoklopramid menurut
untuk kondisi pasien diindikasikan untuk basic pharmacology &
kondisi pasien yaitu drug note 2023 memiliki
metoklopramid indikasi sebagai
antiemitik, dilihat dari
keluhan pasien, pasien
tidak mengalami mual
dan muntah sehingga
obat tersebut tidak
diindikasikan untuk
kondisi pasien
Terdapat obat lain yang Tidak Terapi lain yang -
lebih efektif dipilihkan sesuai dengan
literatur
3. Dosis tidak tepat
Dosis terlalu rendah atau Tidak Dosis yang diberikan -
terlalu tinggi sudah sesuai
Frekuensi penggunaan tidak Tidak Frekuensi yang diberikan -
tepat sudah sesuai
Durasi penggunaan tidak Tidak Durasi penggunaan -
tepat sudah tepat
4. Reaksi yang tidak diinginkan
Obat tidak aman untuk Tidak Terapi yang diberikan -
pasien aman untuk pasien
Terjadi reaksi alergi Tidak Pasien tidak -
menunjukkan reaksi
alergi dari penggunaan
obat
Terjadi interaksi obat Tidak Tidak terdapat interaksi -
obat
Dosis obat dinaikkan atau Tidak Dosis obat tidak -
diturunkan terlalu cepat dinaikkan atau
diturunkan
Muncul efek yang tidak Tidak Tidak muncul efek yang -
diinginkan merugikan pasien

5. Ketidak sesuaian kepatuhan pasien


Obat tidak tersedia Tidak Semua obat yang -
dibutuhkan pasien
telah tersedia di
apotek rumah sakit
dan dilakukan
pengecekan obat
setiap hari
Pasien tidak mampu Tidak Keluarga pasien -
menyediakan obat mampu menyediakan
obat
Pasien tidak mengerti intruksi Tidak Keluarga pasien -
penggunaan obat mengerti intruksi
penggunaan obat
Pasien tidak patuh atau Tidak Pasien patuh dalam -
memilih untuk tidak penggunaan obat
menggunakan obat
6. Pasien membutuhkan terapi tambahan
Terdapat kondisi yang tidak Ya Terdapat gejala yang - Untuk
diterapi belum diterapi, yaitu keluhan
pasien menderita kesemutan
batuk, kesemutan, pasien kami
nafsu makan merekomenda
berkurang dan sikan vitamin
B-complek
hyperlipidemia
(3x1 tablet)
menurut
jurnal rumpun
ilmu
kesehatan
- Untuk
keluhan
batuk, kami
merekomenda
sikan siladex
antitusiv
(3x15 ml)
dimana
menurut
mendscape
dan PIONAS
bahwa
kandungan
dari siladex
tidak ada
kontraindikasi
dgn pasien
hipertensi
- Untuk
menurunkan
hiperlipidemi
a maka kami
merekomenda
sikan
golongan
statin yaitu
simvastatin 20
mg (1x1
malam hari)
menurut
pedoman
pengobatan
dyslipidemia
- Untuk
mengatasi
nafsu makan
pasien kami
merekomenda
sikan tablet
cavicur (1x1)
Pasien membutuhkan obat Ya Pasien membutuhkan Pasien membutuhkan
lain yang sinergis obat lain seperti vitamin B complex
vitamin B complex dengan dosis 3x1 tablet
dan suplemen untuk pengobatan
penambah nafsu kesemutan dan tablet
makan cavicur (1x1 tablet)
untuk meningkatkan
nafsu makan pasien
Pasien membutuhkan terapi Tidak Pasien sudah Tidak
profilaksis mendapatkan terapi
profilaksis

PLAN
a. Terapi farmakologi
- Pemberian paracetamol tablet di indikasi untuk mengatasi keluham demam, dan
nyeri pada lutut
- Pemberian captopril 12,5 mg di indikasi kan untuk mengatasi tekanan darah
pasien yang tinggi yaitu 155/90 mmHg, namun menurut JNC edisi 8 bahwa untuk
usia lebih dari 60 tahun dan tidak ada penyakit penyerta maka pilihan terapi nya
yaitu dalam bentuk tunggal dimaksimalkan sebelum menambah terapi kedua dan
pasien mengalami batuk tidak disarankan diberikan captopril karena
dikhawatirkan memperparah batuk pasien , sehingga kami menyarankan captopril
dihentikan
- Pemberian metoklorpramid di indikasikan untuk mengatasi mual dan muntah,
namun obat ini tidak tepat pasien, dikarenakan pasien tidak mengalami keluhan
mual dan muntah
- Pemberian natrium diklofenak, di indikasikan sebagai analgetik dan antipiretik
sehingga bisa mengatasi nyeri pada lutut pasien, namun natrium diklofenak
memiliki kontraindikasi yaitu tidak direkomendasikan untuk pasien riwayat maag,
sehingga pemberian natrium diklofenak dihentikan, untuk mengatasi nyeri lutut
cukup diberikan paracetamol tablet saja
- Pemberian valsartan, diindikasikan sebagai antihipertensi golongan ARB dengan
menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya sehingga menyebabkan
vasodilatasi
- Untuk keluhan batuk pasien direkomendasikan pemberian siladex antitusiv
dengan komposisi dekstromethorpan Hbr dan Chlorpheniramine maleate untuk
untuk mengatasi batuk, gatal tenggorokan pada pasien.
- Untuk keluhan Hiperlipidemia direkomendasi diberikan simvastatin 20 mg di
indikasikan sebagai obat hyperlipidemia nya dengan mekanisme menghambat
secara kompetitif kerja dari enzim HMG-CoA reduktase dan simvastatin
dikonsumsi pada malam hari (pedoman pengelolaan dyslipidemia Indonesia,
2019)
- Untuk keluhan kesemutan pasien direkomendasikan diberikan vitamin b complex,
diindikasikan untuk mengatasi kesemutan pada pasien
- Untuk keluhan nafsu makan menurun direkomendasikan diberikan vitamin
cavicur diindikasikan sebagai suplemen penambah nafsu makan pasien

b. Terapi non farmakologi


- Olahraga dengan teratur
- Menjaga berat badan ideal
- Menghindari konsumsi makanan yang tinggi garam
- Konsumsi makanan yang mengandung fitosterol
- Mengurangi asupan lemak
- Hindari aktivitas yang berat yang dapat memperparah sakit lutut
- Hindari stress berlebihan
- Konsumsi makanan yang mengandung vitamin B, asam folat, asam alfa lipoat,
omega 3

c. Monitoring dan KIE


- Monitoring
A. Pemeriksaan gejala dan tanda
Dilakukan pengecekan kembali/monitoring mengenai keluhan yang dialami
pasien seperti demam, batuk, nyeri lutut, pusing,kesemutan, nafsu makan
menurun, pusing, dada berdebar terasa berat.
B. Monitoring tanda vital pasien
Periksa tekanan darah pasien secara berkala dan dilakukan pengecekan
kolestrol pada pasien serta gejala lainnya yang menunjukkan hipertensi dan
hiperlipidemia
- KIE
o Nutrisi dan Diet: direkomendasikan untuk menurunkan berat badan dan
mengontrol tekanan darah. Pola diet ini dilakukan dengan banyak
mengonsumsi buah dan sayur tinggi kalium.
o Hipertensi:Skrining teratur dan pemberian terapi hipertensi yang sesuai
harus dilakukan. Selain terapi, perubahan pola hidup sehat dapat
mengurangi risiko hipertensi, hiperlipidemia, dan stroke.
o Hindari makanan yang memicu kesemutan seperti gorengan, makanan
olahan, cepat saji, tinggi gula

3. Jelaskan alur pelayanan pasien mulai dari penyerahan resep sampai


penyerahan obat kepada pasien !
a. Pasien datang membawa resep dari ruang pemeriksaan
b. Pasien menyerahkan resep dan mengambil nomor cross check resep
c. Resep diberi nomor
d. Skrining resep
Jika tidak lengkap : konfirmasi Dokter Jika lengkap :
e. Petugas farmasi menyiapkan resep
f. Pengambilan obat dan pemberian etiket
g. Pengecekan kembali
h. Penyerahan obat di sertai pemberian informasi obat
i. Pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai