1 PB
1 PB
STRUKTUR MODAL
rahayuamelias@gmail.com
Ika Permatasari
ikapermatasari@unesa.ac.id
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Pendanaan adalah salah satu keputusan. yang harus dibuat oleh manajer
berhubungan dengan komposisi. bagian kanan laporan posisi keuangan. (Van Horne,
2
perusahaan akan didanai. Perusahaan bisa mendanai kegiatan perusahaan dari sumber
pendanaan yang berasal dari eksternal maupun internal perusahaan. (Pandey, 2009)
utang dan sekuritas. Menurut Van Horne (2013:176), struktur modal adalah bauran
atau proporsi pembiayaan jangka panjang permanen perusahaan yang diwakili oleh
utang, maka beban. yang harus. ditanggung perusahaan semakin besar juga, hal
Penambahan utang tidak hanya akan meningkatkan risiko perusahaan, tetapi juga
modal diambil dari utang, saham preferen maupun saham biasa dengan
mempertimbangkan. biaya dan manfaat dari sumber-sumber dana yang dipilih. yaitu
bagaimana kombinasi optimal antara pendanaan dari utang dan modal sendiri
3
modal yang optimal dalam suatu komposisi pendanaan yang tepat. Bahkan untuk
menetapkan. suatu range untuk struktur modal yang optimal pun sangat sulit. Oleh
sudah terlalu banyak menggunakan utang atau tidak. Dengan mempertimbangkan hal.
tersebut, perusahaan harus lebih. memfokuskan diri pada suatu tingkat utang yang
hati-hati (prudent) dibandingkan jika harus mencari suatu tingkat utang yang optimal.
industri yang sama juga akan. memiliki struktur modal yang. berbeda secara
signifikan (Brigham & Houston, 2013). Ada perusahaan yang memilih membiayai
berbeda, ada perusahaan yang memiliki jumlah utang yang lebih besar dari jumlah
ekuitasnya dan ada perusahaan yang memiliki proporsi struktur modal dengan
dikelola. Sehingga. keputusan sumber dana yang dipakai untuk memperkuat struktur
modal suatu perusahaan tidak dapat dipandang sebagai keputusan yang sederhana
rasio keuangan yang dipergunakan oleh investor sebagai salah satu alat untuk menilai
4
kinerja keuangan perusahaan di masa yang lalu. Rasio keuangan. dipergunakan oleh
pihak manajemen perusahaan untuk membandingkan. rasio keuangan pada saat ini
dengan. rasio keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Rasio keuangan dibuat
perusahaan telah banyak dilakukan dan memberikan hasil yang beragam. Perusahaan
yang memiliki intensitas peminjaman atau pemakai sumber dana utang yang begitu
memiliki risiko modal kerja yang rendah dan dalam jangka panjang akan membawa
Quang & Xin (2015) menunjukkan adanya hubungan antara struktur modal dan
kinerja keuangan di ambang yang berbeda. Misalnya, dalam kisaran antara 0.040-
0,703 hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan adalah berhubungan
positif, di luar dari kisaran tersebut akan menjadi negatif. Menurut mereka struktur
modal dengan utang jangka panjang memiliki batas tertentu terhadap kinerja
Penelitian ini akan menguji apakah terdapat perbedaan kinerja di antara perusahaan
menggunakan sampel satu atau beberapa industri saja namun pada penelitian ini akan
kategori proporsi struktur modal yaitu perusahaan dengan struktur modal yang
memiliki banyak utang atau yang memiliki nilai DER>1 dan perusahaan dengan
struktur modal yang memiliki sedikit utang atau yang memiliki nilai DER<1.
KAJIAN PUSTAKA
Teori pecking order diperkenalkan pertama kali pada tahun 1961 oleh Gordon
Donaldson yang meneliti 500 perusahaan yang terdaftar pada Fortune 500 yang
dipublikasikan oleh Harvard School of Business, Divisi Riset. Teori Pecking Order
yang kemudian dikembangkan oleh Myers & Majluf (1984). Teori ini menjelaskan
menggunaan sumber pendanaan internal dan jika membutuhkan pendanaan dari pihak
luar, perusahaan akan memilih utang terlebih dahulu, selanjutnya perusahaan akan
berdasarkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dan biaya ekuitas merupakan
biaya termahal karena pendanaan internal dinilai lebih murah dibandingkan dengan
akibat financial distress menjadi begitu tinggi dan kapasitas utang perusahaan telah
6
melampaui batas. Dari sudut pandang investor, pendanaan dengan ekuitas dinilai
Struktur Modal
permanen perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham
biasa (Van Horne, 2013:176). Menurut Brigham & Houston (2013:188) terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, antara lain stabilitas
Kinerja Keuangan
prestasi perusahaan maka keuntungan adalah merupakan salah satu alat yang dipakai
ditagih.
diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban
bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para
keuangan menghubungkan dua buah data keuangan dengan membagi satu angka
cara ini, perbandingan yang didapat mungkin terbukti lebih berguna daripada angka-
angka aslinya. Chen & Shimerda (1981) mengatakan bahwa rasio keuangan
merupakan bagian penting dalam mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan dari
suatu entitas. Sehingga rasio keuangan yang dianalisis dapat disesuaikan dengan bukti
empiris yang didapat, serta dihubungkan dengan untuk apa rasio keuangan tersebut
kondisi keuangan yang menggambarkan kinerja dari perusahaan yang dan juga dapat
8
a. Rasio Likuiditas
pendeknya. Rasio ini membandingkan utang jangka pendek dengan aset lancar yang
perusahaan menggunakan berbagai asetnya. Salah satu rasio yang dapat digunakan
untuk mengukur aktivitas atau manajemen aset perusahaan adalah total asset turn
over (TATO). Total asset turn over mengukur hubungan antara penjualan neto
dengan aset total perusahaan. Rasio perputaran aset memberikan gambaran efisiensi
relatif penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan (Van Horne,
2014:180).
c. Rasio Profitabilitas
yang potensial akan melihat dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan
mengharapkan deviden dan harga pasar dari sahamnya. Rasio ini dimaksudkan untuk
9
d. Rasio Pasar
Rasio nilai pasar adalah rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan
dengan labanya dan dengan nilai buku perusahaan. Rasio ini memberi gambaran
Rasio price earning ratio (PER) membandingkan antara harga saham (yang didapat
dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang didapat pemilik perusahaan
Pengembangan Hipotesis
Penelitian ini akan menguji tentang perbedaan kinerja keuangan yang diukur
menggunakan rasio keuangan (CR, TATO, ROA dan PER) terhadap perusahaan
dengan struktur modal yang berbeda. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
METODE
Jenis Penelitian
10
lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda
adalah uji statistik parametrik Independent sample t-test dengan asumsi normalitas
dan uji homogenitas harus terpenuhi. Jika kedua asumsi tidak terpenuhi maka uji
Sumber Data
Sampel Penelitian
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 526 perusahan.
pada penelitian ini sebanyak 376 perusahaan dengan kategori perusahaan yang
memiliki banyak utang sebanyak 165 perusahaan dan perusahan yang memiliki
Variabel Dependen
Rasio likuiditas dalam penelitian ini akan diproksikan dengan current ratio
(CR). Current ratio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti
Aset Lancar
RumusCR =
Kewajiban Lancar
Rasio aktivitas atau manajemen aset dalam penelitian ini akan diproksikan
dengan total activity turnover (TATO). Total asset turn over mengukur hubungan
antara penjualan neto dengan aset total perusahaan. Rasio perputaran aset
menghasilkan penjualan.
Penjualan
RumusTATO=
Total Aset
semua aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar
ROA, berarti semakin efisien penggunaan aset perusahaan atau dengan kata lain
dengan jumlah aset yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar (Sudana,
2015:25).
Rasio pasar dalam penelitian ini akan diproksikan dengan price earning ratio
(PER). Rasio ini mengukur tentang bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan
perusahaan di masa mendatang dan tercermin pada harga saham yang bersedia
dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan.
Variabel Independen
modal adalah bauran atau proporsi pembiayaan jangka panjang permanen perusahaan
yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa (Van Horne,
2013:176). Struktur modal dapat diukur dengan menggunakan rasio debt to equity
(DER). Struktur modal pada penelitian ini dikategorikan ke dalam kelas dengan
Total Utang
Rumus DER=
Total Ekuitas
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas pada Tabel 1 menunjukkan hasil nilai signifikansi (Sig.)
untuk masing-masing rasio < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
berdistribusi secara normal dan karena data tidak berdistribusi maka uji hipotesis
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kategori Statistic df Sig. Statistic df Sig.
CR DER>1(banya
k utang)
0,189 165 0 0,65 165 0
DER<1(sedikit
utang)
0,37 211 0 0,231 211 0
TATO DER>1(banya
k utang)
0,173 165 0 0,804 165 0
14
DER<1(sedikit
utang)
0,134 211 0 0,852 211 0
ROA DER>1(banya
k utang)
0,202 165 0 0,742 165 0
DER<1(sedikit
utang)
0,071 211 0,012 0,956 211 0
PER DER>1(banya
k utang)
0,447 165 0 0,151 165 0
DER<1(sedikit
utang)
0,465 211 0 0,203 211 0
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Output SPSS
b. Uji Hipotesis
masing-masing rasio memiliki nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 sehingga berdasarkan
pada kriteria pengambilan keputusan maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
Test Statisticsa
CR TATO ROA PER
Mann-
Whitney
U 7199 15059 12961 14846,5
Wilcoxo
nW 20894 37425 26656 28541,5
Z -9,761 -2,246 -4,252 -2,449
Asymp.
Sig. (2-
tailed) 0 0,025 0 0,014
15
Ranks
Mean Sum of
Kategori N Rank Ranks
CR DER>1(banyak
utang) 165 126,63 20894
DER<1(sedikit
utang) 211 236,88 49982
Total 376
TATO DER>1(banyak
utang) 165 202,73 33451
DER<1(sedikit
utang) 211 177,37 37425
Total 376
ROA DER>1(banyak
utang) 165 161,55 26656
DER<1(sedikit
utang) 211 209,57 44220
Total 376
PER DER>1(banyak
utang) 165 172,98 28541,5
DER<1(sedikit
utang) 211 200,64 42334,5
Total 376
Sumber: Output SPSS
Hasil Pembahasan
mendukung hipotesis null. Jika dilihat dari nilai mean rank antara perusahaan sedikit
16
utang sebesar 236,88 dan banyak utang sebesar 126,63 maka mean rank untuk
perusahaan yang memiliki sedikit utang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
banyak utang. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki posisi aset lancar yang lebih besar dan memiliki kemampuan
untuk membayar utang jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu membayar utang
jangka pendeknya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan berarti perusahaan
perusahaan.
signifikan sebesar 0,025 yang berarti mendukung hipotesis satu atau alternatif dan
menolak hipotesis null. Jika dilihat dari mean rank TATO antara perusahaan banyak
utang dan sedikit utang terlihat bahwa nilai mean rank TATO untuk perusahaan
banyak utang lebih baik dibandingkan nilai mean rank TATO untuk perusahaan
sedikit utang. Perusahaan yang banyak utang dapat dikatakan lebih efisien dalam
perusahaan akan semakin cepat untuk melunasi utangnya. Utang yang besar
membayar utangnya.
nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti .mendukung. hipotesis satu/alternatif dan
tidak mendukung hipotesis null. Jika dilihat dari nilai mean rank perusahaan yang
memiliki sedikit utang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan banyak utang.
Perusahaan yang memiliki tingkat rasio profitabilitas yang tinggi akan mengurangi
menggunakan modal dari luar karena adanya ketersediaan dana yang berasal dari
internal perusahaan berupa laba ditahan atau laba bersih yang dapat digunakan untuk
sumber dana internalnya terlebih dulu untuk memenuhi kebutuhan modalnya dan jika
pilihan terakhir adalah mengeluarkan saham jika dana yang dibutuhkan masih kurang.
signifikan sebesar 0,014 yang berarti mendukung hipotesis satu/alternatif dan tidak
mendukung hipotesis null. Jika dilihat dari mean rank PER antara perusahaan banyak
utang dan sedikit utang terlihat bahwa nilai mean rank PER untuk perusahaan sedikit
utang lebih baik dibandingkan nilai mean rank PER untuk perusahaan banyak utang.
Hasil price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor memiliki
keyakinan atas prospek perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi rasio
18
PER maka kinerja perusahaannya dapat diindikasikan berkinerja dengan baik. Rata-
rata perusahaan yang memiliki sedikit utang memiliki prospek yang lebih baik di
mata investor dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki sedikit utang karena
perusahaan dipandang mampu untuk mendapatkan laba di masa yang akan datang.
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini jika dilihat dari rasio
utang lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata perusahaan yang memiliki
banyak utang. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki sedikit utang memiliki
internal financing yang cukup untuk membayar utangnya. Jika dilihat dari rasio
profitabilitas, rata-rata perusahaan yang memiliki sedikit utang lebih baik jika
dibandingkan dengan rata-rata perusahaan yang memiliki banyak utang. Hal ini
modalnya dari laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan. Jika dilihat dari rasio
pasar, rata-rata perusahaan yang memiliki sedikit utang lebih baik jika dibandingkan
dengan rata-rata perusahaan yang memiliki banyak utang. Hal ini dikarenakan
perusahaan mampu menghasilkan laba untuk investor dan diyakini memiliki prospek
yang baik dimasa mendatang. Sedangkan jika dilihat dari rasio manajemen aset, rata-
rata perusahaan yang memiliki banyak utang lebih baik jika dibandingkan dengan
rata-rata perusahaan yang memiliki sedikit utang. Hal ini dikarenakan perusahaan
Semakin besar penjualan maka perusahaan akan semakin cepat untuk melunasi
utangnya.
SARAN
masing-masing sektornya dimana setiap sektor industri yang ada di Bursa Efek
Indonesia memiliki karakteristik, potensi pasar dan resiko industri yang berbeda-
DAFTAR PUSTAKA
Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2013). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3(2).
Margaretha, F. (2011). Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Maryati, E. (2016). Analisis Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan Dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaf. Riset Akuntansi Dan
Keuangan, 1(2), 143–151.
Munawir, S. (2010). Analisis laporan Keuangan (4th ed.). Yogyakarta: Liberty.
Myers, S. C., & Majluf, N. S. (1984). Corporate financing and investment decisions
when firms have information that investors do not have. Journal of Financial
Economics, 13(2), 187–221. https://doi.org/10.1016/0304-405X(84)90023-0
Pandey, I. . (2009). Financial Management: Capital Structure Planning and Policy,
332–333.
Quang, D. X., & Xin, W. Z. (2015). Impact of Capital Structure on the Financial.
Measuring Impact Of Capital Structure On Financial Performance Of
Vietnamese SOEs, 4(6), 114–117.
Sugiyono. (2014). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Van Horne, J. (2002). Financial Management and Policy (12th ed.). New Jersey:
Prentice-Hall International Inc.
Van Horne, J., & M. Wachowicz JR, J. (2013). Dasar-dasar Manajemen Keuangan 2
(13th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Van Horne, J., & M. Wachowicz JR, J. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan
(13th ed.). Jakarta.