Anda di halaman 1dari 11

Cabin-and-vessel dump truck

1.Cabin operator

Sebagai tempat operator mengoperasikan unit maka cabin dirancang


secara ergonomy untuk mendapatkan kenyamanan operasi dan jangkauan
pandangan yang luas. Daun pintu dibuat lebar dan mudah dibuka saat
akan masuk kedalam cabin. Pemasangan rubber pads mounting cabin
akan mengurangi getaran dan kejutan yang terjadi, steering wheel dapat
digerakkan tilting (maju-mundur) dan telescoping (naik turun) untuk
menyesuaikan dengan postur atau fisik operator. Didalam cabin terdapat
semua control operasi unit yang meliputi : steering wheel & combination
switch, pedal accelerator, pedal brake & retarder, lever hoist, dan berbagai
macam switch, dan komponen control lainnya.

2.Dump body extension

Plat besi baja yang ditambahkan pada side wall dump body dengan
pengelasan, sehingga menambah kapasitas muatan. Ketinggian extention
(+ 200 mm) ditentukan berdasarkan jenis material yang diangkut, untuk
mendapatkan berat muatan sesuai dengan kapasitas angkut unit.

3.Exhaust heated dump body

Dump body dirancang mempunyai rongga didalamnya dan exhaust gas


(engine) dialirkan kedalam rongga tersebut melalui flexible pipe. Sehingga
panas exhaust gas akan diserap oleh dump body untuk memanaskan
permukaan bdang kontak dengan material tanah yang diangkut, dengan
demikian material (tanah) yang basah tidak dapat lengket.
4.Lock pin dump body

Lock pin yang dipasang sebagai safety pin saat dump-body diposisikan
raise dan melakukan activitas repair atau maintenance pada chasis atau
komponen yang berada dibawah dump body, sehingga mencegah bahaya
terjepit, karena dump body turun dengan sendirinya atau terjadi kesalahan
prosedur repair.

5.Rubber cushion (Cabin)

Rubber yang dipasang diantara cabin dengan chasis, karena rubber


mempunyai sifat elastisistas yang tinggi sehingga akan mengurangi
getaran atau kejutan yang terjadi pada cabin.

6.Spill guard

Plat baja yang dipasang pada bagian depan atas dan bagian samping luar
side wall dump body yang berfungsi untuk mencegah material yang
tumpah saat loading atau unit travel, agar tidak mengenai dan merusak
roda (side spill guard) dan flexible pipe & parking brake (front spill guard)

7.Tail gate (option)

Tail gate dipasang pada bagian belakang dump body, sebagai pintu yang
akan tertutup saat posisi dump body seating (duduk pada chasis) sehingga
material muatan tidak tumpah, sedangkan saat posisi dumping, tail gate
akan terbuka dengan mekanisme tarikan rantai yang dipasang pada kedua
sisi arm mounting.

8.Vessel (dump body)

Sebagai attachment pada unit dumptruck dan dipasang diatas chasis


dengan tumpuan pin pada bagian belakang chasis. Karena dump body
digunakan sebagai tempat membawa material muatan, maka dapat
diposisikan Dumping, saat membuang material dengan menggunakan
cylinder hydraulic yang dipasang diantara chasis dengan dump body.

9.Wear plate

Logam yang tahan gesekan berupa plat yang dipasang pada permukaan
bidang kontak material muatan, untuk mencegah terjadinya keausan atau
kerusakan pada material asli dump body.

10.Rubber cushion (dump body)

Rubber cushion yang dipasang dan diikat bolt pada bagian kontak dump
body terhadap chasis. Sehingga saat dump body seating dan unit travel, 
atau saat dump body diposisikan diturunkan (lower) setelah dumping,
kejutan atau getaran yang terjadi akan diredam oleh rubber yang
mempunyai sifat elastisitas. Agar efek peredaman dapat maksimal dan
meningkatkan kestabilan maka pemasangan semua rubber pads harus
merata bidang kontaknya terhadap chasis, yang dapat diadjust dengan
menggunakan shim.

II.TECHNICAL TERMINOLOGI

1.Body Heating

Pemanasan permukaan bidang kontak material muatan, dengan


memanfaatkan panas exhaust gas yang dialirkan dalam rongga rangka
dump body, sehingga material basah tidak lengket.
2.Struck capacity

Kapasitas muatan yang sesuai dengan volume dasar dump body , dalam
satuan m3

3.Heaped capacity

Kapasitas muatan sesuai volume dump body ditambah volume kelebihan


atau gundukan muatan diatas struck volume (dalam batasan muatan tidak
tumpah saat unit travel), dalam satuan m3

Coating material

Bahan yang dioleskan pada permukaan komponen sebagai pelapis untuk


mencegah kebocoran, perekat, anti karat, dsb, (Adhessive, gasket sealant,
lubricant, grease) contoh : Loctite, dsb.

4.Dump Body horizontal clearance

Celah kerenggangan mendatar antara dump body dengan chasis pada


bidang tumpuan pin (bracket bagian belakang) dan side guide (bagian
depan) yang ditentukan oleh ketebalan shim diantara bracket chasis
dengan bracket dump body dan shim pada side guide.

5.Dump Body vertical clearance

Celah kerenggangan antara dump body dengan chasis pada bidang kontak
seating, yang ditentukan oleh keausan rubber pads dan ketebalan shim.

6.FOPS (Fall Over Protection Structure)

Cabin dirancang dengan kerangka utama yang mampu menahan beban


yang besar saat tertimpa atau kejatuhan material, sehingga tidak terjadi
kecelakaan yang fatal pada operatornya.
7.ROPS (Roll Over Protection Structure)

Cabin dirancang dengan kerangka utama yang mampu menahan beban


yang besar saat unit terguling, sehingga tidak terjadi kecelakaan yang fatal
pada operatornya.

8.Body rock

Dump body khusus yang terbuat dari high wear-resistance plate dan
mempunyai tingkat kekerasan + 25% dibandingkan material dump body
standart, sehingga tidak mudah aus atau robek saat digunakan untuk
mengangkut muatan batu (crushed stone).

9.Payload

Berat muatan yang diangkut dalam dump body dan tergantung dengan
jenis material.

10.Rock ejector (HD)

Plat baja yang dipasang diantara dua roda belakang, yang berfungsi untuk
mengeluarkan dan mencegah material atau batu masuk kedalam celah
antara kedua roda, sehingga mencegah kerusakan ban karena robek.

11.Dumping angle

Sudut kemiringan dump body saat diposisikan full dumping. Diukur


terhadap bidang horizontal (permukaan tanah).

III.TESTING AND ADJUSTING

1.Dump Body Horizontal clearance   (Load body guides)

-Parker unit ditempat yang rata, dan pastikan tidak ada material diatas
dump body

-Ukur clearance antara bracket dump body dengan bracket chasis pada
bagian belakang

Clearance standart : 2 mm (setiap sisi)

-Jika clearance lebih dari 2 mm, maka tambahkan shim

-Jika clearance kurang dari 2 mm, maka kurang shim

2.Dump Body vertical clearance (Load body, adjusting against frame)

-Parker unit ditempat yang rata, dan pastikan tidak ada material diatas
dump body

-Naikkan dump body secukupnya dan pasang ganjal.

-Lakukan penggantian rubber cushion dan pasang shim sesuai yang


dibutuhkan

-Turunkan dump body dan posisikan lever pada lower atau float

-Pastikan clearance antara rubber cushion depan pada kedua sisi (kanan
kiri) sama sebesar 8 – 12 mm.

-Jika clearancenya terlalu besar, kurangi shim pada rubber cushion


belakang, atau tambah shim pada rubber cushion depan.

-Jika clearancenya terlalu kecil, tambah shim pada rubber cushion


belakang, atau kurangi shim pada rubber cushion depan.

3.Sideways position of Dump Body

-Parker unit ditempat yang rata, dan pastikan tidak ada material diatas
dump body
-Ukur clearance antara dump body bagian depan dengan side guide

Clearance standart : 2 - 4 mm (setiap sisi)

-Jika clearance lebih dari 2-4 mm, maka tambahkan shim

-Jika clearance kurang dari 2-4 mm, maka kurang shim

clutch
I.STRUCTURE & FUNCTION

1.Release bearing

Bearing yang dipasang pada sleeve dan digerakkan oleh release yoke
untuk menekan release lever, sehingga clutch dapat disengaged. Sisi
bidang kontak bearing terhadap release lever terbuat material yang
khusus, karena selain berputar juga menerima beban gesek yang besar.

2.Disc clutch

Suatu disc yang kedua sisi permukaannya dilapisi dengan friction material,
sehingga tahan gesek dan panas. Pada pemasangannya salah satu sisi
kontak terhadap Flywheel (sisi engine), sedangkan sisi sebelahnya kontak
terhadap pressure plate (sisi power train), sehingga berfungsi untuk
meneruskan atau memutus putaran dan tenaga engine ke power train
(transmisi). Untuk meredam getaran yang terjadi pada clutch, maka
dipasang spring damper.

3.Clutch booster

Suatu kompenen yang menggunakan pressure oli yang relatif kecil, untuk
membuka relay valve sehingga mengalirkan pressure angin untuk
mendorong power piston yang mempunyai luas penampang besar,
akibatnya timbul gaya tekan yang kuat. Daya tekan tersebut digunakan
untuk memposisikan clutch disengaged saat pedal diinjak.

4.Release yoke

Dipasang pada release shaft untuk merubah gerak putar shaft menjadi
gerak maju-mundur untuk menggerakkan release bearing.

5.Release lever

Sisi pendek release lever dipasang pada pressure plate dengan


menggunakan pin, sedangkan rod adjusternya duduk di clutch cover
sebagai tumpuan pergerakan release lever. Sehingga saat sisi panjang
release lever ditekan release bearing , sisi pendek akan menarik pressure
plate melawan pressure spring, akibatnya clutch menjadi disengaged.

6.Pressure plate

Mempunyai bidang kontak dengan disc clutch dan menggunakan kekuatan


pressure spring untuk menekan disc, sehingga main clutch engaged.

7.Pressure spring

Pressure spring terpasang dengan kondisi tertekan diantara pressure plate


dan clutch cover, dan sesuai dengan sifat spring, maka pada spring timbul
gaya reaksi yang menekan pressure plate untuk mengengagedkan main
clutch.

8.Flywheel

Dipasang pada crankshaft engine dan mempunyai bidang kontak terhadap


disc clutch, serta sebagai dudukan main clutch, sehingga saat main clutch
engaged, dapat meneruskan putaran dan tenaga engine ke power train.

9.Release sleeve

Release sleeve dipasang sliding pada bearing cap input shaft transmission
dan sebagai tempat dudukan release bearing (inner race).

10.Pilot atau Center bearing

Berupa Long life ball bearing yang outer racenya dipasang pada flywheel
dan inner racenya dipasang pada input shaft transmission, sehingga
putaran input shaft t/m dapat satu titik sumbu dengan putaran crankshaft
engine.

11.Clutch pedal

Pedal yang dipasang dalam kabin, yang berfungsi untuk


mendisengagedkan main clutch saat pedal diinjak.

12.Master cylinder

Saat Master cylinder digerakkan oleh mekanisme pedal clutch, akan


menggerakkan piston untuk menekan oli yang berasal dari reservoir
sehingga menimbulkan pressure oli. Dengan kata lain, master cylinder
merubah tenaga mekanis menjadi tenaga hydrolis.

13.Clutch cover

Clutch cover diikat bolt terhadap flywheel, dan sebagai dudukan pressure
spring, juga sebagai tumpuan adjuster release lever.

14.Release shaft

Kedua ujung release shaft bertumpu pada clutch housing dengan


menggunakan needle bearing, dan berfungsi meneruskan gerakan rod
clutch booster ke release bearing.

II.TECHNICAL TERMINOLOGI

1.Main clutch (light truck)


Komponen yang terdiri dari satu atau lebih disc clutch yang terletak
diantara engine dan transmission, dan berfungsi untuk meneruskan atau
memutuskan putaran dan tenaga engine ke power train.

2.Torque transmitting capacity

Kemampuan main clutch dalam memindahkan tenaga dan putaran, TTC


dipengaruhi oleh Jumlah  disc clutch, Diameter disc (bidang kontak),
Tension Spring (Hydraulic Pressure), Koefisien Gesek.

3.Double clutch

Main clutch yang menggunakan 2 buah disc clutch, sehingga Torque


Transmitting Capacity nya lebih besar.

5.Play of clutch pedal

Gerak bebas pedal clutch, pada saat pedal tidak diinjak untuk memastikan
main clutch posisi full engaged.

6.Play of clutch booster

Gerak bebas rod booster, pada saat pedal tidak diinjak untuk memastikan
main clutch posisi full engaged.

7.Operating force of clutch pedal

Tenaga atau gaya yang diperlukan untuk menginjak pedal clutch sampai
akhir langkahnya.

8.Single clutch

Main clutch yang hanya menggunakan 1 buah disc clutch, sehingga


Torque Transmitting Capacity nya tidak sebesar yang menggunakan
double clutch.
V.TROUBLESHOOTING

1.Clutch slip

-Disc clutch aus berlebihan

-Bidang kontak clutch terkena grease atau oli.

-Misadjustment clutch linkage sehingga semi engaged

-Booster malfunction, power piston bekerja dengan sendirinya karena


kebocoran relay valve

-Overload, dan misoperation

2.Transmisi susah masuk

-Pilot bearing pecah, sehingga putaran tidak center

-Clutch worn out

-Booster clutch, master clutch bocor, atau masuk angin

- Air pressure drop

-Misadjustement linkage clutch

3.Pedal berat saat diinjak

- Air pressure drop

-Mekanisme clutch release jammed

4.Pedal terasa ringan saat diinjak

-Booster clutch, master clutch bocor, atau masuk angin

Anda mungkin juga menyukai