PENYUSUNAN
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
MODUL PENYEGARAN DOSEN/INSTRUKTUR
PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIT 1
PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
Penulis:
Dr. Yoyok Yermiandhoko, M.Pd.
Penelaah:
Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd.
Istiqomah, S.Pd., M.Pd.
Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1. PENDAHULUAN
Mengembangkan perangkat pembelajaran untuk suatu kelas pada sekolah tertentu
pasti akan sulit dilakukan jika kita tidak memiliki gambaran tentang hal-hal penting terkait
kondisi sekolah dan kelas tersebut. Oleh sebab itu peserta PPG perlu melakukan observasi
awal ke sekolah untuk mendapatkan berbagai informasi dan data terkait kelas dan sekolah
itu. Selanjutnya agar memperoleh hasil observasi yang maksimal dan sesuai dengan tujuan,
kita perlu membuat instrumen observasi sekolah, agar informasi dan data yang didapatkan
sesuai dengan tujuan observasi. Kegiatan awal mengembangkan instrumen observasi ini
dapat kita sebut sebagai tahap praobservasi. Rekan Dosen/Instruktur dapat mengembangkan
instrumen observasi melalui beberapa tahapan berikut.
a. Menentukan tujuan observasi (Why);
b. Menentukan info atau data apa saja yang ingin digali (What);
c. Siapa yang akan melakukan observasi (Who);
d. Menentukan target yang akan diobservasi (Where);
e. Menentukan waktu pelaksanaan observasi (When);
f. Mengembangkan instrumen sesuai data yang ingin diperoleh (How);
g. Validasi instrumen observasi.
Pada beberapa kasus, data observasi yang diperoleh dari hasil pengamatan perlu
dilengkapi dengan data wawancara dan studi dokumen. Oleh sebab itu rekan-rekan
dosen/instruktur perlu juga melengkapi dengan instrumen wawancara yang dapat berupa
daftar pertanyaan, dan instrumen studi dokumen yang berisi rincian data/informasi
dokumen penting yang perlu digali. Dokumen yang dikumpulkan pada saat observasi dapat
meliputi data tentang: guru (jumlah, pendidikan terakhir, status guru), siswa, profil sekolah,
struktur organisasi, dan sebagainya. Data-data tersebut dapat berupa: teks, gambar, grafik,
tabel, rekaman audio, video, dan bentuk lain yang ada di sekolah.
2. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Pada Kegiatan Belajar (KB) 1 ini, Anda diharapkan dapat melakukan aktivitas
sebagai berikut.
a. Membaca materi pokok untuk menyegarkan pemahaman;
b. Melakukan aktivitas secara individu maupun berkelompok untuk saling menguatkan
pemahaman;
c. Mengerjakan soal-soal formatif untuk mengukur pemahaman;
d. Melakukan refleksi mandiri (self reflection);
e. Merancang Rencana Tindak Lanjut (RTL).
3. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan aktivitas pada KB I ini, rekan-rekan Dosen/Instruktur
diharapkan dapat:
a. Menjelaskan tahapan dalam melaksanakan observasi;
b. Merancang dan menyusun instrumen observasi;
c. Melaksanakan observasi dengan mekanisme yang benar;
d. Mentransfer pengetahuan dan keterampilan tentang observasi ini pada pembelajaran
kepada mahasiswa.
4. MATERI
Kata observasi berasal dari Bahasa Latin yang memiliki arti “melihat dan
memperhatikan”. Dengan demikian pengertian observasi dapat diartikan sebagai suatu
proses untuk melihat dan memperhatikan objek tertentu untuk mendapatkan data dan
informasi yang dibutuhkan. Beberapa ahli memiliki berbagai pandangan yang tidak
sepenuhnya sama tetapi menarik untuk kita simak kalimat definisinya.
a. Observasi adalah sebuah proses yang sangat kompleks yang terdiri dari berbagai
macam proses baik proses biologis maupun proses psikologis yang lebih
mementingkan proses-proses ingatan dan pengamatan (Hadi, 1972).
b. Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di
lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi
berbagai aktivitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan
pengindraan. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau sadar dan sesuai urutan
(Arikunto, 1992).
c. Observasi dalam arti sempit adalah suatu proses penelitian dengan mengamati situasi
serta kondisi dari bahan pengamatan. Teknik observasi seperti ini sangat cocok
digunakan untuk melakukan penelitian mengenai proses pembelajaran, sikap dan
perilaku, dan lainnya (Sugiyono, 2008).
b. Observer as Participant
Pada jenis ini, pengamat diketahui oleh objek yang diamati, bahkan hingga
permasalahan dan tujuan pengamatan sudah dijelaskan pada objek pengamatan.
Biasanya pengamat ikut berinteraksi dengan objek yang diamati, namun terbatas dan
berusaha untuk berperan netral agar tidak mengganggu kesahihan data.
c. Participant as Observer
Di sini pengamat sepenuhnya terlibat dengan objek yang diteliti, biasanya berperan
sebagai teman atau kolega. Meskipun terjadi interaksi penuh, objek pengamatan masih
tahu dan sadar bahwa mereka sedang berhadapan dengan pengamat. Jenis ini sering
digunakan untuk mengobservasi kondisi sosial yang lebih mendalam. Dengan metode ini
data yang private atau hal-hal khusus dan sensitif dapat terkuak.
d. Complete Participant
Ini adalah metode pengamatan yang sepenuhnya tertanam/tersembunyi. Jika complete
observer tidak diketahui keberadaan pengamatnya karena berada di luar objek
pengamatan, pada complete participant pengamat dan kegiatan pengamatan tidak
diketahui meskipun berada di lingkungan objek pengamatan. Hampir seperti seorang
mata-mata yang sepenuhnya terlibat dalam kegiatan, meskipun sebetulnya hanya
membutuhkan data tertentu saja.
Kelemahan Observasi
a. Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian.
b. Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak dapat dilakukan
secara langsung.
c. Adanya kegiatan-kegiatan yang sulit untuk diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi dan personal.
Silakan mengerjakan!
5. RANGKUMAN
a. Observasi adalah kegiatan mengamati suatu fenomena, agar mendapatkan data untuk
kepentingan tertentu.
b. Observasi dilakukan dengan 3 tahap pokok yaitu:
Praobservasi (menentukan target observasi, menentukan informan, mengembangkan
instrumen observasi, wawancara, dan studi dokumen);
Pelaksanaan observasi (menjalankan observasi sesuai rancangan); dan
Pasca observasi (melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh).
c. Terdapat berbagai jenis observasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
6. TES FORMATIF
Silakan mengerjakan tes formatif ini untuk mengukur tingkat pemahaman Anda.
Pilihan Ganda
1. Observasi dapat dilakukan secara tidak langsung dengan cara...
a. mengamati
b. mendengarkan
c. menyaksikan
d. melakukan
e. merasakan
5. Jenis observasi yang mengharuskan pengamat lebur dan ikut dalam kegiatan objek
pengamatannya adalah ….
a. complete participant
b. complete observer
c. observeras participant
d. participantas observer
Jawaban singkat
6. Menurut Anda, hal apakah yang acap kali berdampak pada kegagalan perolehan data
observasi?
7. Jenis observasi apa yang Anda pilih jika ingin meneliti kesenian tradisi di suatu
masyarakat, untuk mengungkap proses pelestariannya?
8. Jenis observasi apa yang Anda pilih jika ingin meneliti sikap masyarakat saat
mengikuti upacara tradisi “Bersih Desa”?
10. Jika Anda memerlukan wawancara untuk menggali sejarah acara “Bersih Desa”, coba
tuliskan 3 narasumber utamanya.
Soal Uraian
11. Bapak dan Ibu Dosen/Instruktur, kita akan mencoba membuat instrumen observasi
agar pemahaman kita tentang kegiatan observasi ini semakin baik. Sebagai kasus
latihan adalah sebagai berikut.
a. Observasi akan dilakukan di sekolah dasar swasta.
b. Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data tentang: struktur organisasi
sekolah, guru, siswa, komite, dan orang tua siswa.
c. Observasi ini akan menggali data tentang keadaan lingkungan sekolah, meliputi
alam serta masyarakatnya.
d. Seluruh data ini akan digunakan untuk menentukan kebijakan tentang revitalisasi
kurikulum.
Anda dapat merancang instrumen ini dalam bentuk tabel, uraian, dan bentuk lainnya
dengan pertimbangan logis Anda masing-masing.
7. REFLEKSI
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, kita telah mengalami pelaksanaan observasi diberbagai
kegiatan dan aktivitas. Mungkin perlu kita flashback sejenak untuk mengingat hal-hal yang
kita lakukan. Anda dapat memanfaatkan beberapa pertanyaan ini untuk memandu Self
Reflection ini.
a. Bagaimana pelaksanaan observasi saat itu? Sukseskah?
b. Bagaimana hasilnya? Seluruh data sesuai yang dibutuhkan?
c. Apakah pelaksanaannya berjalan dengan lancar?
d. Jika masih ada beberapa kekurangan, apa yang menjadi penyebabnya?
e.,Anda dapat membuat pertanyaan sendiri.
LAMPIRAN – Pengembangan Perangkat Pembelajaran [Topik-1].
Anggota Kelompok: 1) 2) 3)
Catatan: Anda dapat mengubah bentuk tabel sesuai kebutuhan Anda, dengan alasan logis.
LAMPIRAN – Pengembangan Perangkat Pembelajaran [Topik-1].
Anggota Kelompok: 1) 2) 3)
Catatan: Anda dapat mengubah bentuk tabel sesuai keinginan Anda, dengan alasan logis.
LAMPIRAN – Pengembangan Perangkat Pembelajaran [Topik-1].
Anggota Kelompok: 1) 2) 3)
Catatan: Anda dapat mengubah bentuk tabel sesuai keinginan Anda, dengan alasan logis.
KB 2. MENGEMBANGKAN TUJUAN DAN INDIKATOR
PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUAN
Apa kabar rekan-rekan Dosen/Instruktur!
Tahap awal dalam mengembangkan RPP adalah melihat KI dan KD yang sesuai
dengan tema, subtema, dan pembelajaran tertentu. Dengan mencermati KI dan KD tersebut
kita dapat menganalisis lalu menentukan tujuan pembelajaran apa yang sesuai dengan KI
dan KD tersebut. Perlu rekan-rekan Dosen/Instruktur ingat bahwa setiap KD memiliki
kompleksitas yang berbeda, sehingga perlu durasi yang lebih lama untuk memahamkan
pada siswa. KD yang memiliki kompleksitas tinggi dalam pelaksanaannya dapat dipecah
menjadi beberapa fokus yang lebih sederhana dan mudah untuk dipahami oleh siswa.
Pecahan topik pembelajaran/KD ini dapat ditulis sebagai Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK).
Sebagai contoh KD IPS kelas V: “Memahami manusia dalam hubungannya dengan
kondisi geografis di wilayah Indonesia”. KD ini termasuk memiliki kompleksitas yang
tinggi, sehingga sangat bijaksana jika dalam penyampaiannya dipecah menjadi: 1)
Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi lingkungan hidup di daerah
pantai; 2) Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi lingkungan hidupnya
di daerah pegunungan; 3) Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi
lingkungan hidup di daerah industri; dan sebagainya. Rekan Dosen/Instruktur,
kemampuan guru dalam memecah KD menjadi beberapa bagian ini perlu kita latihkan pada
peserta PPG, serta bagaimana cara menuliskannya menjadi indikator-indikator
pembelajaran.
Indikator-indikator pembelajaran inilah yang perlu diolah menjadi tujuan dari
pelaksanaan pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu. Penulisan tujuan
pembelajaran ini harus memuat aspek Audience (A), Behaviour (B), Condition (C), dan
Degree (D). Dengan kita membiasakan kepada peserta PPG menulis tujuan yang memuat
unsur ABCD, maka diharapkan mampu mengeliminasi penyimpangan atau ketidaksesuaian
pelaksanaan pembelajaran.
2. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Pada Kegiatan Belajar 2 ini, Anda diharapkan dapat melakukan aktivitas sebagai
berikut:
a. Membaca materi pokok untuk menyegarkan pemahaman Anda terkait perumusan
tujuan dan indikator pembelajaran;
b. Melakukan aktivitas secara individu maupun berkelompok untuk saling menguatkan
pemahaman;
c. Mengerjakan soal-soal formatif untuk mengukur pemahaman;
d. Melakukan refleksi mandiri (self reflection).
3. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan aktivitas pada KB 2 ini, rekan-rekan Dosen/Instruktur
diharapkan dapat:
a. Menjelaskan tahapan dalam merumuskan tujuan dan indikator pembelajaran;
b. Menyusun tujuan dan indikator pembelajaran;
c. Menyusun tujuan dengan menyertakan komponen audience, behaviour, condition,dan
degree;
d. Mentransfer pengetahuan dan melatihkan keterampilan tentang penyusunan tujuan dan
indikator ini kepada mahasiswa peserta PPG.
4. MATERI
Rekan-rekan Dosen/Instruktur, kegiatan mengembangkan perangkat pembelajaran
sudah sering kita laksanakan dan secara umum kita sudah memahami bagaimana tahap
pengembangannya. Pada dasarnya tujuan pembelajaran idealnya disusun dengan
mengakomodasi segala aspek dalam pembelajaran, dan menentukan arah serta target
pembelajaran.
Penjelasan:
a. Responsibility: mampu membedakan yang benar dan yang salah, memenuhi tugas
mereka sebagai anggota dalam keluarga, lingkungan masyarakat, dan sebagai warga
bangsa. Menunjukkan kemampuan bertoleransi terhadap perbedaan dan nilai-nilai
pluralistik.
b. National Identity: memahami identitas sebagai seorang warga negara dan memiliki
rasa cinta terhadap tanah air.
c. Habit of Reading: mengembangkan minat membaca secara luas dan menumbuhkan
kebiasaan membaca.
d. Language Skills: mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam kaidah berbahasa
yang baku dan sikap berbahasa yang santun.
e. Learning Skills: mengembangkan keterampilan belajar mandiri, terutama keterampilan
manajemen diri dan keterampilan kolaborasi.
f. Breadth of Knowledge: cakupan penguasaan/pengetahuan meliputi membaca,
berkomunikasi, berhitung, kreativitas, seni, agama, sains, dan sosial.
g. Healty Lifestyle: memahami pentingnya hidup sehat dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari.
(Diadaptasi dari https://www.edb.gov.hk/en/curriculum-development/7-learning-goals)
Penerapan ABCD pada tujuan pembelajaran dapat berurutan maupun acak seperti
contoh berikut.
a. Siswa kelas IV SD mampu menjelaskan perubahan wujud benda padat
Audience Behaviour
dengan tepat setelah melihat video pembelajaran.
Degree Condition
b. Setelah melihat video pembelajaran siswa kelas IV SD dapat menjelaskan
Condition Audience Behaviour
perubahan wujud benda padat dengan tepat.
Degree
Aktivitas KB-2
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, untuk melakukan penyegaran pemahaman tentang
tujuan dan indikator pembelajaran, kita akan melakukan kegiatan sebagai berikut.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota kelompok 4-6
orang dengan latar belakang keahlian atau bidang studi yang berbeda. Setiap kelompok
melakukan aktivitas seperti pada tabel berikut.
Durasi Aktivitas Panduan untuk Instruktur
10’ Penjelasan awal dan Penjelasan awal tentang kegiatan.
setting pelatihan Instruktur membentuk kelompok
beranggota 4-6 orang perkelompok, dengan
keahlian yang beragam.
Memandu peserta untuk mencermati KI –
KD pada kelas tertentu, kemudian temukan
KD yang kompleksitasnya tinggi (lihat
buku guru kurikulum 2013).
25’ Melakukan aktivitas Peserta melakukan analisis untuk
mengembangkan menemukan pecahan (breakdown) fokus
Indikator dan Tujuan materi ajarnya.
Pembelajaran Selanjutnya peserta menuliskan pecahan
tersebut menjadi indikator pembelajaran.
Merumuskan tujuan pembelajaran yang
memuat aspek “A-B-C-D”, dan meliputi
aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
Hasilnya dituliskan pada kertas plano
(ukuran A-0) menyerupai pamflet,
kemudian pajang di dinding kelas.
6. TES FORMATIF
Untuk meningkatkan pemahaman kita bersama, cobalah untuk mengerjakan soal-
soal formatif berikut ini:
a. Kompetensi dasar (KD) setiap mata pelajaran akan diturunkan menjadi Tujuan dan
Indikator. Menurut Anda, setelah KD sebaiknya kita kembangkan tujuan atau
indikator dahulu? Beri penjelasannya.
b. Jika tujuan pembelajaran harus mengandung A-B-C-D (Audience – Behaviour –
Conditions – Degree), dapatkah Anda membuat pola kalimat dengan format A-B-C-D,
C-A-B-D , dan cobalah format yang lain.
7. REFLEKSI
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, pembelajaran yang relevan dengan era 4.0 ini adalah
pembelajaran yang mampu membuat pembelajar memiliki kecakapan/kompetensi yang
baik, ketangguhan yang andal, dan mampu mengambil keputusan dengan baik. Untuk
melakukan refleksi diri, apakah kita sudah merancang tujuan dan indikator yang sesuai
dengan penjelasan di atas?
Sebagai langkah reflektif sebagai upaya peningkatan pemahaman Bapak/Ibu
Dosen/Instruktur, kita dapat mencoba mengembangkan tujuan dan indikator pencapaian
pembelajaran pada mata pelajaran lain, yang bukan bidang keahlian Anda. Anda dapat
menyelesaikan tugas ini dengan berdiskusi atau melihat referensi yang Anda miliki,
perpustakaan, atau referensi online. Pada akhir kegiatan, tugas ini dapat diperlihatkan pada
rekan yang menguasai mata pelajaran yang Anda pilih, untuk melakukan review sebagai
upaya perbaikan dan peningkatan pemahaman Anda pada mata pelajaran tersebut.
Beberapa pertanyaan ini mungkin akan membantu self reflection kita semua.
a. Apakah tujuan yang kita rumuskan sudah mendukung Problem Based Learning?
b. Apakah tujuan yang kita rumuskan sudah mendukung Project Based Learning?
c. Apakah tujuan yang kita rumuskan sudah mendukung Higher Order Thinking Skills?
d. Apakah tujuan yang kita rumuskan sudah mendukung pemanfaatan perkembangan
teknologi dan informasi?
e. Apakah tujuan yang kita rumuskan sudah melatihkan kemampuan mengambil
keputusan?
f.Silahkan Anda kembangkan sendiri untuk melakukan self reflection.
KB 3. MERANCANG LANGKAH PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUAN
Apa kabar rekan-rekan Dosen/Instruktur!
Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus memiliki rencana atau
rancangan pembelajaran yang sudah didesain sebelumnya, agar pembelajaran yang
dilaksanakan berjalan dengan baik. Pembelajaran tidak sekedar mencapai tujuan
pembelajaran semata, namun begaimana upaya seorang guru untuk setiap detil pelaksanaan
pembelajaran mampu memberi motivasi pada siswa, membangkitkan inspirasi positif,
menyenangkan siswa dalam belajar, dan tentu memberi penguatan pada karakter serta sikap
siswa. Siswa sekarang ini atau sering disebut siswa abad 21, bahkan populer dengan
julukan siswa zaman now, memiliki perubahan paradigma belajar, yang harusnya direspon
oleh guru. Guru tidak lagi sekedar menyampaikan materi, tetapi guru harus mampu
mengekplorasi seluruh kemampuan siswanya, memanfaatkan seluruh sumber belajar,
teknologi, dan memilih strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk setiap pokok materi
ajar. Melalui kegiatan belajar 3 ini kita akan membicarakan bagaimana merancang langkah
pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar, mengakomodasi gaya belajar siswa,
merespon perkembangan pendidikan di abad 21 ini.
3. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan aktivitas pada KB 3 ini, rekan-rekan Dosen/Instruktur
diharapkan dapat:
a. Menjelaskan tahapan dalam merancang langkah pembelajaran;
b. Merancang langkah pembelajaran yang mengacu pendekatan saintifik;
c. Merancang langkah pembelajaran dengan pendekatan TPACK;
d. Mentransfer pengetahuan dan melatihkan keterampilan tentang penyusunan langkah
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan TPACK, kepada mahasiswa peserta
PPG.
4. MATERI
Rekan-rekan Dosen/Instruktur,
Bapak/Ibu dosen dan instruktur telah memahami bahwa pembelajaran tentu
menggunakan pendekatan, model, dan metode tertentu yang sesuai dengan topik
pembelajaran serta kondisi pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dimaksud di sini
adalah guru, siswa, sarana, prasarana, dan lingkungan belajar. Pada pembelajaran dengan
platform 4.0 ini, seorang guru diharapkan mengadaptasi pendekatan saintifik (scientific
Approach), TPACK berbasis (blendeed learning, integrasi TIK Pembelajaran dengan
memanfaatkan Augmented Reality dan Virtual Reality, Artificial Inteligence). TPACK
sendiri merupakan framework dari pengintegrasian Technology Knowledge – Pedagogical
Knowledge – dan Content Knowlegde ke dalam sebuah konteks pembelajaran (Shulmans:
1986/1987).
Kita sudah memiliki pengalaman tentang pengembangan perangkat pembelajaran,
perangkat perkuliahan, yang pada intinya berisi tentang rencana pembelajaran yang akan
dilakukan. Perangkat pembelajaran kini diharapkan menggunakan pendekatan saintifik dan
TPACK yang setiap kegiatannya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), berpikir reflektif (reflective
thinking), dan mampu membuat keputusan (decision making). Dengan kata lain, TPACK
merupakan pendekatan yang melatihkan seseorang berpikir kritis dan kreatif, selain itu
setiap pembelajaran yang dilakukan diharapkan mampu melatihkan dan membiasakan
pembelajar untuk melakukan refleksi pada setiap kegiatan yang dilakukan dan membuat
simpulan, konklusi, serta keputusan.
ASPEK URAIAN
Kompetensi 3.6 Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera
Dasar pendengaran.
Indikator 3.6.1 Mengidentifikasi sumber bunyi
3.6.2 Menjelaskan sifat bunyi
LK-Skenario. 01
ASPEK URAIAN
Kompetensi Dasar
Indikator
TPACK
Bahan bacaan:
https://p4tkipa.kemdikbud.go.id/blog/index.php/2018/06/28/tpack-framework/
https://www.youtube.com/watch?v=HnJ1bqXUnIM
https://drive.google.com/open?id=1Y3RKIEjUFvucX03K9chHFCJUhPQPlhRB
5. RANGKUMAN
Merancang langkah pembelajaran atau skenario pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan terstruktur, mempertimbangkan topik/materi ajar, peserta didik, sarana-prasarana,
kemampuan guru, hingga kultur budaya serta kearifan lokal setempat.
Selain mempertimbangkan aspek di atas, pengembangan langkah pembelajaran
diharapkan mengakomodasi pendekatan saintifik dan TPACK, agar sesuai dengan
perkembangan pendidikan dan siswa abad 21. Langkah pembelajaran perlu
mengintegrasikan antara teknologi, pedagogi, dan pengetahuan tentang materi ajar, yang
dipadukan dalam sebuah konteks pembelajaran.
6. TES FORMATIF
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, mari kita kerjakan soal-soal tes formatif ini untuk
bahan refleksi pemahaman kita tentang rancangan pembelajaran.
1. Silabus dan RPP sama-sama sebagai rencana proses pembelajaran, perbedaannya
adalah sebagai berikut:
A. silabus berisi kompetensi dasar sedangkan RPP mengarahkan kegiatan belajar untuk
mencapai kompetensi dasar
B. silabus bersumber dari standar isi dan standar lulusan, sedangkan RPP bersumber
dari standar kompetensi lulusan
C. RPP dibuat oleh setiap guru, sedangkan silabus dibuat oleh tim guru
D. RPP dan silabus keduanya disusun oleh setiap satuan pendidikan.
2. Salah satu prinsip dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah:
A. materi atau bahan ajar berbasis kompetensi
B. pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
C. RPP bersumber dari silabus
D. alokasi waktu sesuai dengan jadwal pada setiap satuan pendidikan
3. Model pembelajaran yang mempunyai keunggulan antara lain; berpikir dan bertindak
kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, merangsang
perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat, adalah:
A. role playing
B. inquiry
C. problem solving
D. picture and picture
7. Saat melaksanakan diskusi, sikap apa saja yang dapat dilatihkan oleh guru?
8. Apa yang Anda lakukan jika seorang murid tidak dapat menjawab pertanyaan Anda?
10. Tuliskan satu contoh soal yang HOTS berhubungan dengan KD: Mampu
menyelesaikan permasalahan perhitungan sampai dengan 100.
7. REFLEKSI
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, untuk melakukan refleksi tentang rancangan langkah
pembelajaran yang telah disusun, hal yang paling ideal adalah mengujicobakan melalui
peer teaching dan melakukan pengamatan selama uji coba dilaksanakan. Proses ini dapat
dilaksanakan dengan format lesson study, di mana seorang bertugas sebagai praktikan yang
melaksanakan rancangan langkah pembelajaran, lalu beberapa rekan yang lain melakukan
pengamatan.
Format instrumen pengamatan pelaksanaan pembelajaran dapat dikembangkan
sendiri secara khusus, atau menggunakan instrumen pengamatan proses pembelajaran
standar, yang umumnya digunakan untuk mengamati dan menilai uji kinerja peserta PPG.
Format tersebut dapat dilihat seperti berikut.
Skor
No. Aspek yang Diamati 1 2 3 4
1. Kegiatan Awal.
a. Melaksanakan pengodisian kelas
b. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman
peserta didik atau pembelajaran sebelumnya yang relevan
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Menyampaikan rencana kegiatan, misalnya individu, kerja
kelompok, atau melakukan observasi)
2. Penguasaan Materi Pembelajaran
a. Mengembangkan materi sesuai dengan indikator
pembelajaran.
b. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain
yang relevan, perkembangan IPTEK, dan kehidupan nyata.
c. Menyajikan materi pembelajaran secara tepat (sesuai
perkembangan peserta didik dan alokasi waktu)
d. Menyajikan materi pembelajaran secara sistematis (dari
konkret ke abstrak, dari mudah ke sulit, dari lingkungan
yang dekat dengan peserta didik ke yang jauh)
3. Penerapan Pendekatan/Strategi/Model Pembelajaran yang
Mendidik
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan indikator
pembelajaran.
b. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan syntak
model/strategi pembelajaran.
d. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) peserta
didik.
4. Penerapan Pendekatan Saintifik
a. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati dan menanya.
b. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.
c. Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.
d. Memfasilitasi peserta didik untuk mengomunikasikan.
Skor
No. Aspek yang Diamati 1 2 3 4
5. Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Menyajikan pembelajaran sesuai dengan tema dan subtema.
b. Menyajikan pembelajaran dengan memadukan beberapa
muatan pelajaran dalam satu pembelajaran secara
terintegrasi.
c. Menyajikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
d. Menyajikan pembelajaran yang kontekstual.
6. Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
a. Menumbuhkna partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, dan sumber belajar.
b. Merespon positif terhadap partisipasi peserta didik.
c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik.
d. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik
dalam belajar.
7. Penggunaan Metode Pembelajaran
a. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan metode
pembelajaran.
b. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dan
terintegrasi.
c. Meningkatkan aktivitas peserta didik
d. Menumbuh kembangkan kebiasaan positif peserta didik
8. Pemanfaatan Alat/Media Pembelajaran
a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan alat/media
pembelajaran
b. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan alat/media
pembelajaran.
c. Memotivasi peserta didik.
d. Mendukung pembelajaran yang interaktif.
9. Pemanfaatan Sumber Belajar
a. Menunjukkan keterampilan dalam pemanfaatan sumber
belajar.
b. Menggunakan sumber belajar yang relevan.
c. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar.
d. Mendukung pembelajaran aktif dan interaktif
10. Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar dalam
Pembelajaran.
a. Menggunakan bahasa lisan yang lancer dan jelas.
b. Menggunakan bahasa lisan yang komunikatif.
c. Menggunakan bahasa tulis sesuai PUEBI.
d. Menggunakan bahasa tulis yang komunikatif.
11. Kegiatan Penutup dalam pembelajaran
a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan peserta didik.
b. Melaksanakan penilaian akhir atau mengumpulkan hasil kerja
sebagai bahan portofolio.
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya atau tugas pengayaan dan remedial.
d. Doa Penutup pembelajaran
Skor
No. Aspek yang Diamati 1 2 3 4
Jumlah :
Komentar/Saran :
KB 4. MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR
1. PENDAHULUAN
Apa kabar rekan-rekan Dosen/Instruktur!
Setelah langkah pembelajaran tersedia, maka pendidik harus melengkapi proses
pembelajaran dengan bahan-bahan ajar, yang nantinya bahan ajar ini akan dimanfaatkan
oleh pendidik maupun peserta didik. Fungsi bahan ajar ini pada dasarnya adalah sebagai
pedoman bagi pendidik untuk mengarahkan ruang lingkup konten/materi pembelajaran
yang dilaksanakan. Carey mengungkapkan bahwa bahan ajar berisi konten yang perlu
dipelajari oleh siswa baik berbentuk cetak atau yang difasilitasi oleh pengajar untuk
mencapai tujuan tertentu (Carey, 2009: 230). Sehingga bagi peserta didik, bahan ajar ini
dapat berfungsi sebagai bahan dan pedoman terhadap kompetensi yang harus dikuasai.
4. MATERI
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, setiap saat kita selalu menggunakan bahan ajar untuk
melaksanakan pembelajaran di kelas. Pada hakikatnya bahan ajar adalah beragam sumber
belajar apa pun juga memiliki fungsi untuk meningkatkan pemahaman kita tentang suatu
hal, menyelesaikan masalah, atau sebagai advanced material yang perlu bagi peningkatan
kemampuan diri.
Pengembangan bahan ajar audio dapat dilalui dengan tahapan sebagai berikut.
a. Menyusun garis besar isi program media;
b. Merancang naskah bahan ajar audio;
c. Memproduksi bahan ajar dengan rekaman, pemberian tambahan suara atau suara latar
(backsound), dan penyatuan bagian-bagian rekaman;
d. Mengevaluasi hasil audio pembelajaran dengan penilaian ahli, terkait noise, intonasi,
dan pelafalan;
e. Mendistribusikan bahan ajar, melalui jaringan internet dan lainnya.
Catatan: Instrumen ini bukan instrumen yang baku, sehingga aspek ciri-ciri di atas dapat
Anda sesuaikan dengan kondisi atau alasan logis lainnya.
LK-Bahan Ajar 02
Penjelasan:
Tentukan judul bahan ajar yang akan Anda kembangakan, misalnya IPA – Perubahan
wujud benda.
Poin = Subtopik yang merupakan unsur-unsur penting dari bahan ajar tersebut. Tentukan
dan tuliskan poin penting pada “Perubahan Wujud Benda”, misalnya Jenis benda.
Anda dapat menambah kotak poin atau menguranginya agar sesuai dengan materi ajar yang
sudah Anda tentukan.
5. RANGKUMAN
Apa kabar rekan-rekan Dosen/Instruktur!
Bahan ajar adalah segala hal yang membantu orang untuk belajar. Bisa berupa buku
teks, LKPD, kumpulan soal, ringkasan, hasil pengamatan, hasil diagnosis, film, berita
radio, dan masih banyak lagi. Bahan ajar dapat diperoleh melalui referensi yang ada, buku
diktat, internet, makalah, jurnal, dan tentu saja dibuat oleh pendidik itu sendiri. Dalam
perkembangannya bahan ajar dapat berupa bahan bacaan, gambar, rekaman audio, video,
dan segala yang berbasis ICT misalnya komputer interaktif, Computer Assisted
Instructional (CAI), hingga yang berbasis Android.
6. TES FORMATIF
Isilah soal berikut dengan jawaban singkat, setelah rekan-rekan membaca dan
melakukan aktivitas di atas.
1. Mengapa bahan ajar harus dibuat dengan sistematis?
2. Coba Anda jelaskan, bahan ajar audio lebih sesuai untuk pembelajaran/materi apa?
3. Saat kapan (materi apa) Anda memilih mengembangkan bahan ajar video untuk mata
pelajaran matematika?
5. Jika Anda membuat video pembelajaran yang harus ditayangkan di kelas (SD), maka
Anda akan memilih durasi: 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit? Sebutkan alasan
Anda memilih durasi tersebut!
7. REFLEKSI
Apa kabar rekan-rekan Dosen/Instruktur!
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, setelah kita melakukan aktivitas menilai bahan ajar
dengan menggunakan instrumen di atas, apa yang dapat Anda ungkapkan sebagai simpulan
tentang bahan ajar? Apa yang dapat Bapak/Ibu Dosen/Instruktur ungkapkan untuk
menjawab pertanyaan berikut:
a) Mungkinkah suatu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar
lainnya?
b) Mungkinkah bahan ajar digunakan sendiri? Atau harus bersamaan dengan bahan ajar
lainnya?
c) Manakah yang menurut Anda lebih baik, antara bahan ajar yang lengkap atau bahan
ajar yang terpisah-pisah antar masing-masing topik?
d) Perlukah melakukan analisis kurikulum sebelum mengembangkan bahan ajar? Atau
cukup menganalisis konten materi tertentu saja?
e) Perlukah menganalisis karakteristik pengguna bahan ajar?
f) Perlu jugakah menganalisis tingkat perkembangan hingga kemampuan berpikir
pengguna bahan ajar?
g) Silakan Anda membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri untuk melakukan self
reflection.
KB 5. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUAN
Pada bagian ini kita akan membicarakan berbagai hal tentang evaluasi
pembelajaran. Rekan-rekan Dosen/Instruktur, pada hakikatnya evaluasi yang kita
laksanakan bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang pembelajaran yang
telah kita lakukan. Melalui pengolahan data dan informasi tersebut kita dapat menentukan
berbagai hal, terutama perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Saat seorang guru
melakukan penilaian, maka hasilnya merupakan representasi dari kemajuan dan hasil
belajar peserta didik. Selain itu hasil penilaian dapat dimanfaatkan oleh seorang guru untuk
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, sebagai feedback untuk memperbaiki proses
pembelajaran, dan tentu saja sebagai bahan pertimbangan kelulusan siswa.
4. MATERI
Rekan Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, setiap kita mengembangkan instrumen evaluasi,
kita selalu mempertimbangkan tujuan melaksanakan evaluasi itu apa? Sebaiknya kita akan
singgung lagi tentang istilah evaluasi, penilaian dan pengukuran untuk menyegarkan
pemahaman kita semua. Pengukuran adalah kegiatan kuantitatif untuk mengetahui kondisi
suatu hal, misalnya tinggi badan, berat badan, yang kemudian akan dibandingkan dengan
standar tertentu sehingga kita menjadi tahu hasilnya adalah terlalu kurus, ideal, atau
kelebihan berat badan. Pengukuran ini disebut pengukuran langsung, sementara
pengukuran tidak langsung misalnya mengukur kelayakan suatu produk baru. Kelayakan
ini akan diukur dengan menggunakan instrumen yang mengacu pada indikator-indikator
sebuah barang yang layak digunakan, yang hasilnya akan digunakan untuk membuat
simpulan. Penilaian adalah adalah langkah lanjutan dari pengukuran yang kegiatannya
menafsirkan dan mendiskripsikan hasil pengukuran, hingga akhirnya digunakan sebagai
dasar untuk mengambil keputusan, atau menjustifikasi sesuatu. Evaluasi merupakan suatu
tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari sesuatu
program, yang memanfaatkan hasil pengukuran dan penilaian yang telah dilaksanakan.
Berikut adalah jenis-jenis evaluasi pembelajaran berdasarkan tujuannya.
1. Placement Evaluation
Ini adalah jenis evaluasi yang dilakukan untuk memperbaiki mahasiswa dalam
kelompok atau kelas yang sesuai. Di beberapa sekolah misalnya, siswa ditugaskan ke
kelas sesuai dengan kombinasi subjek mereka, seperti peminatan namun sebelum itu
ujian akan dilakukan. Ini juga bisa menjadi jenis evaluasi yang dilakukan oleh rekan
dosen/instruktur untuk mengetahui perilaku mahasiswa sebelum mulai mengajar. Ini
dapat membantu rekan dosen/instruktur untuk menyesuaikan rencana pelajarannya. Tes
seperti tes kesiapan, tes kemampuan, tes bakat dan tes prestasi dapat digunakan.
2. Formative Evaluation
Ini adalah jenis evaluasi yang dirancang untuk membantu mahasiswa dan rekan
dosen/instruktur untuk menunjukkan dengan tepat di mana letak kegagalan mahasiswa
dalam proses belajar sehingga kegagalan ini dapat diperbaiki. Ini dapat dilakukan
dengan memberikan umpan balik kepada mahasiswa dan dengan demikian
memperkirakan keberhasilan mengajar misalnya tes mingguan, tes sisipan.
3. Diagnostic Evaluation
Jenis evaluasi ini membutuhkan sebagian besar waktu sebagai evaluasi tindak
lanjut dari evaluasi formatif. Sebagai seorang pengajar, rekan dosen/instruktur telah
menggunakan evaluasi formatif untuk mengidentifikasi beberapa kelemahan pada
mahasiswa. Apa yang akan Anda lakukan sekarang adalah merancang jenis tes
diagnostik, yang diterapkan selama pengajaran untuk mengetahui penyebab yang
mendasari kesulitan belajar yang persisten dari siswa. Tes diagnostik ini bisa dalam
bentuk tes prestasi, tes kinerja, penilaian diri, pengamatan, dan wawancara.
4. Summative Evaluation
Ini adalah jenis evaluasi yang dilakukan pada akhir proses pembelajaran untuk
menentukan sejauh mana tujuan telah dicapai. Jenis evaluasi ini disebut evaluasi akhir
karena melihat keseluruhan proses pembelajaran atau program yang dilaksanakan, dan
dapat memberikan penilaian pada pengajar dan mahasiswa, kurikulum dan seluruh
sistem.
Selanjutnya kita akan mengingat kembali tentang ruang lingkup dan aspek-aspek
penilaian pembelajaran yang selama ini telah kita laksanakan. Agar lebih mudah
memahami, kita akan membahas secara runtut dimulai dari penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
a. Penilaian Sikap (Spiritual dan Sosial).
Tingkatan penilaian sikap dapat diurutkan dari yang paling sederhana yaitu: menerima
sikap, menanggapi nilai, menghargai nilai, menghayati nilai, dan mengamalkan nilai.
Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran tentang penilaian.
b. Penilaian Pengetahuan.
Tingkatan penilaian pengetahuan dapat mengadaptasi pendapat Bloom yang sudah
disempurnakan. Pengetahuan dapat diurutkan mulai yang lebih sederhana adalah:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Tentunya tingkatan ini selalu disesuaikan dengan jenjang belajar dan tingkat
perkembangan siswa. Sementara sasaran penilaian idealnya meliputi empat dimensi
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Dimensi Penjelasan
Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda, angka,
tahun, dan hal-hal yang terkait dengan materi ajar.
Konseptual Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, definisi, teori,
hukum kausalitas, dan keterkaitannya.
Prosedural Pengetahuan tentang prosedur dan proses khusus dari setiap
mapel dan materi.
Metakognitif Kemampuan tentang cara mempelajari pengetahuan,
menentukan pengetahuan sederhana dan kompleks, mudah dan
sulit (Strategic Knowledge), Pengetahuan yang sesuai dengan
masalah/konteks tertentu, serta pengetahuan diri (Self
Knowledge).
(Sumber: Olahan dari Andersen, dkk dalam Mulyasa)
c. Penilaian Keterampilan.
Keterampilan yang terkait dengan kemampuan belajar (keterampilan abstrak) dapat
dikategorikan: keterampilan dalam melakukan pengamatan, bertanya, menentukan dan
mengumpulkan data/informasi, mencoba secara prosedural dan logis, menalar dan
mengasosiasikan, serta keterampilan mengkomunikasikan. Sementara untuk penilaian
keterampilan konkret dapat diuraikan pada tabel berikut.
Keterampilan Penjelasan
Persepsi (Perception) Mampu menunjukkan perhatian untuk melakukan
aktivitas
Kesiapan (Set) Mampu menunjukkan kesiapan mental dan fisik
untuk melakukan aktivitas
Meniru Mampu meniru aktivitas / keterampilan tertentu
(Guide Response) secara terbimbing.
Membiasakan Aktivitas Mampu melakukan gerakan yang rutin, mekanistik,
(Mechanism) tertata dan teratur.
Mahir Mampu melakukan aktivitas yang kompleks dan
(Complex) mampu memodifikasi
Menjadi alami (Adaptation) Mampu melakukan aktivitas sendiri/alami
berdasarkan pengalaman
Menjadi Orisinal Mampu mencipta hal baru yang orisinal, tidak
(Origination) meniru, dan menjadi ciri khas.
(Sumber: olahan dari kategori Simpson dalam Mulyasa)
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, ruang lingkup penilaian pembelajaran sesuai
Permendikbud nomor 104 tahun 2014, meliputi penilaian sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, keterampilan, dan keseluruhannya harus dilaksanakan secara proporsional.
Hal lain yang penting dalam mengembangkan penilaian adalah HOTS (Higher Order
Thinking Skills). Soal yang HOTS dapat dikategorikan sebagai gabungan dari kemampuan
berpikir, menalar, menganalisis, mengevaluasi, dan memutuskan sesuatu. Siswa harus
mengerahkan seluruh pengalaman berpikirnya untuk menyelesaikan soal HOTS tersebut.
Jadi dengan kata lain, HOTS tidak selalu dapat diartikan soal yang sulit, tetapi lebih kepada
bagaimana pertanyaannya, sehingga memaksa siswa untuk mengerahkan kemampuan
berpikir secara menyeluruh. Perhatikan contoh soal yang LOTS (Lower Order Thingking
Skills) dan pertanyaan HOTS namun tidak dalam kategori sulit.
Pertanyaan LOTS:
Apakah peran burung elang dalam suatu rantai makanan? Jelaskan
Pertanyaan HOTS:
Seorang ilmuwan berhasil menemukan pestisida ampuh untuk membasmi seluruh jenis ulat,
sehingga jumlah ulat sangat berkurang. Dengan kondisi ini, lalu bagaimana nasib burung
elang selanjutnya?
Aktivitas KB 5
Untuk melengkapi penyegaran tentang penilaian ini, kita akan melakukan aktivitas
mengembangkan soal evaluasi yang mengadaptasi Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan jumlah tiap kelompok 3 orang;
b. Setiap kelompok memperoleh amplop yang berisi Kompetensi Dasar dari 3 mata
pelajaran yang berbeda;
c. Kelompok mengerjakan tugas dengan menggunakan LK-Evaluasi 01;
d. Setelah semua selesai, tugas ditukar dengan kelompok lain untuk saling memberi saran
dan masukan positif.
Lampiran.
LK-Evaluasi 01
Mapel 2
………………
Mapel 3
……………....
5. RANGKUMAN
Istilah evaluasi diartikan dengan berbagai sudut pandang, ada yang mengartikan
sebagai sebuah tes, atau pengukuran, bahkan penilaian. Evaluasi penting bagi proses
belajar-mengajar, karena dengan adanya evaluasi maka perkembangan dapat dipantau
serta dapat menambah atau mengurangi serta membenahi berdasarkan evaluasi
kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Kemampuan berpikir yang kritis dan analitis sangat diperlukan untuk menciptakan
generasi abad 21, dan hal ini perlu dilatihkan sejak pendidikan dasar. HOTS (Higher
Order Thinking Skills) merupakan kemampuan berpikir pada tingkat yang lebih tinggi
yakni menguji sampai pada aspek analisis, evaluasi, dan berkreasi atau mencipta. .
HOTS dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu membuat keputusan, pemecah
masalah, berpikir kreatif, dan berpikir kritis. Keempat kategori HOTS ini penting untuk
dijadikan salah satu fokus dalam evaluasi pembelajaran, karena tujuan pembelajaran
seharusnya membentuk mahasiswa yang dapat berpikir secara mandiri, cerdas, mampu
berkolaborasi, komunikatif, berpikir kritis, dan kreatif.
6. TES FORMATIF
1. Coba Anda kembangkan satu soal yang HOTS dari masalah ini: Penjumlahan bilangan
bulat positif dan negatif.
3. Dapatkah membuat soal HOTS dengan bentuk pilihan ganda? Coba berikan satu
contoh dengan mata pelajaran PKn sekolah dasar.
4. Penilaian akhir pengetahuan dapat diperoleh dari nilai rata-rata beberapa tes yang
dilaksanakan. Apakah penilaian akhir keterampilan juga dapat diperoleh dari nilai rata-
rata siswa saat beberapa kali praktik? Jelaskan!
1. PENDAHULUAN
Rekan-rekan Dosen/Instruktur, kegiatan workshop peserta PPG (Pendidikan Profesi
Guru) selalu diakhiri dengan kegiatan peer teaching di kampus, untuk mensimulasikan
perangkat pembelajaran yang sudah dirancang, sebelum digunakan untuk PPL (Program
Pengalaman Lapangan) di sekolah. Kegiatan peer teaching di kampus dilaksanakan dengan
mekanisme sebagai berikut.
a. Seluruh RPP yang sudah dikembangkan telah divalidasi oleh dosen dan guru sebelum
digunakan untuk praktik peer teaching. Instrumen yang digunakan untuk memvalidasi
menggunakan mengacu instrumen UKin PPG atau instrumen PLPG;
b. Peserta secara bergantian menjadi guru praktik yang mensimulasikan perangkat
pembelajaran di hadapan rekan-rekan peserta lainnya;
c. Rekan-rekan peserta lain berperan menjadi observer, mencatat hal-hal penting dan
mendiskusikannya di akhir pelaksanaan peer teaching;
d. Dosen dan guru pamong berperan menjadi fasilitator/pendamping sekaligus observer
untuk mengamati kualitas RPP dan bagaimana kemampuan peserta dalam
menyampaikannya.
3. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan aktivitas pada KB 6 ini, rekan-rekan Dosen/Instruktur
diharapkan dapat:
a. Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan peer teaching, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya.
b. Melaksanakan kegiatan peer teaching peserta PPG;
c. Mentransfer pengetahuan dan melatihkan keterampilan tentang pelaksanaan peer
teaching.
4. MATERI
Rekan Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, kita semua memahami bahwa mengajar tidak
hanya sekedar transfer pengetahuan yang sederhana kepada siswa, tetapi bagaimana
seorang guru mampu memfasilitasi seluruh siswa dengan segala keunikannya,
mengeksplorasi kemampuan berpikir siswa, memicu keterampilan personal dan sosial,
memotivasi, membangkitkan percaya diri, hingga mampu menjadi role model untuk
mengubah sikap siswa. Dengan demikian tidak berlebihan jika kemampuan mengajar
merupakan keterampilan praktis yang hanya bisa dicapai melalui latihan yang terbimbing,
agar mendapat evaluasi dan feedback sebagai upaya perbaikan. Selain itu banyak juga yang
berpendapat bahwa mengajar adalah seni, sehingga seorang guru harus berlatih untuk
merancang skenario mengajar, mengolah gestur, mengolah suara, memilih media, memilih
metode untuk menyampaikan pesan, hingga menentukan caraberpakaian agar dapat tampil
di hadapan siswa dengan menarik, dan inilah profil guru yang memesona.
Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, jika kita cermati jumlah SKS pendidikan guru jenjang
sarjana (S1) yang melatihkan keterampilan mengajar tidak lebih dari 10% dari total SKS.
Kredit tentang latihan mengajar ini muncul dalam beragam mata kuliah (spesifik PT
masing-masing), diantaranya micro teaching, simulasi pembelajaran terpadu, dan PLP. PLP
adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan guru profesional pada jenjang Program
Sarjana Pendidikan, berupa penugasan kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan
hasil belajar melalui: 1) pengamatan proses pembelajaran di sekolah/lembaga pendidikan,
2) latihan mengembangkan perangkat pembelajaran, dan 3) mengajar terbimbing, serta
disertai tindakan reflektif di bawah bimbingan dan pengawasan dosen pembimbing dan
guru pamong secara berjenjang. Kondisi ini tentu tidak cukup untuk mencetak seorang guru
yang unggul dan memesona, namun hanya menghasilkan lulusan yang cakap terkait materi-
materi ajar. Oleh sebab itu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 74 (PP No. 74) Tahun
2008, menjelaskan bahwa guru harus berkualifikasi S1 dan memiliki sertifikat profesi
pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Inilah yang menjadi harapan pada
masa yang akan datang seorang lulusan calon guru memiliki kecakapan yang unggul dan
memesona, karena pada jenjang pendidikan profesi guru (PPG) akan dilatih dengan
mekanisme terstruktur dan waktu yang cukup. Kegiatan peserta untuk praktik mengajar
dilaksanakan di kampus (peer teaching), dan di sekolah (real teaching) dengan bobot SKS
kisaran 50% dari keseluruhan struktur kurikulum PPG.
Kegiatan peer teaching yang dilaksanakan di kampus diikuti oleh seluruh peserta
PPG dalam kelas tertentu, yang secara bergiliran mencoba melaksanakan pembelajaran,
mensimulasikan perangkat pembelajaran yang sudah
dikembangkan. Kita telah memahami bahwa tahapan
pelaksanaan peer teaching diawali dengan membuat
perencanaan, praktik mengajar, mendapat masukan dan Peer Teaching
Keterampilan yang perlu diamati saat pelaksanaan peer teaching meliputi beberapa
hal sebagai berikut:
a. Keterampilan membuka pelajaran;
b. Keterampilan menjelaskan/menyampaikan materi ajar;
c. Keterampilan bertanya dan mengelola pertanyaan;
d. Keterampilan melakukan demonstrasi/peragaan;
e. Keterampilan memberi penguatan;
f. Keterampilan menutup pembelajaran;
g. Keterampilan memberi stimulus dan motivasi yang bervariasi;
h. Keterampilan menulis, terutama di papan tulis.
Observasi Awal
Workshop 1 Peer teaching 1
PPL di
Ujian Kompre
Pelaksanaan PTK
Pada pola semiblok ini diharapkan lebih efektif daripada pola blok, karena peserta
pada putaran pertama mengalami secara konkret bagaimana berhadapan dengan siswa
sekolah, serta bagaimana kualitas rancangan perangkat pembelajaran, bahan ajar, media,
dan evaluasinya. Selanjutnya best practices yang didapatkan pada putaran pertama dapat
digunakan sebagai acuan saat mengembangkan perangkat pembelajaran pada workshop
putaran kedua.
Aktivitas 1 KB 6 Memahami Instrumen Pengamatan Guru Mengajar.
Kegiatan yang akan kita laksanakan adalah mencermati instrumen pengamatan
penampilan guru praktik saat melaksanakan peer teaching, dan yang kita gunakan adalah
instrumen pengamatan Ukin (Uji Kinerja) peserta PPG. Silakan mencermati setiap item
instrumen berikut rubrik penilaiannya, kemudian diskusikan dengan rekan atau kelompok
Anda, untuk menyamakan persepsi, pemahaman, dan nantinya pasti berimplikasi pada
penilaiannya. Jika menemui ketidaksepakatan, maka dapat didiskusikan secara panel agar
tercapai kesepakatan, terutama bagaimana memahami penilaian sesuai rubrik. Pada
penilaian instrumen UKin rentang penilaian ada 10 (1 sampai dengan 10), yang terbagi
menjadi 4 kelompok besar yaitu: nilai 1-2 (No), nilai 3-4-5 (No, but?), nilai 6-7-8 (Yes),
dan nilai 9-10 (Yes and More).
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Skor 1-2 (No), jika praktikan belum mampu menunjukkan kemampuan melaksanakan
pembelajaran;
b. Skor 3-5 (No…but..?), jika kemampuan mengajar praktikan mulai tampak, namun
keterampilan mengajar belum cukup/layak untuk menjadi guru;
c. Skor 6-8 (Yes), jika peserta sudah mampu melaksanakan pembelajaran dalam kategori
cukup hingga baik;
d. Skor 9-10 (Yes and More), jika peserta menunjukkan kemampuan mengajar yang baik
dan memiliki kelebihan/keistimewaan tertentu yang mendukung kompetensi seorang
guru
Bahan bacaan:
https://www.goconqr.com/en/examtime/blog/teaching-skills/
https://hamsareddy.blogspot.com/2019/02/learner-centric-approach-of-teaching.html
5. RANGKUMAN
Rekan Bapak/Ibu Dosen/Instruktur, kita semua memahami bahwa mengajar adalah
seni, yang tidak bisa dihafalkan tetapi harus dilatihkan, dikoreksi, berlatih lagi,
disempurnakan, berlatih, dan seterusnya. Sesuai dengan teori behavioristik, bahwa dengan
melakukan berulang, seorang pembelajar kian mampu menunjukkan perubahan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik.
Peer teaching merupakan kegiatan konkrit yang relevan dengan pembentukan dan
peningkatan kecakapan calon guru dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek-aspek
keterampilan yang dilatihkan tidak akan memberi dampak positif jika kita sebagai
dosen/guru pamong/instruktur, tidak melaksanakan fungsi sebagai pengamat dan pemberi
feedback yang baik. Dengan demikian keberhasilan pembentukan kecakapan calon guru
merupakan buah dari kedua upaya yang terintegrasi, yaitu upaya praktikan dan pembimbing
praktiknya.
Rekan Dosen/Instruktur, pemanfaatan Peer teaching tidak hanya sekedar untuk
melihat calon guru mempraktikkan cara mengajarnya, tetapi dapat diaplikasikan pada
pembelajaran yang lain di kelas. Misalnya dosen memberi topik, mahasiswa diberi waktu
untuk mencari info materi melalui berbagai sumber belajar, lalu satu orang mahasiswa
menjelaskan/mengajar di depan kelas, untuk melatihkan kemampuan berbicara, keberanian
untuk bertanya, menjawab pertanyaan, berbagi ide pemikiran, dan hal-hal lain di samping
penguasaan terhadap materi ajar itu sendiri.
6. TES FORMATIF
Bagi dosen LPTK pelaksanaan Peer teaching merupakan kegiatan yang sudah amat
sering kita lakukan. Melalui topik diskusi ini diharapkan dapat membantu kita untuk
refresh pemahaman kita tentang peer teaching dan memberi alternatif pemikiran untuk
meningkatkan pelaksanaannya pada kegiatan PPG.
Topik Diskusi:
Pelaksanaan peer teaching pada PPG kita laksanakan dengan durasi 20 menit,
menyelesaikan rangkaian pembelajaran RPP seorang praktikan.
Apakah model waktu ini sudah efektif?
Adakah pemikiran Anda untuk makin meningkatkan pelaksanaan peer teaching ini?
7. REFLEKSI
Rekan-rekan Dosen/Instruktur, untuk merefleksi apa yang telah kita lakukan selama
kita mendampingi peserta dalam kegiatan peer teching, ada beberapa hal yang perlu kita
renungkan:
a. Apakah ada perubahan positif yang signifikan bagi peserta, sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan peer teaching?
b. Apakah pola pendampingan yang kita lakukan memberi motivasi dan kesan yang
positif?
c. Apakah kita sudah memberi porsi yang seimbang kepada guru yang mendampingi
pelaksanaan peer teaching?
d.silakan mengembangkan pertanyaan pemicu self reflection.
Bahan bacaan:
https://www.opencolleges.edu.au/informed/features/peer-teaching/
https://drive.google.com/open?id=1uwOQbEQQZtASurfau-Udp8ioHRFE0e3m
https://drive.google.com/open?id=1FV5xrSKBisLOPdAklTpe0ATXh2g1xaCX
KB 7. REFLEKSI
1. PENDAHULUAN
Rekan-rekan Dosen/Instruktur, pada kegiatan ini, kita akan mencoba mendiskusikan
bersama tentang kegiatan refleksi yang perlu kita laksanakan tiap kali melakukan suatu
kegiatan tertentu. Refleksi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan guru untuk
mengintrospeksi proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan, meliputi perencanaan,
pelaksanaan, keterlaksanaan, dan hasil belajarnya. Hasil refleksi tersebut dapat
dimanfaatkan oleh guru dan pemangku kepentingan lainnya untuk upaya perbaikan,
peningkatan pendidikan, hingga untuk menilai kinerja seorang guru. Pada intinya
pelaksanaan refleksi pada pembelajaran seharusnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan pembelajaran itu sendiri, karena dengan refleksi seorang guru
dapat melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Inilah yang melandasi
mengapa tindakan refleksi menjadi penting, baik yang dilaksanakan di saat pembelajaran
berlangsung (reflection-in-action), saat pembelajaran usai (reflection-on-action), bahkan
saat melakukan refleksi diri (self reflection).
3. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan aktivitas pada KB 7 ini, rekan-rekan Dosen/Instruktur
diharapkan dapat:
a. Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan refleksi, meliputi perencanaan
dan metode pelaksanaan;
b. Melaksanakan kegiatan refleksi peserta PPG;
c. Mentransfer pengetahuan dan melatihkan keterampilan tentang pelaksanaan refleksi.
4. MATERI
Tindakan refleksi bukan merupakan hal yang asing dan baru bagi Bapak/Ibu
Dosen/Instruktur, namun tidak ada salahnya kita akan mengingat kembali pemahaman kita
bersama tentang prinsip-prinsip refleksi pembelajaran.
Prinsip refleksi pembelajaran sebagai berikut,
a. Berkelanjutan: dilakukan secara kotinyu dan berkesinambungan, jadi refleksi bukan
aktivitas insidental tetapi diharapkan dilaksanakan secara kontinyu, bahkan dijadikan
kebiasaan (habit);
b. Komprehensif: dilaksanakan meliputi seluruh aspek yang dilakukan, tidak takut untuk
melihat dan menganalisis hal-hal yang buruk, salah, kurang berhasil, bahkan hal yang
gagal;
c. Sistematis: menggunakan langkah yang jelas dan terencana, seluruh aspek terwadahi,
serta dapat dilaksanakan secara mandiri (self reflection);
d. Kontekstual: sesuai dengan situasi dan pelaksanaan pembelajaran, sesuai dengan
kondisi pengajar, situasi lapangan/kelas, dan sebagainya;
e. Terintegrasi: menyesuaikan dan menyatukan seluruh aspek;
f. Jujur: dilaksanakan dengan kesungguhan dan profesional.
LK-Refleksi 01
Amati cuplikan video pembelajaran yang dapat Anda unduh atau playback dari link
Youtube berikut ini:
https://www.youtube.com/watch?v=ECU5-hzZ-7c
Anda dapat juga mengunduh file cuplikan video tersebut melalui google drive:
https://drive.google.com/file/d/17s_0mIMZ4CTou48Y_Whlar0YjSQgK0LX/view?usp=sha
ring
Amati video pembelajaran (5,4 menit), kemudian isilah kolom-kolom pada LK sesuai hasil
amatan Anda. Isilah kolom permasalahan dengan berbagai hal dari hasil amatan, yang
menurut Anda kurang tepat atau merupakan masalah. Kemudian isi kolom penjelasan
dengan alasan logis, mengapa Anda menganggap hal tersebut merupakan suatu masalah.
6. TES FORMATIF
Setelah membaca dan melaksanakan aktivitas pada KB 7 ini, rekan-rekan
Dosen/Instruktur dapat mengisi soal-soal tes formatif ini sebagai upaya me-refresh
pemahaman kita tentang kegiatan refleksi.
1. Pernahkan Anda mengalami reflection in Action? Bisakah Anda uraikan dengan singkat
pengalaman tersebut?
3. Prinsip jujur pada pelaksanaan refleksi menjadi penting, coba jelaskan dengan singkat.
5. Idealnya pelaksanaan refleksi setiap: semester, bulan, minggu, hari, atau setiap selesai
melakukan kegiatan tertentu? Jelaskan.
7. REFLEKSI
Setelah membaca dan melaksanakan aktivitas pada KB-7 ini, kita dapat melakukan
refleksi diri dengan diawali pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apakah tindakan refleksi ini menarik?
b. Adakah hal-hal baru yang perlu ditambahkan agar lebih sempurna?
c. Apakah Anda mampu melaksanakan kegiatan refleksi ini?
d. Apakah Anda mau dan punya waktu untuk melaksanakannya?
e. …… silahkan rekan-rekan kembangkan sendiri.
Referensi:
Dewey, J.1938.Experience and Education Handbook. New York: Macmillan.
Schön, J.H.2011.Physical Propoerties of Rocks. Netherlands: Elsevier Ltd.