Anda di halaman 1dari 7

Modul Analisa Sistem Tenaga

PERTEMUAN 1:
KONSEP-KONSEP DASAR ANALISA SISTEM TENAGA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep-konsep dasar dalam analisa sistem tenaga.
Anda harus mampu:
1.1 Membedakan konsep sistem 1-fasa dan 3-fasa
1.2 Membedakan sistem pengasutan 3-fasa  dan Y.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Perbedaan Antara Sistem 1-Fasa dan 3-Fasa

Prinsip terbentuknya tegangan dan arus bolak-balik, didapat dari percobaan Michael
Faraday. Jika kumparan diputar dalam suatu medan magnit yang dihasilkan oleh kutub-
kutub utara dan selatan, maka kumparan tersebut akan memotong garis-garis gaya
magnit. Hal ini menyebabkan pada ujung-ujung kumparan terbentuk tegangan induksi
atau GGL. Besar tegangan sesaatnya adalah –d/dt.

Gambar 1.1 Terbentuknya Tegangan Listrik

Kumparan yang berputar dalam medan magnit dengan kecepatan  Rad/detik, maka
dalam waktu t detik kumparan akan berputar dengan membentuk sudut =t.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 1


Modul Analisa Sistem Tenaga

Gambar 1.2 Kumparan Berputar Dalam Medan Magnit

Besar GGL sesaat:


V(t) = Vm sin t
Besar arus sesaat:
I(t) = Im sin t

Bila kumparan berputar 90 atau =t=90, maka sin t = 1 dan GGL adalah maksimum.
Berdasarkan rumus V(t) = Vm sin t, berikut perubahan besaran V akibat
perubahan/putaran sudut kumparan:
Saat t = 0  sin 0 = 0  GGL nol.
Saat t = /2 = 90  sin 90 = 1  GGL maksimum.
Saat t =  = 180  sin 180 = 0  GGL nol.
Saat t = 3/2 = 270  sin 270 = 1  GGL minimum.
Saat t = 2 = 360  sin 360 = 0  GGL nol.
Sehingga jika dibentuk gelombangnya, akan didapat bentuk gelombang sinusoidal.

Berikut penjelasan konsumsi daya 1-fasa:

Fasa dari listrik arus bolak-balik artinya pergeseran periode waktu arus bolak-balik dari
posisi baris nol.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 2


Modul Analisa Sistem Tenaga

Gambar 1.3 Tiga Kumparan yang Ditempatkan Sejauh Sudut Listrik  dan 

Tiga kumparan dapat ditempatkan pada medan yang sama, dan dengan kecepatan sudut
yang sama. Namun pada sudut fasa yang berbeda. Besar tegangan induksi (GGL)
ketiganya sama. Tetapi harga nol, maksimum, dan minimum masing-masing kumparan
tidak dacapai dalam waktu bersamaan. Itu berarti beda fasa antara kumparan 1 dan
kumparan 2 adalah sebesar ; beda fasa antara kumparan 2 dan kumparan 3 adalah
sebesar ; dan beda fasa antara kumparan 1 dan kumparan 3 adalah (+).

Besarnya tegangan sesaat:


V1 = Vm sin t
V2 = Vm sin (t-)
V3 = Vm sin (t-(+))

Beda fasa dalam rangkaian listrik dikenal dengan istilah Lag atau Lead. Lag artinya harga
maksimum atau nol yang dicapai satu siklus lebih lambat atau ketinggalan dari siklus
lainnya. Lead artinya harga maksimum atau nol yang dicapai satu siklus lebih cepat atau
mendahului dari siklus lainnya.

Secara umum pembangkit, transmisi, dan distribusi daya dari tenaga listrik menggunakan
sistem berbasis 3-fasa. Sebuah sumber 3-fasa adalah sumber yang mempunyai tiga
tegangan yang sama, tetapi berbeda fasa 120 terhadap satu sama lain.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 3


Modul Analisa Sistem Tenaga

Gambar 1.4 Susunan Lilitan, Diagram Fasor, dan Bentuk Gelombang Tegangan yang
Dibangkitkan

Tiga kumparan yang tersebar secara sama di sekitar lingkaran rotor, dan terpisah satu
sama lain sejauh 120, maka ketiga kumparan tersebut membentuk sistem 3-fasa. Jika
masing-masing fasa dinamai fasa A, fasa B, dan fasa C, maka tegangan fasa yang
mencapai tegangan maksimum terlebih dahulu adalah fasa A, kemudian tegangan fasa B,
dan terakhir tegangan fasa C. Jika menyangkut arusnya, maka dinamai arus fasa.

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Perbedaan sistem pengasutan 3-fasa Y dan 

Dalam hubungan bintang (Y), ddapatkan dengan menghubungkan ujung-ujung terminal


A, B, dan C menjadi satu titik bersama yang ditandai dengan titik netral N. sedangkan
ujung terminal A, B, dan C ditetapkan menjadi saluran A, B, dan C dari sistem 3-fasa.

Gambar 1.5 Hubungan Y

Titik netral N dapat difungsikan atau tidak. Apabila terdapat sebuah saluran netral, maka
hubungan bintang sering disebut sistem 3-fasa 4-kawat. Besar tegangan antara saluran
fasa dengan titik netral sering disebut dengan tegangan fasa (Vf atau Vp) atau tegangan
fasa-netral atau tegangan line-to-neutral (VLN) atau tegangan 1-fasa (V1), dapat
dituliskan:
VAN = VBN = VCN = Tegangan fasa

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 4


Modul Analisa Sistem Tenaga

Sedangkan tegangan yang didapat antara saluran fasa dengan saluran fasa lainnya disebut
tegangan saluran (line voltage) atau tegangan antar-fasa atau tegangan line-to-line (VLL)
atau tegangan 3-fasa (V3), dapat dituliskan:
VAB = VBC = VCA = Tegangan saluran

Gambar 1.6 Diagram Fasor Tegangan Hubung Y

Berdasarkan Hukum Kirchoff, didapatkan persamaan tegangan hubung Y:


VAB = √3 VNB = √3 VBN
VBC = √3 VNC = √3 VCN
VCA = √3 VNA = √3 VAN
Dengan kata lain persamaan di atas memperlihatkan bahwa untuk hubung bintang, besar
tegangan saluran adalah √3 kali tegangan fasa, sehingga dapat dituliskan:
VLL = √3 VLN atau VL = √3 Vf
Besarnya arus saluran dan arus fasa jika diperhatikan pada gambarnya dan berdasarkan
Hukum Kirchoff adalah sama, sehingga dapat dituliskan:
IL = If
Pada hubungan segitiga () didapatkan dengan menghubungkan ujung-ujung terminal A
dengan B; B dengan C; dan C dengan A; disambungkan secara individu sehingga
menghasilkan sebuah hubungan segitiga. Dalam hubung  tidak terdapat saluran netral,
maka sistem tersebut adalah sebuah sistem 3-fasa 3-kawat.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 5


Modul Analisa Sistem Tenaga

Gambar 1.7 Hubung 

Jika diperhatikan gambar hubung , besarnya tegangan fasa sama dengan besarnya
tegangan saluran, dapat dituliskan:
VLL = VLN atau VL = Vf

Gambar 1.8 Diagram Fasor Arus Hubung 

Sedangkan besarnya arus yang mengalir pada masing-masing saluran, dapat dituliskan:
IaA = √3 Ica
IbB = √3 Iab
IcC = √3 Ibc
Berdasarkan persamaan-persamaan di atas, maka besarnya arus pada hubung delta:
IL = √3 If

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Sistem 3-fasa, 4-kawat seimbang dengan beban terpasang bintang, masing-masing terdiri
dari tahanan R 8Ω dan reaktansi induktif XL 6Ω. Tegangan antara saluran ke netral
220V, dengan faktor daya 0.8 lagging. Tentukan besarnya:
a. Arus antar saluran.
b. Daya total.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 6


Modul Analisa Sistem Tenaga

D. DAFTAR PUSTAKA
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Cetakan Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama,
1995.

Djoko Santoso, M.Pd, H; Rahmadi Heru Setianto, M.Pd, Teori Dasar Rangkaian Listrik,
Cetakan Kedua, Laksbang Mediata, 2009.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 7

Anda mungkin juga menyukai