Anda di halaman 1dari 120

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

D
DI BPM ROSMALA AINI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAAL MERAH II
KOTA JAMBI TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

disusun oleh :
Yeyenti Perlin
NPM. 2017 41 022

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
2020

i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. D
DI BPM ROSMALA AINI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAAL MERAH II
KOTA JAMBI TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan Tugas Akhir


diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan
Pendidikan D III Kebidanan STIKes Baiturrahim

disusun oleh :
Yeyenti Perlin
NPM. 2017 41 022

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. D


DI BPM ROSMALA AINI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAAL MERAH II
KOTA JAMBI TAHUN 2020

Disusun Oleh:
Yeyenti Perlin
NPM. 2017 41 022

Laporan Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui untuk


dipertahankan dihadapan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir
Program Studi D III Kebidanan STIKes Baiturrahim Jambi
Jambi, Agustus 2020

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pemb
imbin
g II

(Suci Rahmani Nurita,S.ST M.Keb


NIDN. 1028068503
(Laida Sanilpa Tiwi, S.ST,
M.Kes)
NIDN. 1001018508

iii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. D


DI BPM ROSMALA AINI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAAL MERAH II
KOTA JAMBI TAHUN 2020

Oleh:
Yeyenti Perlin
NPM. 2017 41 022

Telah Diuji Pada Hari Rabu, tanggal 9 September 2020


Dan dinyatakan lulus dengan susunan Tim Penguji

Ketua : Suci Rahmani Nurita, S.ST, M.Keb


Sekretaris : Laida Sanilpa Tiwi, S.ST, M.Kes
Anggota : Arifarahmi, S.SiT, M.Keb

Menyetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Suci Rahmani Nurita, S.ST, M.Keb Laida Sanilpa Tiwi, S.ST, M.Kes
NIDN. 1028068503 NIDN. 1001018508

Mengetahui
Ketua STIKBA Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Dr. Filius Chandra, SE, MM Gustina, S.ST, M.Keb


NIDN. 1013016902 NIDN. 0001087010

iv
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Yeyenti Perlin


NPM : 201741022
Program Studi : D III Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan laporan Tugas
Akhir saya yang berjudul:

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. D


DI BPM ROSMALA AINI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAAL MERAH II
KOTA JAMBI TAHUN 2020

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Jambi, Agustus 2020


Penulis

Yeyenti Perlin
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan kebidanan komprehensif pada NY. D di BPM Rosmala Aini Wilayah Kerja
Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi Tahun 2020”.
Penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, baik berupa bimbingan ataupun
dorongan secara moril maupun materil dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Untuk itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Filius Chandra, SE, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Baiturrahim Jambi.
2. Bapak Ariyanto, S.KM, M.Kes selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Baiturrahim Jambi.
3. Ibu Salvita Fitriani, S.KM, M.KM selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Baiturrahim Jambi.
4. Ibu Gustina, M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi.
5. Ibu Arifarahmi, M.Keb selaku penguji utama yang telah bersedia memberi saran
dan masukan demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.
6. Ibu Suci Rahmani Nurita, M.Keb selaku pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan dorongan dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini.
7. Ibu Laida Sanilpa Tiwi, S.ST, M.Kes selaku pembimbing II yang turut
meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan yang sangat
bermakna dalam kesempurnaan pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
8. Ibu Bidan Rosmala Aini, selaku Kepala di BPM Rosmala Aini tempat penulis
dalam mengambil kasus dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif.
9. Ny. D selaku pasien yang telah bersedia menjadi pasien komunitas sehingga
penulis dalam memberikan asuhan sejak hamil sampai dengan keluarga
berencana.
10. Orang tuaku yang telah membantu penulis dalam bentuk moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan hasil Laporan Tugas Akhir ini.
11. Seluruh Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Baiturrahim Jambi.
12. Rekan-rekan Mahasiswa jurusan D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Baiturrahim Jambi yang telah membantu dengan setia dalam
kebersamaan menggali ilmu.
Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan support yang tiada hentinya sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan
Laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir
ini dapat bermanfaaat bagi kita semua.

Jambi, Agustus 2020


Penulis

Yeyenti Perlin
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM.................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Batasan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Penyusunan Laporan Tugas Akhir.............................. 4
D. Manfaat................................................................................... 5
E. Ruang Lingkup........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori Klinis............................................................................. 7
1. Kehamilan.......................................................................... 7
2. Persalinan........................................................................... 19
3. Nifas................................................................................... 24
4. Bayi Baru Lahir.................................................................. 32
5. Keluarga Berencana........................................................... 37
B. Kerangka Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Menggunakan Manajemen Varney......................................
42

BAB III METODE LAPORAN KASUS


A. Desain Laporan Tugas Akhir.................................................. 47
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Asuhan................................ 47
C. Subjek Laporan Tugas Akhir.................................................. 47
D. Instrumen Laporan Tugas Akhir............................................. 47
E. Teknik pengumpulan Data...................................................... 48
F. Alat dan Bahan Serta Etika penelitian pada laporan tugas akhir 48

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


A.Tinjauan Kasus ........................................................................ 50
1. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil............................................. 50
2. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin.......................................... 64
3. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.............................................. 76
4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir................................... 80
5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berenana............................... 85
B.Pembahasan ............................................................................. 90
1. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil............................................. 90
2. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin.......................................... 92
3. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.............................................. 96
4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir................................... 96
5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berenana............................... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A.Kesimpulan ............................................................................. 99
B.Saran ........................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

2.1. Tinggi Fundus Uteri Ibu Hamil............................................................... 10


2.2. Pemberian Imunisasi TT......................................................................... 11
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden


2. Permohonan Menjadi Responden
3. Lembar Partograf
4. Catatan Persalinan
5. Dokumentasi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan keadaan
fisiologis yang bisa berubah menjadi keadaan patologis sehingga diperlukan
asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas yakni dengan cara melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur pada masa kehamilan, melakukan
kunjungan antenatal ke petugas kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada TM
I, 1 kali pada TM II dan 2 kali pada TM III , pertolongan persalinan di tenaga
kesehatan, melakukan kunjungan neonatus, ibu pasca bersalin, memilih alat
kontrasepsi yang sesuai pilihan. Indikator untuk mengukur keberhasilan dari
asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas dapat dilihat dari cakupan.
Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak sesuai dengan harapan
(Prawirohardjo, 2011)

Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari pada tahun


2015, sekitar 830 perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan dan
kelahiran anak. Penyebab utama kematian adalah perdarahan, hipertensi,
infeksi, dan penyebab tidak langsung. Sebagian besar karena interaksi antara
kondisi medis yang sudah ada sebelumnya dan kehamilan. Dari 830 kematian
ibu sehari-hari, 550 terjadi di sub-Sahara Afrika dan 180 di Asia Selatan.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terjadi sejak tahun
1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian,
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kemenkes RI, 2016).
2

Kematian ibu secara langsung merupakan kematian sebagai akibat


komplikasi kehamilan, persalinan atau masa nifas, dan segala intervensi atau
penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut sedangkan kematian ibu
tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit
yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan.
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian langsung. Pola
penyebab kematian langsung yaitu perdarahan (25%) biasanya perdarahan
post partum, sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet
(8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab-sebab lain (8%)
(Prawirohardjo, 2011).
AKI dapat dicegah dengan melakukan asuhan antenatal, karena asuhan
antenatal yang baik sangat penting untuk hasil kehamilan yang baik karena
sebagian besar dari kematian ibu bisa dicegah melalui asuhan antenatal,
intranatal, dan postnatal yang bermutu tinggi (Hanni, 2010).
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga
kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi
frekuensi pelayanan antenatal adalah 4 kali selama kehamilan, dengan
ketentuan pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu minimal 1 kali pada
triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga
dan pelayanan antenatal care merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk selama masa kehamilannya, dilaksanakannya sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang berkompeten. Pelayanan antenatal yang
sesuai standar meliputi timbang berat badan, pengukuran tinggi badan,
tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri
menentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ), skrining status
imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila
diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan,
test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara
(konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan (Kemenkes RI, 2010).
3

Pelayanan kesehatan juga berkaitan dengan masalah persalinan, analisis


persalinan ibu yang dilakukan direktorat bina kesehatan ibu pada tahun 2010
membuktikan bahwa kematian ibu terkait dengan pertolongan persalinan dan
tempat atau fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
terbukti sangat berpengaruh terhadap turunnya risiko kematian ibu, demikian
pula dengan tempat dan fasilitas persalinan, jika persalinan dilakukan di
fasilitas kesehatan tentu akan menekan risiko kematian ibu. Kementerian
Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan kebijakan bahwa seluruh
persalinan harus ditolong tenaga kesehatan dan difasilitas pelayanan
kesehatam (Kemenkes RI, 2015).
Semakin meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas
(sekitar 60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis yang
lebih baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit empat kali
dilakukan kunjungan masa nifas untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir
juga untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang
terjadi (Yanti, 2011).
Keluarga berencana dapat mewujudkan keluarga berkualitas melalui
promosi, perlindungan dan bantuan mewujudkan hak-hak reproduksi serta
menyelenggarakan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan
untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, untuk wanita
berusia minimal 20 tahun dan laki-laki berusia minimal 24 tahun, mengatur
jumlah, jarak dan usia ideal, mengatur kehamilan, membina ketahanan dan
kesejahteraan keluarga (BKKBN, 2017).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat laporan
tugas akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. N di
BPM Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi tahun
2020” untuk memberikan asuhan yang berkesinambungan bagi ibu mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir/neonatus dan KB sehingga tidak
terjadi kondisi yang abnormal selama masa tersebut.
4

B. Batasan Masalah
Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal,
namun memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang
abnormal atau kematian. Kematian ibu bisa terjadi karena keterlambatan dan
di perlukan asuhan yang komprehensif sebagai salah satu cara untuk
menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu). Berdasarkan uraian latar belakang
di atas, maka batasan masalah studi kasus adalah bagaimana asuhan
kebidanan komprehensif dari hamil trimester III hingga pelayanan keluarga
berencana yang sesuai standar pelayanan kebidann pada Ny. D di BPM
Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi tahun 2020?

C. Tujuan Penulisan Penyusunan LTA


1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. D
di BPM Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota
Jambi tahun 2020 yang meliputi asuhan kehamilan trimester III, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana dengan
menggunakan kerangka berfikir 7 langkah Varney dan standar kompetensi
bidan yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data pada ibu
hamil, bersalin, nifas, BBL/bayi baru lahir dan Keluarga Berencana pada
Ny D di BPM Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II
Kota Jambi tahun 2020.
b. Mampu menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa
masalah dan kebutuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir/
neonatus dan Keluarga Berencana pada Ny D di BPM Rosmala Aini
Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi tahun 2020.
5

c. Mampu menganalisis dan menentukan diagnosa dan masalah potensial


pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL/ bayi baru lahir dan Keluarga
Berencana pada Ny D di BPM Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas
Paal Merah II Kota Jambi tahun 2020.
d. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik mandiri,
kolaborasi maupun rujukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, BBL/ bayi baru lahir dan Keluarga Berencana
pada Ny D di BPM Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal
Merah II Kota Jambi tahun 2020.
e. Mampu menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat danrasional
berdasarkan kebutuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL/ bayi baru
lahir dan Keluarga Berencana pada Ny D di BPM Rosmala Aini
Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi tahun 2020.
f. Mampu menerapkan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan sesuai
dengan rencana yang efisien dan aman pada ibu hamil, bersalin, nifas,
BBL/ bayi baru lahir dan Keluarga Berencana pada Ny D di BPM
Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi
tahun 2020.
g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL/
bayi baru lahir dan Keluarga Berencana pada Ny D di BPM Rosmala
Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi tahun 2020.
h. Mampu mendokumentasikan asuhan pelayanan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, BBL/ bayi baru lahir dan Keluarga Berencana
pada Ny D di BPM Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal
Merah II Kota Jambi tahun 2020.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi
bagi perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pembahasan
asuhan komprehensif
6

2. Manfaat aplikatif
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
asuhan kebidanan pada ibu hamil pada trimester III, ibu bersalin,
ibu nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan keluarga berencana.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai evaluasi dalam proses pembelajaran mahasiswa dan
bahan masukan untuk Prodi DIII Kebidanan STIKBA Jambi dalam
mengaplikasikan dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
memberikan asuhan kebidanan komprehensif.
c. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi dan motivasi bagi masyarakat, bahwa
pentingnya pemeriksaan dan pemantauan kesehatan khususnya
asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan pelayanan keluarga berencana (KB) agar dapat melayani
dengan baik dengan adanya pelayanan continuity of care sehingga
dapat mengantisipasi bila terjadi kelainan atau penyulit.

E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan continuity of care ini adalah Ny ‘D’ di BPM
Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi.
Mulai dari kehamilan trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
KB yang dilakukan sesuai standart asuhan kebidanan.
2. Tempat
Pelaksanaan Asuhan dilaksanakan di BPM Rosmala Aini
Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi.
3. Waktu
7

Asuhan Kebidanan dimulai pada tanggal 23 Oktober 2019 s/d


11 April 2020.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Klinis
1. Kehamilan
a) Defenisi kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. Menurut Federasi
Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2011).
b) Tujuan Asuhan Kebidanan
Menurut Sulistyawati (2011), asuhan kebidanan terdapat 6
tujuan, yaitu :
1) Memantau kemaujuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan
tumbuh kembang janin
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta
social ibu dan bayi
3) Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan
komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan
4) Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu
maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin
8

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif


berjalan normal
6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
c) Standar Asuhan Kehamilan
Kunjungan Ante-natal Care (ANC) minimal :
1) Satu kali pada trimester I (usia7 kehamilan 0-13 minggu)
2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)
3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)
(Sulistyawati, 2011)
d) Hak-hak Wanita Hamil
1) Memperoleh pendidikan dan informasi
2) Mendapat jaminan dari pemerintah untuk mendapatkan yang benar
dari suatu kehamilan tanpa risiko yang berarti
3) Memperoleh gizi yang cukup
4) Wanita bekerja berhak untuk tidak dikeluarkan dari pekerjaannya
5) Berhak untuk tidak mendapatkan perlakuan diskriminasi dan
hukuman, seperti dikucilkan oleh masyarakat akibat mengalami
gangguan kehamilan.
6) Berhak ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
kesehatan diri dan bayinya. (Sulistyawati, 2011)
e) Pelayanan ANC
Menurut Walyani (2015), pelayanan ANC minimal 5 T, meningkat
menjadi 7 T, dan sekarang menjadi 12 T sedangkan untuk daerah gondok
dan endemik malaria menjadi 14 T yaitu:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran
<145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang berkunjung untuk
mengetahuai kenaikan berat badan dan penurunan berat badan.
Kenaikan berat badan ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai
16 kg
9

Secara perlahan berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan antara
9-13 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 kg per minggu atau 2
kg dalam satu bulan. Penambahan berat badan paling banyak terjadi
pada trimester ke II kehamilan. Pertanda bahaya (Hani, 2010):
a. Tubuh ibu sangat kurus atau tidak bertambah (paling sedikit 9 kg)
selama kehamilan.
b. Tubuh ibu sangat gemuk atau bertambah lebih dari 19 kg selama
kehamilan.
c. Berat badan ibu naik secara tiba-tiba lebih dari 0,5 kg dalam satu
minggu atau lebih dari 2 kg dalam satu bulan.
2) Ukur tekanan darah.
Tekanan darah normal antara 90/60 hingga 140/90 mmHg dan
tidak banyak meningkat selama kehamilan. Tekanan darah adalah
ukuran kencangnya darah menekan bagian pembuluh darah. (vena dan
arteri). Tekanan darah tinggi menyebabkan banyak masalah dalam
kehamilan, aliran darah dari plasenta ke bayi juga mengalami gangguan
sehingga penyaluran oksigen serta makanan terhambat, yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan (IUFD) dan sebgaainya (Hani,
2010).
Tekanan darah diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau
berkunjung. Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk
mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah
yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan
preeklamsia. Apabila turun dibawah normal diwaspadai ke arah anemia
(Pantikawati, 2010).
3) Pengukuran tinggi fundus uteri.
Uterus semakin lama semakin membesar seiring dengan
penambahan usia kehamilan, pemeriksaan tinggi fundus uteri dilkaukan
dengan membandingkan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan
diukur dengan menggunakan palpasi (metode jari) atau meteran
terhadap TFU (Hani, 2010).
10

Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
No Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan dalam
(cm) Minggu
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40

4) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.


Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan
nifas karena masa kehamilan emningkat seiring dengan pertumbuhan
janin
5) Pemberian Imunisasi TT.
Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan pada ibu hamil guna
memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus (Tetanus
Neonaturum) pada saat persalinan maupun post natal. Bila seorang
wanita selama kehidupannya mendapatkan imunisasi sebanyak lima
kali berarti akan mendapatkan kekebalan seumur hidup dengan periode
waktu tertentu terhadap penyakit tetanus. Menurut WHO jika ibu hamil
belum pernah mendapatkan imunisasi TT selama hidupnya maka ibu
tersebut minimal paling sedikit dua kali injeksi selama kehamilan
(pertama saat kunjungan antenatal pertama dan kedua empat minggu
setelah kunjungan pertama). Dosis terakhir sebaiknya diberikan
sebelum dua minggu persalinan untuk mendapatkan evektifits dari obat
(Hani, 2010).
11

Tabel 2.2
Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval Lama %
(Selang Perlindungan Perlindungan
Waktu
minimal)
TT 1 Pada - -
kunjungan
antenatal
pertama
TT 2 4 minggu 3 tahun 80
setelah TT 1
TT 3 6 bulan setelah 5 tahun 95
TT 2
TT 4 1 tahun setelah 10 tahun 99
TT 3
TT 5 1 Tahun 25 tahun/seumur 99
setelah TT 4 hidup

6) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)


Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama
kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah
salah satu upaya mendeteksi anemia pada ibu hamil
7) Pemeriksaan protein urine
Untuk mengetahui adanya protein urine dalam urine ibu hamil. Protein
urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia
8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) untuk
mengetahui adanya penyakit menular seksual
9) Pemeriksaan Urine Reduksi
12

Dilakukan pemeriksana urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu


yang terindikasi penyakit gula atau diabetes mellitus atau riwayat
penyakit gula keluarga
10) Perawatan Payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara
yang ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara
adalah:

a) Menjaga kebersihan payudara


b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting suus (pada puting
suus terbenam)
c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar
d) Mempersiapkan ibu dlam laktasi.]\
Perawatan payudara dialkukan 2 kali sehari sebelum mandi dan
mulai pada kehamilan 6 bulan
11) Senam Ibu hamil
Bermanfaat membantu ibu dlama persalinan dan mempercepat
pemulihan serta melahirkan.
12) Pemberian obat malaria
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk ibu hamil di daerah
yang endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu
panas tinggi disertai menggigil
13) Pemberian Kapsul minyak Beryodium
Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana
tanah dan air tidak mengandung unsur yodium akibat kekurangan
yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan
gangguan fungsi mental, gangguan pendengaran, gangguan
pertumbuhan dan gangguan kadar hormon yang rendah
14) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
13

Temu wicara mengenai persiapan tentang segala sesuatu yang


ekmungkinan terjadi selama kehamilan penting dilakukan. Hal ini
penting karena bila terjadi komplikasi selama kehamilan penting
dilakukan. Hal ini penting karena bila terjadi komplikasi selama
kehamilan ibu dapat segera mendapat pertolongan dengan cepat
(Walyani, 2015).

f. Tanda-tanda Kehamilan
Tanda-tanda dan gejala kehamilan:
1) Tanda-tanda presumtif
a) Amenorea (tidak mendapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terahir (HPHT)
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari
Naegele: TTP= (HPHT+7) dan (bulan HT-3) dan (tahun HT+1).
b) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari,
disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan
muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis
gravidarum.
c) Mengidam (ingin makanan khusus) Ibu hamil sering meminta
makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan
triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu bau-bauan.
d) Pingsan Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan
padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.
e) Tidak ada selera makanan (anoreksia) Hanya berlangsung pada
triwulan pertama kehamilan, kemudian napsu makan timbul
kembali.
14

f) Lelah (fatigue)
g) Payudara membesar, tegang, dan sakit nyeri, disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.
h) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan, gelaja tersebut muncul kembali karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
i) Konstipasi/Obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh
pengaruh hormon steroid.
j) Epulisi : hipertrofi papila gingifalis.
k) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon Kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher,
dan dinding perut (linea nigra = grisea)
l) Epulis : hipertrofi papila gingivalis.
m) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan
vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi rahim
c) Tanda hegar : ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak
pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6
minggu.
d) Tanda chadwick : perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat
di porsio, vagina, dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran
vena karena peningkatan kadar estrogen.
e) Tanda piskacek : Pembesaran dan pelunakan rahim kesalah satu
sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina. Biasanya, tanda ini
ditemukan diusia kehamilan 7-8 minggu.
f) Kontraksi kecil uterus jika dirangsang = Braxton-Hicks.
15

g) Teraba ballotement.
3) Reaksi kehamilan positif.
Tanda pasti (tanda positif)
a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga
bagian-bagian janin.
b) Denyut jantung janin
(1) Didengar dengan stetoskop-monoaural Laenneck
(2) Dicatat dan didengar dengan alat dopler, dicatat dengan feto-
elektrokardiogram, dilihat pada ultrasonografi.
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen (Mochtar, 2012)
g. Perubahan fisiologis masa kehamilan
Perubahan fisiologis masa kehamilan adalah sebagai berikut
(Rukiyah, 2013):
1) Perubahan Uterus
Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama dibawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pada
kehamilan 8 minggu uterus membesar, sebesar telur bebek, pada
kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa, pada 16 minggu sebesar
kepala bayi, dan ketika usia kehamilan sudah aterm dan
pertumbuhan janin normal berat menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan.
2) Serviks Uteri
Perubahan ditentukan sebulan setelah konsepsi, perubahan
kekenyalan, tanda goodel serviks menjadi lunak, warna menjadi
biru, membesar (oedema) pembuluh darah meningkat, lendir
menutupi osteum uteri, serviks menjadi lebih mengkilap.
3) Segmen Bawah Uterus
Segmen Bawah Uterus berkembang dari bagian atas kanalis
servikalis setinggi ostium interna bersama – sama isthmus uteri.
4) Kontraksi Braxton Hick
16

Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa


rasa nyeri di sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barangkali
membantu sirkulasi darah dalam plasenta.
5) Vagina dan Vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami
perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina
dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livid) disebut tanda
Chadwick.
6). Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum
yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif
minimal.
7) Mammae
Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi
laktasi disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, progesteron,
laktogen plasental dan prolaktin. Ukuran dan berat payudara
meningkat hingga mencapai 500 gram untuk masing-masing
payudara.
8) Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh–
pembuluh darah yang membesar juga. Selama masa hamil terjadi
percepatan produksi sel darah merah. Persentasi bergantung pada
jumlah besi yang tersedia.
9) Perubahan Berat Badan Ibu
Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar
6,5-16,5 kg.
h. Komplikasi Kehamilan Trimester III
17

Komplikasi yang dapat terjadi pada masa kehamilan trimester III


yaitu:
1) Komplikasi pada kehamilan Trimester III
a) Persalinan Prematuritas
Persalinan prematuritas (prematur) adalah persalinan yang
terjadi di antara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan
lahir kurang dari 2,5 kg. Persalinan prematuritas merupakan masalah
besar karena berat janin kurang dari 2,5 kg dan umur kurang dari 36
minggu, dengan demikian alat-alat vital belum sempurna.
b) Kehamilan Ganda (Kembar)
Beberapa pengaruh yang merugikan bagi ibu yang mengalami
Pengaruh hamil ganda terhadap ibu adalah ibu harus
memerlukan hamil ganda.
(1) Pengaruh hamil ganda terhadap ibu.
gizi yang lebih banyak, sehingga tumbuh kembang janin mencapai
cukup bulan, pada hamil muda sering terjadi keluhan yang lebih
hebat, ibu sering cepat lelah, sering terjadi penyulit hamil
(hidramnion, preeklamsia, dan eklamsia), pada saat persalinan
dijumpai kesulitan.
(2) Pengaruh hamil ganda terhadap janin.
Pengaruh hamil ganda terhadap janin adalah dapat terjadi
persalinan prematur, janin dengan anemia atau BBLR, dan
pelepasan plasenta sebelum waktunya setelah persalinan anak
petama dapat terjadi yang membahayakan janin kedua.
c) Kehamilan dengan perdarahan
Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang
membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Perdarahan yang dapat
membahayakan dan berhubungan dengan trimester ketiga adalah
perdarahan karena plasenta previa, solusio plasenta, pecahnya vasa
previa, serta pecahnya sinus marginalis.
(1) Solusio plasenta.
18

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat


implantasinya yang normal (uterus) sebelum janin dilahirkan.
(2) Plasenta previa.
Plasenta previa adalah keadaan ketika plasenta berimplantasi pada
tempat yang tidak normal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
(3) Perdarahan karena pecahnya vasa previa.
Vasa previa adalah menyilangnya pembuluh darah plasenta yang
berasal dari insersio velamentosa pada kanalis servikalis.
(4) Pecahnya sinus marginalis.
Pecahnya sinus marginalis merupakan perdarahan yang sebagian
besar baru diketahui pada saat persalinan. Perdarahan terjadi tanpa
nyeri dan menjelang pembukaan lengkap.
d) Kehamilan dengan ketuban pecah dini
Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan
membuka peluang terjadinya infeksi langsung pada janin. Selain itu,
gerak janin semakin terbatas.
e) Kehamilan dengan Kematian Janin dalam
Rahim
Penyebab kematian janin dalam rahim adalah sebagai berikut.
(1) Kehamilan di atas usia kehamilan 36 minggu pada ibu dengan
diabetes melitus.
(2) Terjadi lilitan tali pusat yang mematikan.
(3) Terjadi simpul tali pusat (menghambat suplai oksigen dan nutrisi
pada janin serta membatasi gerakan janin.)
(4) Gangguan nutrisi menjelang kehamilan cukup bulan.
(5) Kehamilan dengan perdarahan.
(6) Kehamilan lewat waktu lebih dari 14 hari.
f) Kehamilan lewat waktu persalinan (Serotinus)
Beberapa kerugian dan bahaya kehamilan lewat waktu adalah
sebagai berikut:
19

(1) Janin tampak tua dan keriput. Merupakan tanda-tanda janin lewat
waktu persalinan, karena janin yang kekurangan nutrisi dan oksigen
akan mengalami pengrusakan diri sendiri dengan metabolisme
jaringan lemak bawah kulit.
(2) Air ketuban makin kental, sehingga dapat menimbulkan gangguan
pernapasan saat kelahirannya karena lebih sulit dibersihkan.
(3) Bila gangguan terlalu lama dan berat, janin dapat meninggal dalam
rahim.
(4) Janin menjadi lebih besar, karena plasenta yang cukup baik tumbuh
kembangnya sehingga dapat memberikan nutrisi cukup pada janin.
(5) Risiko tinggi untuk persalinan dengan seksio sesaria karena janin
yang semakin besar.
(6)Kerugian pada ibu tidak terlalu besar, kecuali kemungkinan
perslinan dengan tindakan operasi seperti induksi persalinan sampai
dengan operasi sesar.
g) Kehamilan dengan Preeklamsia dan Eklamsia
Gejala klinis preeklamsia ringan adalah sebagai berikut.
(1) Tekanan darah sekitar 140/90 atau kenaikan darah 30 mmHg untuk
sistolik dan 15 mmHg untuk diastolik dengan interval pengukuran
selama 6 jam.
(2)Terdapat pengeluaran protein dalam urine 0,3 g/liter atau kualitatif
+1 atau +2.
(3)Edema (bengkak kaki, tangan, atau lainnya).
(4)Kelainan berat badan lebih dari 1 kg/minggu.
Gejala preeklamsi berat (kelanjutan preeklamsia ringan) adalah
sebagai berikut.
(1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
(2)Pengeluaran protein dalam urine lebih dari sekitar 5 g/24 jam.
(3)Terjadi penurunan produksi urine kurang dari 400 cc/24 jam.
(4)Terdapat edema paru dan sianosis dan terasa sesak napas.
20

(5)Terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri


di bagian daerah perut atas).

2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo,
2010). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir ( Hidayat, 2012).
b. Teori terjadinya persalinan
Teori terjadinya persalinan, yaitu: penurunan kadar progesteron,
teori oxytocin, peregangan otot-otot uterus yang berlebihan ( destended
uterus ), pengaruh janin, teori ptostagalndin. Sebab terjadinya pertus
sampai saat ini masih merupakan teori-teori yan\g kompleks, faktor-faktor
hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus,
pengaruh syaraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang
mengakibatkan partus mulai (Hidayat, 2012).
c. Faktor-faktor yang mempenagruhi persalinan
1) Power (Tenaga yang mendorong anak) His adalah kontraksi otot-otot
rahim pada persalinan:
a) His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan
serviks. Terdiri dari his pembukaan, his pengeluaran dan his
pelepasan uri.
b) His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap servikis
Tenaga mengejan:
a) Kontraksi otot-otot dinding perut
b) Kepala di dasar panggul merangsang mengejan
c) Paling efektif saat kontraksi atau his
2) Passage (Panggul)
Bagian-bagian tulang panggul terdiri dari empat buah
diantaranya:
21

a) Dua Os Coxae
(a) Os ischium
(b) Os pubis
(c) Os sacrum
(d) Os illium
b) Os Cossygis Pelvis mayor disebelah atas pelvis minor, superior
dari linea terminalis.
c) Bagian-bagian pelvis minor

3) Passager ( Janin)
a) Akhir minggu ke-8 janin mulai nampak menyerupai manusia
dewasa, menjadi jelas pada akhir minggu ke 12
b) Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah dapat dikenali
c) Quickening ( terasa gerakan janin pada ibu hamil ) terjadi pada
usia kehamilan 16-20 minggu
d) Denyut jantung janin ( djj ) mulai terdengar pada minggu ke 10-
18
e) Panjang rata-rata janin cukup bulan 50 cm
f) Berat rata-rata janin laki-laki 3400 gram, perempuan 3150 gram
g) Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir sama
4) Plasenta
Merupakan salah satu faktor dengan memperhitungkan implantasi
plasenta pada dinding rahim.
5) Psycologik
Psycologik adalah kondisi psikis klien, tersedianya dorongan positif,
persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi atau
coping (Hidayat, 2012).
d. Tanda-tanda permulaan persalinan
Persalinan menurut Hidayat (2012) dimulai bila ibu sudah dalam
inpartu (saat uterus berkontraksi menyebabkan perubahan pada serviks
membuka dan menipis), berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
22

Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain : perasaan


distensi berkurang (lightening), perubahan serviks, persalinan palsu,
ketuban pecah, bloody show, lonjakan energi, dan gangguan pada saluran
cerna. Terdapat empat kala persalinan yaitu:
1). Kala satu persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan
frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan
pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala satu persalinan
selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm) sehingga
memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan
disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Dalam kala I persalinan
terdapat dua fase yaitu:
a) Fase laten Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahan yang berlangsung hingga
serviks membuka kurang dari 4cm yang pada umumnya fase laten ini
berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b) Fase aktif Dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus
biasanya meningkat (kontrkasi dianggap adekuat bila terjadi lebih
dari 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama lebih dari 40
detik, pembukaan serviks dari 4 cm sampai lengkap biasanya dengan
kecepatan lebih dari 1 cm per jamnya, dan pada fase ini terjadi
penurunan bagian terbawah janin
2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala dua, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-
kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang
panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan
pada rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus
terbuka Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan
perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir
kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung
selama 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2011)
23

3) Kala III (Kala Pengeluaran Uri)


Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang
menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian,
timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit,
seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Tanda-Tanda Lepasnya Plasenta :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
b) Tali pusat memanjang.
c) Semburan darah mendadak dan singkat.
a. Kala IV (Pengawasan)
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan plasenta
lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan
postpartum. Darah yang keluar harus ditakar sebaik-baiknya. Perdarahan
pada persalinan biasanya dikarenakan luka pelepasan plasneta dan robekan
pda serviks dan perineum. Jumlah perdarahan rata-rata yang dianggap
normal adalah 100-300 cc. Apabila perdarahan lebih dari 500 cc, hal
tersebut sudah dianggap abnormal. Evaluasi dan Penatalaksanaan Kala IV
(Prawirohardjo, 2010 dan Mochtar, 2011) :
1) Konsistensi rahim: padat dan keras. Baik atau tidaknya dapat
diketahui dengan palpasi. Bila perlu berikan pemijatan dan
uterotonika: methergin, ergometrin dan pitosin.
2) Perdarahan: ada atau tidak, banyak atau biasa.
3) Kandung kemih: harus kosong.
4) Luka-luka: jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.
5) Uri (plasenta) dan selaput ketuban harus lengkap.
6) Keadaan umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan) dan
rasa nyeri.
24

7) Bayi dalam keadaan baik.


e. Perubahan Fisiologis pada persalinan
1) Perubahan tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan
sistolik rata–rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-
10 mmHg. Diantara kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah akan turun
seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi apabila terjadi
kontraksi.

2) Metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun
anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar
disebabkan karena kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.
Kegiatan metabolisme yang meningkatkan tercermin dengan kenaikan
suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak ouput dan kehilangan
cairan.
3) Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu mencapai
tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan suhu
tubuh normal sekitar 0,5 -1 derajad celcius.
4) Denyut jantung
Denyut jantung selama persalinan akan sedikit naik. Hal ini
mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama
persalinan.
5) Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan dengan sebelum
persalinan, kenaikan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri dan
kekhawatiran.
6) Perubahan renal
25

Polyuri sering terjadi selama masa persalinan. Kandung kemih harus


sering dikontrol ( setiap 2 jam ) agar tidak menghambat penurunan bagian
trendah janin.
7) Perubahan Gastrointestinal
Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat
berkurang dan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama
persalinan dan menyebabkan konstipasi.
8) Perubahan Hematologis
Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/ 100 ml selama persalinan dan
kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan
apabila tidak terjadi kehilangan darah saat persalinan (Hidayat, 2012)
3. Masa Nifas
a. Definisi
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula
sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu atau + 40 hari. Waktu
mulai tertentu setelah melahirkan seorang anak dalam bahasa latin
puerperium. Secara termologi puer berarti bayi dan parous adalah
melahirkan. Jadi puer perium adalah masa setelah melahirkan bayi dan
bisa disebut juga dengan masa pulih kembali dengan maksud pulihnya
alat reproduksi sebelum hamil (Sutanto, 2018).
Masa nifas (Puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil (Saleha, 2009:2). Masa nifas merupakan masa selama persalinan
dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya
pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang
normal (Cuningham, 1995 dalam Yanti, 2011)
Masa nifas dimulai setelah 2 jam post partum dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan
26

baik secara fisiologis maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan
(Nurjanah, 2013).
b. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi menjadi tiga tahap, yaitu (Maritalia, 2014):
1) Puerperium Dini
Merupakan masa pemulihan awal dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan. Ibu yang melahirkan pervagina tanpa
komplikasi dalam 6 jam pertamasetelah kala IV dianjurkan untuk
mobilisasi segera.

2) Puerperium Intermedial
Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi secara
berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa ini
berlangsung selama kurang lebih enam minggu atau 42 hari.
3) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali keadaan
sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi. Rentang waktu remote puerperium berbeda
untuk setiap ibu tergantung dari berat ringannya
c. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis.
2) Melaksanakan skrining secara kopherensif, deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi
serta perawatan bayi sehari-hari.
4) Memberikan pelayanan KB
5) Pendapatkan pendekatan emosi (Maritalia, 2014)
d. Komplikasi Masa nifas
27

1) Infeksi Masa Nifas


Infeksi nifas adalah peradangan yang terjadi pada organ
reproduksi yang disebabkan oleh masuknya miroorganisme atau
virus ke dalam organ reproduksi tersebut selama proses persalinan
dan masa nifas. Mikroorganisme penyebab infeksi nifas dapat
berasal dari eksogendan endogen. Beberapa mikroorganisme yang
sering menyebabkan infeksi masa nifas adalah streptococcus,
bacil coli dan staphylococcus (Maritalia, 2014).
Ibu dengan infeksi masa nifas ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh di atas 380C yang terjadi selama 2 hari berturut-turut.
Adapun faktor predisposisi infeksi nifas diantaranya perdarahan,
trauma persalinan, partus lama, retensio plasenta serta keadaan
umum ibu yang buruk (anemia dan malnutrisi) (Maritalia, 2014).
Macam-macam infeksi masa nifas diantara (Maritalia, 2014):
a) Endometriosis
Endometriosis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi
pada endometrium. Infeksi ini merupakan jenis infeksi yang paing
sering terjadi pada masa nifas. Mikroorganisme masuk ke
endometrium melaui luka bekas insersio plasenta dan dalam waktu
singkat dapat menyebar ke seluruh endometrium (Maritalia, 2014).
b) Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi pada
peritonium (selaput dinding perut). Pada masa nifas peritonitis
terjadi akibat menyebarnya atau meluasnya infeksi yang terjadi
akibat menyebarnya atau meluasnya infeksi yang terjadi pada
uterus melalui pembuluh limfe. Berbeda dengan peritonitis umum,
peritonitis ini biasanya hanya terbatas pada daerah pelvis sehingga
gejalanya tidak seberat pada peritonitis umum ((Maritalia, 2014).
c) Mastitis
Mastitis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi pada
payudara atau mamae. Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan
28

peradangan pada mammae terutama pad aprimipara. Penyebab


infeksi yang paling sering adalah staphilococcus aureus.
Manifestasi klinik atau tanda-tanda ibu yang mengalami mastitis
adalah rasa panas dingin disertai dengan peningkatan suhu tubuh,
lesu, dan tidak ada nafsu makan, mammae membesar dan nyeri
lokal, kulit merah membengkak, dan nyeri pada perabaan.
d) Thrombophlebitis
Tromboplebitis adalah penjalaran infeksi melalui vena. Hal
ini terjadi pada masa nifas karena terbukanya vena-vena selama
proses persalinan sehingga memudahkan masuknya
mikroorganisme pathogen.
e) Infeksi Luka Perinium
Infeksi luka perinium adalah infeksi yang terjadi akibat
masuknya mikroorganisme ke dalam luka perinium dapat terjadi
karena episiotomy atau rupture/robek pada saat proses persalinan.
Luka perinium yang mengalami infeksi akan terasa lebih nyeri,
merah dan bengkak. Bila tidak segera ditangani lukanya akan
melebar, terbuka dan mengeluarkan getah bernanah
2) Perdarahan Post Partum
Perdarahan post partum adalah peradrahan yang terjadi pada
jalan lahir yang volumenya lebih dari 500 ml dan berlangsung dalam
24 jam setelah lahir. Menurut waktu terjadinya perdarahan post
partum dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
a) Post partum dini (early post partum) atau disebut juga perdarahan
post partum blues. Perdarahan pada post partum primer terjadi
dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir.
b) Post Partum Lanjut (Late Post Partum) atau disebut juga
perdarahan post partum sekunder. Terjadi setelah 24 jam pertama
sejak bayi lahir. Perdarahan post partum dapat disebabkan oleh
ebberapa faktor, diantaranya:
1) Atonia Uteri
29

Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus gagal


berkontraksi dengan baik setelah persalinan. Penyebab atonia
uteri antara lain:
a) Umur ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau
terlalu tua (lebih dari 40 tahun).
b) Status Paritas (multipara dan grande multi)
c) Partus lama atau partus tak maju
d) Uterus terlalu regang atau besar (pada kehamilan kembar
atau bayi besar)
e) Kelainan uterus
f) Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap status
gizi ibu.
2) Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta
belum lahir dalam waktu lebih dari 30 menit setelah bayi lahir.
Retensio plasenta sering juga diartikan sebagai tertahannya
uterus. Retensio plasenta dapat terjadi karena kontrasksi uterus
tidka kuat selama proses persalinan sehingga plasenta tidak
dapat lepas dari dinding uterus.
3) Inversio Uteri
Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana fundus uteri
terbalik sebagian atau seluruhnya ke dalam kavum uteri.
Penyebabnya adalah uterus lembek dan lemah (tidak
berkontraksi), grandemultipara, kelemahan pada organ
reproduksi, meningkatnya tekanan intra abdominal.
4) Robekan Jalan Lahir
Robekan jalan lahir merupakan laserasi atau luka yang
terjadi disepanjang jalan lahir (perinium) akibat proses
persalinan. Robekan jalan lahir sering tidak diketahui sehingga
tidak ditangani dnegan baik. Penyebab perdarahan post partum
30

yang kedua setelah retensio plasenta adalah robekan jalan


lahir.
5) Tertinggalnya sebagian sisa plasenta dalam uterus
Sisa plasenta yang dalam uterus dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan. Bagian plasenta yang masih menempel
pada dinding uterus mengakibatkan kontraksi uterus tidak
adekuat sehingga pembuluh darah yang terbuka pad dinding
uterus tidak berkontraksi/terjepit dengan sempurna.

e. Tanda Bahaya Masa Nifas


Berikut ini adalah beberapa tanda bahaya dalam masa nifas yang
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mendeteksi secara dini komplikasi
yang mungkin terjadi.
1) Adanya tanda-tanda infeksi puerperalis
Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu diagnosa awal yang
masih membutuhkan diagnosa lebih alnjut untuk menentukan apakah
ibu bersalin mengalami gangguan payudara, perdarahan bahkan
infeksi karena keadaan-keadaan tersebut sama-sama mempunyai
gejala peningkatan suhu tubuh. Oleh karena itu, bidan perlu
melakukan pemeriksaan gejala lain yang mengikuti gejala demam ini.
2) Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal
dari flora normal perinium. Pada msa nifas dini, sentivitas kandung
kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun
akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal.
3) Sembelit atau hemoroid
Asuhan yang diberikan untuk emngurangi rasa nyeri seperti
langkah-langkah berikut:
a) Memasukan kembali hemoroid yang keluar ke dalam rektum
31

b) Rendam duduk dengan air hangat atau dingin sedalam 10-15


menit selama 30 menit, 2-3 kali sehari.
c) Meletakkan kantong es pada daerah anus
d) Berbaring miring
e) Minum lebih banyak dan makan dengan diet tinggi serat
f) Pengobatan supositoria
4) Sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur
Kondisi sakit kepala nyeri epigastrik dan penglihatan kabur
biasanya dialami ibu yang baru melahirkan sering mengeluh sakit
kepala hebat dan penglihatan kabur.
a) Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah dan pernapasan
b) Jika ibu tidak bernapas, lakukan pemeriksaan ventilasi dengan
masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu. Selain itu, jika
ditemui nafas dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan berikan
oksigen 4-6 liter permenit.
c) Jika pasien tidak sadar atau koma bebaskan jalan nafas, baringkan
pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.
5) Perdarahan vagina luar biasa
Perdarahan terjadi terus emnerus atau tiba-tiba bertambah
banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan
penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam). Penyebab
perdarahan ini kemungkinan adalah terdapatnya siisa plasenta atau
selaput ketuban (pada grandemultipara dan pada kelainan bentuk
implantasi plasenta), infeksi pada endometrium dan sebagian kecil
terjadi dalam bentuk mioma uteri bersamaan dengan kehamilan dan
inversio uteri. Penanganan: berkonsultasi dengan dokter untuk
menegtahui kondisi pasien sehingga dapat memberikan pelayanan
medis yang bermutu untuk masyarakat.
6) Lokhea berbau busuk dan disertai dengan nyeri abdomen atau
punggung
32

Gejala tersebut biasanya mengindikasikan adanya infeksi umum.


Melalui gambaran klinis, bidan dapat menegakkan diagnosis infeksi
kala nifas. Pada kasusu infeksi ringan bidan dapat memebrikan
pengobatan sedangkan infeksi kala nifas yang berat sebaiknya bidan
berkonsultasi atau merujuk penderita.
7) Puting Susu Lecet
Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu saat
menyusui. Selain itu, dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-
celah. Retakan pada puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48
jam. Penyebab puting susu
a) Teknik menyusui tidak benar
b) Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol, atau zat iritan lain
saat ibu membersihkan puting susu
c) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting suus ibu.
d) Bayi dengan tali lidah pendek
e) Cara menghentikan menyusui kurang tepat.
8) Bendungan ASI
Keadaan abnormal pada payudara umumnya terjadi akibat
sumbatan pada saluran ASI atau karena tidak dikosongkan payudara
seluruhnya. Hal tersebut banyak terjadi pada ibu yang baru pertama
kali melahirkan. Bendungan ASI dapat terjadi dapat terjadi karena
payudara tidak dikosongkan sebab ibu merasa beklum terbiasa dalam
menyusui dan merasa taku puting susu lecet apabila menysuui. Peran
bidan dalam mendampingi ibu menysuui untuk terus menysuyi
bayinya.
9) Edema, sakit, dan panas pad atungkai
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada
vena-vena maupun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin
lebih sering mengalaminya.
10) Pembangkakan di wajah atau di atangan
33

Pembengkakan dapat ditangani dengan penanganan diantaranya


periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, periksa apakah
tulang kering, pergelangan kaki dan kaki edema.
11) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas
karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat,
susu, kopi atau teh yang bergula. Apabnila ibu menghindaki makanan
berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan
lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses
persalinan.
12) Merasa sangat sedih atau tidak ammpu mengasuh sendiri.
Perasaan ini biasanya dialami oleh ibu yang merasa tidak
mampu mengasuh bayinya maupun diri sendiri. Pada minggu-minggu
awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu postpartum
cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada
umumnya seperti merasa sedih.

4. Bayi Baru Lahir


a. Definisi
Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia kehamilan37
minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahirnya 2500 gramsampai
dengan 4000 gram, lahir langsung menangis, dan tidak adakelainan
kongenital (cacat bawaan) yang berat (Sondakh,2013).
1) Ciri-ciri
Bayi yang baru lahir normal dan sehat memilikiciri sebagai
berikut:
1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.
2) Panjang badan bayi 48-50 cm.
3) Lingkar dada bayi 32-34 cm.
4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm.
34

5) Bunyi jantung dalam menit pertama 180 kali/menit kemudian turun


sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.
6) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit
disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
intrkostakal, serta rintihan hanya berlansung 10-15 menit.
7) Kulit kemerah-merahan, licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.
8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.
9) Kuku telah agak panjang dan lemas.
10) Genetalia: tetis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).
11) Reflex isap, menelan dan moro telah terbentuk.
12) Eliminasi urin dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket (Sondakh, 2013)
2) Penilaian Bayi Baru Lahir
Cara mengkaji nilai Apgar adalah sebagai berikut (Sondakh,
2013):
1) Observasi tampilan bayi
2) Hitung frekuensi jantung dengan memalpasi umbilicus atau meraba
bagian atas dada bayi di bagian apeks 2 jari.
3) Respons bayi terhadap stimulus juga harus diperiksa, yaitu respons
terhadap rasa haus atau sentuhan. Pada bayi yang sedang
diresusitasi, dapat berupa respons terhadap penggunaan kateter
oksigen atau pengisapan.
4) Observasi tonus otot bayi dengan mengobservasi jumlah aktivitas
dan tingkat fleksi ekstremitas.
5) Observasi upaya bernapas yang dilakukan bayi.
Sedangkan prosedur penilaian Apgar adalah sebagai berikut
(Sondakh, 2013) :
35

1) Pastikan bahwa pencahayaan baik, sehingga


visualisasi warna dapat dilakukan dengan baik, dan pastikan
adanya akses yang baik ke bayi.
2) Catat waktu kelahiran, tunggu 1 menit,
kemudian lakukan pengkajian pertama. Kaji kelima variabel
dengan cepat dan simultan, kemudian jumlahkan hasilnya.
3) Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat
sesuai dengan hasilnya, misalnya bayi dengan nilai 0-3
memerlukan tindakan resusitasi dengan segera.
4) Ulangi pada menit kelima. Skor harus naik
bila nilai sebelumnya 8 atau kurang.
5) Ulangi lagi pada menit kesepuluh.
6) Dokumentasikan hasilnya dan lakukan
tindakan yang sesuai.
3) Manajemen Bayi Baru Lahir
1) Jaga bayi tetap hangat
2) Hisap lender dari mulut danhidung (hanya jika perlu)
3) Keringkan
4) Pemantauan tanda bahaya
5) Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira
2 menit setelah lahir
6) Lakukan IMD : adalah proses bayi menyusu segera setelah lahir,
dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri.
7) Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular, di paha kiri
anterolateral setelah inisiasi menyusui dini
8) Beri salep mata antibiotika pada kedua mata
9) Pemeriksaan fisik.
10) Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuscular, di paha kanan
anterolateral, kira-kira1-2 jam setelah pemberian vitamin K1
(Kemenkes RI, 2012)
4) Periode Bayi Baru Lahir
36

Setiap bayi baru lahir akan mengalami periode transisi, yaitu :


1) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama
kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi dengan mengabaikan
usia gastasi atau sifat persalinan atau melahirkan.
2) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir),akan terjadi
oernafasan cepat (dapat mencapai 80 kali/menit) dan pernafasan
cuping hidung yang berlangsung sementara, retraksi, serta suara
seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapt mencapai 180
kali/menit selama beberapa menit kehidupan.
3) Seletah respon awal ini, bayi baru lahir akan menjadi tenang, rileks,
dan jatuh tertidur. Tidur pertama ini (dikenal sebgai fase tidur) terjadi
dalam 2 jam setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit
sampai beberapa jam.
4) Periode kedua reaktivitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai
dengan respon berlabihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit
dari merah mulai menjadi agak sianosis, dan denyut jantung cepat.
5) Lendir mulut mulai dapat menyebabkan masalah yang bermakna,
misalnya terdekat/aspirasi, tercekik, dan batuk. (Sondakh J, 2013).
5) Kunjungan Neonatus
Kunjungan Bayi Baru Lahir/Neonatus ada tiga kali kunjungan:
1) Kunjungan pertama (KN 1) : pada usia 6-48 jam
2) Kunjungan pertama (KN 2) : pada usia 3-7 hari
3) Kunjungan pertama (KN 3) : pada usia 8-28 hari
Menurut buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan, (2013) yang dilakukan bidan :

a) Lakukan pemeriksaan fisik, timbang berat badan, periksa suhu, dan


kebiasaan makan bayi.
b) Periksa tanda-tanda infeksi kulit superfisial, seperti nanah keluar
dari umbilikus kemerahan di sekitar umbilikus, adanya lebih dari 10
pustula di kulit, pembengkakan,kemerahan, dan pengerasan kulit.
c) Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilias
37

kesehatan.
d) Pastikan ibu memberikan ASI secara eksklusif.
e) Tingkatkan kebersihan dan rawat kulit, mata, serta tali pusat dengan
baik.
f) Ingatkan orangtua untuk mengurus akte kelahiran bayinya.
g) Rujuk bayi untuk mendapatkan imunisasi pada waktunya.
h) Jelaskan kepada orangtua untuk waspada terhadap tanda bahaya
pada bayinya.
6) Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap Kehidupan Ekstrauteri
Menurut Walyani ( 2016) menjelaskan bahwa Adaptasi Bayi Baru
Lahir terhadap Kehidupan Ekstrauteri adalah sebagai berikut:
1) Sistem Pernapasan
Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami
penekanan yang tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan hilang
dengan tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses mekanis ini menyebabkan
cairan yang ada di dalam paru-paru hilang karena terdorong ke bagian
perifer paru untuk kemudian diabsorpsi. Karena terstimulus oleh sensor
kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi memulai aktivasinafas untuk
pertama kali.
2) Sistem Sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem.
Tindakan ini menyebabkan suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada
dan menyebabkan serangkaian reaksi selanjutnya. Karena tali pusat di
klem, sistem bertekanan rendah yang berada pada unit janin plasenta
terputus sehingga berubah menjadi sistem sirulasi tertutup, bertekanan
tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang terjadi segera setelah tali pusat di
klem adalah peningkatan tahanan pembuluh darah sistemik. Hal ini yang
paling penting adalah peningkatan tahanan pembuluh darah dan tarikan
nafas pertama terjadi secara bersamaan. Oksigen dari napas pertama
terebut menyebabkan sistem pembuluh darah paru berelaksasi dan
terbuka sehingga paru menjadi sistem bertekanan rendah.
38

3) Termoregulasi
Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat yang suhunya
lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila
dibiarka saja dalam suhu kamar 250C maka bayi akan kehilangan panas
melalui evaporasi, konduksi,konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg
BB/menit, berikut adalah penjelasan mengenai konveki,konduksi,radiasi,
dan evaporasi:
4) Konveksi
Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara di sekeliling bayi,
misal BBL diletakkan di dekat pintu atau jendela terbuka.
5) Konduksi
Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak
dengan permukaan yang lebih dingin, misalnya popok atau celana basah
tidak langsung diganti.
6) Radiasi
Panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih
dingin, misalnya diletakkan ditempat dingin.
7) Evaporasi
Cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi dan menguap,
misalnya bayi baru lahir idak langsung dikeringkan dari air ketuban.Suhu
lingkungan yang tidak baik (bayi tidak dapat memepertahankan suhu
tubuhnya sekitar 360C-370C) akan menyebabkan bayi menderit
hipertermi,hipotermi, dan trauma dingin (cold injury).

5. Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Adalah upayah mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
39

1) Mewujudkan keluarga berkualitas melalui promosi, perlindungan dan


bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta
menyelenggarakan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang
diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal.
Untuk wanita berusia minimal 20 tahun dan laki-laki berusia minimal
24 tahun.
2) Mengatur jumlah, jarak dan usia ideal
3) Mengatur kehamilan
4) Membina ketahanan dan kesejahteraan keluarga (BKKBN, 2017)
b. Kontrasepsi
Adalah obat/alat untuk mencegah terjadinya konsepsi (kehamilan).
Jenis kontrasepsi ada 2 macam yaitu kontrasepsi yang mengandung
hormonal (pil, suntik dan implant) dan kontrasepsi non hormonal
(kondom, metode operasi wanita/MOW dan metode operasi pria /MOP)
(BKKBN, 2017).
c. Manfaat Keluarga Berencana
1) Bagi Ibu
a) Mencegah anemia (kurang darah). Kandungan zat besi (Fe) yang
ada pada salah satu kontrasepsi (pil kmbinasi), dapat mencegah
resiko anemia berat, sehingga ibu dapat menjaga kesehatan.
Kesehatan fisik dan kesehatan reproduksinya dengan lebih optimal.
b) Mencegah pendarahan yang terlalu banyak setelah persalinan dan
mempercepat pulihnya kondisi kesehatan rahim.
c) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Dengan berKB
keluarga dapat merencanakan dan mengatur kelahiran anak-
anaknya dengan menghindar kehamilan “4 Terlalu”. Menghindari
kehamilan tidak diinginkan.
d) Meningkatkan keharmonisan keluarga. Dengan berKB ibu
mempunyai kesempatan dan waktu yang cukup luang untuk
memperhatikan kebutuhan suami, melayani suami dengan penuh
kemesraan tanpa rasa takut menjadi hamil. Ibu juga mempunyai
40

waktu cukup untuk merawat dan mendidik anak-anaknya dengan


baik (BKKBN, 2017).
2) Bagi Anak
a) Mencegah kurangnya gizi
KB memberikan peluang pada ibu dalam mempersiapkan
kehamilannya, agar janin yang dikandungnya mendapatkan
kandungan gizi yang sempurna dan dapat lahir aman dan selamat.
b) Tumbuh kembang anak terjamin
Selain hak anak, maka pengaturan jarak kehamilan memberikan
peluang kepada setiap anak untuk mendapatkan perhatian dan kasih
sayang orangtua.
c) Kebutuhan ASI ekslusif 6 bulan terpenuhi tanpa makanan
pendamping selain ASI
Salah satu cara berKB yang mengandalkan pemberian ASI secara
esklusif selama 6 bulan pertama dikenal dengan nama Metode
Amenore Laktasi (MAL). MAL memberikan kesempatan kepada
bayi untuk mendapatkan gizi paling sempurna dalam ASI untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi (BKKBN, 2017).
d. KB pasca persalinan dan pasca keguguran
Merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan
alat/obat dan metode kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan
42 hari atau 6 minggu setelah melahirkan. Metode KB pasca persalinan
(BKKBN, 2017):
1). KB Tradisional
a) Senggama terputus
Cara kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ovulasi sehingga sperma
tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara
sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah.
b) Metode lender serviks atau Metode Ovulasi Billing
Cara kerja
41

(1) Lendir mungkin berubah pada hari yang sama, periksa lender
setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan
sangat basah waktu siang. Setiap malam sebelum tidur,
tentukan tingkat yang paling subur dan beri tanda pada catatan
ibu pada kode yang sesuai.
(2) Pantang sanggama untuk paling sedikit satu siklus sehingga ibu
akan kenali hari-hari lendir, mengenali pola kesuburan dan dan
pola dasar ke tidak suburban ibu dengan bimbingan pelatih /
guru KBA
(3) Hindari sanggama pada waktu haid.hari-hari ini tidak aman
pada siklus pendek, ovulasi dapat terjadi pada hari-hari haid
(4) Pada hari kering setelah haid aman untuk bersenggama selang
satu malam (aturan selang-seling). Ini akan menghindari ibu
bingung dengan cairan sperma dan lendir.
(5) Segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah
muncul, hindari senggama atau kontak seksual. Hari-hari lendir
terutama hari-hari lendir subur adalah tidk aman. (aturan awal
atau jika hari basah, ibu akan memperoleh bayi)
(6) Tandai hari terakhir dengan lendir paling licin dan mulur
dengan tanda X . ini adalah hari puncak, ini adalah hari ovulasi
dan adalah hari paling subur.
(7) Setelah hari puncak hindari senggama untuk 3 hari berikut
siang dan malam. Hari-hari ini adalah tidak aman(aturan
puncak). Mulai dari pagi hari keempat setelah kering, ini
adalah hari-hari aman untuk bersenggama sampai hari haid
berikutnya bila ingin menghindari kehamilan.
(8) Pada siklus yang tidak teratur seperti pasca persalinan atau
pramenopouse maka perlu memperhatikan (pola dasar ketidak
suburan). Dimana ada waktu 1-2 hari subur yang menyelingi
diantara hari-hari tidak subur. Ibu harus mengamati perubahan
ini dan bila PDTS sudah pulih kembali dan berlangsung
42

minimal 3 hari berturut-turut tanpa perubahan maka senggama


dapat dilakukan.
c) Metode Amenore Laktasi (MAL)
2). KB Modern
a) Kondom
Cara Kerja
(1) Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet
yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak
tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.
(2) Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBVdan
HIV / AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain
(khusus) kondom yang terbuat dari lateks dan vinil.
b) Kontrasepsi kombinasi (hormone progesterone)
Cara Kerja
(1) Menekan ovulasi
(2) Mencegah implantasi
(3) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
(4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transpantasi telur dengan
sendirinya akan terganggu juga.
c) Kontrasepsi progestin
Cara kerja
(1) Mecegah ovulasi
(2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma
(3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
(4) Menghambat transportasi garnet oleh tuba
d) Alat kontrasepsi dalam rahim
Cara kerja
(1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
(2) Mempengaruhi fentilasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
43

(3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,


walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fentilasi
(4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
e) Tubektomi dan Vasektomi
Tubektomi adalah dengan mengikat dan atau memotong tuba
fallopi sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa diferensia
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
Pemasangan IUD pasca persalinan dapat dilakukan 10 menit
setelah plasenta lahir sampai 42 hari, dengan maksud untuk
mengatur jarak kelahiran dan menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan.
Kontrasepsi yang paling ideal untuk ibu pasca persainan dan
menyusui adalah dengan tidak menekan produksi ASI yakni alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) / Intra Uterine Device (IUD),
suntikan KB yang 3 bulan, minipil (progestin only) dan kondom.

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


1. Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai dengan standar asuhan
kebidanan berdasarkan Kepmenkes Nomor 938/Menkes/SK/III/2007
adalah:
a.Standar I : Pengkajian
1) Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevendan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengankondisi klien.
44

2)Kriteria Pengkajian :
a) Data tepat, akurat dan lengkap
b) Terdiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa; biodata,keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang
sosial budaya).
c) Data Obektif (hasil Pemeriksaan fisik, prikologis dan
pemeriksaan penunjang.
b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
1) Pernyataan Standar
Bidan menganalisa data yang di peroleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Kriteria Rumusan Diagnosa dan atau Masalah


a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
c.Standar III : Perencanaan
1) Pernyataan Standar
Bidan merencanakan asuhan kebidananberdasarkan diagnosa dan
masalah yang di tegakkan.
2) Kriteria Perencanaan:
a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah
dan kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi, dan
asuhan secara komprehensif.
b) Melibatkan klien / pasien dan atau keluarga
c) Mempertimbangkan kondisi prikologis, sosial
budaya klien/keluarga.
d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan
klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa
asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
45

e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,


sumber daya serta fasilitas yang ada.

d. Standar IV : Implementasi
1) Pernyataan standar
Bidan melaksan akan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
basedkepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
2) Kriteria Perencanaan :
a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-
psiko sosial spiritual-kultural.
b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari
klien dan atau keluarganya (inform consent)
c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
d) Melibatkan klien / pasien dalam setiap tindakan
e) Menjaga privasi klien/pasien
f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara
berkesinambuangan
h) Menggunakan sumber daya , sarana dan fasilitas yang ada
dan sesuai
i) Melakukan tindakan sesuai standar
j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

e. Standar V : Evaluasi
1) Pernyataan Standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai
dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
2) Kriteria Evaluasi :
46

a) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan


asuhan sesuai kondisi klien.
b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada
klien/pasien / keluarga.
c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
d) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/
pasien.
f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
1) Pernyataan Standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan
jelas mengenai keadaan/ kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan :
a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan
pada formulir yang tersedia

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP


c) S adalah data Subjektif, mencatat hasil anamnesa
d) O adalah data Objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
e) A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah
kebidanan
f) Padalah Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan sepert tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi,evaluasi/ follow up dan
rujukan.
2. Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian,
perumusan diagnosa dan ataumasalah kebidanan, perencanaan,
47

implmentasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.


BAB III
METODE LAPORAN TUGAS AKHIR

A. Desain Laporan Tugas Akhir


Desain penulisan laporan tugas akhir yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Laporan ini merupakan suatu laporan
yang dilakukan secara komprehensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu
organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Pada intinya studi kasus adalah meneliti
kehidupan satu atau beberapa komunitas, organisasi (Notoadmodjo, 2010). Studi
kasus lapangan ini adalah asuhan kebidanan komprehensif dimulai dari
kehamilan trimester III dilanjutkan proses persalinan, nifas, BBL, dan KB pada
suatu kasus secara continuity of care.

B. Tempat dan Waktu Pemberian Asuhan


Tempat pelaksanaan asuhan kebidanan secara continuity of care. ini
dilaksanakan di BPM Rosmala Aini, yang bertempat dikelurahan Paal Merah II
KeCamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Waktu pemberian asuhan dimulai dari
tanggal 23 Oktober 2019 s/d 11 April 2020.

C. Subjek Laporan Tugas Akhir


Subjek mengacu pada sesuatu atau seseorang tempat memperoleh data,
fenomena atau keterangan (Notoatmodjo, 2010). Subjek yang digunakan dalam
studi kasus dengan Manajemen Asuhan Kebidanan ni adalah Ny. D mulai
kehamilan trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana di
BPM Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi.

D. Instrumen Pada Laporan Tugas Akhir


Instrumen yang digunakan dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA)
48

2. Pemeriksaan fisik set


3. Asuhan Persalinan Normal Set
47
4. Lembar partograf
5. Lembar Informed Consent
6. Alat Bantu Pengambil
Keputusan (ABPK)
7. Kartu KB

E. Tehnik Pengumpulan Data Primer, Data Sekunder dan Keabsahan Data


Laporan Tugas Akhir
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari
subjek kasus dengan cara anamnesa, observasi dan pemeriksaan fisik. Dimulai
dari kehamilan trimester III, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan
pelayanan keluarga berencana yang didokumentasikan menggunakan SOAP.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, sumber
yang tidak langsung untuk pengambilan data yaitu dari Buku KIA dan catatan
perkembagan dari BPM Rosmala Aini.
Uji keabsahan data dengan menggunakan instrumen pengkajian,
tindakan, evaluasi yang sesuai sehingga menghasilkan data dengan validitas
tingi yaitu menggunakan klien, bidan, keluarga klien sebagai sumber informasi
dan sumber dokumentasi.

F. Alat dan Bahan Serta Etika Penelitian Pada Laporan Tugas Akhir
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:
a. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksaan kehamilan
b. Alat dan bahan untuk persalinan:
1) Partus Set yaitu Bak instrument berisi:Klem tali pusat 2 buah, gunting
tali pusat 1 buah, gunting episiotomy 1 buah, ½ kocher1 buah,
handscoon 2 pasang, kasa secukupnya, Tempat berisi obat: Oxytocin2
49

ampul (10 IU), lidokain 1 ampul (1%), jarum suntik 3 cc dan 5 cc,
vitamin K/NEO K 1 ampul, Salep mata oxythetracylin1%.
2) Heacting Set: Nealfooder 1 buah, gunting benang I buah, catgut
benang 1 buah, catgut cromik ukuran 0,3, handscoon 1 pasang, kasa
secukupnya, pengisap lender, tempat plasenta, tempat air clorin
0,5%,tempat sampah tajam, thermometer, stetoskop, tensimeter.
3) Pakaian bayi, alat pelindung diri (celemek penutup kepala,masker,
kaca mata, sepatu boot)
c. Alat dan bahan untuk Nifas: Tensimeter, stetoskop, termometer, jam
tangan, handscoon,kasa steril.
d. Alat dan bahan BBL : Timbangan bayi, pita centimeter, lampu sorot,
handscoon, kapas alkohol, kasa steril, jam tangan, termometer, stetoskop.
e. Alat dan bahan KB : Leaflet, lembar balik ABPK dan alkon.
f. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara yaitu format
asuhan kebidanan.
g. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan dokumentasi yaitu
catatan medik atau status pasien, buku KIA.
2. Etika Penelitian
Dalam melakukan studi kasus, tidak boleh bertentangan dengan etika agar
hak responden yaitu:
a. Persetujuan (informed
concent)
Memberikan lembar persetujuan kepada responden yang telah
diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari studi kasus.Apabila
subjek setuju maka lembar persetujuan dapat ditanda tangani.
b. Tanpa Nama (anonimity)
Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data tetapi
pada pengolahan data cukup dengan inisial.
c. Kerahasiaan (confidential)
50

Informasi yang telah dikumpulkan oleh subjek terjamin


kerahasiaannya. Data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan
kepada yang berhubungan dengan studi kasus serta tidak di publikasikan.

BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 23-10-2019

Jam : 16.30 WIB


Tempat : BPM Rosmala Aini
DATA SUBYEKTIF

1. Biodata
Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. M
Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama :Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Suku/bangsa : Melayu/Indonesia
Pekerjaan : Guru PAUD Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 28 Paal Merah Alamat : Rt 28 Paal Merah

2. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

3. Keluhan Utama : tidak ada

4. Data kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 12 tahun
2) Banyaknya: 2 kali ganti pembalut
3) Siklus : 28 hari
51

b. Perkawinan
1) Kawin/tidak kawin: 1
2) Usia Kawin : 19 tahun
3) Lama Perkawinan : 9-10 tahun

50
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

No Hamil ke Persalinan Nifas Bayi


UK Penolong Jenis Komplikasi Laktasi Komplikasi JK BB Sekarang
1 2012 Aterm Bidan Normal Tidak ada Ya Tidak ada PR 2900 Sehat
2 2014 Aterm Bidam Normal Tidak ada Ya Tidak ada LK 3000 Sehat
3 2016 Aterm Bidam Normal Tidak ada Ya Tidak ada PR 2900 Sehat
4 Ini

d. Riwayat Keluarga Berencana : KB Pil


e. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) HPHT : 28-05-2019
2) HPL : 05-03-2020
3) UK : 30 minggu
4) ANC : TM I : 1 kali
TM II : 1 kali
TM III : 1 kali
5) Keluhan : TM I : mual muntah
TM II : tidk ada
TM III : tidak ada
f. Data Kesehatan
1) Data Kesehatan Sekarang : tidak ada
2) Data Kesehatan Keluarga : tidak ada
3) Data Kesehatan yang Lalu : tidak ada
4) Riwayat Penyakit Keturunan : tidak ada
g. Data Kebiasan Sehari-hari
1) Nutrisi/minum sebelum dan selama hamil
a) Frekuensi : 3 kali/hari
52

b) Porsi : 1 piring
c) Jenis : Nasi, Lauk Pauk, Sayur, Buah, Susu, Air Putih
d) Keluhan : Mual muntah pada trimester I
e) Pantangan : tidak ada
f) Konsumsi suplemen : tidak ada
g) Minum jamu : tidak
h) Merokok : tidak
i) Minum alkohol : tidak
j) Minum dalam 1 hari : 7 gelas
2) Eliminasi
a) Frekuensi BAK : 7 kali/hari
b) Frekuensi BAB : 1 kali/hari
3) Pola Tidur
a) Tidur siang
sebelum hamil : 1 jam
Saat hamil : ½ jam
b) Tidur malam
sebelum hamil : 9 jam
Saat hamil : 9 jam
Keluhan : tidak ada
4) Aktivitas : mengajar
5) Pola seksual (keluhan) : 2 x/minggu
6) Personal hygiene
a) Mandi : 2 kali/hari
b) Keramas : 1 kali/hari
c) Sikat gigi : 2 kali/hari
d) Ganti pakaian : 2 kali/hari
7) Data Psikologis

a) Respon ibu terhadap kehamilan ini : baik


b) Kehamilan ini direncanakan/tidak : ya
53

c) Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki


d) Kekhawatiran : tidak ada

8) Data Psikososial

a) Respon suami terhadap kehamilan : baik/mendukung


b) Rencana melahirkan : bidan
c) Rencana menyusui : memberi ASI
9) Data sosial

a) Budaya :-
b) Hubungan dengan keluarga/lingkungan : baik

DATA OBYEKTIF

Pemeriksaan Umum
1.Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Suhu : 360C
Pernafasan : 24x/menit

3. BB sebelum hamil 52 kg
BB : 60 kg
4. TB: 159 cm
5. LILA : 29 cm
6. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala
Rambut : Bersih
Muka : Tidak Tampak Kelainan
Mulut : Bersih
54

Hidung : Bersih
Mata : Tidak Ikterus dan penglihatan baik
Telinga : Bersih

2) Leher
Kelenjar tiroid : tidak ada
Kelenjar getah bening : tidak ada
3) Payudara
a) Puting susu : menonjol
b) Aerolla mammae : Bersih
4) Abdomen
a) Pembesaran : Memanjang
b) Striae : tidak ada
c) Linea : Nigra
b) Gerakan janin : teratur
c) Mc.Donald : 25 cm
d) TBJ : (TFU –12) x 155
(25-12 ) x 155 = 2.015 gram (Jhonson touscak)
e) Pemeriksaan palpasi
Leopold I : TFU: teraba 3 jari di atas pusat
Teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Kanan: Teraba keras, panjang, datar seperti papan
(punggung)
Kiri: Teraba kecil dan terputus-putus (eksremitas)
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (kepala) belum
masuk PAP
Leopold IV : Belum dilakukan
f) DJJ : 150 x/menit
5) Pemeriksaan Panggul
a) Distansia spinarum : Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri
dan kanan 23 cm.
55

b) Distansia kristarum : Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan


dan kiri 28 cm.
c) Konjugata eksterna : Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung
prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke 5 18 cm.
d) Lingkar panggul :   Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan
antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major
sepihak dan kembali melalui tempat – tempat yang sama di
pihak yang lain 80 cm.
6) Genetalia eksterna
1) Oedem : Tidak ada
2) Varises : Tidak ada
3) Infeksi : Tidak ada
4) Kelenjar bartolini : Tidak ada
7) Ekstremitas
1) Atas : Tidak oedema.
2) Bawah : Tidak oedema dan tidak ada varices
3) Refleks patella : + kanan/kiri
8) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11 gram %

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : Ibu 29 Tahun G4P3A0Ah3 hamil 30 minggu janin tunggal hidup
intra uterin presentase kepala
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : -

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada
56

V. RENCANA TINDAKAN (INTERVENSI)


1. Lakukan Informed Consent
2. Lakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasilnya
3. Anjurkan ibu makan-makanan bergizi
4. Anjurkan ibu untuk sering menjaga kebersihan
5. Jelaskan pada ibu tanda bahaya TM III
6. Jelaskan pada ibu ketidaknyamanan pada TM III
7. Anjurkan ibu istirahat dan perbaiki posisi tidur
8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

VI.PENATALAKSANAAN (IMPLEMENTASI)
1. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu ibu hasilnya
3. Menganjurkan ibu makan dengan makanan yang bergizi yaitu nasi, sayur-
mayur, lauk-pauk, buah-buahan, susu air putih.
4. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri seperti
mandi 3 kali/hari dan mengganti pakaian dalam jika terasa lembab
5. Memberitahu ibu tanda bahaya TM III yaitu perdarahan yang
hebat, tidak ada pergerakan janin, DJJ tidak terdeteksi, Ukuran perut ibu
tidak membesar dan demam.
6. Memberitahu ibu ketidaknyamanan pada TM III yaitu:
a. Sering BAK: Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga karena
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih
b. Sakit punggung Atas dan Bawah: karena tekanan terhadap akar syaraf dan
perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan
berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar.
57

c. Sesak nafas: karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.


d. Edema: tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat duduk/
berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.
e. Nyeri ulu hati: akibat peningkatan jumlah progesteron, tekanan uterus,
perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
f. Kram tungkai: uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah
panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf
g. Konstipasi: karena pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi
sehinggangerakan otot dalam usus diperlambat.
h. Kesemutan: karena perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita
mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga
menyebabkan penekanan pada saraf
i. Insomnia: karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan memperbaiki posisi
tidur yaitu dengan posisi miring kiri dengan lutut di tekuk dan gunakan
bantal untuk menjadi tumpuan lutut agar aliran darah dan oksigen lancar
untuk janin.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 6 November 2019 atau jika mengalami keluhan
VII. EVALUASI
1. Ibu mengethui hasil pemeriksaannya
2. Ibu bersedia makan dengan makanan bergizi
3. Ibu bersedia menjaga kebersihan diri
4. Ibu mengetahui tanda bahaya TM III
5. Ibu mengetahui ketidaknyamanan ibu hamil TM III
6. Ibu bersedia untuk istirahat dan berbaring miring ke kiri
7. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang atau jika ada keluhan.
58

CATATAN PERKEMBANGAN KE 1 (PERIODE KEHAMILAN)

Tanggal : 25-01-2020
Jam : 16.00 WIB
Tempat : BPM Rosmala Aini
Data Subyektif : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
dan ibu mengatakan tidak ada keluhan
Data Obyektif : KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Vital Sign :
TD : 100/70 mmHg
R : 21x/menit
N : 71x/menit
S : 36oC
Palpasi :
Leopold I : TFU: Pertengahan Pusat dan PX
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Kanan: Teraba keras, panjang, datar seperti papan
(punggung)
Kiri: Teraba kecil dan terputus-putus (eksremitas)
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (kepala), kepala belum
masuk PAP
Leopold IV : Belum dilakukan
DJJ : 140 x/menit
Gerakan Janin : Aktif (dalam 12 jam terakhir gerakan janin lebih dari 10
kali)
Mc Donald : 30 cm
TBJ : (TFU –12) x 155
(30-12 ) x 155 = 2.790 gram (Jhonson touscak)
59

Assesment: Ibu G4P3A0AH3 hamil 33-34 minggu Janin tunggal hidup,


intrauterine, presentasi kepala.

Planing:
1. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu ibu hasilnya
3. Menganjurkan ibu makan dengan makanan yang bergizi yaitu nasi, sayur-
mayur, lauk-pauk, buah-buahan, susu air putih.
4. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri seperti mandi 3
kali/hari dan mengganti pakaian dalam jika terasa lembab
5. Memberitahu ibu tanda bahaya TM III yaitu perdarahan yang hebat, tidak
ada pergerakan janin, DJJ tidak terdeteksi, Ukuran perut ibu tidak
membesar dan demam.
a. Sering BAK: Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga karena
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih
b. Sakit punggung Atas dan Bawah: karena tekanan terhadap akar syaraf
dan perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena titik berat
badan berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar.
c. Sesak nafas: karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.
d. Edema: tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat duduk/
berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.
e. Nyeri ulu hati: akibat peningkatan jumlah progesteron, tekanan uterus,
perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
f. Kram tungkai: uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah
panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf
g. Konstipasi: karena pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi
sehinggangerakan otot dalam usus diperlambat.
h. Kesemutan: karena perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita
mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga
menyebabkan penekanan pada saraf
60

i. Insomnia: karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang


membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan memperbaiki posisi tidur yaitu
dengan posisi miring kiri dengan lutut di tekuk dan gunakan bantal untuk
menjadi tumpuan lutut agar aliran darah dan oksigen lancar untuk janin.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 8
Februari 2020 atau jika mengalami keluhan

CATATAN PERKEMBANGAN KE 2 (PERIODE KEHAMILAN)

Tanggal : 16-02-2020
Jam : 16.30 WIB
Tempat : BPM Rosmala Aini
Data Subyektif : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
dan ibu mengatakan tidak ada keluhan
Data Obyektif :
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Vital Sign :
TD : 110/70 mmHg
R : 20x/menit
N : 72x/menit
S : 36oC
Palpasi :
Leopold I : TFU: Teraba Pertengahan Pusat-PX
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Kanan: Teraba keras, panjang, datar seperti papan
(punggung)
Kiri: Teraba kecil dan terputus-putus (eksremitas)
Leopold III : teraba bulat, keras dan tidak melenting (kepala), kepala
61

sudah masuk PAP


Leopold IV : Konvergen (4/5)
DJJ : 140 x/menit
Gerakan Janin : Aktif (dalam 12 jam terakhir gerakan janin lebih dari 10
kali)
TBJ : (TFU –11) x 155
(31-11 ) x 155 = 3.100 gram (Jhonson touscak)
Assesment : Ibu G4P3A0AH3 hamil 36-37 minggu Janin tunggal hidup,
intrauterine, presentasi kepala.
Planing :
1. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan memberitahu ibu hasilnya
3. Menganjurkan ibu makan dengan makanan yang bergizi yaitu nasi, sayur-
mayur, lauk-pauk, buah-buahan, susu air putih.
4. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri seperti mandi 3
kali/hari dan mengganti pakaian dalam jika terasa lembab
5. Memberitahu ibu tanda bahaya TM III yaitu perdarahan yang hebat, tidak ada
pergerakan janin, DJJ tidak terdeteksi, Ukuran perut ibu tidak membesar dan
demam.
6. Memberitahu ibu ketidaknyamanan pada TM III yaitu:
a. Sering BAK: Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga karena
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih
b. Sakit punggung Atas dan Bawah: karena tekanan terhadap akar syaraf dan
perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan
berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar.
c. Sesak nafas: karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.
d. Edema: tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat duduk/
berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.
e. Nyeri ulu hati: akibat peningkatan jumlah progesteron, tekanan uterus,
perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
62

f. Kram tungkai: uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah


panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf
g. Konstipasi: karena pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi
sehinggangerakan otot dalam usus diperlambat.
h. Kesemutan: karena perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita
mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga
menyebabkan penekanan pada saraf
i. Insomnia: karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan memperbaiki posisi tidur yaitu dengan
posisi miring kiri dengan lutut di tekuk dan gunakan bantal untuk menjadi
tumpuan lutut agar aliran darah dan oksigen lancar untuk janin.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 1 Maret
2020 atau jika mengalami keluhan

CATATAN PERKEMBANGAN KE 3 (PERIODE KEHAMILAN)

Tanggal : 29-02-2020
Jam : 16.30 WIB
Tempat : BPM Rosmala Aini
Data Subyektif :Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
dan ibu mengatakan tidak ada keluhan
Data Obyektif : KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Vital Sign :
TD : 120/70 mmHg
R : 20x/menit
N : 70x/menit
S : 36oC
Palpasi :
Leopold I : TFU: teraba 3 jari di bawah PX
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
63

Leopold II : Kanan: Teraba keras, panjang, datar seperti papan


(punggung)
Kiri: Teraba kecil dan terputus-putus (eksremitas)
Leopold III : teraba bulat, keras dan tidak melenting (kepala) sudah
masuk PAP
Leopold IV : Divergen (3/5)
DJJ : 140 x/menit
Gerakan Janin : Aktif (dalam 12 jam terakhir gerakan janin lebih dari 10
kali)
TBJ : (TFU –11) x 155
(32-11 ) x 155 = 3.255 gram (Jhonson touscak)
Assesment: Ibu G4P3A0AH3 hamil 38-39 minggu Janin tunggal hidup,
intrauterine, presentasi kepala.
Planing:
a. Memberi tahu ibu tindakan yang akan dilakukan
b. Melakukan pemeriksaan fisik dan memberi tahu ibu hasilnya
c. Menganjurkan ibu untuk berjalan dipagi hari
d. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu nyeri perut bagian
bawah yang menjalar ke pinggang, keluar lendir bercampur darah atau
keluar cairan/ketuban.
e. Memberitahu ibu untuk melakukan persiapan persalinan yaitu tempat
bersalin, penolong persalinan, kesediaan dana,perlengkapan ibu dan bayi.
f. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi pada
tanggal 7 Maret 2020.

B. ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

Tanggal : 11 Maret 2020 Jam : 06.30 Tempat : BPM Rosmala Aini


DATA SUBYEKTIF

1. Biodata
Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. M
Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
64

Agama :Islam Agama : Islam


Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Suku/bangsa : Melayu/Indonesia
Pekerjaan : Guru PAUD Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 28 Paal Merah Alamat : Rt 28 Paal Merah
2. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin melahirkan
3. Keluhan Utama : Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah yang menjalar
kepinggang dan keluar lendir campur darah
4. Data kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 12 tahun
2) Banyaknya : 2 kali ganti pembalut
3) Siklus : 28 hari
b. Perkawinan
1) Kawin/tidak kawin: 1
2) Usia Kawin : 19 tahun
3) Lama Perkawinan : 9-10 tahun
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

No Hamil Persalinan Nifas Bayi


UK Penolong Jenis Komplikasi Laktasi Komplikasi JK BB Sekarang
ke
1 2012 Aterm Bidan Normal Tidak ada Ya Tidak ada PR 2900 Sehat
2 2014 Aterm Bidan Normal Tidak ada Ya Tidak ada LK 3000 Sehat
3 2016 Aterm Bidan Normal Tidak ada Ya Tidak ada PR 2900 Sehat
4 Ini

d. Riwayat Keluarga Berencana : KB Pil


e. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) HPHT : 28-05-2019
2) HPL : 05-03-2020
3) UK : 30 minggu
4) ANC : TM I : 1 kali
TM II : 0 kali
TM III : 1 kali
65

5) Keluhan : TM I : mual muntah


TM II : tidk ada
TM III : tidak ada
f. Data Kesehatan
1) Data Kesehatan Sekarang : baik
2) Data Kesehatan Keluarga : tidak ada
3) Data Kesehatan yang Lalu : tidak ada
4) Riwayat Penyakit Keturunan : tidak ada
g. Data Kebiasan Sehari-hari
1) Nutrisi/minum sebelum dan selama hamil
(a) Frekuensi : 3 kali/hari
(b) Porsi : 1 piring
(c) Jenis : Nasi, Lauk Pauk, Sayur, Buah, Susu, Air Putih
(d) Keluhan : Mual muntah
(e) Pantangan : tidak ada Konsumsi suplemen : tidak ada
(f) Minum jamu : tidak Merokok: tidak
(g) Minum alkohol : tidak
(h) Minum dalam 1 hari : 8 gelas
2) Eliminasi
Frekuensi BAK : 7 kali/hari
Frekuensi BAB : 1 kali/hari
3) Pola Tidur
• Tidur siang
sebelum hamil : 1 jam
Saat hamil : ½ jam
• Tidur malam
sebelum hamil : 9 jam
Saat hamil : 9 jam
Keluhan : tidak ada
4) Aktivitas : mengajar
66

5) Pola seksual (keluhan) : 2 x/minggu


6) Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Keramas : 1 kali/hari
Sikat gigi : 2 kali/hari
Ganti pakaian : 2 kali/hari
7) Data Psikologis

a) Respon ibu terhadap kehamilan ini : baik


b) Kehamilan ini direncanakan/tidak : ya
c) Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki
d) Kekhawatiran : tidak ada
8) Data Psikososial

a) Respon suami terhadap kehamilan : baik/mendukung


b) Rencana menyusui : memberi ASI
9) Data sosial

1. Budaya : Melayu
2. Hubungan dengan keluarga/lingkungan : baik

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
2. Vital sign
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 80 x/i
c. Suhu : 360C
d. Pernafasan : 20 x/i
3. BB : 65 kg
4. TB : 159 cm
5. LILA : 29 cm
67

6. Pemeriksaan Fisik (fokus inpartu)


a. Abdomen
1) Pembesaran : Memanjang
2) Striae : tidak ada
3) Linea : ada
4) Gerakan janin : aktif (Lebih dari 10 kali dalam 1 hari)
5) Pemeriksaan palpasi
a) Leopold I : TFU : Teraba 2 jari di bawah Px (32 cm)
Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
b) Leopold II : Kanan: Teraba keras, panjang, datar seperti papan
(punggung)
Kiri: Teraba tonjolan kecil dan terputus-putus
(eksremitas)
c) Leopold III : teraba bulat, keras dan tidak melenting (kepala),
kepala sudah masuk PAP
d) Leopold IV : Divergen (2/5)
Mc Donald : 32 cm
TBJ : (TFU –11) x 155
(32-11 ) x 155 = 3.255 gram (Jhonson touscak)
6) DJJ : 140 x/i
7) Kontraksi : 4 kali dalam 10 menit durasi 30 detik
8) Genetalia eksterna
a) Oedem : tidak ada
b) Varises : tidak ada
c) Infeksi : tidak ada
d) Kelenjar bartolini : tidak ada
e) Anus : tidak ada hemoroid
9) Fokus Pengkajian Inpartu
a) Tanda-tanda persalinan
Kontraksi sejak : 03.45
Frekuensi : 1- 2 kali dalam 10 menit durasi 20 detik
68

b) Pengeluaran Pervaginam
Lendir darah : ada
Air ketuban : tidak ada
3) Periksa Dalam Pukul : 06.30
Portio : Tipis
Pembukaan : 8 cm
Selaput Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Penurunan kepala : H III
4. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : Ibu G4P3A0Ah3 hamil 40-41 minggu inpartu kala I fase aktif
janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala
Masalah : Tidak ada masalah
Kebutuhan :
1.Menganjurkan ibu makan dan minum
2.Menganjurkan ibu istirahat di sela his
3.Memberikan Asuhan Sayang Ibu

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDNTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
1. Informed consent
69

2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.


3. Berikan asuhan sayang ibu

VI. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan.
3. Memberikan asuhan sayang ibu
a. Menyarankan ibu untuk berbaring miring ke kiri agar penurunan
kepala semakin cepat, tetapi jangan terlalu lelah. Apabila sudah lelah
ibu dianjurkan untuk istirahat.
b. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan mendengarkan
keluhan ibu, bila ibu gelisah/kesakitan biarkan ibu mengganti posisi
sesuai keinginannya, mengikut sertakan suami dan keluarga
mendampingi ibu saat proses persalinan
c. Mengajarkan ibu teknik relaksasi/bernafas, bila timbul his tarik nafas
panjang dari hidung lalu keluarkan pelan – pelan dari mulut tetapi
jangan mengedan.
d. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum pada saat his tidak ada
agar menambah tenaga ibu saat proses persalinan
e. Menjaga privasi ibu dengan cara tidak membiarkan orang lain masuk
kedalam kamar bersalin kecuali suami/keluarga.
f. Menginformasikan kepada ibu pentingnya melakukan inisiasi
menyusui dini (IMD) segera setelah bayi lahir

VIII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu tenang dalam menghadapi persalinan
3. Ibu bersedia miring ke kiri
4. Ibu bersedia tetap makan dan minum
5. Ibu bersedia melakukan IMD
70

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II (PERIODE PERSALINAN)

Tanggal : 11 Maret 2020


Jam : 07.30 WIB
Tempat : BPM Rosmala Aini
Subjektif : Ibu mengatakan ingin meneran
Objektif : KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Vital Sign :
TD : 120/70 mmHg
R : 24x/menit
N : 81x/menit
S : 36oC
DJJ : ± 140 x/menit
Kontraksi : 5 kali dalam 10 menit durasinya 52 detik
Porsio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Selaput Ketuban : jernih
Presentasi : Kepala
Posisi : Uuk kecil
Penurunan Kepala : H IV

Assesment : Ibu G4P3A0Ah3 hamil 40-41 minggu Inpartu Kala II Janin tunggal
hidup intra uterin presentase kepala
Planing :
1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
2. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
3. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran dengan mengajarkan ibu teknik mengedan yang benar
71

dengan posisi kepala diangkat, gigi dirapatkan, mata fokus melihat kearah
perut ibu.
a. Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
b. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
c. Membuka partus set.
d. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
e. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal
f. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi
g. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
h. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memegang secara
biparental. menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut menggerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian menggerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
i. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah untuk kepala dan
bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
j. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. memegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
k. Menilai bayi dengan cepat, letakkan bayi di atas kain bersih yang telah
disiapkan di perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari tubuhnya.
72

l. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke
kulit bayi. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut
ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting payudara ibu
m. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi. .Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.

Bayi lahir normal pada 08.00 WIB jenis kelamin perempuan, BB =


3200 gram, PB = 48 cm, APGAR Score = 9 menangis kuat, gerakan aktif,
warna kulit kemerahan, plasenta belum lahir dan belum ada tanda-tanda
pelepasan plasenta. TFU setinggi pusat, kontraksi uterus teraba keras, kandung
kemih kosong.

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III (PERIODE PERSALINAN)

Tanggal : 11 Maret 2020


Jam : 08.25 WIB
Tempat : BPM Rosmala Aini
Subjektif : Ibu mengatakan perut terasa mulas

Objektif : KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Vital Sign :
TD : 120/70 mmHg
R : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 36oC
73

Perdarahan kala III: +250 cc


Kontraksi Uterus: baik
TFU : Sepusat
Tampak tali pusat didepan vulva

Assesment : Ibu P4A0 Ah4 Parturient Kala III


Planing :
1.Memberikan suntikkan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 atas paha bagian luar
(lateralis).
2. Melakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT) pada saat uterus
berkontraksi, Melihat adanya tanda-tanda pelepasan plasenta:
a. Semburan darah secara tiba-tiba
b. Tali pusat bertambah panjang
c. Uterus globuler.
3. Melahirkan plasenta (setelah ada tanda-tanda plasenta) dengan cara:
a.Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat saat kala dua) pada
tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
b. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain) tepat
di atas simfisis pubis.
c.Setelah terjadi kontraksi yang kuat, menegangkan tali pusat dengan satu
tangan dan tangan lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah
lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial).
d. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran agar plasenta
terdorong keluar melalui introitus vagina.
e.Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, melahirkan plasenta
dengan kedua tangan.
4. Plasenta lahir spontan dan lengkap pukul 08.35
5. Melakukan massase fundus uteri selama 15 detik dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
74

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV (PERIODE PERSALINAN)

Tanggal : 11 Maret 2020


Jam : 08.45 WIB
Tempat : BPM Rosmala Aini
Subjektif : Ibu mengatakan sudah melahirkan dan bahagia atas kelahiran
bayinya
Objektif : KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Vital Sign :
TD : 110/70 mmHg
R : 21x/menit
N : 80x/menit
S : 36oC
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
Perdarahan : +250 cc
Assesment: Ibu P4A0 Ah4 Parturient Kala IV
Planing:
1. Informed Consent
2. Memberitahu ibu hasil dari pemeriksaan fisik dan melakukan pemantauan
kala IV, 1 jam pertama setiap 15 menit dan 1 jam kedua setiap 30 menit.
Pemantauan meliputi : tekanan darah ibu, nadi ibu, temperatur tubuh ibu,
TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan jumlah darah yang keluar.
Vital Sign :
TD : 110/70 mmHg
R : 21x/menit
N : 80x/menit
S : 36oC
3.Mengajarkan ibu dan keluarga massase bila perut ibu terasa lembek untuk
mencegah perdarahan, dengan cara mengusap bagian perut ibu dibawah pusat
selama 15 detik, lakukan sampai perut ibu terasa keras kembali.
75

4. Menganjurkan suami/keluarga memberikan ibu makan dan minum untuk


memenuhi kebutuhan ibu post partum.
5. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kala IV seperti demam, perdarahan,
uterus tidak berkontraksi dan infeksi.
Memberikan suntikan vit K 1 mg secara IM dipaha kiri anterolateral bayi dan
satu jam kemudian pemberian imunisasi HB0 ( Imunisasi hepatitis B) dipaha
kanan anterolateral bayi.

4. ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

Tanggal : 11 Maret 2020 Jam: 14.00 Tempat : BPM Rosmala Aini

I. PENGKAJIAN DATA

DATA SUBYEKTIF

Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. M


Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama :Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Suku/bangsa : Melayu/Indonesia
Pekerjaan : Guru PAUD Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 28 Paal Merah Alamat : Rt 28 Paal Merah
1. Riwayat post partum
a. Rasa nyeri : ada
b. Perdarahan : Normal .
c. Kontraksi uterus: Baik.
d. Pola eliminasi (BAB dan BAK): Normal
e. Pola Tidur : Baik
f. Laktasi : Baik

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
76

a. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis


2. Vital sign
Tekanan darah : 110/80mmHg Nadi : 73x/menit
Suhu : 360C Pernafasan : 22 kali/menit
3. Pemeriksaa Fisik
1. Muka
1) Oedema : Tidak ada
2) Pucat : Tidak ada.
2. Payudara
1) Puting susu : Menonjol
2) Benjolan : Tidak ada
3) Pengeluaran :Ada
3. Abdomen
1) Luka operasi : Tidak ada
2) Panjang luka operasi : Tidak ada
3) Keadaan luka : Tidak ada
4) Tanda infeksi : Tidak ada
5) Keadaan perut :
Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : Normal
4. Genetalia eksterna
1) Oedem : Tidak Ada
2) Varises : Tidak ada
3) Hematoma : .Tidak ada
4) Lokhea : Rubra
5) Anus : Normal
5. Ekstremitas
1) Atas : Normal
2) Bawah : Normal
3) Turgor kulit : Tidak tampak pucat
6. Pemeriksaan Penunjang : -
77

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : Ny. D Usia 29 tahun P4A0Ah4 post partum 6 jam
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan :Ajarkan ibu menyusui dengan teknik yang benar

III. MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. IDNTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada

V. RENCANA TINDAKAN (INTERVENSI)


1. Informed Consent
2. Anjurkan ibu makan-makanan bergizi
3. Ajarkan ibu teknik menyusui
4. Beritahu ibu tanda bahaya masa nifas
5. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

VI. PENATALAKSANAAN (IMPLEMENTASI)


1. Memberi tahu ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makan makanan berprotein seperti
telur, susu, kacang, keju, daging dan brokoli
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui dengan tekhnik yang benar dngan
cara dekatkan bayi dengan payudara ibu masukkan puting dan aerola
kemulut bayi atur posisi bayi sejajar sumbu tangan lakukan pada
kedua payudara
4. Memberi tahu ibu tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan dari jalan
lahir, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir, bengkak pada wajah,
kaki dan tangan atau sakit kepala disertai kejang, demam, payudara
bengkak, merah dan sakit, ibu terlihat murung dan depresi.
78

5. Memberitahu ibu untuk kunjungan 6 hari selanjutnya tanggal 17


Maret 2020

VII. Evaluasi
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu bersedia makan-makanan berprotein
3. Ibu mengetahui teknik menyusui yang benar
4. Ibu mengetahui ibu tanda bahaya masa nifas
5. Ibu bersedia kunjungan ulang bulan depan

CATATAN PERKEMBANGAN KE 1 (PERIODE NIFAS DAN MENYUSUI)

Tanggal : 17-3-2020
Jam : 16.00 WIB
Data Subyektif : Ibu mengatakan melahirkan 6 hari yang lalu dan mengatakan
tidak ada keluhan
Data Obyektif:
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Vital Sign :
TD : 120/70 mmHg
R : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 36,5oC
Assesment : Ny D Umur 29 tahun P4A0Ah4 post partum 6 hari
Planing :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan beri tahu ibu hasilnya
3. Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif yaitu pemberian
ASI sedini mungkin setelah persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak
diberi makanan dan minuman lain sampai bayi berumur 6 bulan
79

4. Menganjurkan ibu untuk makanan yang bergizi seimbang Menganjurkan


ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan mengkonsumsi nasi, lauk,
sayur, buah dan susu
5. Menjelaskan kepada ibu tanda bahay masa nifas yaitu perdarahan dari jalan
lahir, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir, bengkak pada wajah, kaki
dan tangan atau sakit kepala disertai kejang, demam, payudara bengkak,
merah dan sakit, ibu terlihat murung dan depresi.
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga vulva hygiene yaitu dengan mengganti
pembalut minimal 2 kali/hari, mencuci vagina dengan menggunakan air
bersih pada saat BAK atau BAB.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau
jika ibu mengalami keluhan

C. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


Tanggal : 11 Maret 2020 Jam : 15.00 Tempat : BPM Rosmala Aini
I. PENGKAJIAN DATA
1. DATA SUBYEKTIF
Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. M
Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama :Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Suku/bangsa : Melayu/Indonesia
Pekerjaan : Guru PAUD Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 28 Paal Merah Alamat : Rt 28 Paal Merah

1) Kala I : 4-5 jam


2) Kala II mulai jam : 07.30
3) Anak lahir jam : 08.00
4) APGAR SCORE :9

2. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a.Keadaan umum : baik
80

b. Vital Sign :
N : 120x/menit
P : 42 x/menit
S : 36,50C
c. BB : 3200 gr
d. PB :48 cm
e. JK :Perempuan
f. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Simetris dan rambut kepala bersih
2) Muka : Normal, tanpa kelainan
3) Mata : Normal
4) Telinga : Normal, bersih
5) Hidung : tidak ada kelainan
6) Mulut : Normal
7) Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi
dinding dada.
8) Leher : Tidak Tampak Kelainan
9) Tali pusat : Tidak ada infeksi
10) Punggung : Tidak ada kelainan pada tulang punggung
11) Ekstremitas :
Atas : tidak ada oedema, tidak ada kelainan, jumlah jari angan
kanan dan kiri lengkap
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada kelainan, jumlah jari kaki kanan
dan kiri lengkap.
12) Genetalia : normal
13) Anus : Lubang Anus (+)

14) Refleks
a. Reflek morro : ada
b. Reflek grasphing : ada
c. Reflek sucking : ada
81

d. Reflek Babinski : ada


e. Reflek tonic neck : ada
f. Reflek rooting :
Eliminasi
Miksi : normal

Mekonium : normal

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Bayi baru lahir spontan umur 7 jam

III. MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada

V. PERENCANAAN
1. Informed Consent
2. Lakukan pemeriksaan fisik dan beritahu ibu hasilnya
3. Berikan informasi pada ibu tentang nutrisi bayi
4. Anjurkan ibu menjaga kehangatan bayi
5. Anjurkan ibu mengimunisasikan anaknya bulan depan
6. Jelaskan tanda bahaya bayi baru lahir
7. Ajarkan cara perawatan tali pusat

VI. TINDAKAN
1. Memberi tahu ibu tindakan yang akan dilakukan
82

2. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan menjelaskan bahwa bayi dalam
keadaan sehat yaitu:
a.Keadaan umum : baik
b. Vital Sign :
N : 120x/menit
P : 42 x/menit
S : 36,50C
3. Memberikan informasi tentang nutrisi bayi yaitu dengan memberikan ASI
eksklusif yaitu pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan diberikan
tanpa jadwal dan tidak diberi makanan dan minuman lain sampai bayi
berumur 6 bulan
4. Mengingatkan ibu selalu menjaga kehangatan bayi dengan menyelimuti bayi
dan memberikan topi, menghindarkan bayi dari paparan udara dan angin dari
jendela atau kipas angin, serta memandikan bayi dengan air hangat setelah 6
jam bayi lahir.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi BCG dan Polio1 1 bulan
kedepan.
6. Menjelaskan ibu dan keluarga tanda bahaya bayi baru lahir yaitu
a. Tidak mau menyusu
b. Kejang-kejang
c. Lemah
d. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit), tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam
e. Bayi merintih atau menangis terus menerus
f. Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah
g. Demam/panas tinggi
h. Mata bayi bernanah
i. Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
j. Kulit dan mata bayi kuning
k. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat
83

7. Mengajarkan ibu dan keluarga cara merawat tali pusat yang telah lepas
dengan membersihkan pusat menggunakan kain kassa yang dibasahi air
hangat secara perlahan 2 kali/hari setelah bayi mandi

VII. EVALUASI
1. Ibu bersedia bayinya diperiksa
2. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
3. Ibu mengetahui nutrisi pada bayi
4. Ibu bersedia menjaga kehangatan bayi
5. Ibu bersedia membawa anaknya imunisasi bulan depan
6. Ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir
7. Ibu bersedia melakukan perawatan tali pusat

CATATAN PERKEMBANGAN KE 2 (PERIODE BAYI BARU LAHIR)


Tanggal : 17-3-2020
Jam : 16.00 WIB
Data Subyektif: Ibu mengatakan bayi sehat dan tidak ada keluhan
Data Obyektif :
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Vital Sign :
N : 120x/menit
P : 44 x/menit
S : 36,70C
Assesment : Bayi baru lahir spontan umur 6 hari
Planing :
1. Memberi tahu ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
3. Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif yaitu pemberian
ASI sedini mungkin setelah persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak
diberi makanan dan minuman lain sampai bayi berumur 6 bulan
84

4. Mengajarkan ibu dan keluarga cara merawat tali pusat yang telah lepas
dengan membersihkan pusat menggunakan kain kassa yang dibasahi air
hangat secara perlahan 2 kali/hari setelah bayi mandi
5. Mengajarkan ibu selalu menjaga kehangatan bayi dengan menyelimuti bayi
dan memberikan topi, menghindarkan bayi dari paparan udara dan angin dari
jendela atau kipas angin, serta memandikan bayi dengan air hangat setelah 6
jam bayi lahir.
6. Menjelaskan ibu dan keluarga tanda bahaya bayi baru lahir yaitu
a. Tidak mau menyusu
b. Kejang-kejang
c. Lemah
d. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit), tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam
e. Bayi merintih atau menangis terus menerus
f. Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah
g. Demam/panas tinggi
h. Mata bayi bernanah
i. Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
j. Kulit dan mata bayi kuning
k. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat
l. Menganjurkan ibu membawa bayi imunisasi BCG dan Polio 1 saat bayi
berusia 1 bulan

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA (KB)

1. PENGKAJIAN DATA
85

Tanggal : 11 April 2020 Jam : 19.00 Tempat :BPM Rosmala Aini


1. DATA SUBYEKTIF
1.Biodata

Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. M


Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama :Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia Suku/bangsa : Melayu/Indonesia
Pekerjaan : Guru PAUD Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 28 Paal Merah Alamat : Rt 28 Paal Merah

2. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin menggunakan alat


kontrasepsi
3. Data Riwayat Menstruasi
a. Siklus : 28 hari
b. Lamanya : 7 hari
c. Banyak : 2 x ganti pembalut/hari
d. Sifat darah : encer
e. Warna : merah segar
f. HPHT :-
4. Riwayat Obstetri yang lalu Riwayat seluruh kehamilan
a. Gravida :4
b. Partus :4
c. Abortus :0
d. Lahir Hidup :4
e. Lahir Mati :0
5. Riwayat persalinan terakhir/abortus terakhir

a. Tanggal persalinan terakhir : 11 Maret 2020


b. Jenis persalinan : Normal
c. Apakah sedang menyusui : Ya
6. Riwayat KB Sebelumnya : Pil
7. Dalam dua tahun terakhir apakah memakai kontrasepsi : Ya
86

8. Riwayat Medis Sebelumnya


a. Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : Tidak
b. Saat ini sedang menderita penyakit kronis: Tidak
9. Riwayat sosial

a. Merokok : Tidak
b. Minuman keras : Tidak
10.Riwayat ginekologi

a. Tumor Ginekologi : Tidak ada


b. Operasi ginekologi yang pernah dialami: Tidak ada
c. Penyakit kelamin
1) G.O : Tidak ada
2) Sipilis : Tidak ada
3) Herpes : Tidak ada
4) Keputihan : Tidak ada
5) Perdarahan tanpa sebab yang jelas : Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

1. Status generalis

a. Keadaan umum : Baik


b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi Badan : 159
d. Berat Badan : 60 kg
e. TD : 120/70 mmHg
f. Nadi : 80 x/i
g. RR : 20 x/i
h. Suhu : 360C
2. Pemeriksaan khusus obstetri
a. Payudara
1) Benjolan : Tidak ada
87

2) Nyeri tekan : Tidak ada


3) Puting susu : normal
4) Sedang menyusui : Ya
b. Abdomen
1) Pembesaran : Tidak ada
2) Bekas luka : Tidak ada
3) Konsistensi : Normal
4) Nyeri tekan : Tidak ada
5) Peradangan : Tidak ada
3. VT :
a. Tumor : Tidak dilakukan
b. Posisi Rahim :-
4. Inspekulo :
a. Tanda-tanda peradangan : Tidak dilakukan
b. Tanda-tanda kehamilan :Tidak dilakukan
c. Perdarahan : Tidak dilakukan
d. Varises : Tidak dilakukan
e. Pemeriksaan penunjang Planotes : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : Ibu P4A0Ah4 Nifas hari ke 27 akseptor KB Implan

III. MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. IDNTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada

V. RENCANA TINDAKAN
1. Beri informasi kepada ibu tentang keadaan umumnya
2. Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan Konseling KB Implant:
88

a. Efektivitas KB Implant
b. Keuntungan KB Implant
c. Kerugian KB Implant
d. Indikasi Implant dan Kontra Indikasi KB Implant
e. Produser Pemasangan Implant
4. Menyiapkan alat-alat dan memberitahu ibu langkah pemasangan
implant
5. Menjelaskan tentang perawatan luka pada daerah pemasangan
KB Implant
6. Beri jadwal kunjungan ulang

VI. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/i
RR : 20 x/i
Suhu : 360C
3. Memberikan ibu Konseling tentang KB implan
a. Efektivitas KB implant
Metode ini sangat efektif untuk mencegah kehamilan lebih dari 99.9 %
efektif
b. Keuntungan KB Implant
Memberikan perlindungan jangka panjang sampai 3 tahun, tidak
menganggu ASI.
c. Kerugian KB implant
Dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola haid dan peningkatan /
penurunan berat badan, dermatitis dan jerewat
d. Indikasi KB Implant
89

Wanita yang ingin kan kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
ke efektivitas jangka panjang dan wanita yang sering lupa minum pil
e. Kontra Indikasi KB Implant
Hamil atau diduga hamil, perdarahan pervaginam yang belum
penyebabnya, kanker payudara dan penyakit lainnya.
4. Mendekatkan alat dan persilahkan pasien untuk berbaring dan meletakkan
tangan kiri lebih dekat dengan bidan dan melakukan pemasangan implant
5. Memberikan konseling mengenai perawatan luka yaitu:
a. Akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi
selamabeberapa hari dan hal ini normal.
b. Menjaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48
jam
c. Luka insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau
mencuci pakaian.
d. Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid
ditempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5 hari).
e. Menghindari benturan atau luka di daerah tersebut atau menambahkan
tekanan.
6. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang untuk control pada tanggal 14
April 2020

VII. EVALUASI
1. Ibu telah mengetahui tentang keadaan umumnya
2. Ibu mengerti tindakan yang dilakukan
3. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tentang KB Implant
4. Ibu mengerti langkah pemasangan implant
5. Ibu mengerti tentang perawatan luka pada daerah pemasangan KB Implant
6. Ibu bersedia datang untuk kunjungan ulang

B.PEMBAHASAN
90

1. Asuhan Kehamilan Trimester III


Pada tanggal 23 Oktober 2019 jam 16.30 WIB di BPM Rosmala Aini.
didapatkan data yaitu Ny. D umur 29 tahun, hamil 30 minggu, hamil ke empat,
tidak pernah keguguran, Alamat : Rt 28 Paal Merah. Dari hasil anamnesa HPHT
28 Mei 2019, ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan
data yang didapatkan, dari segi umur Ny. D dalam usia reproduksi sehat yaitu usia
20-35 tahun (Walyani, 2015). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kehamilan
Ny.D tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi karena berdasarkan usia Ny.D
berusia 29 tahun masuk dalam kategori usia 20-35 tahun. Hal ini ditunjang oleh
riwayat kesehatan dan keadaan fisik Ny.D yang tidak menunjukan bahwa Ny.D
memiliki riwayat penyakit dan keluhan yang mengindikasikan Ny.D mengalami
gangguan pada kehamilannya saat ini.
Sedangkan berdasarkan paritas Kehamilan Ny. D ini merupakan
kehamilan resiko tinggi karena paritas Ny. D merupakan paritas ke-4. Menurut
penulis, kehamilan ke-4 merupakan kehamilan yang beresiko karena paritas yang
tidk beresiko merupakan kehamilan ke 1-3. dalam Lumongga (2013), paritas yang
aman untuk tidak terjadinya komplikasi pada saat persalinan, yaitu dengan jumlah
melahirkan 1-3 kali.
Umur kehamilan serta hari perkiraan kelahiran dihitung menggunakan
rumus Naegle dengan dihitung dari hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan
bulannya dikurangi 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu) (Astuti, 2016). Pada
tinjauan kasus pengumpulan data pertama pada tanggal 23 Oktober 2019 dan
HPHT ibu 28 Mei 2019 maka usia kehamilan ibu sekarang 30 minggu dan
perkiraan lahirnya pada tanggal 05 Maret 2020 hal ini menunjukkan tidak terdapat
kesenjangan dengan teori karena penghitungan usia kehamilan ibu sesuai dengan
teori dari rumus Naegle.
Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama
periode antenatal (Astuti, 2016) yaitu satu kali kunjungan selama trimester
pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara
minggu 14-28 minggu) dan dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36). Selama kehamilan ini Ny. D rutin
91

melakukan pemeriksaan kehamilan, hal ini terbukti dari data buku KIA yang
menunjukan bahwa ibu melakukan pemeriksaan pada trimester I sebanyak 1 kali,
trimester II sebanyak 1 kali, dan trimester III sebanyak 4 kali. Kunjungan
Antenatal Care ibu sudah memenuhi standar minimal kunjungan antenatal
komprehensif menurut teori yang menyatakan bahwa kunjungan antenatal pada
wanita hamil, satu kali pada trimester satu, satu kali pada trimester kedua dan dua
kali pada trimester ketiga.
Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan,
pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas), tinggi fundus uteri menentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin
(DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu
wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan (Kemenkes RI, 2010). Pada asuhan yang
diberikan pada Ny. D sudah sesuai dengan standar hanya pada pemeriksaan tes
laboratorium tidak dilakukan di rumah bidan karena terkendala peralatan sehingga
pemeriksaan dilakukan di Puskesmas.
Didapatkan hasil pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, Tekanan
Darah 100/70 mmHg, Nadi 74x/menit, Pernafasan 24x/menit, Suhu 360C, dari
data tekanan darah tersebut dapat disimpulkan bahwa ibu tidak mengalami
hipertensi pada kehamilan. Hal ini ditunjang oleh keadaan ibu yang tidak pernah
mengalami keluhan seperti, sakit kepala hebat, pandangan kabur, bengkak pada
wajah dan ekstermitas yang termasuk dalam tanda bahaya kehamilan.
Hasil pemeriksaan LILA 29 cm, TB 159, BB 60 kg. Berdasarkan hasil
pemeriksaan ini menujukan bahwa status gizi ibu baik terbukti dari lingkar lengan
atas yang lebih dari standar minimal lingkar lengan atas pada wanita dewasa 23,5
cm. Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau
usia reproduksi adalah 23,5 cm. Selain itu tinggi badan dan berat badan ibu masuk
dalam kategori normal. Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila
hasil pengukuran <145 cm. Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan
92

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.


Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau
kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.
Pada tanggal 25 Januari 2020, pukul 16.00 WIB, kunjungan kedua umur
kehamilan Ny.D dengan usia kehamilan 33-34 minggu, dari hasil anamnesa
didapatkan ibu tidak mengalami keluhan, setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik
dengan hasil TTV dalam batas normal, TD: 100/70 mmHg, R : 21x/menit, N:71
x/menit, S: 36oC. Pada pemeriksaan abdomen, leopold I teraba bulat, lunak, tidak
melenting(bokong), pada leopold II : bagian kanan ibu teraba keras, memanjang
seperti papan(punggung), bagian kiri ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas),
leopold III teraba bulat, keras, melenting (kepala), leopold IV kepala belum masuk
panggul, TFU : 30 cm, DJJ : 140 x/menit.
Pada tanggal 16 Februari 2020, pukul 16.30 WIB, kunjungan ketiga umur
kehamilan Ny.D dengan usia kehamilan 36-37 minggu, dari hasil anamnesa
didapatkan ibu tidak mengalami keluhan, setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik
dengan hasil TTV dalam batas normal, TD: 110/70 mmHg, R : 20x/menit, N:72
x/menit, S: 36oC. Pada pemeriksaan abdomen, leopold I teraba bulat, lunak, tidak
melenting(bokong), pada leopold II : bagian kanan ibu teraba keras, memanjang
seperti papan(punggung), bagian kiri ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas),
leopold III teraba bulat, keras, melenting (kepala), leopold IV kepala belum masuk
panggul, TFU : 31 cm, DJJ : 140 x/menit, hal ini sesuai dengan teori (Walyani,
2015) yang menyatakan bahwa pemeriksaan antennal meliputi anamnesa,
pemeriksaan (pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan leopold, pemeriksaan dalam,
pemeriksaan laboratorium).
Pada pemeriksaan tekanan darah, pernafasan, suhu, nadi dinyatakan
normal karena sudah sesuai dengan teori Hani (2010) tekanan darah normal pada
kehamilan trimester III berkisar antara 110/80-120/80 mmHg. Perubahan suhu
normal pada kehamilan trimester III meningkat menjadi 0,2-0,4°C. Perubahan
pernapasan pada kehamilan trimester III sedikit berubah dari biasanya yaitu terjadi
prningkatan 14/15 x/menit dan keadaan nadi normal pada kehamilan trimester III
93

adalah 80-90 x/menit. Dalam pemeriksaan denyut jantung janin didapatkan


keadaan detak jantung janin dalam batas normal yaitu tidak dibawah 120 dan tidak
diatas 160 per menit. Selain itu menurut pendapat Hani (2010) bahwa detak
jantung janin normal berkisar antara 120 hingga 160 per menit.
Pada pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) pada usia kehamilan 33-34
minggu yaitu 30 cm dan usia kehamilan 36-37 minggu yakniitu 31 cm. dalam hal
ini penambahan tinggifundus uteri hanya bertambah 1 cm. Menurut Hani (2010),
pada usia kehamilan 32 minggu TFU 32 cm dan pada usia kehamilan 36 minggu
TFU 36 cm. Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan
ada gangguan pertumbuhan janin.Pada kunjungan keempat tanggal 29 Februari
2020, pukul 16.30 WIB, umur kehamilan Ny.D 38-39 minggu, Ny. D mengatakan
tidak memiliki keluhan, timbang BB 64 kg sedangkan berat badan sebelum hamil
yaitu 52 kg sehingga selama hamil ibu mengalami kenaikan berat badan 12 kg.
Menurut Manuaba (2013), berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5
sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5
kg/minggu. Maka kenaikan berat badan Ny. D dikategorikan normal karena
berdasarkan teori kenaikan berat badan Ny. D adalah 12kg yaitu diantara 6,5 kg
sampai 16,5 kg.

2. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin


1. Kala I
Pada tanggal 11 Maret 2020 pukul 06.30 WIB, dari hasil anamnesa ibu
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah yang menjalar kepinggang dan keluar
lendir campur darah. Hal ini sesuai dengan teori Sondakh (2013) bahwa tanda-
tanda mulainya persalinan normal yaitu terjadinya his persalinan (Pinggang
terasa sakit dan menjalar ke depan, Sifatnya teratur, interval makin pendek,
dan kekuatan makin besar dan makin beraktivitas, kekuatan akan makin
bertambah) serta pengeluaran lendir dengan darah.
Pada studiy kasus Ny. D hamil 40-41 minggu, ibu merasa Ibu
94

mengeluh nyeri perut bagian bawah yang menjalar kepinggang dan keluar
lendir campur darah. Ibu datang ke BPM pukul 06.30 wib (11 Maret 2020).
Setelah dilakukan pemeriksaan dalam hasilnya portio lunak, pembukaan 8 cm,
ketuban utuh, presentasi kepala. Kala 1 pada persalinan Ny.D berlangsung
selama 4-5 jam yang dihitung sejak ibu merasakan sakit dan keluar lendir
bercampur darah. Menurut Prawirohardjo (2012), kala I persalinan adalah
permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
serviksyang progresifyang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam. Berdasarkan paparan kasus dan teori di atas
dapat disimpulkan bahwa pada Ny.D kala I yang berlangsung + 4-5 jam
sedangkan berdasarkan teori berlangsung + 7 jam. Persalinan yang brlangsung
lebih cepat disebabkan karena kontraksi uterus dan rahim yang kuat dan
teratur. selain itu dipengaruhi oleh faktor pendukung dalam proses persalinan
yaitu dengan adanya faktor ibu, janin yang mendukung jalannya persalinan.
Pada pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital tidak ditemukan adanya
kelainan. TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20x/menit, S : 360C, DJJ :
140x/menit, HIS : 4x/10 menit durasi 30 detik. Kemudian dilakukan
pemeriksaan kebidanan dengan pemeriksaan leopold didapatkan TFU 32 cm,
Leopold 1 dibagian atas teraba bokong, Leopold II dibagian kiri teraba
punggung dan kanan teraba ekstremitas, Leopold III bagian terendah janin
teraba kepala, tidak dapat digoyangkan. Leopold IV sudah masuk PAP
divergen teraba 3/5 bagian.
Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva vagina tidak ada
kelainan, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini dan
kelenjar skene, portio tipis lunak, pembukaan 8 cm, ketuban utuh, presentasi
kepala, posisi ubun-ubun kecil depan, penurunan Hodge III. Dari hasil
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan yang dilakukan
terhadap Ny. D maka disimpulkan diagnosa yaitu Ibu usia 29 tahun
G4P3A0Ah3 hamil 40-41 minggu inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup
intrauterin presentasi kepala. Mengobservasi kemajuan persalinan menilai
95

kesejahteraan janin dan ibu seperti detak jantung janin setiap 1 jam, lalu
menghitung his dan nadi setiap 30 menit. Melakukan pemeriksaan dalam (VT)
serta tekanan darah 4 jam lagi atau jika ada indikasi (Kemenkes, 2013).
2. Kala II
Pengkajian kedua dilakukan pada jam 07.30 WIB. Setelah melakukan
pemeriksaan dan mendapatkan hasil sebagaimana yang terlampir diatas, bidan
memberikan asuhan lebih lanjut sesuai dengan standar APN, tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan kasus yang terjadi dilapangan, semua langkah
membantu persalinan, dilakukan sesuai teori (Prawiroharjo, 2012) yaitu,
melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan 60 langkah Asuhan
Persalinan Normal. Bayi baru lahir Ny.D pada tanggal 11 Maret 2019 jam
07.30 WIB, dengan umur kehamilan 40-41 minggu, persalinan spontan,
menangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan.
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena
tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda
anusterbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir kepala
dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ -2 jam, pada
multi½ -1 jam (Mochtar,2012).
Pada Ny.D Kala II berlangsung selama +30 menit dan diawali sejak
pembukaan lengkap (10 cm), terdapat dorongan kuat untuk meneran, tekanan
kuat pada anus dan vagina, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani
membuka, ibu didampingi oleh keluarga, ibu dipimpin meneran sejak Jam
07.30. Bayi lahir spontan pada pukul 08.00 wib kemudian dilakukan IMD dan
berlanjut sesuai APN. Berdasarkan paparan di atas, pada kasus pada Ny. D
dimana kala II berlangsung selama 30 menit.

3. Kala III
96

Pada proses kala III Ny.D , berdasarkan inspeksi setelah melakukan


jepit potong, tali pusat terlihat memanjang di vagina, belum ada semburan
darah, TFU setinggi pusat dan kontraksi keras, berdasarkan data yang
diperoleh menyatakan plasenta ibu belum terlepas, hal ini sesuai dengan teori
(Prawirohardjo, 2020) tentang tanda tanda pelepasan plasenta yaitu : adanya
semburan darah, pemanjangan tali pusat, perubahan bentuk uterus, dari
diskoid menjadi globular, perubahan dalam posisi uterus, yaitu uterus naik di
dalam abdomen. Setelah dilakukan perasat manajemen aktif kala III dalam
waktu ±10 menit terdapat tanda tanda pelepasan plasenta dan plasenta segera
dilahirkan. Pada proses kala III Ny.D berlangsung selama 20 menit, hal ini
sesuai dengan teori (Prawirohardjo. S, 2010). Dimulai dari lahirnya bayi
sampai lahirnya plasenta, berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah
plasenta lahir segera dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil, TD :
120/70 mmHg , S : 36oC, N : 80 x/menit , R : 20 x/menit, kontraksi keras.
Berdasarkan data yang diperoleh tekanan darah ibu dalam batas normal,
kontraksi uterus baik dan tidak terjadi perdarahan. sehingga dapat disimpulkan
bahwa ibu tidak mengalami komplikasi pasca persalinan.
4. Kala IV
Pada Kala IV, ibu mengatakan perutnya terasa mules TFU Ny. D 2 jari
dibawah pusat, ini sesuai dengan teori (Sondakh, 2013), yang menyatakan
bahwa ketika plasenta lahir TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras.
Pemeriksaan fisik didapatkan hasil, TD : 110/70 mmHg, S : 36oC, N :
80x/menit, R: 21 x/menit, kontraksi keras. tekanan darah ibu dalam batas
normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu tidak tidak mengalami tanda
tanda penyulit masa nifas, sesuai dengan teori (Kemenkes, 2015) yaitu,
penyulit masa nifas antara lain : perdarahan pasca persalinan, infeksi masa
nifas, demam, preeklamsi dan eklamsia, infeksi jalan lahir, infeksi vulva
vagina dan endometrium.
Perdarahan kala IV Ny. D ±100 cc dan total perdarahan selama proses
persalinan sebanyak 350 cc, masih tergolong dalam batas normal, sesuai
dalam teori (Sondakh, 2013) perdarahan yang normal adalah tidak melebihi
97

500 cc. Pada kasus Ny.D sudah sesuai dengan teori yang ada, sudah di lakukan
pengawasan selama 1-2 jam yang meliputi pemeriksaan KU, kontraksi, TFU,
kandung kemih, lochea, dan pengeluaran pervaginam semua dalam batas
normal, kala IV Ny. D sesuai dengan teori (Sondakh, 2013) yang
menyebutkan kala IV selama 2 jam. Sehingga kala IV ibu terpantau dengan
baik dan diharapkan ibu tidak mengalami penyulit pasca persalinan setelah
diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pelayanan bersalin kala IV.
3. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Sutanto, 2018). Jadwal kunjungan nifas meliputi Kunjungan nifas pertama (6
jam), Kunjungan nifas kedua (6 Hari), Kunjungan nifas ketiga (2 Minggu),
Kunjungan nifas keempat (6 Minggu). Adapun tujuan kunjungan rumah ini
adalah untuk memantau dan menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir serta
mencegah, mendeteksi dan menangani komplikasi pada masa nifas (Sutanto,
2018).
Ny.D P4A0AH4 mendapatkan kunjungan nifas sebanyak 2 kali yaitu
pada 6 jam postpartum dan 6 hari hari postpartum. Pada pemeriksaan 6 jam
postpartum Ny. D mengatakan tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan TTV
dalam batas normal, pengeluaran ASI lancar, tidak ditemukan adanya
bendungan ASI, TFU teraba 2 jari dibawah pusat, pengeluaran pervaginam
lochea rubra, ekstermitas tidak odema. Pada kunjungan nifas hari ke 2, Ny.D
mngatakan tidak ada keluhan, diperoleh TTV dalam batas normal,
pengeluaran ASI lancar, tidak terdapat bendungan asi, TFU 3 jari di bawah
pusat, ekstermitas tidak odema, pengeluaran pervaginam lochea rubra.
4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Berdasarkan fakta, pada usia 6 jam bayi Ny.D sudah Buang Air Kecil
(BAK), 5 kali warna kuning jernih, dan Buang Air Besar (BAB) 1 kali warna
hitam. Menurut penulis jika bayi BAB warna hitam berarti normal karena
mekonium yang telah keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir menandakan
98

anus telah berfungsi dan jika BAK bayi warna kuning jernih berarti normal
karena jika bayi tidak BAK dalam 24 jam pertama setelah lahir maka bidan
harus mengkaji kondisi uretra. Bayi sudah BAB dan BAK menandakan anus
dan uretra normal tidak ada kelainan.
Berat badan lahir bayi Ny.D saat umur 6 jam dengan berat badan 3200
gram. dan pada saat lahir berat bayi Ny.D 3200 gr dalam keadaan normal dan
cukup bulan. Bayi Ny.D dalam keadaan sehat. Hal ini fisiologis sesuai dengan
pendapat Sondakh (2013), berat bayi baru lahir cukup bulan antara 2500
sampai 4000 gram. Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta
dan teori.
Pada asuhan bayi baru lahir, penulis melakukan penatalaksanaan pada
Bayi Ny.D sebagaimana untuk bayi baru lahir normal karena tidak ditemukan
masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), seperti asuhan bayi baru lahir
yaitu perawatan tali pusat, cara menjaga kehangatan bayi, ASI eksklusif dan
imuisasi serta kontrol ulang. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih
mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan.
Menurut penulis pemberian KIE untuk bayi baru lahir normal sangat
perlu karena bertujuan untuk mencegah terjadinya bahaya pada bayi baru
lahir, bayi mendapatkan nutrisi penuh dari ASI, memantau pertumbuhan pada
bayi dengan kontrol ulang secara rutin dan menjadwalkan imunisasi sesuai
dengan umur bayi. Hal tersebut sesuai pendapat Sondakh (2013)
penatalaksanaan pada bayi baru lahir fisiologis, meliputi KIE tanda bahaya
bayi baru lahir, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari dsb.
Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Data subjektif yang didapat pada Ny. D yaitu Ibu mengatakan ingin
menggunakan KB implan. Data objektif yang didapatkan dari hasil
pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, kesadaran compasmentis, TD 120/70
mmHg, Nadi 80x/menit, pernapasan 20 x/menit,suhu 36 ̊c. Hal ini sesuai
dengan teori Mulyani (2013) pemeriksaan tanda –tanda vital, TD : dikatakan
99

darah tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg, nadi : normalnya 60 –80 x/menit,
pernafasan : normalnya 16 –24 x/menit, suhu tubuh : normalnya 36,5 –37,5 oC.
Pada langkah kedua yaitu diagnosa dan masalah, pada langkah ini dilakukan
identifikasi masalah yang benar terhadap diagnosa dan masalah serta
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data dari hasil
anamnesa yang dikumpulkan. Implant merupakan kontrasepsi berbentuk
tabung/ susuk yang lembut dan terbuat dari jenis materi karet elastik yang
mengandung hormon. Implant/ susuk disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit,
karena dipasang dibawah kulit pada lengan atas, Implant mempunyai efek
samping, diantaranya gangguan siklus haid(menstruasi), perubahan berat
badan, jerawat, rasa nyeri (pedih payudara, perih), pusing (sakit kepala,
migran), nyeri perut bagian bawah, kloasma,infeksi pada luka insisi (Manuaba,
2010.)
Alasan Ny. D memilih alat kontrasepsi implan karena Ny. D ingin
menjarakkan kehamilannya sehingga NY. D memilih alat kontrasepsi jangka
panjang. Salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yaitu Implant
(AKBK). Implant merupakan salah satu metode kontrasepsi yang efektif
berjangka waktu 2-5 tahun (Mulyani, 2013).
Data yang sudah dikumpulkan diidentifikasi sehingga ditemukan
masalah atau diagnosa yang spesifik Ibu P4A0Ah4 Nifas hari ke 27 akseptor
KB Implan. Pada langkah ketujuh yaitu evaluasi dilakukan kefektifan dan
asuhan yang diberikan. Hal ini dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah
terpenuhi dan mengatasi diagnosa dan masalah yang diidentifikasi. Untuk
mengetahui keefektifan asuhan yang diberikan pasien dapat dimnita untuk
mengulangi penjelasan yang telah diberikan. (Manuaba, 2010). Hasil evaluasi
yang didapatkan penulis mengenai penjelasan dan anjuran yang diberikan
bahwa ibu merasa senang dengan informasi yang dibeikan dan mau mengikuti
anjuran yang diberikan serta ibu mengerti dapat mengulang kembali
penjelasan yang diberikan.
100

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Ny. D telah dilakukan di mulai dari masa


kehamilan trimester III sampai dengan keluarga berencana yang diuraikan
sebagai berikut:
1. Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. D dengan telah dilakukan mulai
dari usia kehamilan 30 minggu, dilakukan kunjungan antenatal 4 kali dan
tidak terdapat penyulit atau komplikasi.
2. Asuhan kebidanan persalinan pada Ny. D telah dilakukan bersalin saat
usia kehamilan 40-41 minggu, persalinan secara normal dan tidak
terdapat penyulit atau komplikasi.
3. Asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. D telah dilakukan, dilakukan 6
jam dan 6 hari post partum. Masa nifas berjalan lancar, involusi terjadi
secara normal, tidak terdapat komplikasi dan ibu tampak sehat
4. Asuhan kebidanan BBL pada By Ny. D lahir dengan neonatus normal.
Pada saat Asuhan bayi usia 6 jam dan 6 hari, keadaan bayi sehat dan tidak
terdapat komplikasi.
5. Asuhan Kebidanan KB Implan pada Ny. D Asuhan di lakukan pada
tanggal 11 April 2020 dan tidak terdapat komplikasi.

B. SARAN
1. Bagi PMB Rosmala Aini
Diharapkan asuhan kebidanan komprehensif ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk dapat memperbaiki serta mempertahankan mutu
pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan
secara komprehensif dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu
yang dimiliki serta bersediamembimbing kepada mahasiswa tentang cara
memberikan asuhan yang sesuai standar pelayanan.
101

99
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah kepustakaan terbaru sehingga proses
pembuatan laporan tugas akhir dapat dikerjakan dengan cepat dan sesuai
dengan pedoman yang telah ditetapkan.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan untuk masyarakat khususnya ibu hamil hendaknya dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin dan sedini mungkin, sehingga
dapat mendeteksi dini kelainan komplikasi pada kehamilan maupun
persalinan yang mungkin dapat terjadi sehingga dapat segera
dilaksanakan tindakan.
102

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2017. Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi. BKKBN Jambi.

Hanni, Ummi dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.Salemba


Medika. Jakarta.

Hidayat, A. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan. Nuha Medika. Yogyakarta.

Kemenkes RI 2010. Pelayanan Antenatal Terpadu. Kemenkes

Kemenkes RI. 2012. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis
Perlindungan Anak. Kemenkes RI. Jakarta.

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta

Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . EGC. Jakarta.

Maritalia. 2014. Asuhan kebidanan Nifas dan menysuusi. Pustaka Pelajar.


Yogyakarta.

Mochtar. 2011. Sinopsis Obstetri Jilid 2. EGC Jakarta.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nurjanah, 2013. Asuhan Kebidanan Post Partum. Refika Aditama. Bandung.

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka. Jakarta

Rukiyah. 2013. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Trans Info Media. Jakarta.

Sondakh. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Erlangga.


Jakarta.

Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika.


Jakarta.

Sutanto. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Pustaka Baru pers.
Yogyakarta.

Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.


103

Walyani. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Pustaka Baru
Press. Yogyakarta.

WHO. 2015. Maternal and Reproductive Health. Diakses dalam


http://www.who.int/gho/ maternal_health/mortality/maternal/en/.
104

Lampiran 1 Surat Pernyataan Responden

LAMPIRAN
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Nama : Ny.D
Umur : 29 Tahun
Alamat : RT 28 Paal Merah

Hamil ke- : 30 Minggu

Setelah saya mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta dari
studi kasus, dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi responden
dalam pemberian Asuhan Kebidanan yang dilakukan oleh Yeyenti Perlin Mahasiswa
prodi D III Kebidanan STIKes Baiturrahim.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya tanpa paksaan dari
siapa pun.

Jambi, ....
Responden

( )
105

Lampiran 2 Surat Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Ibu Calon Responden


Di
Tempat

Dengan Hormat

Sehubungan dengan pelaksanaan asuhan dalam rangka penyusunan Laporan Tugas


Akhir untuk memenuhui sebagian syarat memperoleh Derajat Ahli Madya
Kebidanan yang berjudul ” Asuhan kebidanan komprehensif pada NY. D di BPM
Rosmala Aini Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi Tahun 2020”
Pemberiam asuhan bermaksud untuk mengumpulkan data dengan melakukan asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hamil mulai dari usia kehamilan 30 minggu
sampai keluarga berencana. Pemberian asuhan ini tidak berisiko terhadap responden,
jika anda tidak berkenan menjadi responden, anda berhak mengundurkan diri. Data
yang terkumpul akan dijamin kerahasiannya. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati, peneliti mohon kesediaan dan kerelaan responden untuk membantu pelaksanaan
asuhan ini dengan cara bersedia diberikan asuhan kebidanan komprehensif. Atas
kesediaan anda, saya ucapkan terimakasih dan pemberi asuhan mohon maaf apabila
terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati anda.
Jambi,....
Hormat Saya

(Yeyenti Perlin)
106
107

DOKUMENTASI
108

Anda mungkin juga menyukai