NPM : 201714500620
KELAS : S6D
1. A. Ada satu hal penting yang tak boleh kita abaikan dalam berilmu, yaitu adab. Maka penting
bagi kita untuk beradab sebelum berilmu. Maka bukan hal yang aneh lagi para ulama pun banyak
berpesan atas hal ini.Mendahulukan adab dibandingkan ilmu. Seperti yang disampaikan Imam
Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah yang pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa para ulama berpesan untuk mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al
Husain berkata,
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Bahkan adab butuh waktu lebih banyak untuk dipelajari dibandingkan ilmu. Ibnul Mubarok
berkata,
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama
20 tahun.”
Jika para ulama saja banyak berpesan agar kita lebih mendahulukan adab dibandingkan ilmu,
lantas apa landasan kita untuk mendahulukan ilmu dibandingkan adab? Bisa jadi ada yang keliru
dalam hidup kita. Tujuan berilmu bukan untuk penilaian Allah, tapi agar terlihat mulia di mata
manusia. Bisa jadi seperti itu. Tapi siapa yang tahu selain hati diri sendiri?
Tapi coba saja tanya pada hati sendiri. Mana yang lebih nyaman untuk kita lihat, orang yang
berilmu tapi adabnya kurang, atau orang yang adabnya baik tapi ilmunya kurang. Cenderung bagi
kita untuk mendahulukan orang yang beradab karena akan ada kenyamanan bersamanya. Tapi
tentu, dua pilihan tadi bukanlah pilhan yang terbaik. Karena jauh lebih penting bagi kita untuk
menjadi berilmu dan beradab. Tapi untuk berilmu butuh adab.
Sabar dalam menuntut ilmu, dipelajari dari adab. Paham atas ilmu, dipelajari dari adab.
Tersebarnya ilmu, dipelajari dari adab. Mari dahulukan adab dibandingkan ilmu.
Tidak cukup hanya dengan membaca artikel ini saja. Coba pelajari buku yang membahas adab,
hadiri kajian yang membahas adab, dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena dari peradaban ada kata adab, maka sungguh adab perannya begitu besar.
B. Adab bisa di kaitkan dengan dengan akhlak yang mempunyai arti budi pekerti ,tingkah
laku,perangai sesuai dengan nilai-nilai islam.
Akhlak adalah cara dan sifat dasar apakah baik atau buruk, ilmu akhlak adalah pengetahuan
dengan cara ini dan sifat dasar dan manakah yang harus diamalkan, dengan kata lain, perbedaan
akhlak dan ilmu akhlak hanya ada pada sisi teori dan praktiknya
2. #Dalam kehidupan dunia, ilmu berperan penting bagi perkembangan dan kemajuan umat
manusia. Berbagai keberhasilan yang dicapai manusia saat ini tidak lepas dari peran ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, setiap orang harus menyadari betapa pentingnya mencari ilmu.Di
samping itu, hampir semua agama menyatakan bahwa ilmu dapat meningkatkan kebaikan bagi
masing-masing individu. Dengan ilmu, seseorang dapat berperilaku baik di kehidupan sosial
masyarakat. Secara umum, berikut ini beberapa manfaat ilmu yang perlu diketahui.
Orang yang punya ilmu terus mengamalkan ilmunya, atau orang yang tidak punya ilmu lalu dia
belajar mencari ilmu.Orang yang kerja thok tapi tidak mencari ilmu, itu tidak bermutu.
Dalam ayat Al-quran Alloh SWT memberikan satu pertanyaan bukan untuk dijawab tapi kita
paham apa isinya,
“Katakan wahai Nabi Muhammad SAW apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang
tidak berilmu.”Orang yang berilmu mempunyai derajat yang tinggi dihadapan Allah SWT,
sedangkan orang yang tidak berilmu sebaliknya.
"...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).
"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya
tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. Al-Mulk : 10).
3. Dampak Positif TIK Sisi positif dari kemajuan TIK sangat banyak. Beberapa di antaranya dapat
dilihat dari terbantunya beberapa bidang berikut:
Bidang Jasa Pengiriman Jasa pengiriman saat ini makin maju. Jika dahulu mengirim
paket tidak tahu kapan akan sampai, sekarang paket yang dikirim dapat dilacak posisinya
secara realtime. Hal ini membutuhkan TIK dalam penerapannya.
Bidang Bisnis Dalam bisnis, penggunaan TIK diterapkan pada perdagangan secara
elektronik (e-commerce). Fitur ini memerlukan jaringan komunikasi internet. E-
commerce memudahkan dua atau banyak pihak untuk melakukan transaksi tanpa harus
bertemu langsung secara fisik.
Bidang Perbankan Salah satu kemajuan TIK dalam perbankan adalah fitur internet
banking. Kini, nasabah bisa dengan mudah melakukan berbagai transaksi perbankan
hanya dengan membuka situs layanan dari bank. Bahkan, sudah berkembang pula mobile
banking yang memungkinkan transaksi perbankan dilakukan lewat ponsel pintar.
Dampak Negatif TIK TIK turut memunculkan sejumlah dampak negatif yang merugikan
Pelanggaran Hak Cipta Kemajuan TIK ada yang disalahgunakan oleh orang tidak
bertanggung jawab biasanya terkait pelanggaran hak cipta. Pelanggaran ini meliputi
pembajakan software, penggandaan tanpa sizin pembuat karya, hingga pemakaian tanpa
seizin pembuat. Pelanggaran hak cipta sudah pasti merugikan produsen dan merugikan
konsumen saat mereka mendapatkan produk yang kualitasnya tidak setara dengan produk
asli.
Kejahatan Siber (Cyber Crime) Kejahatan ini dilakukan secara online dengan
memanfaatkan teknologi atau jaringan komputer. Contoh kejahatannya seperti
pembajakan kartu kredit, penipuan online, dan sebagainya. Kejahatan siber dapat terjadi
lintas negara, memberikan kerugian besar, dan sering sulit dibuktikan secara hukum.
Pornografi, Perjudian, dan Penipuan Ketiga hal tersebut sangat marak di dunia online dan
menjadi sisi negatif dari TIK. Namun, sebagian negara melegalkan pornografi dan
perjudian terkait aturan-aturan tertentu. Sementara untuk penipuan, banyak oknum yang
menyalahgunakan TIK guna menipu orang lain demi mendapatkan sejumlah uang.
4. Isi Kandungan Hadis wasiat Rasulullah s.a.w. " Taraktu fiikum amraini lan tadhilluu maa
tamassaktum bihima, Kitaballahi wa Sunnata Nabyyihi " artinya : “Ku tinggalkan untukmu 2
pusaka, yang mana kamu tidak akan tersesat selamanya selagi kamu berpegang teguh kepada
keduaduanya, Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah Nabi-Nya.”
Iman kepada Kitab Allah adalah salah satu Rukun Iman yang ketiga yang berarti kita harus
mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Kitab-Kitab yang diturunkan kepada
Nabi datangnya dari Allah SWT yang kemudian disampaikan kepada seluruh umat manusia. Cara
mengimani kitab-kitab Allah SWT adalah dengan membaca, mempelajari, dan memahami makna
atau isi kandungannya.
Kitab-kitab Allah dan penerimanya, antara lain :
Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as
Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud as
Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as
Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Sunah Rasul adalah suatu hal yang merujuk pada perkataan dan perbuatan yang berdasarkan apa
yang Rasulullah SAW setujui, ajarkan, dan beritahukan dan biasanya Sunah identik
dengan Hadist, yaitu sabda atau suatu perkataan Nabi Muhammad SAW .
Isi kandungan Hadis Rasulullah s.a.w. : " Fa man akhoza an Sunnati minni wa man roghiba „an
Sunnati falaisa minni" artinya : “Maka barang siapa yang mengikuti Sunnahku, maka ia masuk
dalam golonganku dan barang siapa yang menolak Sunnahku, maka dia bukan dari golonganku.”
Islam tidak mengingkari adanya cinta seorang manusia kepada lawan jenisnya. Ia adalah fitrah
dan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi bila waktu pemenuhannya telah tiba. Hanya saja,
demi terpeliharanya kehormatan dan harga diri manusia, Islam menyerukan agar pemenuhannya
dilakukan dengan cara yang benar, yaitu lewat pernikahan.
Adapun bagi mereka yang (benar-benar) belum sanggup menikah karena alasan ekonomi, beliau
menganjurkan agar ia berpuasa. Sebabnya, puasa dipandang mampu mengendalikan motif seksual
dan keinginan yang menggebu kepada lawan jenis. Puasa akan menyebabkan kadar gizi yang
dikonsumsi seseorang menjadi berkurang.
Otomatis, hal ini akan menyebabkan hasrat seksualnya melemah. Jadi, puasa dalam konteks
hadits ini dianggap sebagai pengalihan dan sifatnya tidak permanen. Di dalamnya termasuk pula
ibadah-ibadah yang biasanya menyertai aktivitas puasa tersebut, seperti membaca Alquran,
dzikir, doa, dan aktivitas pengalihan lainnya.