Anda di halaman 1dari 4

Nama : Clarissa Diantha Azzahra

NPM : 2006587985
Prodi : Sastra Jepang
Fakultas : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Mata Kuliah : MPKT
Kelas :6
Pengajar : Dhini Afiatanti, M.A.

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila:


Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Siapa yang tidak mengenal Pancasila? Tujuh puluh tiga tahun yang lalu, tepatnya
tanggal 1 Juni 1945, Pancasila dicetuskan oleh Presiden Soekarno dalam sidang BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan), dan menjadi suatu ideologi yang
dipegang erat Bangsa Indonesia. Tidak hanya itu saja, Pancasila menjadi dasar negara yang
dicantumkan dalam UUD 1945 Alinea IV. Hal ini sudah menjadi kewajiban masyarakat
Indonesia untuk menjunjung tinggi Pancasila. Namun, apakah masyarakat Indonesia sudah
menjadi masyarakat yang Pancasila? Seberapa paham masyarakat Indonesia terhadap nilai-
nilai Pancsila serta mengimplementasikannya dalam sehari-hari?. Tentu pertanyaan-
pertanyaan ini harus kita renungkan bersama, karena akhir-akhir ini persatuan dan kesatuan
mulai terdegradasi. Masalah agama dan toleransi pun kian tegang dan membakar hati. Hal ini
terjadi akibat sedikitnya masyarakat yang paham mengenai esensi dari Pancasila itu sendiri.

Pancasila merupakan isi jiwa bangsa Indonesia secara turun-temurun yang sekian
abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat, dengan demikian Pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yaitu falsafah bangsa Indonesia.1 Bangsa ini dengan
penuh kebanggaan menerima pancasila sebagai panduan hidup berbangsa dan bernegara,
serta menjadi acuan untuk membangun persatuan dan kesatuan. Pada hakikatnya, Pancasila
merupakan ideologi terbuka yang artinya Pancasila memberikan kebebasan kepada setiap
masyarakat untuk bertindak dan keberadaannya pun mampu disesuaikan dengan keadaan
zaman. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sangat efektif membangun bangsa
bahkan bertahan hingga saat ini.

1
Soekarno. (2017). Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno.Yogyakarta: Media Pressindo
Sebuah pergerakan bangsa Indonesia pada tahun 1924 yang dinamakan Perhimpunan
Indonesia (PI) mulai merumuskan ideologi politiknya untuk mencapai kemerdekaan politik
yang didasarkan pada empat prinsip, yaitu persatuan nasional, solidaritas, nonkooperasi, dan
kemadirian (self-help).2 Yang dimaksud dengan persatuan nasional adalah pengikat bersama
ragam ideologi dan identitas (etnis, agama, dan kelas) untuk melawan penjajah. Solidaritas
merupakan sikap menghapuskan perbedaan-perbedaan dalam bangsa dan lebih mengedepankan
persoalan yang terjadi akibat penjajahan. Nonkooperasi mempunyai makna bahwa bangsa
Indonesia harus memperjuangkan sendiri kemerdekaannya karena pihak penjajah tidak akan
membantu rakyat yang dijajahnya. Sementara itu, kemandirian dapat diartikan sebagai
pembangunan sebuah struktur nasional, politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang diusahakan
oleh bangsa Indonesia sendiri. 3

Proses panjang perumusan Pancasila melalui pidato Soekarno mendasari penetapan


tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Kelahiran Pancasila sebab Pancasila baru dikemukakan
pada waktu itu. Namun demikian, sebagai dasar negara, persetujuan kolektif Pancasila baru
didapat setelah melalui perumusan piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, dan perumusan final
serta pengesahannya secara konstitusional dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945. Butir-
butir Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara adalah 1) Ketuhanan yang Maha Esa; 2)
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan; serta 5) Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang sangat
bernilai. Pancasila digali dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pancasila
sebagai pandangan hidup berisi konsep kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia,
sekaligus mengandung pemikiran ataupun gagasan yang mendasar mengenai tatanan
kehidupan, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, Pancasila digunalan sebagai
petunjuk arah untuk melaksanakan kegiatan dalam segala bidang kehidupan, baik kehidupan
di dunia maupun pasca kehidupan di dunia. Pandangan hidup inilah yang menjadikan suatu
bangsa memiliki arah yang jelas.

2
Latif, Yudi. (2011). Negara Pripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktuaitas Pancasila. hlm.5
3
Ingleson, John. (1975). Perhimpunan Indonesia and the Indonesian Nationalist Movement 1923-1928.
Pandangan hidup menjadi sarana untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan
memberi petunjuk dalam mencapau kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dam batim dalam
masyarakat. Selain itu, pandangan hidup dapat menjaga kelangsungan dan kelestarian bangsa.
Tanpa memiliki pandangan hidup, bangsa akan terombang-ambing daam menghadapi
persoalan. Pandangan hidup akan memberikan wawasan menyeluruh terhadap kehidupan.
Pancasila sebagai pandangan hidup juga memberikan pedoman dan kekuatan bagi bangsa
untuk berperilaku luhur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan
demikian, Pancasila sebagai pandangan hidup wajib dilaksanakan oleh seluruh rakyat
Indonesia.4 Pancasila harus dilaksanakan secara utuh dan konsekuen. Selain itu, mengikat dan
memaksa setiap warga negara untuk tunduk pada Pancasila.

Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, nilai-nilai Pancasila seolah makin


tenggelam dengan iruk pikuk dunia milenial. Generasi muda mengahadapi tantangan semakin
kehilangan akan identitas bangsa dan menjauh dari nilai budaya, oleh sebab itulah Pancasila
dibutuhkan sebagai penguat wawasan kebangsaan dan pandagan hidup. Sebagai generasi
muda, dan sebagai masa depan Indonesia, hendaknya kita mengambil andil penting dalam
merumuskan masa depan bangsa ini dengan mengembalikan semangat pancasila, berdiskusi
dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari agar masyarakat sadar bahwa Pancasila
berakar dari dialektika kehidupan masyarakat Indonesia, dan satu lagi, Pancasila akan terasa
maknanya jika semua sila yang ada pada pancasila diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

4
Setiady, Elly M. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Daftar Pustaka

Soekarno. (2017). Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno.Yogyakarta: Media Pressindo.


Latif, Yudi. (2011). Negara Pripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktuaitas Pancasila.
Ingleson, John. (1975). Perhimpunan Indonesia and the Indonesian Nationalist Movement
1923-1928. Monash: Papers on Southeast Asia.
Setiady, Elly M. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Kansil, C.S.T. (1990). Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
https://youtu.be/oqJ2gm4zWOE BPIP RI “Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa”

Anda mungkin juga menyukai