Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

HUKUM JAMINAN

Oleh :
Nama : PAMBUKO BAYU LAKSONO
NIM : 1201816027
Sem & Jurusan : Ilmu Hukum Malam
Hari & Tanggal : Jumat, 18 Juni 2021
Dosen : YUDHI WIDYO ARMONO, S.E., S.H., M.H

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SURAKARTA 2021


1. Peng-ACC-an suatu kredit yang diajukan oleh calon debitur ada kemungkinan akan
menjadi boomerang bagi kreditur , karena debitor harus meng analisis calon kreditur
apakah memenuhi syarat dalam persetujuan kredit. Apabila tidak memenuhi syarat
tersebut akan terjadi Kredit Macet yang mengakibatkan terjadinya ketidaklancaran
perputaran kas di dalam Bank, apabila terus berlanjut maka Bank tidak akan lagi bisa
untuk memberikan kredit kepada nasabah lain dalam jumlah yang besar dikarenakan
pihak Bank sendiri mengalami kesulitan dalam perputaran arus kas. Kredit macet atau
problem loan adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-
faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan debitur.
Faktor-faktor penyebab yang merupakan kesalahan pihak kreditur adalah:
 Keteledoran bank mematuhi peraturan pemberian kredit yang telah digariskan
 Terlalu mudah memberikan kredit, yang disebabkan karena tidak ada patokan yang
jelas tentang standar kelayakan permintaan kredit yang diajukan
 Konsentrasi dana kredit pada sekelompok debitur atau sektor usaha yang beresiko
tinggi
 Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian kredit yang berpengalaman
 Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepada para eksekutif dan staf
bagian kredit
 Jumlah pemberian kredit yang melampaui batas kemampuan bank
 Lemahnya kemampuan bank mendeteksi kemungkinan timbulnya kredit
bermasalah, termasuk mendeteksi arah perkembangan arus kas (cash flow) debitur
lama
 Tidak mampu bersaing, sehingga terpaksa menerima debitur yang kurang bermutu
2. Penyelesaian akhir dari kredit macet oleh Bank yang didalamnya terdapat jaminan
haruslah melalui pelelangan secara umum karena kredit tersebut sudah tidak bisa
diselamatkan lagi dengan cara restrukturisasi kredit sehingga kredit yang benar benar
sudah macet oleh Bank yang didalamnya terdapat jaminan maka dilakukanlah
pelelangan sesuai Pasal 1155 KUHPer: Kreditur sebagai penerima benda gadai berhak
untuk menjual barang gadai, setelah lewatnya jangka waktu yang ditentukan, atau
setelah dilakukannya peringatan untuk pemenuhan perjanjian dalam hal tidak ada
ketentuan jangka waktu yang pasti, Pasal 15 ayat (3) jo. Pasal 29 Undang-Undang No.
42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (“UU Jaminan Fidusia”): yang memberikan
hak kepada kreditur untuk mengeksekusi benda jaminan fidusia jika debitur cidera
janji (wanprestasi), dan Pasal 6 jo. Pasal 20 Undang-Undang No. 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan
Tanah: yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengeksekusi benda jaminan
fidusia jika debitur cidera janji (wanprestasi)..
3. Aditya ajukan kredit kepada Bank sebesar Rp. 100 juta, dengan kewajiban
melunasinya selama 10 tahun, beserta dengan bunganya, dengan jaminan emas murni
100 kg (misalnya). Seiring berjalannya waktu, Aditya telah dapat melunasi nominal
kreditnya sebesar Rp. 50 juta dalam waktu 5 tahun, juga beserta dengan pelunasan
bunganya. Yang menjadi pertanyaan apakah Aditya diperkenankan untuk mengambil
emas jaminannya ½-nya (50 kg) dahulu karena Aditya telah melunasi ½ dari besaran
kredit (Rp. 50 juta), beserta dengan bunganya.
Untuk kasus ini menurut penjelasan saya bahwa Aditya tidak bisa mengambil separo
jaminannya karena tidak ada perjanjian diawal proses peng-ACC-an perkreditan, dan
aditya jika mau mengambil jaminannya harus melunasi kreditnya terlebih dahulu ,
terkecuali jika aditya dengan pihak pengkreditan diawal peng-ACC-an kredit ada
perjanjian jika ditengah pembayarn perkreditan aditya bisa mebayar setengah kredit
bersama bunganya maka jaminan bisa diambil separuh itu bisa dilakukan .
4. Rokhim ajukan kredit kepada Bank sebesar Rp. 200 juta, dengan kewajiban
melunasinya selama 10 tahun, beserta dengan bunganya, dengan suatu jaminan. Dua
tahun pertama semua pelunasan lancar, ditahun ketiga karena Rokhim mendapatkan
“durian runtuh” dan ia berniat untuk melunasi keseluruhan hutangnya di Bank beserta
dengan bunganya. Diperkenankah langkah Rokhim?
Baik untuk kali ini Rokim menurut saya diperkenankan melunasinya karena pihak
perkreditan yang penting nominal kredit beserta bunga bisa terbayarkan oleh rokhim
sehingga kreditur menerima uang kredit dan bunga secara full sesuai berapa bulan
kredit rokhim, sehingga kreditur tidak mengalami kerugian.

Anda mungkin juga menyukai