Ekg Latihan
Ekg Latihan
Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama (43 kotak kecil/43mm),
menandakan Irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan
diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal
dari SA node.
3. Gel P,Q,R,S,T normal, komplek QRS normal PR interval normal, ST segmen normal, QT interval
memanjang 0,45 detik.
1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama (23 kotak kecil/23mm),
menandakan irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama
menandakan pacemaker berasal dari SA node
3. Gel P tinggi dan lebar normal tapi bentuknya agak runcing (?P pulmonal), pada ekg strip
penemuan seperti ini kita abaikan. Tidak ada gel Q kita abaikan juga, gel RST normal. Adanya gel U,
QT interval dan komplek QRS normal
1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu beat dengan yang lain sama (10 kotak kecil/ 10
mm)menandakan irama teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan diikuti
oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari
SA node.
3. Gel P tingginya lebih dari 2,5mm dan runcing sekali menandakan P pulmonal, gel QRST normal, QT
interval memendek, ST segmen tampak depresi.
4. Kesimpulan: SINUS TAKIKARDI DENGAN P PULMONAL (QT interval dan ST segmen depresi kita
abaikan pada kasus ini karena dengan frekfensi jantung melebih 120x/mnt selalu diikuti dengan QT
interval memendek dan ST segmen depresi)
1. Jarak RR/PP interval antara beat 1 & 2, 2 & 3, 3 & 4, 4 & 5, adalah sama. Tapi di beat ke 6, tidak di
mulai dengan gel P dan bentuknya melebar. Di beat ke 7 kembali adanya gel P yang sama dengan gel
P di beat 1,2,3,4,5 yang diikuti oleh bentuk komplek QRS yang sama pula.
Pada kasus ini kita tidak bisa mengatakan irama regular atau teratur, karena pada saat pengecekan
frekfensi jantung baik menggunakan stetoskop maupun palpasi radial arteri yang kita dapatkan tidak
teratur. Akan tetapi pada kasus ini pacemaker masih dominan berasal dari SA node dan pada beat ke
6 kita tetap namakan komplek QRS biarpun bentuknya tidak normal.
2. Karena iramanya tidak teratur, maka frekfensi jantung dihitung dengan mengalikan jumlah
komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 8 normal komplek QRS, jadi frekfensi
jantungnya 8 x 10 = 80x/menit.
3. Gel PQRS normal, PR& QT interval normal. Adanya ST segmen depresi dan abnormal beat yang
tidak diawali dengan gel P yang komplek QRS nya abnormal/melebar yang mana ini berasal dari otot
ventrikel.
1. Jarak antara RR/PP interval sama menandakan iramanya regular/teratur, adanya gel P dengan
bentuk yang sama dan juga diikuti oleh komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, menandakan
pusat pacemaker berasal dari SA node.
3. Gel PQRST smuanya normal, PR interval normal, QT interval memendek (setiap HR melebihi
120x/mnt, automaticly QR interval memendek, kadang juga disertai dengan ST depresi).
1. Jarak RR/PP interval di beat 1&2, 2&3 adalah sama, akan tetapi beat berikutnya yaitu beat ke 4
baru muncul setelah adanya gap atau jedah yang jaraknya melibihi 2 kali jarak RR/PP interval
sebelum dan sesudahnya. Kita tidak bisa mengatakan iramanya teratur (lihat penjelasan ekg strip
no.4). Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS yang menandakan pacemaker berasal
dari SA node, akan tetapi SA node gagal untuk mengeluarkan impuls sebagaimana waktunya
sehingga terjadi gap atau jedah yang melebih 2x jarak yang seharusnya.
2. Frekfensi jantung kita hitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10.
Pada kasus ini terdapat 5 komplek QRS dalam 6 detik. Jadi frekfensi jantungnya 5 x 10 = 50 x/menit.
4. Kesimpulan : SINUS ARREST ATAU SINUS PAUSE ( Pada kasus yang sama dengan gap atau jedah
persis sama 2 kali dengan jarak RR/PP interval dinamakan Sinus Block)
1. Jarak RR/PP interval antara beat 1&2 dan beat 3&4 berbeda, menandakan irama tidak teratur.
Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS dengan bentuk yang sama, menandakan
pacemaker berasal dari SA node.
2. Karena irama tidak teratur/irregular, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan
jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS
adalah 7. Maka frekfensi jantungnya 7 x 10= 70x/menit.
3. Semua konfigursi gelombang normal, kecuali tampak adanya ST segmen depresi (pada ekg strip
boleh kita abaikan).
2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah
komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 7, jadi frekfensi
jantungnya 7 x 10= 70 x/menit.
1. Jarak RR/PP interval di setiap beat sama(19 kotak kecil/19mm), menandakan irama
regular/teratur. Adanya defleksi positip gel P normal yang diikuti oleh normal komplek QRS disetiap
beat, menandakan pacemaker berasal dari SA node.
1. Jarak RR/PP interval ditiap beat tidaklah sama, ini menandakan irama tidak teratur/irregular.
Adanya defleksi positip gel P disetiap beat yang diikuti oleh normal komplek QRS. Anda harus jeli
disini, dimana bentuk gel P antara beat 1&2 atau 1&6 berbeda walaupun defleksi gel P positip. Akan
tetapi, tidak semua gel P yang defleksinya positip berasal dari normal pacemaker(SA node), tapi bisa
juga berasal dari cabang pacemaker SA node atau sel-sel pacemaker dari otot atrium yang
menghasilkan defleksi positip gel P yang berbeda dengan gel P yang berasal dari normal pacemaker
(SA node).
2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah
komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7. Jadi
frekfensi jantungnya 7×10= 70x/menit.
3.Tampak gel P dan gel T mempunyai lebih dari 2 macam bentuk, konfigurasi gelombang EKG yang
lainnya dalam batas normal.
4. Kesimpulan : WANDERING ATRIAL PACEMAKER (artinya lebih dari 2 macam sumber pacemaker
yang ditandai dengan lebih dari 2 macam bentuk gel P)
1. Pada kasus ini kita tidak menemukan gelombang P karene frekfensi jantung yang sangat cepat
mengakibatkan gel P terbenam/tertutup oleh gel T. Jarak RR interval setiap beat adalah sama (6
kotak kecil/6 mm), menandakan irama teratur. Yang saya katakan tadi bahwa gel P tertutup oleh gel
T, jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari fokus yang sama dan berada di atas ventrikel atau
supra ventrikel.
3. Gel P tertutup gel T, PR interval tidak bisa dihitung, QT interval sudah pasti memendek, konfigurasi
gelombang yang lain dalam batas normal.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT)—> anda harus jeli juga untuk memastikan
EKG dengan Supra Ventrikular Takikardi, yaitu anda lihat tinggi dan bentuk komplek QRS nya adalah
sama. So anda tidak ragu untuk mengatakan SVT !!
2. Spesial untuk menghitung frekfensi pada kasus ini adalah dengan menghitung frekfensi di atrium
dan juga di ventrikel. Untuk irama atrium 1500:5 kotak kecil =300x/menit, sedangkan untuk ventrikel
1500:16 kotak kecil= 94x/menit. Jadi perbandingan kontraksi yang dikeluarkan atrium dengan
ventrikel adalah 3 : 1, artinya ada 2 gelombang P yang mengalami blok, 1 diantaranya terkubur di
komplek QRS.
3. Gel P mirip dengan gigi gergaji, 1 gel P yang mungkin ada kira gel T, 1 gel P lagi terkubur di
komplek QRS. Konfigurasi gelombang lainnya (PR interval, QT interval, gel T/ST segmen) tidak bisa
diukur, sedangkan gel QRS atau komplek QRS normal.
4.Kesimpulan : ATRIAL FLUTTER 3:1 Normal Respon dari Ventrikel. Kenapa saya katakan normal
respon dari ventrikel? Karena kontraksi ventrikel masih dalam batas normal yaitu 94 x/menit.
Seandainya impuls yang dikeluarkan oleh atrial direspon secara agresif oleh ventrikel atau dengan
kata lain ventrikel berkontrasi sama dengan atrial yaitu 300x/menit, ini akan membahayakan jiwa
pasien. Inilah salah satu keistimewaan dari AV node,untuk bisa meredam impuls-impuls yang bisa
berakibat fatal buat ventrikel dan bisa membahayakan hidup pasien jika tidak di tangani dengan
tepat.
3. Tidak terlihat gel P, gel QRS dan komplek QRS normal dengan bentuk yang sama disetiap beat, PR
interval tidak bisa diukur, sudah pasti QT interval memendek. Adanya ST segmen depresi.
1. Jarak RR interval dari beat 1 s/d 10 adalah sama (8 kotak kecil atau 8 mm)walaupun tidak tampak
gel P. Akan tetapi begitu memasuki RR interval antara beat ke-10 dengan beat ke-11 berbeda yaitu
10 kotak kecil atau 10 mm, dan perbedaan akan sangat jelas sekali kalau kita lihat RR interval beat
ke-11 dengan beat ke-12 yaitu 18 kotak kecil atau 18 mm. Jadi kita katakan iramanya tidak teratur.
Dari mana pacemaker berasal? Dari beat 1 s/d 10 sudah pasti adanya gel P walaupun tidak terlihat
dan sebagai jaminannya bentuk komplek QRS masih dalam batas normal, jadi beat 1 s/d 10
pacemaker berasal dari atas ventrikel atau supra ventikel. Sedangkan dari beat 11 s/d 14 berasal dari
SA node karena tampak adanya defleksi positip gel P.
2. Untuk kasus seperti ini kita tidak bisa menghitung frekfensi jantungnya karena perubahan yang
tiba-tiba dari irama supraventrikular menjadi irama sinus rhytm.
1. Pada kasus ini kita tidak bisa mengidentifikasi PP interval karena gel P tidak beraturan, untuk RR
interval tampak sekali tidak sama antara beat yang satu dengan yang lainnya. Jadi pada kasus ini
iramanya tidak teratur atau irregular. Karena adanya gelombang P yang tidak beraturan, maka
pacemaker berasal dari otot atrium.
2. Karena irama tidak beraturan maka frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS
dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 6, jadi frekfensi jantungnya
adalah 6 x 10 = 60 x/menit.
3. Cuma komplek QRS yang tampak jelas walaupun bentuk dan tingginnya disetiap beat tidak sama.
Adanya gel P yang bentuknya tidak beraturan.
4. Kesimpulan : ATRIAL FIBRILASI Dengan Normal Ventrikel Respon ( prinsipnya sama dengan
penjelasan EKG strip no.12)
1.Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan yang lain berbeda, menandakan irama irregular
atau tidak teratur. Anda harus jeli juga disini, ada 2 gelombang P yang berbeda menandakan
pacemaker berasal dari 2 tempat yang berbeda. Karena disetiap beat memiliki komplek QRS yang
normal maka sudah pasti kalau kedua pacemaker itu berasal dari atas ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya kita hitung dengan mengalikan jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik
dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 5, jadi frekfensi jantungnya 5 x
10 = 50x/menit
3. Semua konfigurasi gel adalah normal kecuali ada 2 macam bentuk gel P yang menjadi perhatian
kita. Dua (2) defleksi positip dengan bentuk yang normal dimana berasal dari pacemaker SA node
dan 3 defleksi positip gel P berbentuk runcing yang berasal dari otot atrium.
Coba anda perhatikan PP interval antara beat 1 dengan beat 2 jaraknya 58 kotak kecil atau 58 mm
dengan bentuk gel P yang sama. Kemudian anda perhatikan dan hitung PP interval antara beat 1
dengan beat 2, dimana gel P pada beat 2 mempunyai bentuk gel P yang berbeda dengan beat 1. Kita
dapatkan PP interval antara beat 1 dengan beat 2 adalah 21 kotak kecil atau 21 mm.
Semua pacemaker akan mengeluarkan impuls secara teratur dengan periode tertentu yang akan
menghasilakan jarak atau interval yang sama dan bentuk gelombang yang sama.
Di beat 1 kita ketahui kalau impuls berasal dari SA node. Seharusnya gel P yang normal akan muncul
setelah 29mm (jarak beat 1 & 3= 58 lalu dibagi 2 = 29 mm) pada kasus ini ada gel P yang muncul
premature dengan jarak 21 kotak kecil atau 21 mm dari normal gel P di beat 1. Di beat 4 juga tampak
gel P yang prematur seperti di beat 2.
2. Kesimpulan : SINUS BRADIKARDIA Dengan 2 AES/PAC dibeat 2&4 (Atrial ekstra sistole/pemature
atrial contraction)
1.Tampak Komplek QRS yang muncul secara beraturan, begitupun dengan gel P yang walaupun
keduanya dalam bentuk yang berbeda dengan yang normal. Tapi kita katakan kalau pada kasus ini
iramanya teratur. Karena ada gel P yang biarpun bentuknya beda tapi kita katakan pacemaker
berasal dari atas ventrikel atau atrium tp bukan dari SA node.
3. Gel P mirip seperti gigi gergaji jd kita tidak bisa mengukur PR interval, tidak ada gel Q, tampak gel
Rr, tidak ada gel S, Komplek QRS yang lebar lebih dari normal, tidak ada gel T
1. Jarak RR dan PP interval disetiap beat tidak sama, jadi kita katakan iramanya tidak teratur. Adanya
gel P yang tidak karuan bentuknya menandakan pacemaker berasal dari otot atrium.
2. Karena irama tidak teratur, maka menghitung frekfensi jantungnya dengan cara mengalikan
jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS dalam 6
detik adalah 18. Jadi frekfensi jantungnya 18 x 10 = 180x/mnt.
3. Gel P yang bentuknya tidak karuan, semua konfigurasi gel EKG disetiap beat mengalami
perubahan. Kita cukup memperhatikan morfologi komplek QRS yang tingginya tidaklah sama dari
beat ke beat, inilah yang membedakannya dari SVT jika gel P pada atrial fibrilasi tidak ada atau halus
sekali.
4. Kesimpulan: ATRIAL FIBRILATION Dengan RAPID RESPON VENTRIKEL (kenapa saya katakan rapid
respon dari ventrikel, karena frekfensi jantungnya melebihi dari 100x/menit, pada kasus ini sangat
membahayakan jiwa pasien)
Pada EKG strip no.19 ini, penjelasanya setidaknya sama dengan EKG strip no.14. Tapi di EKG strip
yang ini perubahan terjadi dari Sinus Bradikardi ke SVT.
Kesimpulan : PSVT (Paroksimal Supra Ventrikular Takikardi)yaitu perubahan mendadak dari irama
Sinus Bradikardi menjadi Supra Ventrikular Takikardi.
1. Saya rasa anda sudah mahir untuk menentukan irama teratur atau tidak. Pada kasus ini RR interval
tampak teratur, sebenarnya kalau anda ukur dengan benar tidaklah sama. Anda juga mungkin
bingung dengan gel P disini, iya kan? Jangan panic,perhatikan dengan jeli….pada beat 2,3,4 dan 7,8
tampak ada gelombang P dengan defleksi negatif. Lihat juga di beat 5 & 6 tidak ditemukan adanya
gelombang P. Anyway kita mendapatkan komplek QRS di semua beat.
Kalau anda menemukan kasus seperti ini, dengan gel P berdefleksi negatif, tidak ada gel P, atau gel P
defleksi negatif setelah komplek QRS….anda jangan ragu untuk mengatakan irama ini berasal dari
pacemaker AV node atau daerah junction dengan catatan adanya normal komplek QRS atau dengan
bundle branch blok.
2. Frekfensi jantungnya jumlah komplek QRS dalam 6 deti adalah 8, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 =
80x/menit
3. Semua konfigurasi gelombang normal kecuali gel P yang menjadi perhatian disini (baca point 1).
1. Ada 11 normal komplek QRS dimana jarak RR intervalnya sama kecual RR interval antara beat ke 5
& 7 dengan beat beat ke 9 & 12, kita pastikan kasus ini iramanya tidak teratur. Anda pasti bingung
menemukan gel P, iya kan? Perhatikan dengan jeli, setelah gel S selesai diikuti defleksi negatif gel P.
Jadi gelombang P muncul setelah komplek QRS tapi berdefleksi negatif. Maka impuls berasal dari
pacemaker AV node atau daerah junction.
2.Frekfensi jantungnya yaitu dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada
kasus ini jumlah komplek QRS ada 13, jadi frekfensi jantungnya 13 x 10 = 130 x/menit
3. Gel P berdefleksi negatif (retrograde conduction) setelah komplek QRS, konfigurasi gelombang
yang lain dalam batas normal kecuali beat ke 6 dan 11 dengan gambaran yang abnormal. Kedua beat
ini berasal dari ventrikel yang muncul secara premature sehingga gambaran komplek QRS nya
abnormal, tapi tetap kita namakan sebagai komplek QRS karena berasal dari kontraksi ventrikel.
4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan 2 Unifocal VES/PVC di beat 6 dan 11. (kenapa saya
katakan unifocal/uniform & takikardi? karena kedua VES atau PVC mempunyai bentuk yang sama
dan frekfensi jantungnya melebih 100x/menit)
1. Jarak RR interval di setiap beat tidak sama, jadi kita katakan iram tidak teratur. Tidak ditemukanya
gelombang P tapi adanya komplek QRS di setiap lead sekilas normal bentuknya dan tidak melebar.
Maka anda harus yakin kalau sumber pacemaker berasal dari AV node atau daerah junction.
2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada
kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 7, jadi frekfensi jantungnya adalah 7 x 10 =
70x/menit.
3. Tidak ditemukan adanya gel P, dan semua konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal.
Saya yakin anda pasti bingung menghadapi kasus ini…tenang! Kita lihat dengan jeli…lihat lagi dan
bandingkan setiap komplek QRS di setiap beat dengan beat lainnya.
Kalau anda jeli, komplek QRS di beat 1,3,5,7 berbeda dengan komplek QRS di beat 2,4,6. Anda lihat
RR interval antara beat 1&3 jaraknya 42 kotak kecil atau 42mm. Seharusnya beat yang kedua akan
muncul pada jarak ke 21mm (42:2=21), pada kasus ini kita lihat jarak RR interval dari beat 1&2
memendek yaitu 16 kotak kecil atau 16 mm, begitu juga RR interval pada beat ke 3 dengan 4 yaitu
sama 16 mm. Jadi adanya pacemaker premature yang berasal dari AV node atau daerah junction
juga.
4. Kesimpulan : ACCELERATED JUCTIONAL Dengan JES/PJC Bigimini(JES=juctional ekstra sistole, PJC=
premature junctional contraction). Kenapa bigimini?karena JES/PJC muncul alternate/selang seling
dengan irama dasarnya yaitu accelerated junctional.
1. Irama teratur karena jarak RR interval disetiap beat sama, begitupun juga dengan PP interval yang
walaupun gel P berdefleksi negarif. Karena gel P nya berdefleksi negatif, maka kita yakin kalau
sumber pacemaker berasal dari AV node atau daerah junction.
3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal, kecuali gelombang P yang berdefleksi negatif.
4. Kesimpulan : JUNCTIONAL RHYTM (Ingat kalau impuls yag dikeluarkan oleh pacemaker AV node
atau daerah junction adalah kurang lebih 40-60x/menit, jika irama junction frekfensinya antara 60-
100 dinamakan accelerated junctional, jika frekfensinya lebih dari 100x/menit dinamakan junctional
takikardi).
Pada kasus ini hampir sama dengan kasus ekg strip no.23, hanya yang membedakan frekfensi
jantungnya saja yaitu 150x/menit
1. Anda tidak salah kalau mengatakan iramanya teratur karena jelas sekali tanpa dihitung juga
tampak teratur dan saya setuju sekali dengan pendapat anda. Akan tetapi jika anda praktek langsung
dengan pasien dan mengeceknya lewat stetoskop atau palpasi, anda tidak akan mendapatkan
denyut jantung yang teratur. Jadi untuk kasus ini, gunakan cara menghitung frekfensi jantung yang
tidak teratur. Tidak adanya gel P disetiap beat, tapi ada komplek QRS yang normal juga ada juga yang
abnormal. Jadi acuan kita pada komplek QRS yang normal, so kita yakin bahwa sumber pacemaker
utama berasal dari AV node atau daerah junction.
2. Frekfensi jantungnya adalah dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10.
Didapatkan jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 16, jadi frekfensi jantungnya 16 x 10 = 160
x/menit.
3. Tidak ada gel P, adanya komplek QRS alternate atau bergantian muncul dengan komplek QRS
abmormal.
2. Frekfensi jantungnya adalah kalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini
jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 15, jadi frekfensi jantungnya 15 x 10 = 150 x/menit.
3. Tidak ada gelombang P, konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal kecuali pada beat
2,5,7 dimana komplek QRS yang lebar dan muncul diatas gel T.
1. Tidak perlu jelaskan secara detail ya, saya yakin anda mengerti untuk menentukan irama teratur
atau tidak. Saya yakin anda masih kebingungan kalau kasus ini mempunyai gel P atau tidak, karena
ada gelombang yang mungkin anda kira gel P. Sekali lagi anda harus jeli ….tidak ada gel P di sini.
Langsung aja kalau impusl berasal dari pacemaker AV node atau daerah junction.
3. Tidak ada gel P,komplek QRS dalam batas normal kecuali di beat 5 dan 9, gel S menyatu dengan
adanya ST segmen depresi.
4. Kesimpulan : JUNCTIONAL TAKIKARDI Dengan 2 Unifocal VES/PVC dibeat 5,9 dan ST Depresi
1. Jelas sekali iramanya tidak teratur, ada gel P normal di beat 1,3,4,8. Jadi pacemaker berasal dari
SA node.
3. Adanya gel P yang diiukuti normal komplek QRS, kecuali pada beat 2,5,7 yang memiliki bentuk
komplek QRS yang berbeda.
1. Jarak RR interval antara beat yang satu dengan yang lain sama(34 kotak kecil atau 34 mm),
menandakan iramanya teratur/regular. Tidak ada ditemukannya gel P dengan adanya komplek QRS
yang melebar, menandakan pacemaker berasal dari furkinje.
3. Tidak ada gel P,Q. Yang ada cuma gel R dan gel S yang melebar bersama dengan gel T, komplek
QRS yang melebar.
1. Secara umum RR interval jaraknya, tingginya sama dan teratur, akan tetapi kita tidak bisa
mengatakan iramanya teratur karena di beat ke 4 & 15 tampak sekali komplek QRS abnormal dan
lebar yang berasal dari ventrikel. Mungkin anda akan mengira kalau tampak adanya gel P, tapi itu
bukan gel P melainkan gel T. Sebenarnya ada gel P dan tidak terlihat karena terbenam oleh gel T.
Jadi pada kasus ini pace maker berasal dari atas ventrikel atau supra ventrikel dan bukan dari SA
node.
2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada
kasus ini jumlah komplek QRS adalah 17, jadi frekfensi jantungnya 17 x 10 = 170 x/menit.
3. Gel P tidak tampak karena terkubur bersama gel T,konfigurasi gelombang yang lain masih dalam
batas normal kecuali tampak ST depresi dan komplek QRS yang abnormal di beat 4 & 15. Setiap
Frekfensi jantung yang melebihi 120x/mnt biasanya akan diikuti oleh ST segmen depresi.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT) Dengan 2 Unifocal VES/PVC di beat 4 &
3. Tidak ada bentuk konfigurasi gel yang jelas, hanya tampak seperti ventrikel takikardi dan ventrikel
fibrilasi yang berubah tidak beraturan.
1. Ada 3 komplek QRS dengan bentuk yang sama yaitu di beat 1,3 & 4, dimana jarak RR interval pada
komplek QRS ini sama. Mungkin anda akan mengira iramanya teratur,tapi anda tidak bisa
mengatakan iramanya teratur jika ditemukan komplek QRS yang berbeda atau ektra sistole. Lihat di
beat ke 2 komplek QRS yang berbeda dengan 3 komplek QRS yang mempunyai bentuk yang sama,
beat ke 2 menandakan adanya ekstra sistole dari ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya adalah dengan mengalikan jumah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10.
Pada kasus ini jmlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 4, jadi frekfensi jantungnya 4 x 10 = 40
x/menit.
3. Tidak ada gel P, hanya komplek QRS yang melebar ditiap beat.
Saya yakin tidak ada yang belum tahu gambaran EKG strip ini…
Kesimpulan : ASISTOLE
1. Jarak RR interval dan PP interval antara satu beat dengan yang lainya adalah sama. Jadi kita
katakan iramanya teratur.
3. Ada banyak gel P yang bisa kita lihat, dan ada 2 gel P yang tidak diikuti komplek QRS. Komplek QRS
masih dalam batas normal, juga dengan gel Q,R,S,T masih dalam batas normal. Tapi anda bisa hitung
PR interval, dimana PR interval mempunyai jarak yang sama ditiap beat. Adanya satu atau lebih gel P
tidak diikuti oleh komplek QRS dan PR interval dengan jarak yang konstan (baik normal atau tidak)di
setiap beat adalah ciri khas AV blok second degree type II.
4. Kesimpulan : AV BLOK SECOND DEGREE TYPE II 3 : 1 (kenapa 3:1? karena ada 3 gel P dan
1 komplek QRS)
2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan
10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 8, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 =
80x/menit
3. Tolong anda lihat beat ke 6, dimana pada beat ini tidak diawali dengan gel P tapi komplek QRS nya
masih normal.Semua konfigurasi gelombang masih dalam batas normal kecuali PR interval yang
memanjang dengan jarak yang sama di setiap beat.
1. Jarak PP interval di setiap beat sama, tapi jarak RR interval di beat 3 & 4 tidaklah sama. Untuk
menghitung frekfensi jantung selalu menggunakan komplek QRS dengan mengukur jarak RR interval
antara beat ke beat. Jadi pada kasus ini kita katakan iramanya tidak teratur. Adanya gel P yang
bentuknya normal menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada
kasus ini jumlah komplek QRS dalam 6 detik adalah 6, jadi frekfensi jantungnya 6 x 10 = 60x/menit.
3. PR interval secara progresive memanjang dan komplek QRS yang melebar,. Anda lihat beat 1 PR
interval awalnya normal 4 mm atau 4 kotak kecil, di beat 2 dan 3 makin memanjang, dan antara beat
3 dengan 4 anda bisa lihat ada gel P yang tidak diikuti komplek QRS dan PR interval di beat ke 5
kembali dengan panjang PR interval 4mm atau 4 kotak kecil.
1. Tolong amati dengan jeli,pada kasus ini sama dengan kasus ekg strip no.40. RR interval tidak
teratur, walaupun PP interval teratur tapi pada kasus ini tetap kita katakan kalau iramanya tidak
teratur. Sudah pasti ada gel P menandakan irama dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada
kasus ini jumlah kmplek QRS adalah 7, jadi frekfensi jantungnya 7 x 10 = 70x/menit.
3. Baca point 3 di ekg strip no.40. Yang membedakan pada kasus ini mempunyai komplek QRS
yang normal dan konfigurasi gelombang ekg lainnya normal, kecuali PR interval yang harus
mendapat perhatian.
1. Anda harus bener2 jeli mangamati tiap konfigurasi gelombang. RR dan PP interval mempunyai
panjang yang sama di setiap lead menunjukan irama teratur. Ada gel P menandakan irama dari SA
node.
3. Yang menarik buat perhatian kita pada kasus ini adalah konfigurasi komplek QRS yang tampak
berbeda di setiap beat. Kenapa? karena gel P juga kadang ikut membentuk komplek QRS juga yang
menyebabkan komplek QRS bentuknya berbeda di setiap beat. Coba anda ukur PP interval dengan
melihat gel P antara beat 1&2 dengan beat 2&3 yang panjangnya 30 mm. Coba anda perhatikan
dengan teliti, dimana setengah panjang PP interval yang saya sebutkan tadi (30mm)sebenarnya
muncul gel P yang bisa muncul dimana saja, bisa di komplek QRS atau gel T yang menyebabkan
bentuk konfigurasi gelombangnya akan tampak bebeda. Tampak juga komplek QRS yang melebar.
1. Sebenarnya irama dasarnya adalah teratur, karena adanya komplek QRS yang abnormal( di beat
4,7,9) sehingga RR interval antara beat yang normal dengan beat yang abnormal berbeda jaraknya
dengan RR interval antara beat yang normal dengan beat yang normal. Hal ini kita katakan kalau
iramanya tidak teratur, sehingga pada penghitungan frekfensi jantung menggunakan untuk irama
yang tidak teratur. Adanya gel P menunjukan irama berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya dengan mengalikan jumlah komplek QRS daam 6 detik dengan 10. Pada
kasus ini jumlah komplek QRS adalah 9, jadi frekfensi jantungnya adalah 9 x 10 = 90x/menit.
3.Semua konfigurasi gelombang masih dalam batas normal, kecuali PR interval yang memanjang,
komplek QRS yang abnormal dan berbeda bentuknya di beat 4,7,9.
Demikian diskusi jawaban latihan mambaca EKG strip, mohon maaf bila ada kata yang kurang
berkenan atau jawabanya mungkin jauh dari kebenarannya. Silahkan jika ada yang ingin ditanyakan.
TERIMA KASIH