Tahapan Alur dalam Novel Ayahku bukan Pembohong Karya Tere Liye dan
Implikasinya
Oleh
Alamsyah
Munaris
Siti Samhati
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
e-mail: alamalamsyah461@gmail.com
ABSTRACT
The aims of this research were (i) to describe the plots in Novel Ayahku bukan
Pembohong by Tere Liye, (ii) to explore the implications towards the literature
teaching learning in Senior High School. This research is a descriptive-qualitative,
which the technique implemented, was text analysis. The result of this research
showed that the novel plots are divided into 5 stages; descripting has 39 data,
showing conflict has 31 data, raising conflict has 19 data, climax has 4 data, and
resolution has 7 data. The implication of this research is approppriate in literature
teaching learning of senior high school for novel material.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Tahapan Alur dalam novel Ayahku
bukan Pembohong karya Tere Liye dan implikasinya dalam pembelajaran sastra
di Sekolah Menengah Atas. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis teks. Hasil
analisis secara secara keseluruhan pada Ayahku bukan Pembohong karya Tere
Liye terdiri atas alur yang di bagi menjadi lima tahap yaitu, penyituasian 39 data,
pemunculan konflik 31 data, peningkatan konflik 19 data, klimaks 4 data, dan
penyelesaian 7 data. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan terhadap
pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas kelas XII pada materi novel.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
PENDAHULUAN
Sastra adalah suatu karya yang ditulis yang menarik bagi pembaca. Dalam
oleh seorang sastrawan atau penelitian ini, peneliti mencoba untuk
pengarang untuk berekspresi dan menguraikan alur dalam novel karena
mengemukakan pandangannya. Sastra novel merupakan sarana yang sangat
tidak terlahir dengan kekosongan efektif mendoktrin penikmatnya
tetapi, menawarkan berbagai untuk mempelajari jalan cerita dan
permasalahan manusia dan dapat memahami amanat di
kemanusiaan, hidup dan kehidupan. dalamnya. Penulis memfokuskan
Pengarang menghayati berbagai penelitian pada tahapan alur dalam
permasalahan tersebut kemudian cerita, karena novel karya Tere Liye
mengemukakannya berdasarkan ini memiliki Alur cerita yang
pengalaman dan pengamatannya yang menarik. Alur di dalam sebuah cerita
dilakukan secara selektif dan dibentuk juga memiliki kaidah dan jenis-jenis
sesuai dengan tujuannya, sekaligus alur. Kejelasan alur berarti kejelasan
memasukkan unsur hiburan dan cerita, kesederhanaan alur berarti
penerangan terhadap pengalaman kemudahan cerita untuk dimengerti.
kehidupan manusia. Dalam hal ini,
dapat dikatakan bahwa karya sastra Kata novel berasal dari kata latin
membuat anggota masyarakat novellus yang diturunkan pula
menyadari berbagai masalah penting darikata novies yang berarti “baru”.
yang terjadi. Diartikan baru karena bila
dibandingkan degan jelas-jelas sastra
Peristiwa dapat diartikan sebagai lainnya seperti puisi, drama, dan lain-
peralihan dari suatu keadaan ke lain, maka jenis novel ini mulai
keadaan lain. Peralihan dari satu muncul (Tarigan, 1986: 167).
aktivitas ke aktivitas lain.
Berdasarkan pengertian- pengertian Karakteristik novel berdasarkan segi
itu, kita dapat membedakan kalimat- jumlah kata, maka biasanya suatu
kalimat tertentu yang menampilkan novel mengandung kata-kata yang
peristiwa dengan yang tidak berkisar antara 35.000 buah sampai
(Luxemburg dalam Nurgiyantoro, tak terbatas jumlahnya. Dengan kata
2013: 173- 174). lain, jumlah minimum kata dalam
novel adalah 35.000 kata (Tarigan,
Alur adalah peristiwa-peristiwa cerita 1986: 168).
yang mempunyai penekanan pada
adanya hubungan kausalitas (Foster Alur adalah peristiwa-peristiwa cerita
dalam Nurgiyantoro, 2013: 13). Alur yang mempunyai penekanan pada
adalah rangkaian cerita yang dibentuk adanya hubungan kausalitas (Foster
oleh tahapan-tahapan peristiwa dalam Nurgiyantoro, 2013: 13). Alur
sehingga menjadi suatu cerita yang adalah rangkaian cerita yang dibentuk
dihadirkan oleh para pelaku dalam oleh tahapan-tahapan peristiwa
suatu cerita (Aminuddin, 2013: 83). sehingga menjadi suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam
Menganalisis alur dapat dilakukan suatu cerita (Aminuddin, 2013: 83).
pada karya sastra puisi, cerpen, Novel Ayahku Bukan Pembohong
drama, ataupun novel dengan tema karya Tere Liye ini memiliki
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
penahapan alur yang unik dari sebuah didik melalui kegiatan komunikasi
novel. Novel Ayahku Bukan dalam pembelajaran. Kegiatan
Pembohong Menceritakan tokoh komunikasi dapat berbentuk tulisan,
Dam adalah seorang anak yang lisan, atau multimodal (teks yang
tumbuh dengan dongeng-dongeng menggabungkan bahasa dan
tentang kesederhanaan hidup. Sejak cara/media komunikasi lainnya
kecil ia dihujani dongeng-dongeng seperti visual, bunyi, atau lisan
yang melibatkan ayahnya. Novel ini sebagaimana disajikan dalam novel
sekaligus menitik beratkan kisah Dam atau penyajian komputer).
dan dongeng- dongeng ayahnya yang
dianggapnya hanya kebohongan METODE PENELITIAN
belaka hingga mengaitkan dengan
berbagai peristiwa atau konflik yang Desain penelitian yang digunakan
terjadi di dalam novel ini. Novel dalam penelitian ini adalah metode
karya Tere Liye ini menarik dari segi deskriptif kualitatif. Peneliti
alur dengan menceritakan kisah itu menggunakan metode kualitatif
dengan dua setting waktu yang karena memanfaatkan cara-cara
berbeda, waktu sekarang dan flash penafsiran dengan menyajikannya
back ke masa lalu. dalam bentuk deskripsi. Sebagai
bagian perkembangan ilmu sosial,
Penelitian ini disesuaikan dengan kualitas penafsiran dalam metode
Kurikulum 2013 edisi revisi. kualitatif dengan demikian dibatasi
Kurikulum 2013 edisi revisi mata oleh hakikat fakta-fakta sosial.
pelajaran Bahasa Indonesia secara Artinya, fakta sosial adalah fakta-
umum bertujuan agar peserta didik fakta sebagaimana ditafsirkan oleh
mampu menguasai aspek subjek (Ratna, 2004: 47- 48).
mendengarkan, membaca, memirsa
(viewing), berbicara, dan menulis. Metode kualitatif memberikan
Kompetensi Dasar dikembangkan perhatian sterhadap data alamiah, data
berdasarkan tiga hal lingkup materi dalam hubungannya dengan konteks
yang saling berhubungan dan saling keberadaannya. Cara-cara inilah yang
mendukung pengembangan mendorong metode kualitatif
kompetensi pengetahuan kebahasaan dianggap sebagai multimetode sebab
dan kompetensi keterampilan penelitian pada gilirannya melibatkan
berbahasa (mendengarkan, membaca, sejumlah besar gejala sosial yang
memirsa, berbicara, dan menulis) relevan. Dalam penelitan karya sastra,
peserta didik. misalnya, akan dilibatkan pengarang,
lingkungan sosial dimana pengarang
Ketiga lingkup materi tersebut adalah berada, termasuk unsur-unsur
bahasa (pengetahuan tentang bahasa kebudayaan pada umumnya (Ratna,
Indonesia); sastra (pemahaman, 2004: 27).
apresiasi, tanggapan, analisis, dan
penciptaan karya sastra); dan literasi Data yang digunakan berupa kutipan
(perluasan kompetensi berbahasa peristiwa-peristiwa atau teks yang
Indonesia dalam berbagai tujuan terdapat di dalam novel Ayahku
khususnya yang berkaitan dengan Bukan Pembohong karya Tere Liye.
membaca dan menulis). Ketiga Sumber data penelitian ini yaitu novel
lingkup materi didapatkan peserta Ayahku Bukan Pembohong karya
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
dalam cerita. Penulis memberikan Sisi Kita. Data imaji auditori dalam
informasi awal yang melandastumpui puisi ini memberikan daya saran indra
kisah berikutnya, melaui tokoh utama pendengaran pembacanya. Dengan
yaitu Dam. Penulis mengenalkan imaji auditori ini, pembaca seolah
tokoh-tokoh dalam cerita yati Ayah, dapat mendengar sepi yang
Zas, dan Qon yang merupakan kedua menghardik berungkali. Melalui
anaknya dengan situasi pada malam penggambaran pada data, pembaca
hari. membayangkan sepi yang tidak dapat
bersuara kini dapat mengharadik
Data ABP/H7/002 berulang kali. Berdasarkan hal
Hari ini umurku empat puluh. Sudah tersebut, dapat ditafsirkan juga bahwa
dua puluh tahun aku berhenti hardikan sepi itu seolah cepat-cepat
memercayai cerita-cerita Ayah. dengan nada tinggi. Dengan demikian
Bukan karena kehilangan semangat data ini termasuk ke dalam kategori
untuk medengar kisah-kisah itu, tempo.
bukan karena tidak bisa menghargai
seorang ayah, tetapi karena aku tahu
persis, Ayahku seorang pembohong. 4.2.1.2 Tahap Pemunculan Konflik
Dan di rumah ini, aku tidak akan Dalam Novel Ayahku bukan
membesarkan Zas dan Qon dengan Pembohong karya Tere Liye
dusta seperti yang dilakukan Ayah
dulu kepadaku. Mereka akan Tahap generating circumstances atau
dibesarkan dengan kerja keras, bukan tahap pemunculan konflik, yaitu
dongeng-dongeng palsu.(halaman 7). tahap awal munculnya konflik dan
konflik itu sendiri akan berkembang
Pada data ABP/H7/002 kembali dan dikembangkan menjadi konflik-
penyituasian latar waktu pada waktu konflik berikutnya. Maksudnya, tahap
sekarang Dam berusia 40 tahun. ini merupakan tahap awal
Penulis juga memberikan informasi bermunculannya berbagai masalah
awal bahwa tokoh utama yaitu Dam dan pertentangan dalam kehidupan
dimasa kini sangat membenci cerita para tokoh.
Ayahnya yang dianggap hanya
sebuah kebohongan. Dia tidak mau Data ABP/H13/01
dengan kedatangan ayahnya ke
rumah. Kembali bercerita kisah-kisah Aku takjub menatap Ayah,
bohongnya yang kini diceritakan mengabaikan komentator bola
kepada anak-anak Dam yaitu Zas dan yang masih sibuk menganalisis
Qon. pertandingan barusan. Apa
yang Ayah katakan? Ia dulu
“kenalkah ia padamu, desakmu bertetangga dengan sang
(kemudian sepi Kapten? Ayah mengangguk.
terbata-bata menghardik berulang “Ayah mengenal baik anak itu.
kali)” Siapapun yang bertemu
(HBJ. Hlm. 30, Kode Data KKMSK/ dengannya akan segera
Tp/IA/HBJ. 30/32) terkesan. Bagaimana tidak,
tampilannya menarik, sudah
Data di atas ditemukan dalam puisi keriting, hitam, pendek pula.
Kupandang Kelam Yang Merapat Ke Siapa sangka, sekarang dia
menjadi idola jutaan orang,
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
Ayah tidak menjawab. “Dia yang dihadapi oleh tokoh dalam cerita
tidak akan menyerah. Kau telah mengalami penyelesaian dan
sendiri yang mendidiknya ada solusinya.
dengan cerita-cerita siapalah
pemain bola itu. Jadi Data ABP/H57/01
berharaplah semoga cerita-
cerita lain tentang anak yang Usai sarapan, aku patah-patah
baik, yang mendengarkan mendekati kursi Ayah. Sudah
orangtua, juga bekerja di sisi saatnya aku pamit sekolah.
lainnya. Karena kalau tidak, “Maafkan aku yang sebulan
kita akan butuh waktu lama terakhir membuat Ayah sebal.”
sekali untuk menyelesaikan Aku tertunduk mengatakan itu,
masalah ini baik-baik.” Suara menyeka pipi, entah kenapa
Ibu mengecil. (halaman 56). kerongkonganku kesat, hendak
menangis. “Ayah pernah cerita,
Toki si Kelinci Nakal selalu
Pada data ABP/H56/01 klimaks tahu bahwa orangtuanya amat
terjadi. Konflik-konflik yang menyayangi dia. Meski harus
sebelumnya terjadi mencapai tahap menaklikan badai salju,
klimaks dengan kemarahan Ayah melawan kerumunan serigala,
kepada Dam yang bersikeras ingin menghindari jebakan pemburu,
mengirim surat kepada pemain bahkan melewati jembatan
sepakbola idolanya, sumber terakhir, orangtuanya tetap
inspirasinya yang merupakan teman berusaha menyelamatkan Toki,
Ayahnya ketika belajar di luar negeri. senakal apapun anaknya.... aku
Namun, ditolak mentah-mentah oleh tahu Ayah selalu
Ayah. Dam pun dihukum. Terjadi adu menyayangiku. (halaman 57).
argumen Ayah dan Ibu yang
sebelumnya telah memperingatkan Pada data ABP/H57/01 menjelaskan
Ayah tentang cara mendidik Dam tahapan penyelesaian dari klimaks
dengan cerita-ceritanya. Suatu saat yang terjadi sebelumnya. Dam
akan ada akibatnya. Peristiwa ini memberanikan diri meminta maaf
menjadi klimaks pertama dalam novel kepada Ayah yang telah dibuatnya
tersebut yang menyebabkan keributan jengkel selama satu bulan hingga ia
terjadi dalam keluarga Dam. dihukum dan Ayah bertengkar dengan
Latar waktu: Malam hari, masa lalu. Ibu. Hari itu ia meminta maaf kepada
Latar tempat: di rumah. Ayah dan yakin bahwa betapapun
Ayah marah. Ayah tetap
menyayanginya seperti cerita Toki si
4.2.1.5 Tahap Penyelesaian dalam Kelinci Nakal yang pernah
Novel Ayahku bukan Pembohong diceritakan Ayah.
karya Tere Liye
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
Saran
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis novel
Simpulan Ayahku bukan Pembohong karya Tere
Liye dan implikasi pembelajarannya,
Berdasarkan hasil penelitian dan peneliti menyarankan beberapa hal
pembahasan yang telah peneliti sebagai berikut.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)
DAFTAR PUSTAKA
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 10