Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

Tahapan Alur dalam Novel Ayahku bukan Pembohong Karya Tere Liye dan
Implikasinya

Oleh

Alamsyah
Munaris
Siti Samhati
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
e-mail: alamalamsyah461@gmail.com

ABSTRACT

The aims of this research were (i) to describe the plots in Novel Ayahku bukan
Pembohong by Tere Liye, (ii) to explore the implications towards the literature
teaching learning in Senior High School. This research is a descriptive-qualitative,
which the technique implemented, was text analysis. The result of this research
showed that the novel plots are divided into 5 stages; descripting has 39 data,
showing conflict has 31 data, raising conflict has 19 data, climax has 4 data, and
resolution has 7 data. The implication of this research is approppriate in literature
teaching learning of senior high school for novel material.

Keywords: plot stages, implication, and novel.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Tahapan Alur dalam novel Ayahku
bukan Pembohong karya Tere Liye dan implikasinya dalam pembelajaran sastra
di Sekolah Menengah Atas. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis teks. Hasil
analisis secara secara keseluruhan pada Ayahku bukan Pembohong karya Tere
Liye terdiri atas alur yang di bagi menjadi lima tahap yaitu, penyituasian 39 data,
pemunculan konflik 31 data, peningkatan konflik 19 data, klimaks 4 data, dan
penyelesaian 7 data. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan terhadap
pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas kelas XII pada materi novel.

Kata kunci: tahapan alur, implikasi, dan novel

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

PENDAHULUAN

Sastra adalah suatu karya yang ditulis yang menarik bagi pembaca. Dalam
oleh seorang sastrawan atau penelitian ini, peneliti mencoba untuk
pengarang untuk berekspresi dan menguraikan alur dalam novel karena
mengemukakan pandangannya. Sastra novel merupakan sarana yang sangat
tidak terlahir dengan kekosongan efektif mendoktrin penikmatnya
tetapi, menawarkan berbagai untuk mempelajari jalan cerita dan
permasalahan manusia dan dapat memahami amanat di
kemanusiaan, hidup dan kehidupan. dalamnya. Penulis memfokuskan
Pengarang menghayati berbagai penelitian pada tahapan alur dalam
permasalahan tersebut kemudian cerita, karena novel karya Tere Liye
mengemukakannya berdasarkan ini memiliki Alur cerita yang
pengalaman dan pengamatannya yang menarik. Alur di dalam sebuah cerita
dilakukan secara selektif dan dibentuk juga memiliki kaidah dan jenis-jenis
sesuai dengan tujuannya, sekaligus alur. Kejelasan alur berarti kejelasan
memasukkan unsur hiburan dan cerita, kesederhanaan alur berarti
penerangan terhadap pengalaman kemudahan cerita untuk dimengerti.
kehidupan manusia. Dalam hal ini,
dapat dikatakan bahwa karya sastra Kata novel berasal dari kata latin
membuat anggota masyarakat novellus yang diturunkan pula
menyadari berbagai masalah penting darikata novies yang berarti “baru”.
yang terjadi. Diartikan baru karena bila
dibandingkan degan jelas-jelas sastra
Peristiwa dapat diartikan sebagai lainnya seperti puisi, drama, dan lain-
peralihan dari suatu keadaan ke lain, maka jenis novel ini mulai
keadaan lain. Peralihan dari satu muncul (Tarigan, 1986: 167).
aktivitas ke aktivitas lain.
Berdasarkan pengertian- pengertian Karakteristik novel berdasarkan segi
itu, kita dapat membedakan kalimat- jumlah kata, maka biasanya suatu
kalimat tertentu yang menampilkan novel mengandung kata-kata yang
peristiwa dengan yang tidak berkisar antara 35.000 buah sampai
(Luxemburg dalam Nurgiyantoro, tak terbatas jumlahnya. Dengan kata
2013: 173- 174). lain, jumlah minimum kata dalam
novel adalah 35.000 kata (Tarigan,
Alur adalah peristiwa-peristiwa cerita 1986: 168).
yang mempunyai penekanan pada
adanya hubungan kausalitas (Foster Alur adalah peristiwa-peristiwa cerita
dalam Nurgiyantoro, 2013: 13). Alur yang mempunyai penekanan pada
adalah rangkaian cerita yang dibentuk adanya hubungan kausalitas (Foster
oleh tahapan-tahapan peristiwa dalam Nurgiyantoro, 2013: 13). Alur
sehingga menjadi suatu cerita yang adalah rangkaian cerita yang dibentuk
dihadirkan oleh para pelaku dalam oleh tahapan-tahapan peristiwa
suatu cerita (Aminuddin, 2013: 83). sehingga menjadi suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam
Menganalisis alur dapat dilakukan suatu cerita (Aminuddin, 2013: 83).
pada karya sastra puisi, cerpen, Novel Ayahku Bukan Pembohong
drama, ataupun novel dengan tema karya Tere Liye ini memiliki

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

penahapan alur yang unik dari sebuah didik melalui kegiatan komunikasi
novel. Novel Ayahku Bukan dalam pembelajaran. Kegiatan
Pembohong Menceritakan tokoh komunikasi dapat berbentuk tulisan,
Dam adalah seorang anak yang lisan, atau multimodal (teks yang
tumbuh dengan dongeng-dongeng menggabungkan bahasa dan
tentang kesederhanaan hidup. Sejak cara/media komunikasi lainnya
kecil ia dihujani dongeng-dongeng seperti visual, bunyi, atau lisan
yang melibatkan ayahnya. Novel ini sebagaimana disajikan dalam novel
sekaligus menitik beratkan kisah Dam atau penyajian komputer).
dan dongeng- dongeng ayahnya yang
dianggapnya hanya kebohongan METODE PENELITIAN
belaka hingga mengaitkan dengan
berbagai peristiwa atau konflik yang Desain penelitian yang digunakan
terjadi di dalam novel ini. Novel dalam penelitian ini adalah metode
karya Tere Liye ini menarik dari segi deskriptif kualitatif. Peneliti
alur dengan menceritakan kisah itu menggunakan metode kualitatif
dengan dua setting waktu yang karena memanfaatkan cara-cara
berbeda, waktu sekarang dan flash penafsiran dengan menyajikannya
back ke masa lalu. dalam bentuk deskripsi. Sebagai
bagian perkembangan ilmu sosial,
Penelitian ini disesuaikan dengan kualitas penafsiran dalam metode
Kurikulum 2013 edisi revisi. kualitatif dengan demikian dibatasi
Kurikulum 2013 edisi revisi mata oleh hakikat fakta-fakta sosial.
pelajaran Bahasa Indonesia secara Artinya, fakta sosial adalah fakta-
umum bertujuan agar peserta didik fakta sebagaimana ditafsirkan oleh
mampu menguasai aspek subjek (Ratna, 2004: 47- 48).
mendengarkan, membaca, memirsa
(viewing), berbicara, dan menulis. Metode kualitatif memberikan
Kompetensi Dasar dikembangkan perhatian sterhadap data alamiah, data
berdasarkan tiga hal lingkup materi dalam hubungannya dengan konteks
yang saling berhubungan dan saling keberadaannya. Cara-cara inilah yang
mendukung pengembangan mendorong metode kualitatif
kompetensi pengetahuan kebahasaan dianggap sebagai multimetode sebab
dan kompetensi keterampilan penelitian pada gilirannya melibatkan
berbahasa (mendengarkan, membaca, sejumlah besar gejala sosial yang
memirsa, berbicara, dan menulis) relevan. Dalam penelitan karya sastra,
peserta didik. misalnya, akan dilibatkan pengarang,
lingkungan sosial dimana pengarang
Ketiga lingkup materi tersebut adalah berada, termasuk unsur-unsur
bahasa (pengetahuan tentang bahasa kebudayaan pada umumnya (Ratna,
Indonesia); sastra (pemahaman, 2004: 27).
apresiasi, tanggapan, analisis, dan
penciptaan karya sastra); dan literasi Data yang digunakan berupa kutipan
(perluasan kompetensi berbahasa peristiwa-peristiwa atau teks yang
Indonesia dalam berbagai tujuan terdapat di dalam novel Ayahku
khususnya yang berkaitan dengan Bukan Pembohong karya Tere Liye.
membaca dan menulis). Ketiga Sumber data penelitian ini yaitu novel
lingkup materi didapatkan peserta Ayahku Bukan Pembohong karya

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

Tere Liye. Novel tersebut diterbitkan Liye dalam pembelajaran sastra


oleh PT. Gramedia Pustaka Utama di SMA.
pada Bulan April 2016 dengan tebal 8. Memberikan saran.
304 halaman dan tebal 20 cm.
PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan dan analisis
data dalam penelitian ini adalah Novel Ayahku bukan Pembohong
teknik analisis teks. Analisis teks karya Tere Liye terdiri dari 31 subbab
tersebut digunakan untuk dengan 298 halaman. Data untuk
mendeskripsikan alur yang terdapat dokumentasi dalam menganalisis
dalam novel Ayahku Bukan berupa kutipan peristiwa yang
Pembohong karya Tere Liye. terdapat pada novel sehingga dapat
Langkah-langkah yang dilakukan dijadikan bukti dari penelitian yang
penulis untuk mengumpulkan dan telah dilakukan. Fokus dari penelitian
menganalisis data adalah sebagai ini adalah tahapan alur.
berikut.
Data penelitian tahapan alur yang di
1. Membaca keseluruhan novel dapatkan secara keseluruhan pada
Ayahku Bukan Pembohong karya Ayahku bukan Pembohong karya Tere
Tere Liye dengan cermat. Liye terdiri atas alur yang di bagi
2. Menandai dan memberikan kode menjadi lima tahap yaitu, tahap
sesuai dengan kategori yang penyituasian ditemukan sebanyak 39
terdapat dalam cerita. data menunjukkan situasi awal
3. Mengidentifikasi data yang latarbelakang cerita, pemunculan
terdapat dalam Ayahku Bukan konflik 31 data, peningkatan konflik
Pembohong karya Tere Liye 19 data, klimaks 4 data, dan
yang berkaitan dengan alur penyelesaian 7 data. Lebih lengkap
cerita. dapat dilihat pada tabel berikut ini.
4. Mengelompokan data
berdasarkan teori alur cerita
(peristiwa, konflik, dan klimaks) 4.2.1.1 Tahap Penyituasian dalam
dalam novel Ayahku Bukan Novel Ayahku bukan Pembohong
Pembohong karya Tere Liye. karya Tere Liye
5. Mendeskripsikan alur cerita
(peristiwa, konflik, dan klimaks) Data ABP/H5/001
yang terdapat dalam novel Aku berhenti memercayai cerita Ayah
Ayahku Bukan Pembohong karya ketika umurku dua puluh tahun. Maka
Tere Liye. malam ini, ketika Ayah dengan riang
6. Mendeskripsikan implikasi menemani anak-anakku, Zas dan
pembelajaran novel Ayahku Qon, menceritakan kisah-kisah
Bukan Pembohong karya Tere hebatnya pada masa mudanya, aku
Liye dalam pembelajaran sastra hanya bisa menghela napas tidak
di SMA. suka. (halaman 5).
7. Menyimpulkan hasil analisis
mengenai alur cerita (peristiwa, Berdasarkan data ABP/H5/001,
konflik, dan klimaks) yang penulis memulai cerita dengan
terdapat dalam novel Ayahku mengenalkan situasi latar waktu
Bukan Pembohong karya Tere dimasa sekarang dan tokoh-tokoh

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

dalam cerita. Penulis memberikan Sisi Kita. Data imaji auditori dalam
informasi awal yang melandastumpui puisi ini memberikan daya saran indra
kisah berikutnya, melaui tokoh utama pendengaran pembacanya. Dengan
yaitu Dam. Penulis mengenalkan imaji auditori ini, pembaca seolah
tokoh-tokoh dalam cerita yati Ayah, dapat mendengar sepi yang
Zas, dan Qon yang merupakan kedua menghardik berungkali. Melalui
anaknya dengan situasi pada malam penggambaran pada data, pembaca
hari. membayangkan sepi yang tidak dapat
bersuara kini dapat mengharadik
Data ABP/H7/002 berulang kali. Berdasarkan hal
Hari ini umurku empat puluh. Sudah tersebut, dapat ditafsirkan juga bahwa
dua puluh tahun aku berhenti hardikan sepi itu seolah cepat-cepat
memercayai cerita-cerita Ayah. dengan nada tinggi. Dengan demikian
Bukan karena kehilangan semangat data ini termasuk ke dalam kategori
untuk medengar kisah-kisah itu, tempo.
bukan karena tidak bisa menghargai
seorang ayah, tetapi karena aku tahu
persis, Ayahku seorang pembohong. 4.2.1.2 Tahap Pemunculan Konflik
Dan di rumah ini, aku tidak akan Dalam Novel Ayahku bukan
membesarkan Zas dan Qon dengan Pembohong karya Tere Liye
dusta seperti yang dilakukan Ayah
dulu kepadaku. Mereka akan Tahap generating circumstances atau
dibesarkan dengan kerja keras, bukan tahap pemunculan konflik, yaitu
dongeng-dongeng palsu.(halaman 7). tahap awal munculnya konflik dan
konflik itu sendiri akan berkembang
Pada data ABP/H7/002 kembali dan dikembangkan menjadi konflik-
penyituasian latar waktu pada waktu konflik berikutnya. Maksudnya, tahap
sekarang Dam berusia 40 tahun. ini merupakan tahap awal
Penulis juga memberikan informasi bermunculannya berbagai masalah
awal bahwa tokoh utama yaitu Dam dan pertentangan dalam kehidupan
dimasa kini sangat membenci cerita para tokoh.
Ayahnya yang dianggap hanya
sebuah kebohongan. Dia tidak mau Data ABP/H13/01
dengan kedatangan ayahnya ke
rumah. Kembali bercerita kisah-kisah Aku takjub menatap Ayah,
bohongnya yang kini diceritakan mengabaikan komentator bola
kepada anak-anak Dam yaitu Zas dan yang masih sibuk menganalisis
Qon. pertandingan barusan. Apa
yang Ayah katakan? Ia dulu
“kenalkah ia padamu, desakmu bertetangga dengan sang
(kemudian sepi Kapten? Ayah mengangguk.
terbata-bata menghardik berulang “Ayah mengenal baik anak itu.
kali)” Siapapun yang bertemu
(HBJ. Hlm. 30, Kode Data KKMSK/ dengannya akan segera
Tp/IA/HBJ. 30/32) terkesan. Bagaimana tidak,
tampilannya menarik, sudah
Data di atas ditemukan dalam puisi keriting, hitam, pendek pula.
Kupandang Kelam Yang Merapat Ke Siapa sangka, sekarang dia
menjadi idola jutaan orang,

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

termasuk kau, Dam.” (halaman Taani melaporkan ke ruang


13). guru. Lima belas menit berlalu,
aku dan Jarjit sudah
digelandang ke ruangan kepala
Pada data ABP/H13/01 merupakan sekolah.
pemunculan konflik dimana
sebelumnya pada tahap penyituasian
Ayah mengatakan bahwa ia pernah Pada data ABP/H36/01 terjadi
bertetangga dengan pemain sepakbola peningkatan konflik dengan
idolanya. dikisahkan Dam begitu pertengkaran secara fisik antara Dam
terkesan dengan cerita Ayah yang dan Jarjit dengan pertentangan-
mengatakan bahwa Ayahnya pertentangan dan saling ejek
berteman dengan sang Kapten klub sebelumnya. Situasi ini adalah
besar Eropa ketika ia kecil. Terlebih penanjakan konflik yang sebelumnya
lagi menurutnya sang Kapten kecil sering terjadi antara Dam dan Jarjit
memiliki kemiripan fisik dengannya. dan pertentangan yang terjadi mulia
Sehingga rasa sedihnya mengilang adu fisik antara keduanya.
berganti dengan rasa penasaran pada Latar waktu: pagi hari, masa lalu.
cerita-cerita Ayah selanjutnya. Ini Latar tempat: di sekolah.
merupakan pemunculan awal konflik
yang akan berkembang menjadi
konflik-konflik pada tahap
berikutnya. 4.2.1.4 Tahap Klimaks dalam Novel
Latar waktu: masa lalu. Ayahku bukan Pembohong karya
Latar tempat: di rumah. Tere Liye

Tahap climax atau tahap klimaks,


4.2.1.3 Tahap Peningkatan Konflik yaitu tahap di mana konflik dan
Dalam Novel Ayahku bukan pertentangan yang terjadi dilalui atau
Pembohong karya Tere Liye ditimpakan kepada para tokoh cerita
mencapai titik intensitas puncak.
Tahap yang telah dimunculkan Maksudnya, tahap ini adalah tahap
sebelumnya semakin berkembang dan puncak berbagai masalah yang
dikembangkan kadar intensitasnya, dihadapi para tokoh dalam cerita.
peristiwa-peristiwa dramatik yang
menjadi inti cerita semakin
mencekam dan menegangkan. Data ABP/H56/01
Maksudnya, tahap ini adalah tahap Ayah marah besar, menyuruhku
mulai memuncaknya berbagai konflik masuk kamar, dan baru keluar
yang terjadi dalam kehidupan para kalau aku sudah minta maaf.
tokoh. Malam itu hujan gerimis
membungkus rumah kecil asri
Data ABP/H36/01 kami. “Aku pernah
mengingatkan kau.” Sayup-
Ia langsung menerkamku, sayup suara Ibu terdengar di
memiting. Aku membalas, juga kamar. “Tetapi itu tidak
ikut memukul. Satu lawan lima, mungkin,” terdengar jawaban
kawan-kawannya ikut Ayah. “Maka kau harus
mengeroyok. Anak berteriak. mencari jalan lain.” Lengang,

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

Ayah tidak menjawab. “Dia yang dihadapi oleh tokoh dalam cerita
tidak akan menyerah. Kau telah mengalami penyelesaian dan
sendiri yang mendidiknya ada solusinya.
dengan cerita-cerita siapalah
pemain bola itu. Jadi Data ABP/H57/01
berharaplah semoga cerita-
cerita lain tentang anak yang Usai sarapan, aku patah-patah
baik, yang mendengarkan mendekati kursi Ayah. Sudah
orangtua, juga bekerja di sisi saatnya aku pamit sekolah.
lainnya. Karena kalau tidak, “Maafkan aku yang sebulan
kita akan butuh waktu lama terakhir membuat Ayah sebal.”
sekali untuk menyelesaikan Aku tertunduk mengatakan itu,
masalah ini baik-baik.” Suara menyeka pipi, entah kenapa
Ibu mengecil. (halaman 56). kerongkonganku kesat, hendak
menangis. “Ayah pernah cerita,
Toki si Kelinci Nakal selalu
Pada data ABP/H56/01 klimaks tahu bahwa orangtuanya amat
terjadi. Konflik-konflik yang menyayangi dia. Meski harus
sebelumnya terjadi mencapai tahap menaklikan badai salju,
klimaks dengan kemarahan Ayah melawan kerumunan serigala,
kepada Dam yang bersikeras ingin menghindari jebakan pemburu,
mengirim surat kepada pemain bahkan melewati jembatan
sepakbola idolanya, sumber terakhir, orangtuanya tetap
inspirasinya yang merupakan teman berusaha menyelamatkan Toki,
Ayahnya ketika belajar di luar negeri. senakal apapun anaknya.... aku
Namun, ditolak mentah-mentah oleh tahu Ayah selalu
Ayah. Dam pun dihukum. Terjadi adu menyayangiku. (halaman 57).
argumen Ayah dan Ibu yang
sebelumnya telah memperingatkan Pada data ABP/H57/01 menjelaskan
Ayah tentang cara mendidik Dam tahapan penyelesaian dari klimaks
dengan cerita-ceritanya. Suatu saat yang terjadi sebelumnya. Dam
akan ada akibatnya. Peristiwa ini memberanikan diri meminta maaf
menjadi klimaks pertama dalam novel kepada Ayah yang telah dibuatnya
tersebut yang menyebabkan keributan jengkel selama satu bulan hingga ia
terjadi dalam keluarga Dam. dihukum dan Ayah bertengkar dengan
Latar waktu: Malam hari, masa lalu. Ibu. Hari itu ia meminta maaf kepada
Latar tempat: di rumah. Ayah dan yakin bahwa betapapun
Ayah marah. Ayah tetap
menyayanginya seperti cerita Toki si
4.2.1.5 Tahap Penyelesaian dalam Kelinci Nakal yang pernah
Novel Ayahku bukan Pembohong diceritakan Ayah.
karya Tere Liye

Tahap denouement atau tahap 4.3 Implikasi Penelitian pada


penyelesaian, yaitu tahap di mana Pembelajaran Sastra di SMA
konflik yang telah mencapai klimaks
diberi penyelesaian dan ketegangan Suatu pembelajaran yang dilakukan
dikendorkan. Maksudnya, tahap ini pasti memiliki tujuan, begitu pula
adalah tahap di mana, semua masalah dengan pembelajaran bahasa

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

Indonesia. Pembelajaran Bahasa


Indonesia bertujuan membina dan
mengembangkan pengetahuan, Berdasarkan lampiran Permendikbud
keterampilan, dan sikap Nomor 21 Tahun 2016, kompetensi
berkomunikasi yang diperlukan mata pelajaran bahasa Indonesia yang
peserta didik dalam menempuh bersifat generik mencakup tiga ranah,
pendidikan, hidup di lingkungan yakni sikap, pengetahuan, dan
sosial, dan berkecakapan di dunia keterampilan. Ranah sikap dipilih
kerja. Tujuan pembelajaran bahasa menjadi sikap spiritual dan sikap
Indonesia ini dapat dicapai melalui sosial. Pemilihan ini diperlukan untuk
berbagai media dan sumber belajar, menekankan pentingnya
metode pembelajaran, materi keseimbangan fungsi sebagai manusia
pembelajaran, dan komponen seutuhnya yang mencakup aspek
pembelajaran lainnya. spiritual dan aspek sosial
sebagaimana diamanatkan dalam
Kurikulum 2013 revisi yang memuat tujuan pendidikan nasional. Dengan
Kompetensi Inti di antaranya, yakni demikian, kompetensi yang bersifat
(1) kompetensi sikap spiritual, (2) generik terdiri atas empat dimensi
kompetensi inti sikap sosial, (3) yang merepresentasikan sikap
kompetensi inti sikap pengetahuan, spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan (4) kompetensi inti sikap dan keterampilan, yang selanjutnya
keterampilan. Keempat kompetensi disebut Kompetensi Inti (KI). KI 1
tersebut harus dijadikan acuan dalam (sikap spiritual), KI 2 (sikap sosial),
pembelajaran di sekolah. Kompetensi KI 3 (pengetahuan), dan KI 4
sikap spiritual dan sikap sosial (keterampilan). Uraian KI untuk
dicapai melalui pembelajaran tidak tingkat pendidikan menengah
langsung (indirect teaching) pada (SMA/MA/PAKET C) disajikan
pembelajaran kompetensi sebagai berikut.
pengetahuan dan keterampilan. 1. Menghayati dan mengamalkan
Melalui keteladanan, pembiasaan, dan ajaran agama yang dianutnya.
budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata 2. Menghayati dan mengamalkan
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi perilaku jujur, disiplin, santun,
peserta didik. peduli (gotong royong, kerjasama.
toleran, damai), bertanggung
Berdasarkan Permendikbud Nomor jawab, responsif, dan pro-aktif
24 Tahun 2016, materi-materi dalam berinteraksi secara efektif
pembelajaran bahasa Indonesia pada sesuai dengan perkembangan anak
siswa kelas XII SMA adalah sebagai di lingkungan, keluarga, sekolah,
berikut. masyarakat, dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan
1) Surat Lamaran
regional, dan kawasan
2) Novel Sejarah
internasional.
3) Teks Editorial
4) Novel 3. Memahami, menerapkan,
5) Unsur Kebahasaan menganalisis, dan mengevaluasi
6) Artikel pengetahuan faktual, konseptual,
7) Fakta dan Opini prosedural, dan metakognitif pada
8) Kritik tingkat teknis, spesifik, detail, dan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

kompleks berdasarkan rasa ingin lakukan tentang tahapan alur yang


tahunya tentang ilmu pengetahuan, terdapat pada novel Ayahku bukan
teknologi, seni, budaya, dan Pembohong karya Tere-Liye.
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, 1. Terdapat 100 data yang merupakan
kenegaraan, dan peradaban terkait tahapan alur dalam novel Ayahku
penyebab fenomena dan kejadian, bukan Pembohong karya Tere-
serta menerapkan pengetahuan Liye yang terbagi atas 5 tahapan
pada bidang kajian yang spesifik alur, yaitu (1) tahap
sesuai dengan bakat dan minatnya penyituasian yang terdapat
untuk memecahkan masalah. dalam 39 kutipan data, (2) tahap
pemunculan konflik yang terdapat
4. Menunjukkan keterampilan dalam 31 kutipan data, (3) tahap
menalar, mengolah, dan peningkatan konflik yang terdapat
menyajikan secara efektif, kreatif, dalam 19 kutipan data, (4) tahap
produktif, kritis, mandiri, klimaks yang terdapat
kolaboratif, komunikatif, dan dalam 4 kutipan data, dan (5) tahap
solutif dalam ranah konkret dan penyelesaian yang terdapat
abstrak terkait dengan dalam 7 kutipan data. Berdasarkan
pengembangan dari yang data tersebut, tahapan alur yang
dipelajarinya di sekolah, serta paling banyak dimunculkan
mampu menggunakan metoda penulis dalam novel Ayahku bukan
sesuai dengan kaidah keilmuan. Pembohong karya Tere-Liye
Dari keempat kompetensi inti di adalah tahap penyituasian.
atas jelas bahwa penelitian ini
berkaitan dengan KI 1, yakni 2. Hasil penelitian tahapan alur dalam
berkaitan dengan pendidikan novel Ayahku bukan Pembohong
karakter. Tahapan alur dalam novel ini berimplikasi terhadap materi
Ayahku bukan Pembohong ini pembelajaran bahasa Indonesia
dapat dijadikan sebagai kelas XII, yaitu novel, tepatnya
pembelajaran di sekolah untuk KD 3.9 Menganalisis isi dan
pemenuhan KI 1. Pembelajaran ini kebahasaan novel. Selain itu, isi
diajarkan melalui KI 2. Pendidikan dari novel Ayahku bukan
karakter yang diambil dari prilaku Pembohong, khususnya pesan
tokoh utama dalam novel yaitu moral yang terkandung dalam
Dam dapat dijadikan sebagai novel dapat memberikan
pendidikan karakter yang tidak pembelajaran kepada peserta didik
bisa diajarkan secara langsung tentang pentingnya memiliki
dalam pembelajaran Bahasa karakter dan nilai moral yang baik.
Indonesia.

Saran
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis novel
Simpulan Ayahku bukan Pembohong karya Tere
Liye dan implikasi pembelajarannya,
Berdasarkan hasil penelitian dan peneliti menyarankan beberapa hal
pembahasan yang telah peneliti sebagai berikut.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Implikasinya)

1. Novel Ayahku bukan Pembohong Tarigan, Henry Guntur. 1986.


karya Tere Liye ini dapat dijadikan Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.
sebagai bahan ajar di sekolah Bandung: Angkasa.
sekaligus media pembelajaran
sastra untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam
menginterpretasi suatu karya
sastra.
2. Tahapan alur dalam novel ini dapat
digunakan sebagai bahan ajar
dalam pembelajaran bahasa
Indonesia untuk menanamkan nilai
moral peserta didik sesuai dengan
Kurikulum 2013 edisi revisi.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2014. Pengantar


Apresiasi Karya Sastra.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Departemen Pendidikan Nasional.


2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Faruk. 2004. Metode Penelitian
Sastra.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Liye, Tere. 2011. Ayahku Bukan
Pembohong. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori,


Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.Nurgiyantoro, Burhan.
1994. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Stanton, Robert. 2007. Teori
Fiksi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 10

Anda mungkin juga menyukai