i
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
ii
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
EKONOMI PRODUKSI
Teori dan Aplikasi
Oleh,
Dr. Sujarwo
2019
i
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
ii
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Ekonomi Produksi
Teori dan Aplikasi
Penulis:
Dr. Sujarwo
ISBN:
Perancang Sampul:
Tim UB Press
Penata Letak:
Tim UB Press
Penerbit:
UB Press
UB Press
Jl. Veteran 10-11 Malang 65145 Indonesia
Gedung INBIS Lt.3
Telp: (0341) 5081255, wa: 082228238999
e-mail: ubpress@gmail.com/ubpress@ub.ac.id
http://www.ubpress.ub.ac.id
iii
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
PENGANTAR PENULIS
iv
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Penulis
v
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
vi
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
DAFTAR ISI
viii
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
ix
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skedul produksi 1 input dan 1 output....................................15
Tabel 2. Hubungan TPP, 𝐴𝑃𝑃𝑥 dan 𝑀𝑃𝑃𝑥 ............................................18
Tabel 3. Input, produksi, APPx, MPPx, MVPx, dan AVPx ..................44
Tabel 5. Optimisasi dari sisi input dan sisi output ............................83
Tabel 6. Alokasi input produksi oleh produsen ............................... 163
Tabel 7. Alokasi input optimum produksi ......................................... 164
Tabel 8. Rasio alokasi input oleh produsen dan alokasi input
optimum produksi ......................................................................................... 164
Tabel 9. Output produsen, output optimum, keuntungan
produsen dan keuntungan maksimum alokasi input optimum .. 166
Tabel 10. Harga input produksi dan koefisien input ...................... 184
Tabel 11. Harga input produksi dan koefisien input ...................... 185
Tabel 12. Nilai 𝜺𝒊 ............................................................................................ 185
Tabel 13. Nilai EE, TE dan AE ................................................................... 186
Tabel 14. Rerata dan koefisien variasi EE, TE dan AE .................. 187
x
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
DAFTAR GAMBAR
xi
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
xii
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Gambar 45. Risk neutral dan constant marginal utility of profit 219
Gambar 46. Risk averse dan risk premium ......................................... 222
Gambar 47. Lebih risk averse dan risk premium.............................. 223
Gambar 48. Risk seeking dan kesukaan pada risiko ...................... 225
Gambar 49. Keuntungan maksimum dalam ketidakpastian harga
output.................................................................................................................. 231
xiii
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
xiv
BAB 1. PENDAHULUAN
. 1 .
PENDAHULUAN
1.1 Perspektif teori ekonomi
Pembahasan tentang perilaku ekonomi baik individu atau
perusahaan, pemerintah, atau negara diformulasikan dalam suatu
teori yang dikenal dalam teori ekonomi. Dalam perspektif teoritis
dan juga realitasnya, individu, perusahaan, pemerintah, atau
negara menghadapi sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat tidak terbatas melalui alternatif-
alternatif yang dimilikinya.
Keterbatasan sumberdaya ini kemudian melahirkan
konsep nilai atas sumberdaya atau nilai ekonomi dari sumberdaya
itu. Semakin langka suatu sumberdaya itu maka akan semakin
meningkat nilai (marginal value) dari sumberdaya. Sebagai
contoh, air bersih yang melimpah memiliki nilai yang hampir
sama dengan nol, walaupun air memiliki kegunaan yang sangat
vital bagi kehidupan. Tetapi seiring dengan waktu, semakin
terbatas ketersediaan air bersih karena semakin banyak sumber
air mengering dan juga air sungai banyak yang tercemar,
sedangkan permintaan air bersih semakin meningkat karena
1
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
2
BAB 1. PENDAHULUAN
3
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
4
BAB 1. PENDAHULUAN
6
BAB 1. PENDAHULUAN
7
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
P
MC = S
A
P1
B
P2
0 Q2 Q1 Q
8
BAB 1. PENDAHULUAN
9
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
10
BAB 1. PENDAHULUAN
1.6 Ringkasan
Perkembangan teori seiring dengan perkembangan fenomena di
amati. Teori berasal dari kumpulan fenomena saling berkait yang
berpola dan melahirkan sebuah rumusan yang bersifat general
atau berlaku umum.
Peran atau kegunaan teori dalam mengambil keputusan
individu (produsen, konsumen) atau pemerintah sangat
ditentukan oleh kemampuan memahami berlakunya asumsi teori
dan menganalisis fenomena diamati berdasarkan spesifik asumsi
digunakan. Jika fenomena memiliki setting yang relatif sama
dengan teori yang digunakan, maka kecenderungan besar akan
menghasilkan perilaku ekonomi yang relatif sama dengan prediksi
teori. Perbedaan realitas dan teori terjadi pada umumnya karena
asumsi yang mendasari teori tersebut tidak terjadi di realitasnya.
Matematika merupakan alat yang sangat penting
membantu memformulasikan, menemukan solusi, dan
mengembangkan teori ekonomi. Representasi teori ekonomi atau
model ekonomi dengan menggunakan model matematik dalam
bentuk grafik maupun persamaan memungkinkan untuk
menemukan solusi optimum secara eksplisit.
11
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
1.8 Diskusi
Amatilah beberapa produsen produk atau komoditas tertentu
merespon perubahan harga di pasar. Adakah mereka memberi
respon ke arah yang sama ataukah berbeda dengan perubahan
harga tersebut? Jika mereka merespon perubahan harga, seberapa
cepat penyesuaian itu dilakukan?
12
2. ASPEK TEKNIS FUNGSI PRODUKSI 1 INPUT 1 OUTPUT
. 2 .
ASPEK TEKNIS
FUNGSI
PRODUKSI 1
INPUT 1 OUTPUT
Bab ini mengenalkan fungsi produksi dasar yang
menyederhanakan kegiatan produksi pada hubungan 1 input dan
1output saja. Simplifikasi ini dilakukan untuk memudahkan
memahami perilaku produksi pada tahap awal pembelajaran dan
selanjutnya pemahaman lanjutan akan dapat lebih mudah
dilakukan dengan sedikit demi sedikit menambah variabel dalam
pembahasan dan atau melepaskan asumsi-asumsi yang mendasari
teori ekonomi produksi dipelajari.
Fungsi produksi 1 input dan 1 output direpresentasikan
dengan menggunakan grafik dan juga matematis. Pendekatan
grafik dan matematis menggambarkan bagaimana hubungan
13
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
14
2. ASPEK TEKNIS FUNGSI PRODUKSI 1 INPUT 1 OUTPUT
15
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
180
160
140
120 TPP=y=f(x)
Output (y)
100
80
60
40
20
0
-20 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
Input (x)
16
2. ASPEK TEKNIS FUNGSI PRODUKSI 1 INPUT 1 OUTPUT
𝑦 𝑓(𝑥)
2.5 𝐴𝑃𝑃𝑥 = =
𝑥 𝑥
𝜕𝑦 𝜕𝑓(𝑥)
2.6 𝑀𝑃𝑃𝑥 = =
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝑑𝑦
2.8 𝑀𝑃𝑃 =
𝑑𝑥
⇔ 𝑑𝑦 = 𝑀𝑃𝑃. 𝑑𝑥 = 𝑓 ′ (𝑥). 𝑑𝑥 = 𝑀𝑃
17
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝜕𝑦
𝑀𝑃𝑃𝑥 = = −0.00564𝑥 2 + 0.319406𝑥 − 0.041143
𝜕𝑥
𝜕𝐴𝑃𝑃𝑥
Saat terjadi 𝐴𝑃𝑃𝑥 maksimum maka 𝜕𝑥
= 0, sehingga:
𝑦
𝜕𝐴𝑃𝑃𝑥 𝜕(𝑥 )
= =0
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑦 𝜕𝑥
. 𝑥 − 𝑦.
⇔ 𝜕𝑥 𝜕𝑥 = 0
𝑥2
𝜕𝑦 𝑦
⇔ =
𝜕𝑥 𝑥
⇔ 𝑀𝑃𝑃𝑥 = 𝐴𝑃𝑃𝑥
𝜕𝐴𝑃𝑃𝑥
2.9 = −0.00376𝑥 + 0.319406 = 0
𝜕𝑥
𝑥 = 42.474
𝑥 ≈ 42 unit
𝑦 = 142.3085
𝑦 ≈ 142 unit
19
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝜕𝑀𝑃𝑃𝑥
2.10 = −0.01128𝑥 + 0.319406 = 0
𝜕𝑥
𝑥 = 28.31613
𝑥 ≈ 28 unit, tingkat output: y = 84 unit
Saat TPP maksimum maka 𝑀𝑃𝑃𝑥 sama dengan nol. Nilai
TPP maksimum adalah sebagai berikut.
𝜕𝑦
2.11 𝑀𝑃𝑃𝑥 = = −0.00564𝑥 2 + 0.319406𝑥 − 0.041143
𝜕𝑥
=0
20
2. ASPEK TEKNIS FUNGSI PRODUKSI 1 INPUT 1 OUTPUT
∆𝑦
( 𝑦 ) ∗ 100% ∆𝑦 𝑥
2.11 𝐸𝑥 = = ( )∗
∆𝑥 ∆𝑥 𝑦
( ) ∗ 100%
𝑥
Jika perubahan dari x sangat kecil limit nol dan y adalah
continuous production function maka persamaan 2.11 dapat
dirubah menjadi:
𝜕𝑦 𝑥
2.12 𝐸𝑥 = ( )∗
𝜕𝑥 𝑦
Dalam teori ekonomi produksi elastisitas input berkaitan
pula dengan perilaku 𝑀𝑃𝑃𝑥 dan 𝐴𝑃𝑃𝑥 . Ingat kembali bahwa
𝜕𝑦⁄
𝐴𝑃𝑃𝑥 = 𝑦/𝑥 dan 𝑀𝑃𝑃𝑥 = 𝜕𝑥 . Selanjutnya, keterkaitan 3(tiga)
konsep ini adalah sebagai berikut.
𝜕𝑦 𝑥
𝐸𝑥 = ( )∗
𝜕𝑥 𝑦
𝜕𝑦 𝑦
⟺ = ( )/( )
𝜕𝑥 𝑥
𝑀𝑃𝑃𝑥
2.13 𝐸𝑥 =
𝐴𝑃𝑃𝑥
21
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
22
2. ASPEK TEKNIS FUNGSI PRODUKSI 1 INPUT 1 OUTPUT
23
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
24
2. ASPEK TEKNIS FUNGSI PRODUKSI 1 INPUT 1 OUTPUT
25
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
2.5 Ringkasan
Fungsi produksi 1 input dan 1 output merupakan bentuk
sederhana dan awal dari mempelajari teori ekonomi produksi.
Simplifikasi juga dilakukan dengan memberikan serangkaian
asumsi-asumsi yang membatasi kondisi di mana fungsi produksi
ini terjadi. Asumsi dasar yang penting dipahami adalah bahwa
produsen dalam pasar persaingan, bersifat rasional dan tidak
memiliki kendala dalam menggunakan input untuk mendapatkan
keuntungan maksimum.
Fungsi produksi dibagi menjadi 3 (tiga) tahap produksi
dimulai dari Tahap 1 yang dikenal dengan daerah irrasional,
Tahap 2 yang dikenal dengan daerah rasional, dan Tahap 3 yang
dikenal dengan daerah irrasional. Tahap 1 dikatakan sebagai
daerah irrasional karena produsen hanya mengalokasikan tingkat
input tertentu pada saat keuntungan yang terus meningkat masih
bisa dicapai dengan menambah input tersebut. Tahap 3 dikatakan
irrasional pula karena produsen menambah input padahal output
justru akan turun dengan bertambahnya input digunakan.
Sedangkan, Tahap 2 adalah daerah rasional karena di daerah ini
produsen menemukan penggunaan input yang memaksimumkan
profit dan terjadi the law of diminishing marginal return.
Pembagian wilayah produksi ini berdasarkan pada elastisitas
input x terhadap produksi y. Elastisitas input sendiri merupakan
rasio antara produktifitas marginal dari input x dengan produk
rata-rata dari input x.
Beberapa titik-titik penting dalam fungsi produksi yang
harus dipahami adalah titik dimana terjadi inflection point, yaitu
terjadinya maksimum produktifitas marginal input x, maksimum
produk rata-rata input x, dimana produk rata-rata sama dengan
produk marginal, dan juga titik dimana produk marginal sama
dengan nol yang menunjukkan titik output maksimum. Yang
penting pula untuk dipahami bahwa produk rata-rata tidak akan
berpotongan dengan sumbu x (garis input) selama output masih
positif. Titik-titik tersebut merupakan titik-titik penting untuk
menggambar fungsi produksi dengan tepat.
26
2. ASPEK TEKNIS FUNGSI PRODUKSI 1 INPUT 1 OUTPUT
2.7 Diskusi
1. Jika diketahui skedul produksi perusahaan AMIN adalah
sebagai berikut ini:
27
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
28
2. ASPEK TEKNIS FUNGSI PRODUKSI 1 INPUT 1 OUTPUT
29
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
30
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
. 3 .
.EKONOMI
PRODUKSI:
PERSPEKTIF
INPUT
Bab ini melanjutkan pemahaman tentang fungsi produksi pada
Bab 2, yaitu dengan membahas bagaimana keputusan produksi
dari produsen yang rasional untuk memaksimumkan keuntungan
produksinya dengan asumsi lainnya, yaitu bahwa produsen selalu
dapat mencapai keuntungan maksimum dan tidak terkendala
pada jumlah dan akses input dalam produksinya. Selain itu,
produsen juga diasumsikan ada dalam pasar persaingan
sempurna, yaitu berkenaan dengan pasar output dan pasar input.
Ini berimplikasi pada kondisi produsen yang berperan sebagai
price taker di pasar input dan pasar output atau dengan kata lain
harga input dan harga output ditentukan oleh pasar (prices are
given in the markets).
31
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
32
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
33
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
34
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
35
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑇𝑉𝑃𝑥 𝑃𝑦 . 𝑦
3.4 𝑉𝐴𝑃𝑥 = = = 𝑃𝑦 . 𝐴𝑃𝑃𝑥
𝑋 𝑋
𝜕𝑇𝑉𝑃𝑥 𝑃𝑦 . 𝜕𝑦
3.5 𝑉𝑀𝑃𝑋 = = = 𝑃𝑦 . 𝑀𝑃𝑃𝑥
𝜕𝑋 𝜕𝑋
180 1800
TPP TVP
160 1600
140 1400
120 1200
100 1000
80 800
60 600
40 400
20 200
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
3.00 30
2.00 20
1.00 10
0.00 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
-1.00 -10
-2.00 -20
-30
-3.00
36
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
37
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑃𝑦 . 𝑀𝑃𝑃𝑥 = 𝑃𝑥
38
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
Dengan demikian, jika MPPx sama dengan rasio harga input dan
output akan dihasilkan keuntungan maksimum.
Pada persamaan keuntungan maksimum 3.10, jika
dilakukan penyusunan bentuk lainnya, misalnya dengan membagi
masing-masing sisi dengan APPx, dihasilkan:
𝑀𝑃𝑃𝑥 𝑃𝑥 1
⇔ = .
𝐴𝑃𝑃𝑥 𝑃𝑦 𝐴𝑃𝑃𝑥
𝑀𝑃𝑃𝑥 𝑃𝑥 𝑋
⇔ = .
𝐴𝑃𝑃𝑥 𝑃𝑦 𝑦
𝑀𝑃𝑃𝑥 𝑇𝐹𝐶𝑥
⇔ =
𝐴𝑃𝑃𝑥 𝑇𝑉𝑃𝑥
𝑇𝐹𝐶𝑥
3.11 𝐸𝑥 =
𝑇𝑉𝑃𝑥
Diketahui bahwa Px.X adalah TFCx dan Py.Y adalah TVPx, dan 𝐸𝑥
adalah elastisitas input dalam hubungan teknis fungsi produksi.
Dengan demikian, keuntungan maksimum produsen akan tercapai
saat elastisitas input sama dengan rasio TFCx dan TVPx.
Kembali mengingat bahwa daerah rasional adalah Daerah
II dalam fungsi produksi hubungan teknis input-output. Pada
Daerah II fungsi produksi diketahui bahwa nilai elastisitas adalah
39
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
30
AVPx
MFCx =Px
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
-10
-30 VMPx
40
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
⇔ 𝜋 = 𝑃𝑦 . (2 𝑥 0.5 ) − 𝑃𝑥 . 𝑥
𝜕( 2 𝑥 0.5 ) 𝜕𝑥
⇔ 𝑃𝑦 . − 𝑃𝑥 . ( ) = 0
𝜕𝑥 𝜕𝑥
⇔ 𝑃𝑦 . 𝑥 −0.5 − 𝑃𝑥 .1 = 0
1
⇔ 𝑃𝑦 . − 𝑃𝑥 = 0
𝑥 0.5
𝑂𝑝𝑡
𝑃𝑦 2
⇔ 𝑥 =( )
𝑃𝑥
Dengan Px = $3 dan Py = 4, maka:
𝑂𝑝𝑡
4 2 16
𝑥 =( ) =
3 9
𝑥 𝑂𝑝𝑡 adalah alokasi input optimum yang menghasilkan
16
keuntungan maksimum, yaitu sebesar 9
unit input.
16
Dengan menggunakan 𝑥 𝑂𝑝𝑡 = 9
maka akan dihasilkan
tingkat output, yaitu:
16
𝑦 𝑂𝑝𝑡 = 2 (𝑋 𝑂𝑝𝑡 )0.5 … … … 𝑥 𝑂𝑝𝑡 =
9
8
⇔ 𝑦 𝑂𝑝𝑡 =
3
Dengan demikian tingkat output optimum yang menghasilkan
8
keuntungan maksimum adalah 3 unit output.
41
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑂𝑝𝑡 3
⇔ 𝐴𝑃𝑃𝑥 =
2
𝑂𝑝𝑡
Sedangkan untuk 𝑀𝑃𝑃𝑥 adalah sebagai berikut:
𝑂𝑝𝑡 𝜕𝑦 1 1
𝑀𝑃𝑃𝑥 = = 0.5 =
𝜕𝑥 𝑋 16 2
(9)
𝑂𝑝𝑡 3
⇔ 𝑀𝑃𝑃𝑥 =
4
42
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
Maka,
𝑂𝑝𝑡 𝑂𝑝𝑡
𝑀𝑃𝑃𝑥 < 𝐴𝑃𝑃𝑥
Dengan demikian, terbukti bahwa ketika ditemukan keuntungan
maksimum maka APPx lebih besar dibandingkan dengan MPPx
dan ini merupakan kharakteristik daerah rasional pada TPPx.
Jika nilai MPPx dan APPx terbukti sebagaimana
pernyataan bahwa keuntungan maksimum terdapat di Daerah II
fungsi produksi teknis, maka bagaimanakah dengan VMPx dan
VAPx? VMPx dan VAPx masing-masing adalah perkalian MPPx dan
APPx dengan harga outputnya. Sehingga, ketika kondisi optimum
ditemukan, yaitu MPPx lebih kecil dari APPx, maka hal yang sama
berlaku juga untuk VAPx dan VMPx, yaitu dalam kondisi optimum
berlaku pula MVPx lebih kecil dari VAPx. Hal ini dibuktikan
sebagai berikut.
𝑂𝑝𝑡 𝑂𝑝𝑡 3
𝑉𝑀𝑃𝑥 = 𝑃𝑦 . 𝑀𝑃𝑃𝑥 = 4.
4
𝑂𝑝𝑡
⇔ 𝑉𝑀𝑃𝑥 = 3
Sedangkan nilai AVPx adalah
𝑂𝑝𝑡 𝑂𝑝𝑡 3
𝑉𝐴𝑃𝑥 = 𝑃𝑦 . 𝐴𝑃𝑃𝑥 = 4.
2
𝑂𝑝𝑡
⇔ 𝑉𝑀𝑃𝑥 = 6
Hal di atas juga membuktikan bahwa dalam kondisi
optimum (keuntungan maksimum), maka:
𝑂𝑝𝑡
⇔ 𝑉𝑀𝑃𝑥 = 𝑃𝑥 = 𝑀𝐹𝐶𝑥 = 3
Jika hasil perhitungan ini direpresentasikan dalam bentuk
tabel dan grafik maka dihasilkan gambar sebagai berikut.
43
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
44
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
3.5 Ringkasan
Produsen, ketika berada dalam pasar persaingan sempurna,
memaksimumkan keuntungannya dengan menghadapi harga baik
input maupun output sebagai faktor eksternal yang ditentukan
oleh pasar. Ketika produsen tidak mampu mempengaruhi pasar,
maka harga pasar adalah konstanta yang menjadi multiplikator
bagi fungsi produksi. Ini kemudian dikenal dengan TVPx atau
Total Value Product.
45
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
46
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
47
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
3.7 Diskusi
48
3. PROFIT MAKSIMUM 1 INPUT 1 OUTPUT
Berkaitan dengan:
a. Perubahan Daerah I, Daerah II, dan Daerah III?
b. Bagaimanakah perubahan input optimumnya?
c. Bagimanakah perubahan profit maksimumnya?
5. Jika harga input berubah menjadi Px = 3 dan harga output, Py
= 5 (tetap), Tentukanlah fungsi profit dan analisislah:
49
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
50
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
. 4 .
.EKONOMI
PRODUKSI:
PERSPEKTIF
OUTPUT
Bab ini melanjutkan pemahaman tentang fungsi produksi dari sisi
input, yaitu dengan membahas bagaimana keputusan produksi
dari sisi output. Kegiatan produksi dari sisi output terdiri dari
teori biaya dan analisis keuntungan dalam fungsi terhadap output.
Namun demikian, evaluasi titik-titik pada fungsi TVPx dan fungsi
biaya pada sisi output menunjukkan hubungan satu dengan yang
lainnya. Hal yang menarik lainnya adalah dalam fungsi produksi
perspektif input maupun perspektif output akan menghasilkan
perhitungan keuntungan maksimum yang sama. Asumsi dasar
digunakan masih sama yaitu perfect competition market.
Selanjutnya, hal ini akan didiskusikan dalam bab ini.
51
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
52
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
53
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
tetap adalah biaya sewa lahan dalam usahatani padi, biaya sewa
tempat, dan lain-lainnya.
Melengkapi ukuran tentang biaya, selanjutnya TC, VC, FC
dapat digunakan untuk menurunkan ukuran biaya rata-rata atau
Average Cost (AC), Average Variable Cost (AVC), maupun Marginal
Cost (MC). Ketika biaya total dibagi dengan tingkat outputnya
maka itu kemudia disebut sebagai AC, sedangkan ketika VC dibagi
dengan tingkat outputnya maka disebut dengan AVC.
Marginal Cost (MC) merupakan ukuran yang sangat
penting dalam analisis biaya terutama untuk menemukan titik
optimum atau keuntungan maksimum. MC selanjutnya
didefinisikan sebagai tambahan biaya tiap tambahan unit output
dihasilkan. MC berbeda dengan AC, yaitu MC berorientasi pada
perubahan antar tingkat output satu dengan yang lainnya dan
menunjukkan slope dari TC, sedangkan AC berorientasi pada
biaya per unit pada setiap tingkat output dihasilkan. Namun AC
dan MC memiliki hubungan khusus yang dijelaskan dalam sub-bab
berikutnya.
54
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
55
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
berdampak pada bentuk fungsi biaya total yang tidak linear dan
memiliki kemiripan dengan fungsi produksi.
Keterkaitan fungsi produksi dan fungsi biaya, dengan
asumsi bahwa biaya tetap produksi adalah nol, digambarkan
sebagai berikut. Gambar berikut adalah modifikasi dari
representasi geometris keterkaitan fungsi produksi dan biaya
produksi di Debertin (2012).
56
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
57
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
58
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
Hubungan MC dan AC
𝐹𝐶 𝑓(𝑦)
𝐴𝐶 = 𝐴𝐹𝐶 + 𝐴𝑉𝐶 = +
𝑦 𝑦
Saat AC minimum, maka FOC mensyaratkan
𝜕𝐴𝐶
=0
𝜕𝑦
Sehingga:
59
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝐹𝐶 𝑓(𝑦)
𝜕( 𝑦 + 𝑦 )
=0
𝜕𝑦
𝜕𝑦
−𝐹𝐶 𝑓 ′ (𝑦). 𝑦 − 𝑓(𝑦).
𝜕𝑦
⇔ 2
+ ( 2 )=0
𝑦 𝑦
𝑓 ′ (𝑦). 𝑦 − 𝑓(𝑦) 𝐹𝐶
⇔ ( )= 2
𝑦2 𝑦
⇔ 𝑓 ′ (𝑦). 𝑦 − 𝑓(𝑦) = 𝐹𝐶
⇔ 𝑓 ′ (𝑦). 𝑦 = 𝑓(𝑦) + 𝐹𝐶
𝑓(𝑦) + 𝐹𝐶
⇔ 𝑓 ′ (𝑦) =
𝑦
⇔ 𝑀𝐶 = 𝐴𝐶𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
(TERBUKTI)
𝜕𝑓 ′ (𝑦). 𝑦 − 𝑓(𝑦)
⇔ ( )=0
𝑦2
⇔ 𝑓 ′ (𝑦). 𝑦 − 𝑓(𝑦) = 0
𝑓(𝑦)
⇔ 𝑓 ′ (𝑦) =
𝑦
60
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
⇔ 𝑀𝐶 = 𝐴𝑉𝐶𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
(TERBUKTI)
61
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
62
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
63
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝜋 = 𝑃𝑦 . 𝑌 − 𝑓(𝑌)
FOC:
𝜕𝜋 𝜕𝑓(𝑌)
= 𝑃𝑦 − =0
𝜕𝑌 𝜕𝑌
𝜕𝑓(𝑌)
⇔ = 𝑃𝑦
𝜕𝑌
𝜕𝑓(𝑌)
⇔ = 𝑃𝑦
𝜕𝑌
4.11 𝑀𝐶 = 𝑃𝑦
64
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
65
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
66
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑦1,2 =
2𝑎
Sehingga,
67
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
68
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
PROFIT > 0
69
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
70
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
71
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
4.6 Ringkasan
Dalam persepktif output, beberapa konsep penting harus dikuasi
adalah tentang penerimaan (TR), biaya total (TC), biaya marginal
(MC), dan biaya rata-rata (AC). Biaya total (TC) dibentuk dari
biaya variabel (VC) dan biaya tetap (FC). Biaya variabel yaitu
besar kecilnya tergantung dengan tingkat produksi ditentukan,
sedankan biaya tetap tidak bergantung pada tinggi rendahnya
tingkat produksi perusahaan.
Keuntungan perusahaan dalam perspektif output
dipengaruhi oleh tingkat harga output pasar dan juga tingkat
biayanya. Peningkatan keuntungan dapat terjadi dengan
terjadinya peningkatan harga output di pasar dan atau penurunan
biaya produksi perusahaan. Harga output adalah faktor di luar
kendali perusahaan karena perusahaan adalah price taker di
struktur pasar persaingan sempurna, sedangkan perubahan biaya
produksi sebagian adalah di bawah kendali perusahaan, yaitu
terkait dengan pilihan teknologi produksi yang lebih efisien
sehingga setiap satuan biaya menghasilkan output yang lebih
tinggi.
Keuntungan maksimum perusahaan selanjutnya dapat
diperoleh dengan menemukan selisih terbesar antara penerimaan
dan biaya produksi atau dengan menemukan tingkat output yang
berimplikasi pada kesamaan harga output dengan biaya
marginalnya (MC). Keduanya berasal dari pendekatan matematis
yang sama, yaitu First Order Condition (FOC) dari fungsi
keuntungan yang concave.
72
4. BIAYA DAN KEUNTUNGAN: PERSPEKTIF OUTPUT
4.8 Diskusi
1. Untuk mendukung peningkatan produksi usaha riil,
pemerintah pada tahun ini tidak menarik pajak apapun pada
unit usaha pengolahan hasil pertanian. Jika anda memiliki
perusahaan bawang goreng, tunjukkan dampak kebijakan
pemerintah ini bagi usaha anda!
2. Diketahui data berikut ini.
No Y TC No Y TC
1 0 8.00 22 2.1 16.01
2 0.1 9.32 23 2.2 16.05
3 0.2 10.49 24 2.3 16.13
4 0.3 11.52 25 2.4 16.26
5 0.4 12.42 26 2.5 16.44
6 0.5 13.19 27 2.6 16.68
7 0.6 13.84 28 2.7 17.00
8 0.7 14.39 29 2.8 17.41
73
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Lanjutan
No Y TC No Y TC
9 0.8 14.85 30 2.9 17.90
10 0.9 15.21 31 3 18.50
11 1 15.50 32 3.1 19.21
12 1.1 15.72 33 3.2 20.03
13 1.2 15.87 34 3.3 20.99
14 1.3 15.98 35 3.4 22.08
15 1.4 16.04 36 3.5 23.31
16 1.5 16.06 37 3.6 24.70
17 1.6 16.06 38 3.7 26.26
18 1.7 16.05 39 3.8 27.99
19 1.8 16.03 40 3.9 29.90
20 1.9 16.01 41 4 32.00
21 2 16.00
74
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
. 5 .
.PERMINTAAN
INPUT DAN
PENAWARAN
OUTPUT
Pengamatan hubungan antara biaya produksi pada sisi output dan
produksi di sisi input menarik untuk dicermati. Dengan asumsi
bahwa produsen menguasai teknologi produksi tertentu yang
direpresentasikan dari fungsi produksi, tidak memiliki kendala
akses input produksi, perusahaan memaksimumkan
keuntungannya dan perusahaan berada di pasar persaingan
sempurna, maka terdapat hubungan relational antara setiap titik
di fungsi produksi dan fungsi biaya. Dari hubungan teknis
produksi dan dari hubungan biaya dan output dijual di pasar
dihasilkan solusi optimum yang menghasilkan keuntungan
maksimum bagi perusahaan.
75
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
76
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
77
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑃𝑦 . 𝑓(𝑥) − 𝑃𝑥 . 𝑥 = 𝑃𝑦 . 𝑦 − 𝑓(𝑦)
78
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
𝑃𝑥 𝑓(𝑦)
𝑓(𝑥) − .𝑥 = 𝑦 −
𝑃𝑦 𝑃𝑦
5.3 𝑃𝑥 . 𝑥 ∗ = 𝑓(𝑦 ∗ )
Biaya produksi diukur dari sisi input sama dengan biaya produksi
diukur dari sisi output.
Selanjutnya, diketahui bahwa fungsi produksi merupakan
hubungan satu-satu antara input dan output, maka setiap input, x,
akan terhubung dengan nilai output, y, tertentu. Analog dengan
hal tersebut, saat x optimum, 𝑥 ∗ , maka akan dihasilkan output
optimum, 𝑦 ∗ , melalui fungsi produksi, 𝑓(𝑥 ∗ ) dan juga total biaya
input optimum, 𝑇𝐹𝐶𝑂𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 .
79
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑥 = 0.315 𝑦 5/3
Jika dikalikan dengan harga input akan menjadi total biaya
(diasumsikan FC = 0), maka:
𝑃𝑥 . 𝑥 = 3. (0.315 𝑦 5/3 )
5.5 𝑇𝐶 = 0.945 𝑦 5/3
Perhatian pertama adalah formulasi fungsi keuntungan
dari sisi input (ingat persamaan 5.1) dapat disajikan sebagai
berikut.
𝜋 = 𝑃𝑦 . 2 𝑥 0.6 − 𝑃𝑥 . 𝑥
80
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
∗
1.2 (4) 5/2
⇒ 𝑥 = ( )
(3)
Sehingga diketahui nilai input optimum berikut
𝑥 ∗ = 3.24
Dengan diketahuinya alokasi input optimum maka kondisi
optimum output, TFC, TVP, dan keuntungan dari sisi input
diketahui sebagai berikut:
𝜋 = 𝑃𝑦 . 𝑦 − 𝑓(𝑦)
𝜋 = 𝑃𝑦 . 𝑦 − 0.945 𝑦 5/3
81
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
FOC:
𝜕𝜋 2
= 𝑃𝑦 − 1.575 𝑦 3 = 0
𝜕𝑦
4 − 1.575 𝑦 2/3 = 0
∗
4 3/2
(𝑎) 𝑦 =( ) = 4.05
1.575
82
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
83
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
84
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
⇒ 𝜋 = 4𝑥 2 − 3𝑥
Syarat penting (necessary condition) untuk menemukan
keuntungan maksimum:
𝜕𝜋
= 8𝑥 − 3 = 0
𝜕𝑥
3
⇒ 𝑥∗ =
8
Hasil alokasi input yang dianggap akan menghasilkan
keuntungan maksimum sebenarnya itu bukan alokasi input
optimum. Bahkan sebaliknya, nilai itu adalah nilai profit terendah
yang ditemukan. Bila x*=3/8 disubstitusikan dalam persamaan
keuntungan dihasilkan berikut.
3 2 3 36 9 36
𝜋 = 4( ) − 3( ) = − = (− )
8 8 64 8 64
85
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Gambar 18. TVP dan TFC pada fungsi produksi berbentuk convex
Sumber: Dokumentasi Penulis
86
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
87
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
88
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
5.10 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑘𝑥 𝛽
𝑦′ = 𝑓′(𝑥) = 𝛽. 𝑘. 𝑥 𝛽−1
𝑃𝑥 = 𝑃𝑦 . 𝛽. 𝑘. 𝑥 𝛽−1
Sehingga
𝑃𝑦 . 𝛽. 𝑘
𝑥 (1−𝛽) =
𝑃𝑥
1
𝑃𝑦 . 𝛽. 𝑘 (1−𝛽)
𝑥=( )
𝑃𝑥
1 1
𝑥𝐷∗ = (𝑃𝑦 . 𝛽. 𝑘)(1−𝛽) . 𝑃𝑥 (𝛽−1)
1
1 𝑃 (1−𝛽)
𝑦
5.12 𝑥𝐷∗ = (𝛽𝑘)(1−𝛽) [ ]
𝑃𝑥
89
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
91
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑘𝑥 𝛽
Dengan inverse fungsi produksi maka dihasilkan fungsi biaya
berikut ini.
1
𝑦 𝛽
𝑥= ( )
𝑘
Diasumsikan bahwa biaya tetap adalah nol, maka biaya total (TC)
adalah sebagai berikut.
92
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
1
𝑦 𝛽
5.13 𝑇𝐶 = 𝑃𝑥 . 𝑥 = 𝑃𝑥 . ( )
𝑘
Penurunan fungsi supply perusahaan mendasarkan pada
prinsip dasar ekonomi, yaitu kesediaan memproduksi (willingness
to produce) dari perusahaan. Dan, kesediaan memproduksi adalah
karena adanya insentif yang diterimanya. Jika perusahaan
mendapatkan keuntungan maka perusahaan akan berproduksi
dan jika perusahaan merasakan kerugian maka perusahaan akan
berhenti berproduksi.
Pada Bab sebelumnya telah dibahas tentang keuntungan
dari sisi output dan menunjukkan posisi keuntungan perusahaan
yang berproduksi di pasar persaingan sempurna. Dalam jangka
pendek perusahaan akan mendapatkan keuntungan jika harga
masih di atas biaya produksi per unitnya.
Dalam pembuktian matematisnya, syarat untuk
perusahaan memaksimumkan keuntungan adalah ketika 𝑀𝐶 =
𝑃𝑦. Kesamaan harga output, Py, dengan MC adalah necessary
condition (syarat penting/ utama) bagi perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan maksimum. Dengan demikian, jika
diketahui TC sebagaimana persamaan 5.13, maka MC dapat
ditentukan sebagai berikut.
1
𝑦
𝜕 ( 𝑃𝑥 . ( )𝛽 )
𝜕𝑇𝐶 𝑘
𝑀𝐶 = =
𝜕𝑦 𝜕𝑦
1 1−𝛽
(− ) ( )
(5.14) 𝑀𝐶 = 𝑃𝑥 𝛽 −1 𝑘 𝛽 𝑦 𝛽
93
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝛽
𝑃𝑦 (1−𝛽) ( 𝛽 ) ( 1 )
5.15 𝑦=( ) . 𝛽 1−𝛽 . 𝑘 1−𝛽
𝑃𝑥
Dengan menggunakan persamaan supply 5.15 maka dengan
asumsi bahwa the law of diminishing marginal return terpenuhi,
yaitu ketika 0 < 𝛽 < 1, maka berikut adalah kharakteristik
penawaran output perusahaan:
1. Jika harga output meningkat maka kesediaan
memproduksi dan menjual output di pasar akan
meningkat
2. Jika harga input meningkat maka kesediaan memproduksi
perusahaan akan menurun dan jumlah output di jual di
pasar akan menurun
Kharakteristik inilah yang dikehendaki. Dan jelas, hal ini
akan didapatkan dengan syarat bahwa perusahaan berada pada
daerah rasional yang menunjukkan adanya marginal return yang
diminishing. Sekali lagi, ini menunjukkan betapa berjalannya teori
penawaran perusahaan dan juga penawaran pasar (agregat dari
perusahaan yang memproduksi barang yang sama di pasar)
sangat tergantung pada bentuk kurva biaya yang convex terhadap
origin dan ini terkait dengan kharakter produksi yang concave.
Keduanya adalah ciri ketika produsen berproduksi di daerah
rasional.
Penurunan fungsi penawaran perusahaan dapat juga
direpresentasikan melalui pendekatan grafik. Perusahaan yang
berperilaku rasional untuk memaksimumkan keuntungannya di
pasar persaingan akan memilih berproduksi pada tingkat
keuntungan yang tinggi. Pada saat 𝑃𝑦3, perusahaan mendapatkan
keuntungan besar karena tingkat harga di pasar jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya rata-rata per unitnya. Jika harga turun
menjadi Py2, maka perusahaan akan tetap survive berproduksi
tetapi tingkat produksi menurun dari y3 menjadi y2.
94
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
95
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
96
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
5.4 Ringkasan
Dalam teori produksi dan teori biaya terdapat keterkaitan kuat
antara fungsi produksi dan fungsi biaya. Melalui titik optimum
fungsi produksi atau melalui titik optimum biaya keduanya akan
menghasilkan solusi profit maksimum yang sama bagi
perusahaan.
Dalam perspektif optimimisasi produksi, maka dihasilkan
penurunan permintaan input. Dengan dipenuhinya fungsi
produksi yang berlaku the law of diminishing marginal return
maka grafik dan fungsi permintaan input akan memiiki
interpretasi dan bentuk yang diharapkan, yaitu memiliki
hubungan positif dengan harga output dan memiliki hubungan
negartif dengan harga input itu sendiri. Hal ini juga memenuhi the
law of demand.
Berbeda dengan penurunan permintaan input dari
perspektif produksi, penurunan penawaran perusahaan (supply
output) diperoleh dari sisi output melalui optimisasi biaya.
Perusahaan akan memiliki kharakteristik fungsi penawaran yang
diharapkan jika fungsi dan kurva biaya terhubung dengan daerah
rasional di fungsi produksi. Dengan kata lain, jika fungsi produksi
adalah concave dan berimplikasi pada fungsi biaya yang convex,
maka kharakteristik penawaran akan bekorelasi positif dengan
perubahan harga output dan penawaran akan berkorelasi negatif
dengan harga input. Dengan kata lain, kurva supply ini mematuhi
hukum penawaran output (the law of supply).
97
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
5.6 Diskusi
1. Jika diketahui persamaan fungsi produksi berikut ini:
𝑦 = 𝑓(𝑥) = 1.5 𝑥 0.75
Maka:
a. Tentukanlah fungsi keuntungan dengan perspektif input!
b. Tentukanlah input dan output optimum serta keuntungan
maksimum perusahaan jika harga input adalah 4 dan
harga output adalah 6!
c. Buktikanlah bahwa pada saat keuntungan maksimum
tersebut nilai VMP sama dengan MFC sama dengan harga
input!
98
5. PERMINTAAN INPUT DAN PENAWARAN OUTPUT
99
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Lanjutan...
2. Buatlah skedul output, TVP, TFC, profit, TC, TR, profit untuk
fungsi-fungsi produksi berikut:
a. 𝑦 = 4𝑥 2.3
b. 𝑦 = 0.4𝑥 3
c. 𝑦 = 3𝑥 0.4
d. 𝑦 = 0.75𝑥 0.75
Apakah yang dapat dipahami dari berbagai fungsi produksi di
atas? Manakah yang ditemukan adanya duality dan kenapa
hal tersebut terjadi?
100
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
. 6 .
.FUNGSI
PRODUKSI DUA
INPUT
Bab sebelumnya telah dibahas tentang produksi 1 input dan 1
output secara tuntas sampai pada diturunkannya permintaan
input dan juga penawaran output perusahaan. Selanjutnya, Bab ini
membahas perilaku ekonomi produksi ketika produksi
dipertimbangkan tidak hanya menggunakan satu input tetapi dua
input produksi.
Sebagaimana perilaku perusahaan dalam sistem produksi
1 input 1 output, pembahasan tentang teori produksi dari sistem
produksi dua input juga tetap mengasumsikan bahwa perusahaan
ada di pasar persaingan, perusahaan memiliki akses input
produksi dengan mudah untuk mencapai produksi optimum, dan
perusahaan juga tidak menghadapi ketidakpastian dalam kegiatan
produksinya.
101
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Jika fungsi produksi lebih dari dua tetapi input yang lainnya
dianggap tetap, maka fungsi produksi dinyatakan sebagai berikut.
𝑦 = 𝑓(𝑥1, 𝑥2|𝑥3, 𝑥4 … . 𝑥𝑛))
Konsep kemudian berkembang ketika dibahas fungsi produksi
dua input. Representasi matematis semakin berperan dan
pendekatan grafik mulai mencapai batasnya. Ketika pembahasan
optimisasi produksi meningkat menjadi 3 input produksi, maka
representasi grafik tidak lagi digunakan dan pendekatan
matematis menjadi tool yang sangat berperan.
Dalam kasus optimasi produksi dan kasus-kasus
pencapaian keseimbangan dalam perilaku ekonomi, pendekatan
matematis menjadi tool utama dan tidak terkendala dengan
jumlah input atau variabel dipertimbangkan dalam pembahasan.
Selengkapnya tentang teori produksi 2 input dan 1 output di
bahas secara lebih rinci berikut ini.
𝑦 𝑓(𝑥1, 𝑥2)
6.1 𝐴𝑃𝑃1 = =
𝑥1 𝑥1
𝑦 𝑓(𝑥1, 𝑥2)
6.2 𝐴𝑃𝑃1 = =
𝑥2 𝑥2
Fungsi produktivitas marginalnya adalah:
102
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
𝜕𝑦 𝜕𝑓(𝑥1, 𝑥2)
6.3 𝑀𝑃𝑃1 = = = 𝑓1
𝜕𝑥1 𝜕𝑥1
𝜕𝑦 𝜕𝑓(𝑥1, 𝑥2)
6.4 𝑀𝑃𝑃2 = = = 𝑓2
𝜕𝑥2 𝜕𝑥2
103
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
104
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
105
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
x2
Isoquant:
y0< y1 < y2
D
A C y2=40
y1=30
B
y0=20
0 x1
106
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
𝜕𝑥2 𝑄2 𝑄 2
=− 2 = − ( )
𝜕𝑥1 𝑥1 𝑥1
108
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
x2
B
C y0=20
0 x1
Gambar 23. Diminishing 𝑀𝑅𝑇𝑆𝑥1,𝑥2
Sumber: Dokumentasi Penulis
109
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
110
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
111
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝜕𝑦 𝑥1 𝑀𝑃𝑃1
6.8 𝐸1 = . =
𝜕𝑥1 𝑦 𝐴𝑃𝑃1
𝜕𝑦 𝑥2 𝑀𝑃𝑃1
6.9 𝐸2 = . =
𝜕𝑥2 𝑦 𝐴𝑃𝑃1
Sebagaimana kasus input tunggal, nilai elastisitas parsial x1 dan
x2 berkaitan dengan fungsi-fungsi produktivitas, yaitu MPP dan
APP. Kecuali, sekarang secara eksplisit mencatat bahwa x2
konstan ketika dipertimbangkan tentang x1, dan demikian
sebaliknya. Ini melihat perubahan output secara parsial, sehingga
dapat dikatakan bahwa dalam kasus ini perspektifnya adalah
jangka pendek (short-run).
Selanjutnya, diperhatikan perubahan yang berdimensi
jangka panjang (long-run). Perubahan output produsen adalah
efek dari perubahan dalam penggunaan input-input produksinya,
x1 dan x2. Jika perubahan baik x1 dan x2 dalam proporsi yang
sama dan k adalah persentase perubahan kedua input produksi
digunakan, maka secara matematis elastisitas produksi total
didefinisikan sebagai:
∆𝑦 ∆𝑥𝑘
6.10 𝐸=( )⁄( )
𝑦 𝑥𝑘
Di mana:
112
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
∆𝑦 = 𝑓1 . ∆𝑋1 + 𝑓2 . ∆𝑋2
𝑥1 ∆𝑥2 𝑥1
⇔ 𝐸 = (𝑓1 . ( ) + 𝑓2 . . ( ))
𝑦 ∆𝑥1 𝑦
𝑥1 ∆𝑋2 𝑥1 ∆𝑥2 𝑥2
⇔ = (𝑓1 . ( ) + 𝑓2 . . ( )) … … …. =
𝑦 ∆𝑥1 𝑦 ∆𝑥1 𝑥1
𝑥1 𝑥2 𝑥1
⇔ = (𝑓1 . ( ) + 𝑓2 . ( ) . ( ))
𝑦 𝑥1 𝑦
𝑥1 𝑥2 ∆𝑦
⇔ = (𝑓1 . ( ) + 𝑓2 . ( )) … …. 𝑓𝑖 = = 𝑀𝑃𝑃𝑖
𝑦 𝑦 ∆𝑥𝑖
∆𝑦 𝑥1 ∆𝑦 𝑥2
⇔ 𝐸 = ( .( )+ . ( ))
∆𝑥1 𝑦 ∆𝑥2 𝑦
113
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑀𝑃𝑃𝑥1 𝑀𝑃𝑃𝑥2
⇔ 𝐸 = ( + )
𝐴𝑃𝑃𝑥1 𝐴𝑃𝑃𝑥2
6.12 𝐸 = (𝐸1 + 𝐸2 )
x2 x2 x2
30 30 30
20
20 20
10 10 10
0 x1 Q x1 0 x1
A. Decreasing RTS B. Constant RTS C. Increasing RTS
Gambar 25. Decreasing, Constant, dan Increasing RTS
114
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
𝑦 = 𝑓(𝑥1 , 𝑥2 )
116
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
X2
Ridge lines
y3
y2
y1
0 X1
Gambar 26. Ridge line dan isoquant dimana y1<y2<y3
Sumber: Dokumentasi Penulis
117
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑥2
𝐼𝐶2 𝑦0 < 𝑦1
𝐼𝐶1 < 𝐼𝐶2
𝐼𝐶1
B
C
A
𝑦1
𝑦0
0 𝑥1
118
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
𝑥2
Expansion path
B 𝑦2
A 𝑦1
𝑦0
0 𝑥1
𝐼𝐶 𝑃𝑥1
⇔ 𝑥2 = − ( ) . 𝑥1
𝑃𝑥2 𝑃𝑥2
𝑃
Sehingga slope persamaan IC adalah − (𝑃𝑥1 ). Pada saat
𝑥2
keseimbangan produsen, slope isocost sama dengan slope
isoquant, sehingga
𝑓1 𝑃𝑥1
𝑀𝑅𝑇𝑆𝑥1,𝑥2 = − = −( )
𝑓2 𝑃𝑥2
𝑓1 𝑃𝑥1
6.17 =( )
𝑓2 𝑃𝑥2
119
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
120
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
𝜕𝑦1
= 𝑛𝑘 𝑛−1 . 𝑦 0 …….. 𝑘=1
𝜕𝑘
𝜕𝑦1 𝜕𝑓(𝑥1 , 𝑥2 )
= = 𝑛. 𝑦 0
𝜕𝑘 𝜕𝑘
Dengan menggunakan k=1, maka ditemukan persamaan Euler
sebagai berikut:
𝜕𝑦1 𝜕𝑓(𝑥1 , 𝑥2 ) 𝜕𝑓(𝑥1 , 𝑥2 )
= . 𝑥1 + . 𝑥2 = 𝑛. 𝑦
𝜕𝑘 𝜕𝑘𝑥1 𝜕𝑘𝑥2
𝜕𝑦 𝜕𝑦
6.19 𝑥1 + 𝑥 = 𝑛𝑦
𝜕𝑥1 𝜕𝑥2 2
𝜕𝑦
Di mana n adalah degree of homogeneity. Jika 𝜕𝑥1
dikaitkan
dengan 𝑀𝑃𝑃𝑥𝑖 maka dihasilkan
Jika sisi kanan dan kiri sama dengan dikalikan dengan harga
output maka diperoleh persamaan berikut:
121
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
6.7 Ringkasan
Fungsi produksi dua input merupakan pengembangan dari
pemikiran fungsi produksi 1 input. Konsep tentang APP, MPP, dan
VMP adalah analog dengan fungsi produksi 1 input. Hal yang
membedakan adalah bahwa dalam fungsi produksi dua input,
perubahan output (y) adalah akumulasi atau agregasi dari
perubahan y karena adanya perubahan 𝑥1 ditambah dengan
perubahan y karena perubahan 𝑥2 .
Konsep baru muncul dalam teori produksi dua input dan
tidak ada di teori produksi 1 input, yaitu isoquant (kombinasi
input 1 dan input dua yang menghasilkan tingkat output yang
sama) dan isocost (yaitu garis yang merupakan himpunan titik-
titik penggunaan input yang menghasilkan tingkat biaya yang
sama). Keseimbangan produsen secara lebih jelas digambarkan
pada fungsi produksi 2 input, yaitu merupakan persinggungan
antara isocost dan isoquant.
Isoquant memiliki kharakteristik kurva yang serupa
dengan kurva indiveren, diantaranya adalah convex terhadap
origin, memiliki slope negatif (MRTS), semakin jauh dari origin
menunjukkan semakin tinggi output dihasilkan, kedua input
122
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
123
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
6.8 Diskusi
1. Apakah fungsi produksi berikut ini homogeneous? Jelaskan!
Jika homogeneous tentukan degree of homogeneity-nya!
a. 𝑦 = 𝑥1 + 𝑥2
b. 𝑦 = 𝑥1 𝑥2 + 1
c. 𝑦 = 𝑥12 𝑥23
d. 𝑦 = 𝐴𝑥10.2 𝑥20.6
e. 𝑦 = 𝑥1 2 + 𝑥2 3
124
6. FUNGSI PRODUKSI DUA INPUT
125
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
126
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
. 7 .
BERBAGAI
BENTUK FUNGSI
PRODUKSI
Dalam bab ini diuraikan berbagai bentuk fungsi produksi dan
kharakteristiknya. Ini merupakan bagian penting dalam teori
produksi karena fungsi produksi yang berbeda membawa
konsekuensi tidak hanya perbedaan dalam estimasi fungsinya
tetapi juga interpretasi yang berbeda-beda dalam elastisitas
faktor maupun elastisitas total (elastisitas fungsi). Berikut akan di
bahas beberapa fungsi dan kharakteristiknya, diantaranya fungsi
produksi Cobb-Douglas, fungsi produksi Linear, fungsi produksi
pangkat, fungsi produksi trancendental, fungsi produksi
trancendental logaritmic (translog), general power production
function (GNPF), dan Constant Elasticity of Substitution (CES). Titik
tekan pembahasan fungsi produksi di bab ini didasarkan pada
kharakteristik elastisitas faktor dan fungsi, isoquant, dan marginal
127
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
⇔ 𝑦1 = 𝑘 1 . (𝐴𝑥1𝛼 𝑥21−𝛼 )
⇔ 𝑦1 = 𝑘 1 . 𝑦0 … … . . 𝐻𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛𝑒𝑜𝑢𝑠 𝑑𝑒𝑔𝑟𝑒𝑒 1
𝜕𝑦 𝑦
7.2 = 𝛼.
𝜕𝑥1 𝑥1
128
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
𝜕𝑦 𝑦
=𝛼
𝜕𝑥1 𝑥1
𝜕𝑦 𝑦
= 𝛼.
𝜕𝑥1 𝑥1
𝜕𝑦 𝑥1
⇔ 𝛼 = . = Elastisitas
𝜕𝑥1 𝑦
𝛼 + (1 − 𝛼) = 1 (Konstan RTS)
129
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
∑ 𝛽𝑖 = 1 → Constant RTS
𝑖=1
130
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
𝑥 𝛼 𝑥 𝑥 𝛼 𝑥
∆ ( 2 ) ( ) (𝑥2 ) ∆ ( 2) ( ) ( 2)
𝑥1 𝛽 1 𝑥1 𝛽 𝑥1
𝐸𝑠 = 𝑥 . = 𝑥2 . 𝛼 . 𝑥2 = 1
2 𝛼 𝑥2
𝑥1 ∆ ( ) ( ) ∆ (𝑥 ) ( ) (𝑥 )
𝛽 𝑥1 1 𝛽 1
1 1 −𝛼
−
⇔ 𝑥2 = 𝑦0 𝐴𝛽 𝛽𝑥 𝛽
1
131
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
x2
Isoquant Cobb-Douglas:
𝑦0 < 𝑦1 < 𝑦2
𝑦2
𝑦1
𝑦0
0 x1
132
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
[𝑃𝑥1 𝛽 𝑥1 ] = [𝑃𝑥2 𝛼 𝑥2 ]
𝑦 = 𝐴𝑥1𝛼 𝑥21−𝛼
𝑉𝑀𝑃𝑥1 = 𝑃𝑥1
⇔ 𝑃𝑦 . 𝑀𝑃𝑃𝑥1 = 𝑃𝑥1
⇔ 𝑃𝑦 . 𝛼 . (𝑦/𝑥1 ) = 𝑃𝑥1
𝑦 𝑃𝑥1
⇔ 𝛼 .( ) =
𝑥1 𝑃𝑦
133
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑃𝑥𝑖 𝑥𝑖
𝐹𝑆𝑥𝑖 =
𝑃𝑦 𝑦
𝑃𝑥𝑖 𝑥𝑖
⇔ = ( ).( )
𝑃𝑦 𝑦
𝑃𝑥1 𝑥1 𝑃𝑥1 𝑦
𝐹𝑆𝑥1 = ( ) . ( ) … . 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 = 𝛼 .( )
𝑃𝑦 𝑦 𝑃𝑦 𝑥1
𝑦 𝑥1
⇔ 𝐹𝑆𝑥1 = 𝛼 . ( ) . ( )
𝑥1 𝑦
⇔ 𝐹𝑆𝑥1 = 𝛼 = 𝐸1
7.4 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝛼 + ∑ 𝛽𝑖 𝑥𝑖
𝑖=1
134
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
7.5 𝑦 = 𝛼 + 𝛽1 𝑥1 + 𝛽2 𝑥2
Jika y ditetapkan tertentu, yaitu 𝑦0 , maka diperoleh
𝑦0 = 𝛼 + 𝛽1 𝑥1 + 𝛽2 𝑥2
1 𝛽2
⇔ 𝑥2 = 𝑦0 − 𝑥1
𝛽2 𝛽2
𝑥2
𝑦2
𝑦1
𝑦0
0 𝑥1
𝑥2 𝑥2 𝑥2 𝑥2 𝑥2 𝑥2
∆ ( )⁄( ) ∆ ( )⁄( ) ∆ ( )⁄( )
𝑥1 𝑥1 𝑥1 𝑥1 𝑥1 𝑥1
𝐸𝑠𝐿𝑖𝑛𝑒𝑎𝑟 = ∆𝑀𝑅𝑇𝑆
= 𝑀𝑃𝑃𝑥1 𝑀𝑃𝑃𝑥1
= =~
∆( )/( ) 0
𝑀𝑅𝑇𝑆 𝑀𝑃𝑃𝑥2 𝑀𝑃𝑃𝑥2
135
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
136
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
𝛽𝑖
𝑀𝑃𝑃𝑥𝑖 = ( + 𝛾𝑖 ) 𝑦
𝑥𝑖
137
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑀𝑃𝑃𝑥𝑖
𝐸𝑥𝑖 =
𝐴𝑃𝑃𝑥𝑖
𝛽
(𝑥𝑖 + 𝛾𝑖 ) 𝑦
𝑖
⇔ = 𝑦
(𝑥 )
𝑖
⇔ 𝐸𝑥𝑖 = 𝛽𝑖 + 𝛾𝑖 𝑥𝑖
𝑛
𝛽𝑖
7.9 𝑦 = (𝐴 ∏ 𝑥𝑖 ) (𝑒 ∑ 𝛾𝑖𝑥𝑖+∑ 𝛿𝑘 𝑥𝑖𝑥𝑗 )
𝑖=1
𝑛
𝛽𝑖 𝛽𝑖
𝑀𝑃𝑃𝑥𝑖 = ( 𝐴 ∏ 𝑥𝑖 ) 𝑒 ∑ 𝛾𝑖𝑥𝑖+∑ 𝛿𝑘 𝑥𝑖𝑥𝑗
𝑥𝑖
𝑖=1
𝑛
𝛽𝑖
+ (𝛾𝑖 + 𝛿𝑘 𝑥𝑗 ) ( 𝐴 ∏ 𝑥𝑖 ) 𝑒 ∑ 𝛾𝑖𝑥𝑖+∑ 𝛿𝑘 𝑥𝑖𝑥𝑗
𝑖=1
𝛽𝑖
= 𝑦 + (𝛾𝑖 + 𝛿𝑘 𝑥𝑗 ) 𝑦
𝑥𝑖
𝛽𝑖
𝑀𝑃𝑃𝑥𝑖 = ( + (𝛾𝑖 + 𝛿𝑘 𝑥𝑗 ) ) 𝑦
𝑥𝑖
138
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
𝑛
𝛽𝑖
7.10 𝑦 = (𝐴 ∏ 𝑥𝑖 ) (𝑒 0.5 ∑𝑖 ∑𝑗 𝛾𝑖𝑗 𝐿𝑛𝑥𝑖 𝐿𝑛𝑥𝑗 )
𝑖=1
139
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝛽𝑖 0.5
𝑀𝑃𝑃𝑥𝑖 = 𝑦 + 𝑦. ( ∑ 𝛾𝑖𝑗 𝐿𝑛𝑥𝑗 )
𝑥𝑖 𝑥𝑖
𝑗
𝑦
𝑀𝑃𝑃𝑥𝑖 = (𝛽𝑖 + (0.5 ∑ 𝛾𝑖𝑗 𝐿𝑛𝑥𝑗 )) .
𝑥𝑖
𝑗
𝑀𝑃𝑃𝑥𝑖
𝐸𝑥𝑖 = = (𝛽𝑖 + (0.5 ∑ 𝛾𝑖𝑗 𝐿𝑛𝑥𝑗 ))
𝐴𝑃𝑃𝑥𝑖
𝑗
140
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
𝑛
𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥)
𝑦 = 𝐴 ∏ 𝑥𝑖 𝑒
𝑖=1
141
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
1
−𝜌 −𝜌 −𝜌
𝑦 = 𝐴[𝛿𝑥1 + (1 − 𝛿)𝑥2 ]
𝑦 (𝜌+1) 𝑦 −𝜌
= 𝛿. (𝜌+1) . −𝜌 −𝜌
𝑥1
[𝛿𝑥1 + (1 − 𝛿)𝑥2 ]
142
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
1
−𝜌 −𝜌 (− )(−𝜌)
𝑦 (𝜌+1) 1 [𝛿𝑥1 + (1 − 𝛿)𝑥2 ] 𝜌
= 𝛿. (𝜌+1) . 𝜌 . −𝜌 −𝜌
𝑥 𝐴 [𝛿𝑥1 + (1 − 𝛿)𝑥2 ]
1
𝛿 𝑦 (𝜌+1)
𝑀𝑃𝑃𝑥1 = . ( )
𝐴𝜌 𝑥1
Dengan menggunakan similaritas penurunan MPP untuk input
kedua, maka didapatkan:
(1 − 𝛿) 𝑦 (𝜌+1)
𝑀𝑃𝑃𝑥1 = .( )
𝐴𝜌 𝑥1
1 1
(−𝜌∗(−𝜌)) −
⇔ = 𝐴𝑡 [𝛿(𝑥1 )−𝜌 + (1 − 𝛿)(𝑥2 )−𝜌 ] 𝜌
1
−
⇔ = 𝐴𝑡 [𝛿(𝑥1 )−𝜌 + (1 − 𝛿)(𝑥2 )−𝜌 ] 𝜌
⇔ 𝑦1 = 𝑡 . 𝑦0
143
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
7.8 Ringkasan
Fungsi produksi memiliki bentuk yang bermacam-macam mulai
dari fungsi produksi linear, fungsi produksi Cobb-Douglas, fungsi
produksi pangkat, fungsi produksi transcendental, fungsi produksi
translog, General power production function (GPPF), dan juga
Constant Elasticity of Substitution (CES). Berbagai bentuk fungsi
produksi tersebut di atas memiliki kharakteristik yang berbeda
dan berimplikasi pada bentuk isoquant, perbedaan dalam
elastisitas substitusi dan juga elastisitas faktornya.
Penggunaan fungsi produksi bergantung pada kasus yang
diamati. Pada kondisi tertentu maka fungsi produksi tertentu
lebih cocok dengan yang lainnya. Sehingga, penetapan fungsi
produksi mana yang sesuai dengan realitas yang dihaapi
merupakan salah satu tantangan bagi peneliti.
144
7. BERBAGAI BENTUK FUNGSI PRODUKSI
7.10 Diskusi
1. Carilah hasil penelitian yang menggunakan model produksi
terkait dengan salah satu fungsi produksi yang didiskusikan di
atas!
2. Tunjukkanlah hasil estimasi parameternya sehingga Saudara
memiliki bentuk fungsi produksi yang lengkap dengan
koefisien inputnya!
3. Analisislah kharakteristik elastisitas faktor dan fungsi,
isoquant, dan marginal rate of technical substitution (MRTS)
dan beberapa informasi lainnnya yang bisa didapatkan dari
penggunaan fungsi produksi tersebut!
145
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
146
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
. 8 .
OPTIMISASI
DALAM FUNGSI
PRODUKSI
Optimisasi kegiatan produksi dapat dilakukan dengan skenario
berikut: (1) bahwa produsen atau perusahaan tidak memiliki
keterbatasan penggunaan input, sehingga produsen bebas
menentukan alokasi sumberdaya sehingga memaksimumkan
keuntungannya, (2) bahwa produsen memiliki target produksi
tertentu sehingga berupaya mengoptimalkan kegiatan prouksi
dengan biaya minimum, dan (3) bahwa produsen memiliki
kendala biaya dan ingin memaksimumkan keuntungannya. Ketiga
skenario optimisasi ini akan dibahas dalam bab yang terpisah. Bab
ini lebih membahas tentang optimisasi produksi skenario
pertama.
147
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
8.1 𝑦 = 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
Di mana k adalah kapital dan l adalah labor (tenaga kerja). α dan β
masing-masing adalah koefisien dari kapital dan tenaga kerja. Jika
dimisalkan bahwa k bersifat konstan, kemudian biaya atas kapital
yang digunakan adalah r dan upah tenaga kerja adalah w.
Dengan menggunakan fungsi produksi tersebut,
selanjutnya fungsi profit dapat dituliskan sebagai berikut.
𝜋 = 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 − 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑠
𝑤
⇔ 𝑙 𝛽−1 = [ ]
𝛽. 𝑃𝑦 . 𝑘 𝛼
1
𝑤 𝛽−1
⇔ 𝑙∗ = [ ]
𝛽. 𝑃𝑦 . 𝑘 𝛼
1
𝛽. 𝑃𝑦 . 𝑘 𝛼 1−𝛽
8.3 𝑙∗ = [ ]
𝑤
149
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
150
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
0.5 1
∗ 0.5 0.5.𝑃𝑦 .𝑘 0.5 1−0.5 0.5.𝑃𝑦 .𝑘 0.5 1−0.5
𝜋 = 𝑃𝑦 . (𝑘 .[ ] ) − (𝑟𝑘 + 𝑤 [ ] )
𝑤 𝑤
1 2
0.5.𝑃𝑦 .𝑘 0.5 0.5.𝑃𝑦 .𝑘 0.5
𝜋 ∗ = 𝑃𝑦 . (𝑘 0.5 . [ 𝑤
] ) − (𝑟𝑘 + 𝑤 [ 𝑤
] )
𝑃
𝑦 𝑃𝑦 2 .𝑘
𝜋 ∗ = 𝑃𝑦 . (𝑘. 2𝑤 ) − 𝑟𝑘 − 𝑤 4𝑤 2
𝑃𝑦 2 𝑘 𝑃𝑦 2 . 𝑘
𝜋∗ = − 𝑟𝑘 −
2𝑤 4𝑤
𝑃𝑦 2 𝑘 𝑃𝑦 2
8.5 𝜋∗ = − 𝑟𝑘 = ( − 𝑟) 𝑘
4𝑤 4𝑤
151
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝜕𝜋 ∗ 𝑃𝑦 2 𝑘
8.6 = 𝑙𝐷∗ = − [ ] … . 𝐹𝑢𝑛𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑟 𝑙𝑎𝑏𝑜𝑟
𝜕𝑤 4𝑤 2
152
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝜕𝜋 ∗ 𝑃𝑦 𝑘 𝑃𝑦 𝑘
8.7 = 𝑦𝑆∗ = [2. ]= … . 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑓𝑢𝑛𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
𝜕𝑃𝑦 4𝑤 2𝑤
153
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
154
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
8.8 𝑃𝑦 . 𝑦 ∗ = 𝑟𝑘 + 𝑤𝑙 ∗
𝑃𝑦 2 𝑘 𝑃𝑦 𝑘
Ingat bahwa, 𝑙𝐷∗ = [ ] dan 𝑦𝑆∗ =
4𝑤 2 2𝑤
𝑃𝑦 𝑘 𝑃𝑦 2 𝑘
𝑃𝑦 . = 𝑟𝑘 + 𝑤 [ ] 𝑘 = 80, 𝑤 = 12, 𝑟 = 3
2𝑤 4𝑤 2
80 𝑃𝑦 2 (80)
⇔ 𝑃𝑦2 . = 3(80) + 12 [ ]
2(12) 4(12)2
80 12 (80)
⇔ 𝑃𝑦2 . [ − ] = 240
2(12) 4(12)2
80 12 (80)
⇔ 𝑃𝑦2 . [2(12) − 4(12)2
] = 240
80
⇔ 𝑃𝑦2 . [ ] = 240
4(12)
⇔ 𝑃𝑦 = (144)1/2 = 12
𝑃𝑦 2 𝑘 𝑘 = 80
𝜋∗ = − 𝑟𝑘 = 0 … … .. {𝑤 = 12
4𝑤
𝑟=3
⇔ 𝑃𝑦 2 = 𝑟. 4𝑤 = (3). (4). (12)
⇔ 𝑃𝑦 = (144)1/2 = 12
155
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
156
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝜋 = 𝑃𝑦 . (𝑘 𝛼 . 𝑙 𝛽 ) − (𝑟𝑘 + 𝑤𝑙)
𝜕𝜋 (𝑘 𝛼 . 𝑙 𝛽 ) 𝑦
8.9 = 0 … . 𝛽. 𝑃𝑦 . (𝑘 𝛼 . 𝑙 𝛽−1 ) = 𝛽. 𝑃𝑦 . = 𝛽. 𝑃𝑦 . = 𝑤
𝜕𝑙 𝑙 𝑙
𝜕𝜋 𝑦
8.10 = 0 … . 𝛼. 𝑃𝑦 . (𝑘 𝛼−1 . 𝑙 𝛽 ) = 𝛼. 𝑃𝑦 . = 𝑟
𝜕𝑘 𝑘
Pada persamaan 8.9 dan 8.10 diperoleh persamaan berikut:
𝛽. 𝑃𝑦 . 𝑦 𝑤. 𝑙
=
𝛼. 𝑃𝑦 . 𝑦 𝑟. 𝑘
Sehingga,
𝑤 𝛼
𝑘 = ( ). .𝑙
𝑟 𝛽
Sehingga,
1
𝛼 1−𝛽
𝑤 𝛼
𝛽. 𝑃𝑦 . (( 𝑟 ) . . 𝑙)
𝛽
𝑙∗ =
𝑤
[ ]
157
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
1
𝛼 1−𝛽
𝑤 𝛼
𝛽. 𝑃𝑦 . (( 𝑟 ) . )
∗(1−
1
) 𝛽
𝑙 1−𝛽 =
𝑤
[ ]
1 1−𝛽
( ).( )
𝑤 𝛼 𝛼 𝛼 1−𝛽 1−𝛽−𝛼
𝛽. 𝑃𝑦 . ( 𝑟 ) . ( )
𝛽
𝑙∗ = [ ]
𝑤
1
( )
𝛼 𝛼 1−𝛽−𝛼
𝛽. 𝑃𝑦 . ( )
𝛽
8.12 𝑙 ∗ = [ 𝛼 (1−𝛼) ]
𝑟 𝑤
158
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝛼 𝛽
( )
𝛽 𝛽 1−𝛼−𝛽 𝛼 𝛼 1−𝛽−𝛼
𝛼. 𝑃𝑦 . (𝛼 ) 𝛽. 𝑃𝑦 . ( )
𝛽
8.14 𝜋 ∗ = 𝑃𝑦 . 𝛽 (1−𝛽)
. [ 𝛼 (1−𝛼) ]
𝑤 𝑟 𝑟 𝑤
[ ]
( )
1 1
( )
𝛽 𝛽 1−𝛼−𝛽
𝛼 𝛼 1−𝛽−𝛼
𝛼. 𝑃𝑦 . (𝛼 ) 𝛽. 𝑃𝑦 . ( )
𝛽
− 𝑟 𝛽 (1−𝛽) + 𝑤 [ 𝛼 (1−𝛼) ]
𝑤 𝑟 𝑟 𝑤
[ ]
( )
Misalkan 𝛼 = 𝛽 = 1/3, maka berikut adalah permintaan untuk
kedua input berdasarkan tingkat harga di pasar, yaitu:
𝑃𝑦 3
8.15 𝑙∗ = [ ]
27 𝑟 𝑤 2
∗
𝑃𝑦 3
8.16 𝑘 = [ ]
27 𝑤 𝑟 2
𝜕𝜋 ∗ 2 𝑃𝑦 2
8.18 = 𝑦∗ = … . . fungsi penawaran perusahaan
𝜕𝑃𝑦 27𝑤. 𝑟
𝜕𝜋 ∗ ∗
𝑃𝑦 2
8.19 = −𝑙 = … . . fungsi permintaan tenaga kerja
𝜕𝑤 27𝑤 2 . 𝑟
𝜕𝜋 ∗ 𝑃𝑦 2
8.20 = −𝑘 ∗ = … . . fungsi permintaan kapital
𝜕𝑟 27𝑤. 𝑟 2
159
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑦 = ∏ 𝐴. 𝑋𝑗 𝑏𝑗
𝑗=1
Keuntungan selanjutnya dapat diformulasikan sebagai
berikut:
𝑛 𝑛
8.21 = 𝑃𝑦 . ∏ 𝐴. 𝑋𝑗 𝑏𝑗
− [∑ 𝑃𝑋𝑗 . 𝑋𝑗 + 𝐹𝐶 ]
𝑗=1 𝑗=1
FOC:
𝜕 𝜕(𝑃𝑦 . ∏𝑛𝑗=1 𝐴. 𝑋𝑗 𝑏𝑗 ) 𝜕[∑𝑛𝑗=1 𝑃𝑋𝑗 . 𝑋𝑗 + 𝐹𝐶 ]
= − =0
𝜕𝑋𝑗 𝜕𝑋𝑗 𝜕𝑋𝑗
∏𝑛𝑗=1 𝐴. 𝑋𝑗 𝑏𝑗
𝑏𝑗. 𝑃𝑦 . − 𝑃𝑋𝑗 = 0 … . . 𝑉𝑀𝑃𝑋𝑗 = 𝑃𝑋𝑗
𝑋𝑗
𝑛
𝑏𝑗. 𝑃𝑦 . ∏ 𝐴. 𝑋𝑗 𝑏𝑗 = 𝑃𝑋𝑗 . 𝑋𝑗
𝑗=1
𝑛
𝑃𝑦
8.22 𝑋𝑗∗ = 𝑏𝑗 [ ] . [∏ 𝐴. 𝑋𝑗 𝑏𝑗 ]
𝑃𝑋𝑗
𝑗=1
160
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
∑ 𝑃𝑋𝑗 . 𝑋𝑗∗ 𝐶∗
∑ 𝑏𝑗 = =
𝑗
𝑃𝑦 . (∏𝑛𝑗=1 𝐴. 𝑋𝑗 𝑏𝑗 ) 𝑃𝑦 . (∏𝑛𝑗=1 𝐴. 𝑋𝑗 𝑏𝑗 )
𝑛
𝑏𝑗 𝐶∗
8.24 (∏ 𝐴. 𝑋𝑗 )= …. 𝐶 ∗ = ∑ 𝑃𝑋𝑗 . 𝑋𝑗∗
𝑃𝑦 . ∑𝑗 𝑏𝑗
𝑗=1
Dengan mensubstitusikan persamaan 8.24 ke persamaan 8.22
dihasilkan persamaan baru berikut ini.
𝑏𝑗 . 𝐶 ∗
8.25 𝑋𝑗∗ =
𝑃𝑋𝑗 . ∑𝑗 𝑏𝑗
161
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑛 𝑏𝑗
𝑏𝑗 . 𝐶 ∗
8.26 = 𝑃𝑦 . ∏ 𝐴. [ ]
𝑃𝑋𝑗 . ∑𝑗 𝑏𝑗
𝑗=1
𝑛
𝑏𝑗 . 𝐶 ∗
− [∑ 𝑃𝑋𝑗 . [ ] + 𝐹𝐶 ]
𝑃𝑋𝑗 . ∑𝑗 𝑏𝑗
𝑗=1
8.27 𝑦 = 13.56. 𝑥10.18 . 𝑥20.16 . 𝑥30.20 . 𝑥40.11 . 𝑥50.11 . 𝑥60.11 . 𝑥70.05 . 𝑥80.10
162
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
163
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
164
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
165
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Y Profit Profit
Profit
No Y opti- C maksi- Gap
produsen
mum mum (%)
1 1739 2337 2.449.400 3.748.456 5.038.544 0.256
2 2649 3567 3.706.152 5.711.789 7.690.345 0.257
3 876 1132 1.204.674 1.889.591 2.441.420 0.226
4 3498 4534 4.688.203 7.541.078 9.776.262 0.229
5 5227 6663 6.834.134 11.269.358 14.364.393 0.215
6 2063 2896 3.021.897 4.448.182 6.243.679 0.288
7 4613 5941 6.108.338 9.945.852 12.808.635 0.224
8 1524 1922 2.022.227 3.284.958 4.143.119 0.207
9 3542 4389 4.541.365 7.636.318 9.463.736 0.193
10 3405 4599 4.753.457 7.341.364 9.915.214 0.260
166
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
167
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
168
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝑦 = 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
Biaya untuk kegiatan produksi adalah
𝐶 = 𝑟𝑘 + 𝑤𝑙
169
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝜕𝐿 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
8.29 = 𝑤 − 𝜆 (𝛽. )=0
𝜕𝑙 𝑙
𝜕𝐿
8.29 = 𝑦 − 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽 = 0
𝜕𝜆
Dari persamaan 8.28 dan persamaan 8.29 diperoleh persamaan
berikut:
𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
𝑟 = 𝜆 (𝛼. )
𝑘
𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
𝑤 = 𝜆 (𝛽. )
𝑙
𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽 𝑦
𝑟 𝜆 (𝛼. ) (𝛼. )
=
𝑘
= 𝑘 = (𝛼 ) ( 𝑙 )
𝑤 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽 𝑦 𝛽 𝑘
𝜆 (𝛽. ) (𝛽. )
𝑙 𝑙
170
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝛽 𝑟
8.30 𝑙∗ = ( ) ( ) 𝑘 ∗
𝛼 𝑤
Dengan mengetahui optimum input l, kemudian disubstitusikan
ke dalam persamaan kendala sebagai berikut:
𝛽
𝛼
𝛽 𝑟
𝑦 = 𝑘 . (( ) ( ) 𝑘)
𝛼 𝑤
𝛽
𝛼+𝛽
𝛽 𝑟
⇔ 𝑦= 𝑘 . (( ) ( ))
𝛼 𝑤
𝛽
1 𝛼+𝛽
𝛼 𝑤
8.31 𝑘∗ = 𝑦 𝛼+𝛽 . (( ) ( ))
𝛽 𝑟
𝛽
1 𝛽
𝛼 (𝛼+𝛽) (𝛼+𝛽 𝛼
) ( )
⇔ = 𝑦 𝛼+𝛽 (( ) .𝑤 . 𝑟 𝛼+𝛽
𝛽
𝛼
𝛽 (𝛼+𝛽) (𝛼+𝛽
𝛼
) (
𝛽
)
+( ) .𝑟 . 𝑤 𝛼+𝛽 )
𝛼
171
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝛽 𝛼
1
(
𝛼
) (
𝛽
) 𝛼 (𝛼+𝛽) 𝛽 (𝛼+𝛽 )
8.32 𝐶∗ = 𝑦 𝛼+𝛽 . 𝑟 𝛼+𝛽 . 𝑤 𝛼+𝛽 (( ) +( ) )
𝛽 𝛼
1
Untuk memudahkan dalam kalkulasi, ditentukan nilai 𝛼 = 𝛽 = .
3
172
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝑦 = 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
𝐶 = 𝑟𝑘 + 𝑤𝑙
Formulasi fungsi lagrange dalam memaksimalkan keuntungan
dengan kendala biaya adalah sama dengan memaksimalkan
penerimaan dengan kendala biaya, sehingga:
𝐿(𝑘, 𝑙) 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
8.36 = 𝑝𝑦 . 𝛼 − (1 + 𝜆)𝑟 = 0
𝜕𝑘 𝑘
𝐿(𝑘, 𝑙) 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
8.37 = 𝑝𝑦 . 𝛽 − (1 + 𝜆)𝑤 = 0
𝜕𝑙 𝑙
𝜕𝐿(𝑘, 𝑙)
8.38 = 𝐶 − 𝑟𝑘 + 𝑤𝑙 = 0
𝜕𝜆
173
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
1 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
(1 + 𝜆) = ( ) (𝑝𝑦 . 𝛼. )
𝑟 𝑘
1 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
(1 + 𝜆) = ( ) (𝑝𝑦 . 𝛽. )
𝑤 𝑙
1 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽 1 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
( ) (𝑝𝑦 . 𝛽. ) = ( ) (𝑝𝑦 . 𝛼. )
𝑤 𝑙 𝑟 𝑘
𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
𝑟 (𝛼. )
𝑘
( )=
𝑤 𝑘 𝛼 . 𝑙𝛽
(𝛽. )
𝑙
𝑟 𝛼 𝑙
( ) = ( )( )
𝑤 𝛽 𝑘
𝛽 𝑟
8.39 𝑙∗ = ( ) ( ) 𝑘 ∗
𝛼 𝑤
174
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝛽 𝑟
𝐶 = (𝑟 + 𝑤 ( ) ( )) 𝑘 ∗
𝛼 𝑤
𝐶
𝑘∗ =
𝛽
(𝑟 (1 + 𝛼 ))
𝛼. 𝐶
8.40 𝑘∗ =
𝑟(𝛼 + 𝛽)
Selanjutnya, persamaan 8.40 disubstitusikan ke
persamaan 8.39 dihasilkan persamaan berikut.
𝛽 𝑟 𝛼. 𝐶
𝑙∗ = ( ) ( ) ( )
𝛼 𝑤 𝑟(𝛼 + 𝛽)
𝛽. 𝐶
8.41 𝑙∗ =
𝑤(𝛼 + 𝛽)
𝜋 = 𝑝𝑦 . 𝑘 ∗𝛼 . 𝑙 ∗𝛽 − 𝑟𝑘 ∗ − 𝑤𝑙 ∗
𝛼 𝛽
𝛼. 𝐶 𝛽. 𝐶 𝛼. 𝐶
8.42 𝜋 = 𝑝𝑦 ( ) .( ) −𝑟( )
𝑟(𝛼 + 𝛽) 𝑤(𝛼 + 𝛽) 𝑟(𝛼 + 𝛽)
𝛽. 𝐶
−𝑤( )
𝑤(𝛼 + 𝛽)
175
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
1 1
1 3 1 3 1
3 .𝐶 3 .𝐶 .𝐶
𝜋 = 𝑝𝑦 ( ) .( ) −𝑟( 3 )
1 1 1 1 1
𝑟 (3 + 3) 𝑤 (3 + 𝛽) 𝑟 ( 3 + 3)
1
.𝐶
−𝑤( 3 )
1 1
𝑤 (3 + 3)
1 1
1 3 1 3 1 1
.𝐶 .𝐶 .𝐶 .𝐶
𝜋 = 𝑝𝑦 ( 3 ) .( 3 ) −𝑟( 3 )−𝑤( 3 )
2 2 2 2
𝑟 (3) 𝑤 (3) 𝑟 (3) 𝑤 (3)
1 1
𝐶 3 𝐶 3 𝐶 𝐶
𝜋 = 𝑝𝑦 ( ) . ( ) − ( ) − ( )
2𝑟 2𝑤 2 2
2
1 3
𝑝𝑦 (2 𝐶)
∗
8.43 𝜋 (𝑝𝑦 , 𝑟, 𝑤, 𝐶) = 1 −𝐶
(𝑟. 𝑤)3
2
1 3
𝜕𝜋 ∗ (𝑝𝑦 , 𝑟, 𝑤, 𝐶) (2 𝐶)
∗
8.44 =𝑦 = 1 … . . penawaran output
𝜕𝑃𝑦
(𝑟. 𝑤)3
2
1 3
𝜕𝜋 ∗ (𝑝𝑦 , 𝑟, 𝑤, 𝐶) ∗
1 𝑝𝑦 (2 𝐶)
8.45 = −𝑙 = … . . 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 𝑇𝐾
𝜕𝑤 3 13 43
𝑟 .𝑤
2
1 3
∗
𝜕𝜋 (𝑝𝑦 , 𝑟, 𝑤, 𝐶) 1 𝑝𝑦 (2 𝐶)
8.46 = −𝑘 ∗ = … . . 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 𝐾
𝜕𝑟 3 43 13
𝑟 .𝑤
176
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
Gambar 34. Konsep pengukuran efisiensi dari sisi input dan sisi
output
Sumber: Dokumentasi Penulis
177
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
178
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝑀𝑖𝑛 ∑ 𝑃𝑥𝑖 . 𝑥𝑖
𝑖=1
𝑠. 𝑡. 𝑦 = ∏ 𝑒 𝐴0 . 𝑥𝑖 𝑏𝑖 𝑒 𝑣−𝑢
𝑖=1
𝑛 𝑛
ℒ = ∑ 𝑃𝑥𝑖 . 𝑥𝑖 + 𝜆 [𝑦 − ∏ 𝑒 𝐴0 . 𝑥𝑖 𝑏𝑖 . 𝑒 𝑣−𝑢 ]
𝑖=1 𝑖=1
179
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑛 𝑛
𝑥𝑖 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
≠ [ ]
𝑥𝑗 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
Maka,
𝑋𝑖 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝜀𝑖 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝜀𝑖
8.38 = [ ]𝑒 ⇒ 𝑋𝑖 = 𝑋𝑗 [ ]𝑒
𝑋𝑗 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
𝑛−1
𝑦 = ∏ 𝑒 𝐴0 . 𝑥𝑖 𝑏𝑖 . 𝑥𝑗 𝑏𝑗 𝑒 𝑣−𝑢
𝑖
𝑛−1
𝑏𝑖
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝜀𝑖
𝐴0
𝑦 = ∏ 𝑒 . (𝑥𝑗 [ ]𝑒 ) . 𝑥𝑗 𝑏𝑗 𝑒 𝑣−𝑢
𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
𝑖
𝑛−1
𝑏𝑖
∑𝑛−1 𝑏𝑖+𝑏𝑗
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
𝐴0
𝑦 = 𝑥𝑗 𝑖 ∏ 𝑒 .[ ] 𝑒 𝑏𝑖𝜀𝑖 𝑒 𝑣−𝑢
𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
𝑖
180
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝑛−1
Di mana ∑ 𝑏𝑖 + 𝑏𝑗 = 𝜃
𝑖
𝑛−1
𝑏𝑖
𝜃
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
𝐴0
(𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
𝑦 = 𝑥𝑗 ∏ 𝑒 .[ ] 𝑒 𝜃
𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
𝑖
𝑛−1 𝑏𝑖
1 −𝐴0 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝜃 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
8.39 𝑋𝑗 = 𝑦𝜃 ∏𝑒 𝜃 [ ] 𝑒 𝜃
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
𝑖
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
Kembali ke persamaan 8.38, yaitu 𝑋𝑖 = 𝑋𝑗 [ ] 𝑒 𝜀𝑖 ; kemudian
𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
dengan mensubstitusikan persamaan 8.39 ke persamaan 8.38
diperoleh:
𝑛−1 𝑏𝑖
1 −𝐴0 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝜃 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖) 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝜀𝑖
𝑋𝑖 = (𝑦 𝜃 ∏𝑒 𝜃 [ ] 𝑒 𝜃 ) [[ ]𝑒 ]
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
𝑖
𝑛−1 𝑏𝑖
1 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝜀𝑖 −𝐴0 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝜃 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
8.40 𝑋𝑖 = [𝑦 𝜃 [ ] 𝑒 ] (∏ 𝑒 𝜃 [ ] 𝑒 𝜃 )
𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
𝑖
181
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑛−1
𝐶 = 𝑃𝑋𝑗 𝑋𝑗 + ∑ 𝑃𝑋𝑖 𝑋𝑖
𝑖
𝑛−1 𝑏𝑖
1 −𝐴0 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝜃 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
𝐶 = 𝑃𝑋𝑗 [ 𝑦𝜃 ∏𝑒 𝜃 [ ] 𝑒 𝜃 ]
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
𝑖
𝑛−1 𝑏𝑖
𝑛−1
1 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝜀𝑖 −𝐴0 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝜃 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
+ ∑ 𝑃𝑋𝑖 [𝑦 𝜃 [ ] 𝑒 ] [∏ 𝑒 𝜃 [ ] 𝑒 𝜃 ]
𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
𝑖
𝑖
𝑛−1 𝑏𝑖 𝑛−1
1 −𝐴0 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗 𝜃 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖) 𝑏𝑖
𝐶= 𝑦𝜃 (∏ 𝑒 𝜃 [ ] 𝑒 𝜃 ) [𝑃𝑋𝑗 (1 + ∑ [ ] 𝑒 𝜀𝑖 )]
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝑏𝑗
𝑖
𝑖
∑𝑛−1
𝑖 𝑏𝑖 𝑛−1
𝑏𝑖
1 𝑏𝑗 𝜃 −𝐴0 𝑃𝑥𝑖 𝜃 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
𝐶= 𝑦𝜃 ([ ] ∏𝑒 𝜃 [ ] 𝑒 𝜃 ).
𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
𝑖
𝑛−1
𝑏𝑖
[𝑃𝑋𝑗 (1 + ∑ [ ] 𝑒 𝜀𝑖 )]
𝑏𝑗
𝑖
𝑛−1
1 −𝑏𝑗 𝑏𝑗 −𝐴0 𝑏𝑖 −𝑏𝑖 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
𝐶 = 𝑦 𝜃 (𝑏𝑗 𝜃 𝑃𝑥𝑗 𝜃) ∏𝑒 𝜃 𝑃𝑥𝑖 𝜃 𝑏𝑖 𝜃 𝑒 𝜃 .
𝑖
𝑛−1
[𝑏𝑗 + ∑ 𝑏𝑖 𝑒 𝜀𝑖 ]
𝑖
182
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝑛
𝑛−1 𝑛−1
1 −𝐴0 𝑏𝑖 −𝑏𝑖 ∑𝑖 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
𝐶= 𝑦𝜃 [∏ 𝑒 𝜃 𝑃𝑥𝑖 𝜃 𝑏𝑖 𝜃 ] [𝑒 𝜃 ] [𝑏𝑗 + ∑ 𝑏𝑖 𝑒 𝜀𝑖 ]
𝑖
𝑖
𝑛
∑𝑖 𝑛−1
1 −𝐴0 −𝑏𝑖 𝑏𝑖 (𝑢−𝑣−𝑏𝑖𝜀𝑖)
8.41 𝐶 = 𝑦𝜃 [∏ 𝑒 𝜃 𝑏𝑖 𝜃 𝑃𝑥𝑖 𝜃 ] [𝑒 𝜃 ] [𝑏𝑗
𝑖
𝑛−1
+ ∑ 𝑏𝑖 𝑒 𝜀𝑖 ]
𝑖
𝑛−1 −1
𝑛−1
𝐶∗ (∑𝑖 𝑏𝑖𝜀𝑖 −𝑢)
8.43 𝐸𝐸 = = [𝑒 𝜃 ] [𝑏𝑗 + ∑ 𝑏𝑖 𝑒 𝜀𝑖 ] [𝜃]
𝐶
𝑖
183
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝑌 = ∏ 𝑒 𝐴0 𝑋𝑖𝑏𝑖
𝑖=1
Di mana X1: lahan (m2), X2: bibit (kg), X3: tenaga kerja (HOK), X4:
pupuk N (kg), X5: pupuk P (kg), X6: pupuk K (kg), X7: insektisida
(gram), dan X8: fungisida (ml). Harga input dan koefisien masing-
masing adalah sebagai berikut.
184
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
𝑋𝑖 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖 𝜀𝑖
⇔ =[ ]𝑒
𝑋𝑗 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
𝑋𝑖 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
⇔ ln ( ) = ln ( ) + 𝑙𝑛 𝑒𝜀𝑖
𝑋𝑗 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
𝑋𝑖 𝑃𝑥𝑗 𝑏𝑖
⇔ 𝜀𝑖 = ln ( ) − ln ( )
𝑋𝑗 𝑃𝑥𝑖 𝑏𝑗
Dengan j adalah lahan dan i adalah input lain selain lahan (amati
persamaan 8.38), maka berikut adalah nilai 𝜀𝑖.
185
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
Lanjutan
No e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7
6 0,23 0,35 -1,22 -1,15 -1,50 2,47 -0,78
7 0,38 0,69 -1,58 -0,63 -0,97 3,45 -1,29
8 0,38 0,29 -1,13 -0,65 -0,65 1,79 -1,92
9 0,81 0,55 -0,99 -0,30 0,10 1,98 -1,46
10 0,52 0,41 -0,81 -0,45 -0,15 1,77 -1,21
186
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
187
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
8.5 Ringkasan
Bab ini membahas tentang optimisasi dalam kontek maksimisasi
profit dan juga membahas tentang optimisasi dalam kontek
minimisasi biaya produksi. Keduanya memiliki substansi yang
188
8. OPTIMISASI DALAM FUNGSI PRODUKSI
189
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
8.7 Diskusi
1. Perusahaan mengalami kemunduran pada umumnya karena
pengelolaan sumberdaya yang tidak efisien. Jelaskan dengan
pendekatan grafis tentang hal ini! Kaitkan dengan efisiensi
alokatif, efisiensi teknis, dan efisiensi ekonomi!
2. Jika diketahui:
𝑦 = 𝑘 0.4 . 𝑙 0.5
Jika di ketahui Py = 6, r=3, dan w=2; maka tentukanlah fungsi
profit dengan menggunakan:
a.Optimisasi tanpa kendala untuk profit maksimum
b.Optimisasi dengan kendala untuk minimisasi biaya
c.Gunakan Hotelling’s Lemma atau Shepard’s Lemma
untuk soal (a) dan (b) sehingga ditemukan fungsi supply
output dan demand input pada masing-masing fungsi
optimisasi di atas!
3. Akhir-akhir ini, perubahan teknologi informasi semakin cepat
dan dinamika pasar semakin tinggi. Dalam kondisi ini,
efisiensi alokatif akan semakin sulit dicapai oleh perusahaan.
Setujukah Saudara dengan pernyataan ini? Jelaskan pendapat
Saudara!
190
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
. 9 .
LINGKUNGAN
PRODUKSI:
FAKTOR INTERNAL
DAN EKSTERNAL
PRODUKSI
Kegiatan produksi tidak terlepas dari pengaruh faktor lingkungan
baik internal maupun eksternalnya. Beberapa faktor di bahas di
sini terkait dengan faktor internal yang mempengaruhi produksi
yaitu terkait dengan kapasitas entrepreneurship dan juga
manajerial, inovasi dan adopsi teknologi baru, sedangkan terkait
dengan faktor eksternal adalah terkait perubahan iklim dan cuaca,
juga kebijakan pemerintah baik di sisi permintaan maupun di sisi
penawaran. Selanjutnya, pembahasan terkait pengaruh faktor
internal maupun faktor eksternal dalam kegiatan produksi
diuraikan sebagai berikut ini.
191
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
192
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
193
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
194
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
195
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
9.2 𝐿𝑛 𝑦 = 𝑎 + ∑ 𝛽𝑖 ln 𝑋𝑖 + ∑ 𝛼𝑖 (𝐸 ln 𝑋𝑖 ) + 𝜀
𝑖=1 𝑖=1
𝑝
9.3 𝑦 = 𝑒 𝑎 ∏ 𝑋𝑖 𝛽𝑖+𝛼𝑖𝐸 𝑒 𝜀
𝑖=1
196
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
197
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
198
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
199
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
200
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
201
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
202
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
203
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
204
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
proporsi yang jauh lebih besar. Tentu, ini sangat merugikan petani
yang berdampak pada turunnya keuntungan di peroleh petani.
Selain kebijakan harga input, intervensi kebijakan
pemerintah juga dapat melali kebijakan harga output. Kebijakan
harga output ini populer untuk menjaga keterjangkauan
konsumen atau menjaga profitabilitas produksi. Di sektor
pertanian dikenal dengan kebijakan harga dasar dan kebijakan
harga atap. Kebijakan harga dasar terjadi ketika panen melimpah
sehingga harga tidak turun merugikan produsen. Penetapan harga
dasar melindungi produsen dari kerugian produksi. Di sisi lain,
ketika musim paceklik terjadi, yaitu produksi sangat rendah,
harga dapat meningkat tajam. Konsumen akan sangat dirugikan.
Pemerintah menetapkan harga atap ini untuk menahan harga dari
meningkat lebih jauh. Kebijakan harga atap melindungi
konsumen.
Kebijakan harga pada saat panen raya dikenal dengan
kebijakan harga dasar, yaitu mencegah harga turun yang
kemudian merugikan produsen/ petani. Implikasi kebijakan ini
adalah adanya daya serap pemerintah atas surplus yang ada di
pasar sehingga keseimbangan pasar tetap terjaga. Pada umumnya
kebijakan ini adalah untuk komoditas pangan utama, seperti
beras.
Fakta disektor pertanian Indonesia adalah skala produksi
yang relatif rendah, jumlah petani yang banyak, dan lokasi
produksi yang terpisah-pisah. Ini menjadi sumber permasalahan
dalam pengendalian surplus di pasar karena pemerintah akan
sangat sulit memprediksi berapa surplus dan berapa dana
pemerintah harus disiapkan untuk menyerap surplus tersebut.
Hal yang sulit lainnya dalam kebijakan ini adalah kapan kebijakan
harus diumumkan. Banyaknya permasalahan dalam penerapan
kebijakan ini menyebabkan seringkali kebijakan penetapan harga
output, khususnya harga dasar, memiliki kinerja yang belum
optimal.
205
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
206
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
9.5 Ringkasan
Produsen dalam orientasi bisnisnya bersifat rasional dengan
berupaya mendapatkan keuntungan terbesar yang
memungkinkan dapat dicapai. Aspek praktisnya adalah produsen
atau perusahaan memerlukan tidak hanya pemahaman teknis
produksi tetapi juga pemahaman terhadap aspek lingkungan
produksinya baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Dalam bab ini aspek lingkungan internal yang dibahas
adalah faktor entrepreneurship dan manajerial, inovasi dan
adopsi teknologi baru. Baik entrepreneurship maupun manajerial
skill memiliki ekspektasi pengaruh pada efisiensi maupun
perbaikan produktifitas input produksi. Sehingga, peningkatan
baik entrepreneurship maupun managerial skill berpotensi
207
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
208
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP EKONOMI PRODUKSI
9.7 Diskusi
1. Dalam rangka Sustainable Development, pembangunan
pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam
mendinamisasi sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki
surplus tenaga kerja, memiliki kontribusi besar pada
209
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
210
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
. 10 .
RISIKO DAN
KETIDAKPASTIAN
DALAM
PRODUKSI
Bab 1 sampai Bab 8 memberikan pengetahuan proses
pengambilan keputusan seorang manajer dalam produksi pada
kondisi certainty ayau kepastian. Artinya, seorang manajer atau
produsen atau perusahaan memutuskan untuk memproduksi
sejumlah tertentu output untuk memaksimalkan keuntungannya
sehingga tercapai kondisi MC = Py. Atau, dari sisi input
diupayakan tingkat penggunaan input dan level output ketika
VPMx=Px. Ketika perusahaan atau produsen menghadapi kendala,
maka produsen memaksimumkan keuntungan atau
211
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
212
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
213
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
214
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
215
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
216
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
217
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
218
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
219
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
220
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
221
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
222
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
223
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
224
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
225
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
226
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
227
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
228
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
229
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝜕𝐸(𝜋)
10.7 = 𝑃. (20 − 2𝑦) + (1 − 𝑃). (40 − 2𝑦) = 0
𝜕𝑦
Misalkan tidak ada prior information sehingga P=0.5, sehingga
230
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
𝜕𝐸(𝜋) 1 1
= . (20 − 2𝑦) + . (40 − 2𝑦) = 0
𝜕𝑦 2 2
10 − 𝑦 + 20 − 𝑦 = 0
30
𝑦= = 15
2
Jika produsen mengetahui dengan pasti bahwa harga adalah 20,
maka tingkat produksi optimum adalah:
𝜋 = 20. 𝑦 − 𝑦 2
Dengan FOC akan dihasilkan:
𝜕𝜋
𝐹𝑂𝐶: = 20 − 2𝑦 = 0
𝜕𝑦
𝑦 = 10
Jika diketahui harga output secara pasti maka tingkat output
dihasilkan adalah 10, bukannya 15. Sebaliknya, jika perusahaan
mengetahui dengan pasti harga output di pasar adalah 40, maka
dengan cara yang sama dapat dihitung tingkat output optimum
adalah 20. Jika digambarkan untuk kasus keduanya adalah sebagai
berikut.
231
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
𝜕𝐸(𝑈(𝜋))
𝐹𝑂𝐶: =0
𝜕𝑦
232
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
𝐸(𝜋) = 𝑦 ∗ . 𝐸(𝑃𝑦 ) − 𝑦 ∗2
2 2
𝑃̅𝑦 𝑃̅𝑦 𝑃̅𝑦
10.12 ̅
𝐸(𝜋) = ( ) . 𝑃𝑦 − ( ) = ( )
2 2 4
FOC:
𝜕𝜋𝑀
= 𝑃𝑦 − 2𝑦 = 0
𝜕𝑦
∗
𝑃𝑦
10.13 𝑦𝑀 =
2
Solusi ini kelihatannya sama dengan persamaan 10.11, tetapi
sebenarnya sangat berbeda, karena harga di persamaan 10.13
233
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
∗
𝑃𝑦 𝑃𝑦 2 𝑃𝑦2
10.14 𝜋𝑀 = 𝑃𝑦 . ( ) − ( ) =
2 2 4
Persamaan 10.14 serupa dengan persamaan 10.12, tetapi harga
output berbeda untuk keduanya. Yang persamaan 10.12 lebih
merupakan ekspektasi harga dan harga di persamaan 10.14 sudah
hasil dari informasi. Hasil analisis dan perbedaan keduanya
menghasilkan harga atau nilai dari informasi. Yaitu, selisih antara
keuntungan ketika ada informasi dan ketika absen dari adanya
informasi.
Sebelumnya, tingkat keuntungan setelah ada informasi
juga harus dalam bentuk ekspektasinya karena informasi
membantu mereduksi ketidakpastian, tetapi ketidakpastian itu
masih ada walaupun informasi itu telah disediakan pemerintah.
Sehingga,
∗
𝑃𝑦2
𝐸(𝜋𝑀 )= 𝐸( )
4
∗)
1 1
10.15 𝐸(𝜋𝑀 = ∫ 𝑃𝑦2 . 𝑓(𝑃𝑦 ). 𝑑𝑃𝑦 = . 𝐸(𝑃𝑦2 )
4 4
Diingat tentang rumus varian bahwa,
2
𝑉𝑎𝑟(𝑃𝑦 ) = 𝐸(𝑃𝑦 2 ) − (𝐸(𝑃𝑦 ))
2
⇔ 𝐸(𝑃𝑦 2 ) = 𝑉𝑎𝑟(𝑃𝑦 ) + (𝐸(𝑃𝑦 ))
234
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
1
10.17 ∗)
𝐸(𝜋𝑀 = 2
. (𝜎𝑃𝑦 + 𝑃̅2 )
4
Sehingga, nilai atau harga dari informasi (Vinfo) didapat dari
persamaan 10.12 dan persamaan 10.17, sebagai berikut:
∗)
𝑉𝑖𝑛𝑓𝑜 = 𝐸(𝜋𝑀 − 𝐸(𝜋)
2
1 𝑃̅𝑦 1 2
10.18 𝑉𝑖𝑛𝑓𝑜 2 ̅ 2
= . (𝜎𝑃𝑦 + 𝑃 ) − ( ) = 𝜎𝑃𝑦
4 4 4
235
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
10.5 Ringkasan
236
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
10.7 Diskusi
1. Sebagai seorang manajer di suatu perusahaan, jelaskanlah
pendapat Saudara tentang mengasuransikan aset perusahaan
lebih penting dibandingkan dengan tidak
mengasuransikannya!
2. Informasi menjadi sangat penting dalam mereduksi risiko dan
ketidakpastian. Pertimbankan perusahaan yang sebagai price
taker dan maximizing expected profit memiliki fungsi biaya
1 3
𝐶(𝑦) = 𝑦
3
Di mana 𝑃𝑦 ~ 𝑈[0, 8]. Artinya, harga output terdistribusi
secara uniform pada nilai 0 dan 8. Maka temukanlah 𝐸(𝜋)
sebelum mencari informasi harga output dan sesudah mencari
informasi harga output!
3. Jika biaya produksi berubah menjadi
𝐶(𝑦) = 3 𝑦 3
Bagaimanakah tingkat profitnya? Apakah lebih besar ataukan
sama dengan soal pada nomor (2)? Apakah yang bisa
disimpulkan dari kasus di soal noor (2) dan nomor (3) ini?
Jelaskan!
237
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
DAFTAR PUSTAKA
238
10. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM EKONOMI PRODUKSI
239
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
BIOGRAFI PENULIS
241
EKONOMI PRODUKSI: Teori dan Aplikasi
SINOPSIS BUKU
242
8. OPTIMISASI FUNGSI PRODUKSI 2 INPUT TANPA KENDALA
243