Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

Jurnal Bimbingan Konseling


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIMBINGAN KARIR


UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KEPUTUSAN
KARIR PADA PROGRAM PEMINATAN SISWA SMP

Edris Zamroni, DYP Sugiharto, Imam Tadjri

Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Masalah penelitian ini adalah bagaimana multimedia interaktif bimbingan karir
Diterima September 2014 meningkatkan keterampilan mengambil keputusan karir siswa SMP? Tujuan
Disetujui Oktober 2014 penelitian ini adalah menghasilkan multimedia interaktif bimbingan karir untuk
Dipublikasikan November meningkatkan keterampilan mengambil keputusan karir siswa SMP. Subjek uji coba
2014 sejumlah 19 siswa dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa multimedia interaktif bimbingan karir terbukti efektif dalam meningkatkan
Keywords: keterampilan membuat keputusan karir. Tingkat keterampilan membuat keputusan
Career decision-making skill, karir sebelum bimbingan karir adalah 37,32 dan setelah karir meningkat menjadi
Interactive Multimedia 50,63. Terjadi peningkatan sebesar 13,2 atau 11,89%. Peningkatan tersebut terjadi
Career Guidance
pada semua indikator kemandirian belajar. Hasil uji statistik wicoxon bahwa rerata
(mean) antar kelompok kanan dan kiri yaitu 12,79, standar deviasi = 10,25, rerata
standar kesalahan = 2,35, angka t hitung = 5,43 dengan derajat kebebasan 18 pada
peluang kesalahan 0,000 (signifikan) didukung jika peluang kesalahan (p) > 0,05
atau pada taraf signifikan dibawah 95%.

Abstract
The research problem show this interactive multimedia career guidance can improvethe career
decision-making skill ofJunior High School (SMP) students. The purposeof this studyis to
create a interactive multimedia career guidance to improvethe career decision-making skill
on SMP students. This study used Educational Research and Development method. The
subjects were19 studentsselectedby purposivesampling technique. The results showedthat this
career guidance model is effectiveto improve thecareerdecision-making skill. The level of career
decision-making skill before treatment was 37.32andincreased to50.63aftertreatment. There
was an increaseof 13.2or11.89%. This increaseoccurred inall of indicators ofindependence
learning. The result of Wicoxonstatistical testshowed that the mean between the right and left
group swas 12.79, standard deviation = 10.25, meanof standard error=2.35, ttest =5.43with
18degrees of free domin chance of error 0,000(significant) and support edif the chanceof error
(p) > 0.05 or ata significant level below 95%.

© 2014 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: jurnalpps@unnes.ac.id
Edris Zamroni dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

Pendahuluan pilihan yang tersedia dalam kategori yang sangat


kurang.
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pada aspek kemampuan mengidentifikasi
memiliki tugas perkembangan karir yang utama hasil alternatif jika keputusan tersebut dipilih,
untuk mengenal kemampuan, bakat, minat, serta siswa kelas IX SMP 1 Dawe diketahui bahwa
arah kecenderungan karir (Dekdiknas, 2003). 13% atau 9 siswa Kelas IX SMP 1 Dawe Kudus
Wujud implementasinya adalah dalam bentuk memiliki kemampuan mengidentifikasi hasil
menentukan pilihan lanjutan studi yang tepat alternatif jika keputusan tersebut dipilih yang
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang tergolong sangat baik, 30% atau 20 siswa memiliki
dimiliki. Menjadi masalah jika, selama dalam kemampuan mengidentifikasi hasil alternatif jika
pendidikannya di SMP belum pernah diberikan keputusan tersebut dipilih yang tergolong baik,
layanan yang memadai untuk membantu siswa 18% atau 12 siswa kemampuan mengidentifikasi
mengenali bakat, minat serta potensi yang hasil alternatif jika keputusan tersebut dipilih
dimiliki serta berdasarkan pemahaman tersebut tergolong cukup, 33% atau 22 siswa memiliki
kemudian menentukan pilihan studi yang tepat kemampuan mengidentifikasi hasil alternatif
bagi dirinya. jika keputusan tersebut dipilih tergolong kurang
Secara spesifik mengenai keterampilan dan 6% atau 4 siswa memiliki kemampuan
mebuat keputusan karir yang diketahui mengidentifikasi hasil alternatif jika keputusan
berdasarkan analisis skala keterampilan membuat tersebut dipilih tergolong sangat kurang.
keputusan karir bahwa dari 67 siswaKelas Pada aspek kemampuan mengidentifikasi
IX SMP 1 Dawe Kudus yang mengisi skala kemungkinan keberhasilan diketahui bahwa
keterampilan membuat keputusan karir diketahui 6% atau 4 siswa memiliki kemampuan
bahwa 1,5% atau 1 siswa sangat terampil dalam mengidentifikasi kemungkinan keberhasilan
mengambil keputusan karir, 35,8% atau 24 tergolong sangat baik, 28% atau 19 siswa memiliki
siswa terampil dalam mengambil keputusan kemampuan mengidentifikasi kemungkinan
karir, 34,3% atau 23 siswa cukup terampil dalam keberhasilan yang tergolong baik, 40% atau 27
mengambil keputusan karir, 26,9% atau 18 siswa siswa memiliki kemampuan mengidentifikasi
kurang terampil dalam mengambil keputusan kemungkinan keberhasilan yang tergolong cukup.
karir dan 1,5% atau 1 siswa tidak terampil dalam Pada aspek kemampuan
mengambil keputusan karir siswa. mempertimbangkan pro kontra atas pilihan yang
Berdasarkan hasil analisis skala pula akan diambil kelas IX SMP 1 Dawe diketahui
diketahui bahwa pada indikator pemahaman diketahui bahwa 4% atau 3 siswa Kelas IX
diri diketahui bahwa siswa memiliki 9% atau 6 SMP 1 Dawe Kudus memiliki kemampuan
siswa kemampuan memahami diri berupa bakat, mempertimbangkan pro kontra atas pilihan
minat dan kemampuan sangat baik, 40% atau yang akan diambil yang tergolong sangat baik,
27 siswa memiliki kemampuan memahami diri 36% atau 24 siswa memiliki kemampuan
berupa bakat, minat dan kemampuan baik, 27% mempertimbangkan pro kontra atas pilihan yang
atau 18 siswa memiliki kemampuan memahami akan diambil yang tergolong baik, 27% atau 18
diri berupa bakat, minat dan kemampuan yang siswa memiliki kemampuan mempertimbangkan
cukup, 19% atau 13 siswa memiliki kemampuan pro kontra atas pilihan yang akan diambil yang
memahami diri berupa bakat, minat dan tergolong cukup, 27% atau 18 siswa memiliki
kemampuan yang kurang dan 4% atau 3 siswa kemampuan mempertimbangkan pro kontra atas
memiliki kemampuan memahami diri berupa pilihan yang akan diambil yang tergolong kurang
bakat, minat dan kemampuan yang sangat dan 6% atau 4 siswa memiliki kemampuan
kurang. Pada aspek kemampuan mengidentifikasi mempertimbangkan pro kontra atas pilihan yang
pilihan yang tersedia diketahui bahwa 6% atau akan diambil yang tergolong sangat kurang.
4 siswa memiliki kemampuan mengidentifikasi Pada aspek keluwesan dalam mengmabil
pilihan yang tersedia yang sangat baik, 36% atau keputusan karir diketahui bahwa 24% atau 16
24 siswa memiliki kemampuan mengidentifikasi siswa kelas IX SMP 1 Dawe Kudus memiliki
pilihan yang tersedia dalam kategori yang keluwesan dalam mengambil keputusan karir
baik, 34% atau 23 siswa memiliki kemampuan yang tergolong sangat baik, 25% atau 17 siswa
mengidentifikasi pilihan yang tersedia dalam memiliki keluwesan dalam mengambil keputusan
kategori yang cukup, 19% atau 13 siswa memiliki karir yang tergolong baik, 33% atau 22 siswa
kemampuan mengidentifikasi pilihan yang memiliki keluwesan dalam mengambil keputusan
tersedia dalam kategori tang kurang dan 4% atau karir yang tergolong cukup, 15% atau 10 siswa
3 siswa memiliki kemampuan mengidentifikasi memiliki keluwesan dalam mengambil keputusan

131
Edris Zamroni dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

karir yang tergolong kurang dan 3% atau 2 siswa SMP.


memiliki keluwesan dalam mengambil keputusan OECD (Organitation for Economic Co-
karir yang tergolong sangat kurang. operation and Development) (2004) menjelaskan
Hasil wawancara yang dilakukan oleh bimbingan karir sebagai aktivitas–aktivitas yang
peneliti pada tanggal 11-13 Maret 2014 kepada dimaksudkan untuk membantu para siswa pada
praktisi lapangan di Kabupaten Kudus yaitu semua usia dan sepanjang rentang kehidupan
Koordinator Musyawarah Guru Pembimbing mereka, untuk memilih pendidikan, pelatihan,
(MGP) SMP, Ketua MGP SMP dan sekretaris olihan karir serta pengelola karir yang telah
MGP SMP diperoleh kesimpulan informasi mereka pilih. Zunker (2006) mendefinisikan
bahwa; (1) MGP SMP Kabupaten Kudus masih bimbingan karir merupakan semua komponen
berfokus pada upaya memenuhi portofolio pelayanan-pelayanan dan aktifitas-aktifitas
siswa untuk penyiapan kebutuhan siswa dalam yang berlangsung di sekolah, agen-agen, dan
peminatan siswa yang akan masuk SMA; (2) organisasi-organisasi lain yang memberikan
Layanan bimbingan karir masih dalam taraf yang konseling serta program-program pendidikan
minimal karena dilaksanakan dengan metode yang terkait dengan karir.
konvensional berbasis leaflet dari sekolah lanjutan Hoyt (Surya, 2011) menjelaskan tujuan
yang belum tentu menyediakan informasi yang bimbingan karir berdasarkan paradigma
lengkap bagi siswa; (3) Waktu yang tersedia perubahan global bimbingan karir mempunyai
untuk bimbingan karir sangat sedikit karena tujuh tujuan utama yaitu untuk:
siswa kelas IX lebih banyak dikonsentrasikan “(1) membekali pribadi dengan
untuk persiapan ujian nasional. ketrampilan untuk mampu bekerja,
Program pelayanan bimbingan karir menyesuaikan diri, dan meningkatkan
berbasis multimedia yang akan disusun diri, (2) membantu pribadi dalam
menggunakan aplikasi berbasis flash yang memperoleh kesadaran karir, eksplorasi
memungkinkan dipasangkan pada berbagai karir, dan pembuatan keputusan karir, (3)
gadget tanpa membutuhkan akses internet. menghubungkan antara pendidikan dan
Selain itu, aplikasi ini juga dapat menarik minat pekerjaan sehingga dapat membuat pilihan
siswa karena tampilan yang akan tersaji dapat keduanya, (4) membuat pekerjaan sebagai
dimodifikasi sesuai dengan keinginan developer satu bagian keseluruhan gaya hidup yang
dan memperhatikan nilai artistik yang cukup bermakna, (5) memperbaiki pendidikan
tinggi. Sehingga, program ini dapat menarik dengan memasukan penekanan karir
minat siswa untuk memanfaatkan program di dalam kelas, (6) meningkatkan dan
tersebut. Keunggulan lain menggunakan menerapkan kemitraan antara opic
program flash adalah kemampuannya untuk swasta dan pendidkkan, (7) mengurangi
diterapkan pada berbagai gadget yang dimiliki penyimpangan dan keragaman dan
siswa seperti HP, smartphone, tablet PC, i-pad melindungi kebebasan membuat pilihan.”
dan PC serta notebook. Hal ini, memungkinkan Dengan mencermati uraian di atas, dapat
semua siswa yang memiliki gadget memadai disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah
untuk memanfaatkan program tersebut di mana suatu proses bantuan, layanan, pendekatan
saja dan kapan saja. terhadap siswa agar dapat mengenal dan
Berdasarkan fenomena sebagaimana memahami dirinya, mengenal dunia kerja,
dijelaskan di atas maka kemudian disusunlah merencanakan masa depan yang sesuai dengan
penelitian yang berjudul “Multimedia Interaktif bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan menentukan dan mengambil keputusan secara
Keterampilan Mengambil Keputusan Karir tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang
dalam Program Peminatan Peserta Didik diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan
pada Siswa SMP.Penelitian ini bertujuan dirinya secara bermakna. Dengan demikian,
untuk:Mengetahui proses pelayanan bimbingan bimbingan karir difokuskan untuk membantu
karir dan profil keterampilan mengambil siswa menampilkan dirinya yang memiliki
keputusan karir siswa SMP di Kabupaten Kudus, kompetensi/keahlian agar meraih sukses dalam
Mendapatkan multimedia interaktif bimbingan perjalanan hidupnya dan mencapai perwujudan
karir untuk meningkatkan keterampilan diri yang bermakna bagi dirinya dan lingkungan
mengambil keputusan karir siswa SMP. di sekitarnya.
Mengetahui efektivitas penerapan multimedia Menurut Hofsteter (Rusman, dkk, 2011)
interaktif bimbingan karir dalam meningkatkan multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk
keterampilan mengambil keputusan karir siswa membuat dan menggabungkan teks dan grafis,

132
Edris Zamroni dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

audio, gambar bergerak (video dan animasi) alternatif untuk memilih alternatif yang tersedia,
dengan menggabungkan link dan tool yang (d) satu set atribut dan faktor bahwa individu
memungkinkan pemakai untuk melakukan memperhitungkan ketika membandingkan
navigasi, berinteraksi dan berkomunikasi. berbagai alternatif, dan (e) perlunya pengumpulan
Multimedia sebagai media presentasi dengan dan pengolahan informasi yang seringkali
menggunakan teks, audio dan visual sekaligus. justru berada pada kondisi ketidakpastian
Program dan perangkat multimedia digunakan (Athanassou dan Esbroeck, 2008). Gysbers
untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya (dalam Rowland, 2004) menyatakan bahwa
teoretis, digunakan dalam pembelajaran klasikal sebagian besar anak-anak dan remaja tidak dapat
dengan group atau kelompok mencapai 50 orang. membuat keputusan karir secara cerdas hanya
Mempertegas berbagai pendapat ahli didasarkan pada pengalaman hidup. Mereka
di atas Smaldino, Lothwer dan Russell (2011) membutuhkan dukungan dan eksplorasi dalam
mendefinisikan multimedia sebagai perangkat bentuk kurikulum dan program bimbingan
lunak komputer yang dirancang untuk untuk membantu membimbing mereka menuju
menghasilkan dan menampilkan berbagai arah karir yang tepat. Sebagian besar anak-anak
informasi melalui teks, audio dan tampilan dan remaja berada pada posisi yang kurang
grafis baik berupa gambar maupun animasi dan menguntungkan ketika datang ke peluang untuk
video sekaligus dalam sebuah interaksi manusia mengembangkan identitas karir mereka karena
dengan komputer. Merujuk pada pengertian ini mereka memiliki akses terbatas terhadap model
maka dapat disimpulkan bahwa piranti lunak peran karir yang berbeda (Fisher & Griggs, 1995;
komputer (software) merupakan bagian penting Gysbers, 1996 dalam Rowland, 2004).
dalam pengembangan multimedia untuk berbagai
kepentingan termasuk pemebalajaran. Metode
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa multimedia merupakan media presentasi Penelitian ini menggunakan pendekatan
menggunakan perangkat lunak komputer penelitian dan pengembangan (research
yang dapat menampilkan dan menghasilkan and development). Metode penelitian dan
gambar, grafis, animasi dan suara sekaligus pengembangan merupakan metode yang
yang memungkinkan manusia berinteraksi digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
secara langsung maupun tidak langsung (melalui dan menguji keefektifan produk tersebut
fasilitator) untuk mengamati dan memperoleh (Sugiyono, 2010). Produk yang diuji dalam
berbagai informasi yang berguna. Dalam hal penelitian pengembangan ini adalah multimedia
ini beberapa hal yang terkait langsung dengan interaktif bimbingan kariruntuk meningkatkan
pemanfaatan multimedia adalah adanya keterampilan membuat keputusan karir siswa.
komputer atau perangkat keras lain berupa Produk multimedia interaktif bimbingan karir
gadget, perangkat lunak pemrograman dan untuk meningkatkan keterampilan membuat
manusia baik sebagai pengguna maupun sebagai keputusan karir siswa. Uji coba dilakukan
fasilitator. sebanyak 8 kali, pelaksanaan bimbingan karir
Keterampilan pengambilan kepu- dilakukan sendiri oleh peneliti dan secara
tusan karir mencakup kemampuan berkolaborasi dengan guru bimbingan konseling.
untuk; (1) mengidentifikasi pilihan, (2) Subyek dari penelitian ini adalah siswa SMP 1
mengidentifikasi kemungkinan hasil pilihan, (3) Dawe tahun pelajaran 2013/2014 yang memliki
mempertimbangkan pro dan kontra dari pilihan, keterampilan mengambilan keptutusan karir
(4) mengidentifikasi hasil alternatif, dan (5) dalam kategori rendah. Berdasarkan seleksi
memilih opsi yang tidak hanya bisa dilakukan subjek dengan metode purposive sampling
tetapi kemungkinan untuk mendapatkan apa diperoleh 19 siswa yang memiliki kategori
yang diinginkan (Ferguson, 2007; Zunker, 2006). keterampilan membuat keputusan karir kurang
Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat dan tidak terampil.Ada dua jenis data yang
mempengaruhi proses dimana seorang individu diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data primer
menentukan pilihan karir dari berbagai alternatif dan data skunder.Data primer dalam penelitian
yang tersedia serta membuat komitmen untuk ini digali dan diperoleh dari sumber pertama:
melaksanakan pilihan dalam wujud tindakan. yaitu melalui skala keterampilan membuat
Teori keputusan berlaku untuk situasi keputusan karir sebagai instrument utama
yang ditandai oleh: (a) seorang individu yang untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa
harus membuat keputusan, (b) satu set tujuan dan wawancara dengan guru bimbingan dan
hidup yang ingin dicapai individu, (c) satu set konseling dan kepala sekolah untuk mengetahui

133
Edris Zamroni dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

kondisi objektif di Sekolah tentang pelaksanaan keputusan karir, 34,3% atau 23 siswa cukup
bimbingankarirdan observasi proses uji lapangan terampil dalam mengambil keputusan karir,
sebagai bahan penyempurnaan model. Sedang 26,9% atau 18 siswa kurang terampil dalam
data skunder digali melalui karangan ilmiah yang mengambil keputusan karir dan 1,5% atau 1
ditulis para pakar pendidikan khususnya pakar siswa tidak terampil dalam mengambil keputusan
bimbingan konseling, jurnal, dan publikasi dari karir siswa.
berbagai media guna menganalisis kemandirian Dari hasil studi pendahuluan di atas,
belajar dan bimbingan kelompok.Sejalan dengan peneliti memandang perlu mengembangkan
prosedur penelitian ini, maka analisis data produk multimedia interaktif bimbingan
dalam penelitian ini diarahkan dalam tiga tahap karirdiharapkan dapat membantu para guru
penelitian sebagai berikut: bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
Analisis data penelitian pada tahap satu keterampilan membuat keputusan karir siswa.
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Desain hipotetik meliputi: (1) Rasional, (2)
Prosedur kuantitatif dilakukan dengan Pengertian, (3) Tujuan, (4) Asumsi dasar, (5)
menghitung prosentase tingkat motivasi belajar Target intervensi,(6) Komponen model, (7)
siswa. Prosedur kualitatif dilakukan untuk Tahap-tahap pelaksanaan bimbingan kelompok,
memaknai deskripsi kondisi obyektif tentang: (7) Evaluasi dan indikator keberhasilan.
(a) Kebutuhan akan peningkatan keterampilan Dilakukan melalui penilaian pakar
membuat keputusan karir siswa, (b) Pelaksanaan di bidang bimbingan dan konseling. Pakar
layanan bimbingankarir di Sekolah. yang dipilih dalam uji kelayakam ini adalah
Analisis data pada tahap dua menggunakan pakar-pakar yang berkompeten dalam bidang
prosedur kualitatif. Bentuk analisisnya adalah bimbingan dan konseling, yang berjumlah dua
menelaah kondisi obyektif: kebutuhan siswa akan orang dan semuanya berlatar belakang doktor/
peningkatan keterampilan membuat keputusan S3 serta empat guru bimbingan konseling sebagai
karir, dan pelaksanaan layanan bimbingankarir praktisi dalam bimbingan dan konseling.
sebagai dasar untuk merumuskan model “awal” Hasil validasi yang dilakukan oleh pakar
produk multimedia interaktif bimbingan karir. I ialah, bahwa model ini sudah memadai,
akan tetapi perlu sedikit perbaikan dalam hal
Hasil dan Pembahasan tata bahasa sehingga dapat digunakan dan
menambahkan beberapa komonen yaitu: materi
Berdasarkan hasil wawancara yang telah yang diberikan dan metode yang digunakan.
dilaksanakan pada ketiga sekolah SMP 1 Dawe, Hasilvalidasi yangdilakukan oleh
SMP 2 Kaliwungu dan SMP 2 Jatidiketahui pakar IIialah, bahwa model ini baik dan
bahwa pelaksanaan layanan bimbingan karir telah memadai,sehingga dapat digunakan akan tetapi
terencana dalam program bimbingan konseling, perlu sedikit perbaikan dalam hal redaksional.
namun dalam pelaksanaannya sering kali tidak Sedangkan dari praktisi, hendaknya tata bahasa
sesuai dengan rencana. Pelaksanaannya hanya lebih komunikatif mudah dipahami disesuaikan
ketika dibutuhkan serta dalam pelaksanaannya tingkat SMP.
masih menggunakan cara-cara konvensional Pengujian keefektifan produk Multimedia
yaitu hanya dengan menyampaikan informasi Interaktif Untuk Meningkatkan Keterampilan
mengenai sekolah lanjutan dengan dasar Membuat Keputusan Karir Siswa dilakukan
informasi leaflet atau memanfaatkan pengetahuan dengan menggunakan statistik uji t berpasangan.
dan pengalaman konselor. Target kompetensi Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai
hanya berkisar pada pemahaman siswa mengenai berikut: “Multimedia Interaktif Untuk dapat
alternatif pilihan sekolah lanjutan yang tersedia. Meningkatkan Keterampilan Membuat
Sedangkan upaya-upaya untuk meningkatkan Keputusan Karir Siswa “.
keterampilan yang dibutuhkan dalam mebuat - Ho : keterampilan membuat keputusan
keputusan karir bagi siswa belum dilaksanakan karir siswa sebelum dan sesudah eksperimen
dengan baik. adalah identitik/sama.
Berdasarkan analisis skala keterampilan - H1 : keterampilan membuat keputusan
membuat keputusan karir pada siswa kelas IX karir siswa sebelum dan sesudah adalah tidak
SMP 1 Dawe diketahui bahwa dari 67 siswa yang identik/tidak sama.
mengisi skala keterampilan membuat keputusan Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
karir sdiketahui bahwa 1,5% atau 1 siswa sangat t diperoleh angka 5,43 pada peluang kesalahan
terampil dalam mengambil keputusan karir, 0,000 lebih kecil dari pada peluang kesalahan
35,8% atau 24 siswa terampil dalam mengambil (p) = 0,05 atau dalam bentuk lain 0,000 < 0,05

134
Edris Zamroni dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

yang artinya signifikan. Selanjutnya uji beda adanya berbagai persiapan sekolah dalam
menunjukkan bahwa rerata post test lebih besar menghadapi ulangan kenaikan kelas. Kondisi ini
dengan nilai 50,63 dibanding dengan nilai juga menyebabkan siswa menjadi kurang fokus
hasil pre test sebesar 37,32. Dengan demikian, dalam menerima dan memahami materi yang
hipotesis alternatif yang berbunyi model disampaikan dan (3)Faktor ketersediaan sarana
bimbingan karir interaktif dapat meningkatkan dan prasarana pendukung bagi masing-masing
keterampilan mengambil keputusan karir siswa siswa dalam menggunakan aplikasi ATRAKTIF
SMP didukung atau diterima.menunjukkan dapat yang terbatas. Dari 19 siswa yang mengikuti
disimpulkan bahwa seluruh indikator mengalami layanan, hanya ada 9 siswa yang memiliki gadget
peningkatan walaupun dengan besaran dan yang memadai untuk digunakan belajar secara
prosentase yang berbeda beda. Indikator pertama mandiri sedangkan 10 siswa yang lain belum
yaitu kemampuan memahami diri mengalami memiliki gadget yang dibutuhkan. Hal ini juga
peningkatan dari 5,85 menjadi 8,00 yang berarti mempengaruhi intensitas latihan pemecahan
meningkat 2,42 atau 15,1%.Merujuk pada uraian masalah melalui game pada bagian 2.
sebelumnya dapat ditarik sebuah kesimpulan Ketiga faktor tersebut menyebabkan
bahwa secara umum perlakuan yang diberikan secara keseluruhan siswa menjadi kurang fokus
dengan memanfaatkan model bimbingan karir karena adanya konsentrasi yang terpecah akibat
berbantuan multimedia interaktif telah mampu adanya faktor kecemasan psikologis maupun
meningkatkan seluruh indikator keterampilan kondisi lingkungan yang kurang kondusif.
dalam membuat keputusan karir. Meskipun Akan tetapi, secara umum penelitian ini telah
setiap indikator dengan besaran prosentase yang berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam
tidak sama tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa membuat keputusan karir.
secara keseluruhan seluruh kompetensi yang
dibuthkan siswa dalam membuat keputusan karir Simpulan
telah berhasil ditingkatkan.
Pada hakekatnya bimbingan karir Berdasarkan hasil analisis data, mulai
berbantuan multimedia interaktif bertujuan untuk dari tahap penelitian pendahuluan hingga tahap
membantu siswa memahami dirinya sendiri, uji coba model, dapat disimpulkan beberapa
pilihan karir yang tersedia serta pada akhirnya hal sebagai berikut:Bimbingankarir di SMP 1
mengmbil keputusan. Keputusan yang diambil Dawe, SMP 2 Kaliwungu dan SMP 2 Jati masih
dari proses berfikir dengan pertimbangan yang beejalan konvensional dan cenderung bersifat
matang dapat mengahasilkan sebuah pilihan karir responsive jika ada masalah dari siswa. Hasil studi
yang matang guna meraih pencapaian karir yang pendahuluan terkait dengan G a m b a r a n
gemilang. Sehingga siswa yang mendapatkan keterampilan siswa dalam membuat keputusan
bimbingan karir terutama yang menggunakan karir pada siswa kelas IX SMP 1 Dawe Kudus
alat bantu multimedia dapat memilih sebuah adalah 1,49% siswa masuk dalam kategori sangat
pilihan karir yang matang untuk dijalani sebagai terampil, 35,82% kategori terampil, 34,33%
upaya merancang masa depan yang gemilang. kategori cukup terampil, 26,87% kurang terampil
Berdasarkan progres hasil penelitian, dan 1,49% tidak terampil, Rumusan produk
peneliti menilai walaupun telah terjadi multimedia interaktif untuk meningkatkan
peningkatan akan tetapi belum terlalu signifikan. keterampilan membuat keputusan karir susunan
Peningkatan keterampilan secara keseluruhan rumusan sebagai berikut: rasional, tujuan, asumsi
adalah sebesar 13,32 atau sebesar 11,89%. dasar, target intervensi, komponen model, tahap-
Menurut peneliti ada beberapa faktor yang tahap pelaksanaan bimbingan kelompok, evaluasi
mempengaruhi kurang optimalnya peningkatan dan indikator keberhasilan.Multimedia interaktif
keterampilan tersebut. Faktor tersebut: (1) Faktor bimbingan karir efektif untuk meningkatkan
Psikologis: Terjadinya kecemasan yang yang keterampilan membuat keputusan karir siswa
disebabkan konsentrasi yang terbelah antara kelas IX SMP 1 Dawe Kudus. Keefektifan
harap-harap cemas mengharapkan pengumuman multimedia interaktif bimbingan karir dapat
kelulusan dan kecemasan mendapatkan nilai dilihat dari Hasil perhitungan menunjukkan
buruk hasil ujian nasional sehinggakrang bahwa nilai t diperoleh angka 5,43 pada peluang
fokus yang memadai dalam memahami dan kesalahan 0,000 lebih kecil dari pada peluang
mengaplikasikan materi yang disampaikan kesalahan (p) = 0,05 atau dalam bentuk lain
peneliti, (2)Faktor Situasi Lingkungan: Kondisi 0,000 < 0,05 yang artinya signifikan.
lingkungan saat penelitian diliputi dengan

135
Edris Zamroni dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

Daftar Pustaka Smaldino, S. E., D.L. Lothwer., J.D. Russell. 2011.


Instructional Technology and Media for Learning
Athanasou, J. A. dan R. V. Esbroeck. 2008. Internasional Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar.
Handbook of Career Guidance. Sidney: Springer Jakarta: Prenanda Media Grup
Ferguson. 2007. Encyclopedia of Career and Vocational Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan:
Guidance. New York: Ferguson Corp Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
OECD. 2004. Career Guidance A Handbook for Policy Alfabeta: Bandung
Makers. Paris: Eorupean Commite Surya, M. 2011. Bimbingan Karir Dalam Tantangan
__________. 2004. Career Guidance and Public Policy Perkembangan Global. Makalah Keynote Speaker
Bridging The Gap. Paris: Eorupean Commite disajikan dalam “Seminar dan Lokakarya
Rowland, K. D. 2004. Career Decision-Making Skills Nasional Bimbingan Karir” diselenggarakan
of High School Students in Bahamas. Journal oleh Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung
of Career Development vol. 31. London: Sage bekerjasama dengan IAIN Syech Nurjati
Publication Cirebon dan Universitas Galuh Ciamis tanggal
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi 8 dan 9 Januari 2011 di Cirebon dan Ciamis
Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Zunker, V. G. 2006. Career Counseling a Holistic Aproach
Profesionalitas Guru. Bandung: Rajawali Pers 7th Edition. Belmont: Brooks and Cole

136

Anda mungkin juga menyukai