Anda di halaman 1dari 9

Available online at http://journal.unipma.ac.id/index.

php/jipm
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) 6(2), 2018, 82-90

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Bangun Ruang

Harry Dwi Putra1*, Nazmy Fathia Thahiram2, Mentari Ganiati3, Dede Nuryana4
1,2,3,4
Program Studi Pendidikan Matematika, IKIP Siliwangi, Jl Terusan Jenderal Sudirman Cimahi
40526, Indonesia
e-mail: harrydp.mpd@gmail.com, telp +6282218208662

Article received :30 Desember 2017, article revised :, 14 Januari 2018


article published: 01 Maret 2018
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dalam menyelesaikan soal bangun ruang dan mengetahui pendapat siswa terhadap matematika.
Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII di salah satu SMPN di Cimahi. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Instrumen terdiri dari soal pemecahan masalah,
pedoman wawancara, dan angket yang sudah dilakukan validasi. Tes yang dikerjakan siswa diberi
skor dan dilakukan analisis terhadap kesalahan jawaban. Angket digunakan untuk memperoleh infor-
masi tentang pendapat siswa dalam menyelesaikan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak 5 siswa melakukan kesalahan pemahaman, sebanyak 13 siswa melakukan kesalahan trans-
formasi, sebanyak 29 siswa melakukan kesalahan keterampilan, dan sebanyak 33 siswa melakukan
kesalahan penyimpulan, sehingga dapat dinyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa
pada salah satu SMPN di Cimahi masih rendah sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan. Namun,
siswa memiliki pendapat yang positif terhadap matematika dengan rata-rata 69,41%.
Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Pendapat Siswa

Development of Project-Based Blended Learning Model


to Support Student Creativity in Designing
Mathematics Learning in Elementary School
Abstract
This study aims to analyze students 'mathematical problem-solving abilities in solving the
problem of waking space and knowing students' opinions on mathematics. The study was conducted
on grade VII students at one of SMPN in Cimahi. The research approach used is qualitative with
descriptive method. Instruments have been validated and consist of problem-solving test, interview
guides, and questionnaires. The test that students do is given a score and an analysis of error answers.
Questionnaires are used to obtain information about students' opinions in solving problems. The
results showed that as many as 5 students made comprehensions error, as many as 13 students made
transformation error, as many as 29 students made process skill error, and as many as 33 students
made encoding error, so it can be concluded that the problem-solving ability of students in one of
SMPN in Cimahi is still low so it is necessary to do improvement effort. However, students have a
positive opinion on mathematics with an average of 69.41%.
Keywords : Mathematical Problem Solving Ability, Student Opinion

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 83
Harry Dwi Putra, Nazmy Fathia Thahiram, Mentari Ganiati, Dede Nuryana

PENDAHULUAN jantungnya matematika (Branca, 1980). Me-


Pada umumnya setiap individu tidak lalui pemecahan masalah diharapkan siswa
terlepas dari berbagai macam masalah, baik dapat menemukan konsep matematika yang
masalah yang berhubungan dengan matema- dipelajari (Hendriana & Sumarmo, 2014).
tika maupun masalah kehidupan sehari-hari. Apabila siswa dapat menemukan konsep
Dalam pelajaran matematika siswa sering berarti mereka dapat memahami penggunaan
konsep tersebut dalam menyelesaikan masalah.
menghadapi masalah berupa soal yang ber-
Menurut Winarni & Harmini (2015) salah
kaitan dengan materi. Siswa kesulitan dalam
satu tujuan belajar matematika itu adalah
memecahkan masalah tersebut karena kurang
untuk melatih kemampuan pemecahan masa-
terbiasa mengerjakan soal kemampuan peme-
lah siswa.
cahan masalah (Windari, Dwina, & Suherman,
Polya (1973) mengemukakan langkah-
2014). Kondisi ini menyebabkan rendahnya
langkah pemecahan masalah matematis yaitu
kemampuan pemecahan masalah siswa
memahami masalah, menentukan rencana
(Mawaddah & Anisah, 2015; Widodo &
stra- tegi pemecahan masalah, menyelesaikan
Kartikasari, 2017).
masalah, dan memeriksa kembali jawaban.
Siswa terkadang merasa malas meme-
Melalui langkah-langkah ini diharapkan sis-
cahkan masalah disebabkan kurangnya penge-
wa dapat menyelesaikan permasalahan mate-
tahuan yang mereka miliki untuk menye-
matika yang dihadapi. Namun, masih banyak
lesaikannya. Berdasarkan temuan Putra (2014)
siswa yang melakukan kesalahan ketika
pada salah satu sekolah menengah di
mengerjakan soal matematika. Newman
Bandung Barat dari 35 hanya siswa dalam
(1977) mengklasifikasi jenis-jenis kesalahan
satu kelas hanya 14,29% siswa yang sudah
yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
berada pada tahap berpikir formal (abstrak).
soal pemecahan masalah, yaitu kesalahan
Kondisi ini menyebabkan sebagian besar
membaca (reading error), kesalahan pema-
siswa belum dapat memahami konsep mate-
haman (comprehension error), kesalahan
matika yang abstrak apalagi untuk diterapkan
transformasi (transformation error), kesalah-
dalam penyelesaian masalah.
an keterampilan proses (process skill error),
Menurut Hadi & Radiyatul (2014)
dan kesalahan penyimpulan (encoding error).
dan Nurianti, Halini, & Ijudin (2015) bahwa
Newman (1977) menjelaskan bahwa
siswa cenderung menghafal rumus tanpa
kesalahan membaca terjadi ketika siswa tidak
memahami konsep dan mengerjakan masalah
dapat memahami kata kunci atau simbol yang
matematika dengan ceroboh. Siswa lebih
terdapat dalam masalah, kesalahan pema-
senang menggunakan cara yang singkat tanpa
haman terjadi ketika siswa mampu membaca
memperhatikan proses penyelesaian dengan
informasi pada masalah tetapi tidak dapat
benar. Suasana pembelajaran juga mempe-
memahami maksud dari pertanyaan, kesa-
ngaruhi kemampuan pemecahan masalah
lahan transformasi terjadi ketika siswa telah
siswa. Menurut pendapat Ulvah (2016) siswa
memahami masalah tetapi tidak dapat meng-
yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran
identifikasi strategi yang diperlukan untuk
memiliki kemampuan pemecahan masalah
menyelesaikan masalah, kesalahan keteram-
yang lebih baik daripada siswa yang tidak
pilan proses terjadi ketika siswa sudah dapat
terlibat dalam pembelajaran. Melalui akti-
mengidentifikasi strategi yang digunakan
vitas pembelajaran yang baik, siswa tidak
tetapi tidak memahami cara menggunakan
akan jenuh belajar sehingga kemampuan
strategi tersebut, kesalahan penyimpulan ter-
pemecahan masalah mereka dapat berkem-
jadi ketika siswa tidak dapat mengidentifikasi
bang.
masalah dan mengumpulkan semua informa-
Pemecahan masalah matematis meru-
si untuk menyelesaikan masalah.
pakan salah satu kemampuan dasar yang
Penelitian ini bertujuan untuk meng-
harus dikuasai siswa karena dianggap sebagai
analisis kesalahan siswa SMP dalam menye-
Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)
ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 84
Harry Dwi Putra, Nazmy Fathia Thahiram, Mentari Ganiati, Dede Nuryana

lesaikan soal pemecahan masalah matematis Berdasarkan penilaian diperoleh data banyak
dilihat dari tahap pemahaman, transformasi, siswa yang menjawab benar pada tahap
keterampilan proses, dan penyimpulan. Masing- pemahaman adalah 85,29% dan sisanya
masing tahapan saling berkaitan satu sama menjawab salah.
lain. 2. Tahap transformasi. Tahap ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
METODE mensubstitusikan nilai x ke persamaan
Penelitian ini menggunakan pende- matematika untuk menentukan nilai panjang
katan kualitatif dengan metode deskriptif dan lebar. Berdasarkan penilaian diperoleh
untuk memperoleh gambaran tentang ke- data banyak siswa yang menjawab benar
mampuan pemecahan masalah matematis pada tahap transformasi adalah 61,76% dan
siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa sisanya menjawab salah.
kelas VII pada salah satu SMPN di Cimahi 3. Tahap keterampilan proses. Tahap ini
yang terdiri dari 36 siswa. Instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan
penelitian yang digunakan terdiri dari tes siswa dalam mencari tinggi balok dengan
pemecahan masalah, pedoman wawancara, mengkonstruksi gambar balok terlebih
dan angket yang sudah dilakukan validasi. dahulu. Informasi yang diketahui pada soal
Teknik analisis data dilakukan mela- adalah panjang diagonal ruang sehingga
lui tiga tahap yaitu memeriksa hasil jawaban untuk memperoleh tinggi balok siswa
siswa, menyajikan data tes dan angket siswa, menggunakan teorema Pythagoras.
serta menarik kesimpulan dari hasil pene- Berdasarkan penilaian diperoleh data banyak
litian. Untuk mengetahui persentase setiap siswa yang menjawab benar pada tahap
jenis kesalahan jawaban digunakan rumus: keterampilan proses adalah 14,71% dan
n sisanya menjawab salah.
P  100% 4. Tahap penyimpulan. Tahap ini bertujuan
N untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
Keterangan:
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan
P : Presentasi jenis kesalahan
semua informasi, dan menyimpulkan solusi
N : Banyak kesalahan untuk masing-
dari masalah. Siswa diharapkan dapat
masing jenis kesalahan.
menentukan volume balok dari informasi
yang diperoleh pada tahap pertama, kedua,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan ketiga. Berdasarkan penilaian diperoleh
Tes yang diujikan berkenaan dengan data banyak siswa yang menjawab benar
materi bangun ruang. Jawaban siswa diana- pada tahap penyimpulan adalah 2,94% dan
lisis melalui empat tahap, yaitu pemahaman, sisanya menjawab salah.
transformasi, keterampilan proses, dan pe- Pada Tabel 1 berikut ini ditampilkan
nyimpulan. Keempat tahap ini saling ber- data banyak siswa yang menjawab soal
kaitan antara satu dengan yang lain. Apabila pemecahan masalah dengan benar dan salah.
siswa dapat mengerjakan tahap pertama,
siswa akan dapat melanjutkan mengerjakan Tabel 1. Persentase Jawaban Siswa pada Soal
tahap kedua, ketiga, dan keempat. Berikut ini Pemecahan Masalah
dijelaskan mengenai tahapan yang akan dila- Tahap Benar % Salah %
kukan siswa dalam menyelesaikan soal pe- Pemahaman 29 85,29 5 14,71
mecahan masalah. Transformasi 21 61,76 13 38,24
Keterampilan 5 14,71 29 85,29
1. Tahap pemahaman. Tahap ini bertujuan Proses
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam Penyimpulan 1 2,94 33 97,06
memahami masalah ketika merubah Persentase 41,18% 58,82%
informasi pada soal ke dalam model
matematika untuk menentukan nilai x.
Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)
ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 85
Harry Dwi Putra, Nazmy Fathia Thahiram, Mentari Ganiati, Dede Nuryana

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 34 konsep, dan menyimpulkan hasil yang diper-
siswa hanya satu orang yang dapat menjawab oleh dengan benar.
soal pemecahan masalah yang diberikan. Berikut ini soal pemecahan masalah
Siswa yang menjawab salah pada keempat yang diberikan pada siswa:
aspek lebih banyak daripada siswa yang Diketahui sebuah balok dengan tinggi x cm,
menjawab benar yaitu sebesar 58,82% siswa panjang 4 kali tinggi, dan lebar 6 cm lebih
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan panjang dari tinggi. Apabila keliling alas
soal pemecahan masalah. Siswa banyak balok adalah 42 cm dan panjang diagonal
melakukan kesalahan dalam menjawab soal ruang adalah 25 cm, tentukan volume balok?
pada aspek penyimpulan yaitu sebesar 97,06% Periksalah kebenaran jawabanmu!
diikuti kesalahan pada aspek kete-rampilan Kesalahan yang dilakukan siswa pada
proses, transformasi, dan pemahaman. saat menyelesaikan masalah dianalisis dan
Siswa banyak menjawab benar pada ditampilkan salah satu perwakilan dari
aspek pemahaman sebesar 85,29% kemudian jawaban siswa yang mengalami kesalahan
diikuti aspek transformasi, keterampilan pro- pada setiap tahapan.
ses, dan penyimpulan. Kondisi ini menun-
jukkan bahwa tahapan penyelesaian soal Analisis Kesalahan Jawaban Siswa pada
saling berkaitan dan semakin sukar untuk Tahap Pemahaman
diselesaikan. Siswa dapat menyelesaikan Banyak siswa yang melakukan kesalah-
masalah apabila mereka dapat memahami an pada tahap pemahaman adalah 5 orang.
pertanyaan, melakukan transformasi konsep, Berikut ini ditampilkan salah satu jawaban
memiliki keterampilan dalam menerapkan siswa yang salah pada tahap pemahaman
sehingga memperoleh skor nol.

Gambar 1. Perwakilan Jawaban Siswa yang Salah pada Tahap Pemahaman

Pada Gambar 1 terlihat bahwa siswa Pada lembar jawaban siswa hanya menulis-
sudah mengerti pertanyaan pada soal, tetapi kan secara langsung bahwa nilai x adalah 20.
belum memahami cara menyelesaikan soal. Jawaban yang diberikan siswa tidak tepat.
Siswa tidak dapat menentukan nilai x dalam Berdasarkan wawancara, siswa dapat
model matematika yang berbentuk persama- mengerti maksud dari soal, tetapi mereka
an aljabar. Siswa tidak dapat menjelaskan tidak paham cara menentukan nilai x yang
bagaimana memperoleh nilai x  20 cm . ditanyakan pada soal, sehingga mereka hanya

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 86
Harry Dwi Putra, Nazmy Fathia Thahiram, Mentari Ganiati, Dede Nuryana

menerka saja nilai x. Menurut angket diper- Banyak siswa yang melakukan kesa-
oleh informasi bahwa siswa tidak menye- lahan pada tahap transformasi adalah 13
nangi pelajaran matematika karena dianggap orang. Berikut ini ditampilkan salah satu
sulit untuk dipahami. jawaban siswa yang salah pada tahap
transformasi sehingga memperoleh skor 1.
Analisis Kesalahan Jawaban Siswa pada
Tahap Transformasi

Gambar 2. Perwakilan Jawaban Siswa yang Salah pada Tahap Transformasi

Pada Gambar 2 terlihat bahwa siswa kan berikutnya sehingga tidak melakukan
sudah mengerti dengan pertanyaan dan me- substitusi nilai x pada persamaan panjang dan
mahami cara menentukan nilai x pada soal. lebar dari balok. Menurut angket, siswa tidak
Siswa memperoleh nilai x  3 melalui infor- begitu menyenangi pelajaran matematika
masi keliling salah satu permukaan balok sama karena banyak konsep yang harus dipahami.
dengan 42 cm. Setelah memperoleh nilai
x  3 , siswa melakukan kesalahan dalam Analisis Kesalahan Jawaban Siswa pada
mensubstitusikan nilai x terhadap panjang Tahap Keterampilan Proses
Banyak siswa yang melakukan ke-
dan lebar balok yaitu 4x dan x  6 . Kesalah-
salahan pada tahap keterampilan proses
an ini menyebabkan siswa tidak dapat mem-
adalah 29 orang. Berikut ini ditampilkan
peroleh panjang dan lebar dari balok.
salah satu jawaban siswa yang salah pada
Berdasarkan wawancara, siswa me-
tahap keterampilan proses sehingga memper-
miliki kemampuan yang baik dalam operasi
oleh skor dua.
aljabar sehingga dapat menentukan nilai x.
Kemudian siswa bingung yang mesti dilaku-

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 87
Harry Dwi Putra, Nazmy Fathia Thahiram, Mentari Ganiati, Dede Nuryana

Gambar 3. Perwakilan Jawaban Siswa yang Salah


pada Tahap Keterampilan Proses

Pada Gambar 3 terlihat bahwa siswa baik. siswa juga dapat menggunakan teorema
sudah mengerti tentang pertanyaan pada soal. Pythagoras, tetapi siswa kesulitan menentu-
Siswa dapat memahami cara menentukan kan tinggi balok karena bingung menentukan
nilai x melalui informasi keliling permukaan panjang diagonal ruang yang menjadi sisi
balok yang diketahui adalah 42 cm. Siswa terpanjang pada teorema Pythagoras.
dapat melakukan operasi hitung dengan baik Berdasarkan angket diperoleh infor-
sehingga memperoleh nilai x  3 . Siswa juga masi bahwa siswa kurang menyukai pelajar-
dapat melakukan transformasi nilai panjang an matematika karena konsep yang ada pada
dan lebar dengan mensubstitusikan nilai matematika saling berkaitan, sehingga apa-
x  3 ke persamaan 4x dan x  6 sehingga bila tidak memahami satu konsep akan sulit
diperoleh panjang adalah 12 cm dan lebar memahami konsep selanjutnya. Siswa ber-
balok adalah 9 cm. Siswa memperoleh skor 2 usaha menjawab soal matematika karena
karena dapat menentukan panjang dan lebar tidak ingin memperoleh nilai rendah.
balok. Siswa tidak dapat menentukan
panjang AD yang merupakan tinggi balok Analisis Kesalahan Jawaban Siswa pada
ABCD.EFGH sehingga volume balok yang Tahap Penyimpulan
Banyak siswa yang melakukan kesalahan
diperoleh tidak tepat.
Berdasarkan wawancara, siswa tidak pada tahap penyimpulan adalah 33 orang.
mengalami kesulitan dalam menentukan nilai Berikut ini ditampilkan salah satu jawaban
siswa yang salah pada tahap penyimpulan
x dan mensubstitusikan ke 4x dan x  6
sehingga memperoleh skor 3.
untuk memperoleh panjang dan lebar. Ke-
mampuan dalam operasi hitung siswa juga

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 88
Harry Dwi Putra, Nazmy Fathia Thahiram, Mentari Ganiati, Dede Nuryana

Gambar 4. Perwakilan Jawaban Siswa yang Salah pada Tahap Penyimpulan

Pada Gambar 4 terlihat bahwa siswa konsentrasi tinggi agar terhindar dari kesa-
sudah memahami soal. Siswa dapat menen- lahan konsep.
tukan nilai x  3 . Siswa juga dapat mensubs- Berdasarkan analisis terhadap kesa-
titusikan nilai x  3 ke persamaan 4x dan lahan-kesalahan jawaban, sebagian besar sis-
x  6 sehingga diperoleh panjang balok wa yang mengalami kesulitan dalam menye-
adalah 12 cm dan lebar adalah 9 cm. Siswa lesaikan soal disebabkan mereka tidak me-
dapat mengkonstruksi bangun ruang balok mahami materi tentang bangun ruang khusus-
dan menentukan tinggi AD. Melalui teorema nya balok yang termuat dalam soal tersebut.
Pythagoras siswa memperoleh nilai AD = 20 Siswa juga tidak teliti dalam menyelesaikan
cm sehingga tinggi balok adalah 20 cm. soal karena ingin segera mengumpulkan
Siswa sudah dapat menentukan panjang, tanpa memeriksa kembali jawaban. Siswa
lebar, dan tinggi balok dengan benar. Namun, tidak menyukai pelajaran matematika karena
pada tahap penyimpulan untuk menentukan menganggap bahwa pelajaran matematika itu
volume balok, siswa melakukan kesalahan. sulit untuk dipahami.
Siswa menulis volume balok = pl  pt  lt Pada Tabel 2 berikut ini ditampilkan
semestinya volume balok = p  l  t . Siswa persentase pendapat siswa terhadap mate-
matika.
melakukan kesalahan pada tahap penye-
lesaian akhir dari soal sehingga memperoleh Tabel 2. Persentase Pendapat Siswa
terhadap Matematika
skor 3. Persentase
Berdasarkan wawancara, siswa tidak Pernyataan Positif
Ya Tidak
mengalami kesulitan dalam menentukan nilai Menyukai pelajaran 64,71 35,29
x melalui konsep keliling alas balok. Siswa matematika.
memiliki kemampuan operasi hitung yang Berusaha 76,47 23,53
menyelesaikan soal
baik. Siswa dapat menerapkan teorema matematika.
Pythagoras dengan benar. Kesalahan konsep Merasa yakin dengan 61,76 38,24
volume disebabkan siswa tidak fokus sehing- jawaban.
ga konsep volume balok ditulis menjadi Memiliki keinginan 82,35 17,65
konsep luas permukaan balok. Berdasarkan mengerjakan soal
matematika.
angket, siswa menyenangi pelajaran matema- Memeriksa kembali 61,76 38,24
tika karena memberikan tantangan dalam jawaban.
menjawab soal. Meskipun membutuhkan Rata-Rata 69,41 30,59
Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)
ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 89
Harry Dwi Putra, Nazmy Fathia Thahiram, Mentari Ganiati, Dede Nuryana

yang diberikan sebanyak 61,76%. Namun,


Persentase Persentase siswa masih mencontek jawaban teman
Pernyataan Negatif
Ya Ya karena bingung menyelesaikan soal sebanyak
Sulit memahami materi 47,06 52,94
matematika. 64,71%.
Merasa soal 58,82 41,18 Data ini menunjukkan bahwa meskipun
matematika sulit. kemampuan pemecahan masalah siswa masih
Tidak dapat menjawab 26,47 73,53 rendah, tetapi siswa memiliki pendapat yang
soal matematika. positif terhadap matematika. Siswa tetap
Mencontek jawaban 64,71 35,29
teman karena bingung berusaha memberikan jawaban pada soal
menyelesaikan soal pemecahan masalah meskipun terasa sulit
matematika. dan masih terdapat kesalahan.
Rata-Rata 49,27 50,74
SIMPULAN
Pada Tabel 2 terlihat bahwa pada 34
Berdasarkan hasil penelitian yang
siswa sebesar 69,41% memiliki pendapat yang
dilakukan pada siswa kelas VII pada salah
positif terhadap matematika dan sebesar
satu SMPN di Cimahi dapat disimpulkan
49,27% siswa memiliki pendapat yang
bahwa kemampuan pemecahan masalah
negatif terhadap matematika. Siswa sebanyak
matematis siswa tersebut masih rendah. Dari
64,71% menyukai pelajaran matematika. Ini
34 siswa hanya 1 orang yang dapat menye-
menunjukkan bahwa lebih dari setengah
lesaikan soal dengan baik. Siswa tidak me-
siswa senang belajar matematika. Sejalan
mahami masalah pada soal dialami sebanyak
dengan penelitian (Putra, 2011) pada salah
5 orang. Siswa tidak dapat melakukan trans-
satu SMPN menunjukkan bahwa dari 36
formasi nilai x pada persamaan matematika
siswa sebesar 85,93% memiliki sikap positif
dialami sebanyak 13 orang. Siswa tidak me-
terhadap matematika.
miliki keterampilan proses dalam menen-
Namun, hasil tes kemampuan peme-
tukan tinggi balok dialami sebanyak 29
cahan masalah matematis menunjukkan bah-
orang. Siswa tidak dapat menyimpulkan
wa 97,06% siswa tidak dapat menyelesaikan
jawaban dalam menentukan volume balok
soal, sehingga dapat dikatakan bahwa mes-
dialami sebanyak 33 orang.
kipun siswa menyukai pelajaran matematika,
Siswa belum terbiasa mengerjakan
belum tentu mereka dapat menyelesaikan
soal-soal pemecahan masalah sehingga sulit
soal matematika dengan baik, karena untuk
memahami informasi pada soal. Siswa perlu
dapat menyelesaikan masalah matematika
dilatih mengerjakan soal-soal yang menuntut
diperlukan ketelitian dan keterampilan dari-
berpikir tingkat tinggi agar kemampuan
pada minat saja.
pemecahan masalah matematis siswa dapat
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa
berkembang dengan baik. Meskipun siswa
siswa sebanyak 58,82% merasa soal matema-
memiliki kemampuan pemecahan masalah
tika sulit. Meskipun sulit, siswa sebanyak
matematika yang rendah, tetapi mereka me-
76,47% berusaha menyelesaikan soal mes-
miliki pendapat yang positif terhadap mate-
kipun jawaban yang diberikan tidak tepat.
matika dengan rata-rata 69,41%.
Siswa yang merasa yakin dengan jawaban

DAFTAR PUSTAKA
Branca, N. A. (1980). Problem Solving as a 3-8). Reston, VA: National Council
Goal, Process, and Basic Skill. In S. of Teachers of Mathematics.
Krulik, & R. E. Reys, Problem Hadi, S., & Radiyatul. (2014). Metode
Solving in School Mathematics (pp. Pemecahan Masalah Menurut Polya
untuk Mengembangkan Kemampuan

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 90
Harry Dwi Putra, Nazmy Fathia Thahiram, Mentari Ganiati, Dede Nuryana

Siswa dalam Pemecahan Masalah mampuan Analogi Matematis Siswa


Matematis di Sekolah Menengah SMP. Seminar Nasional Pendidikan
Pertama. Edu-Mat Jurnal Pendidikan Matematika. 1, pp. 292-302. Cimahi:
Matematika, 2(1), 53-61. STKIP Siliwangi.
Hendriana, H., & Sumarmo, U. (2014). Putra, H. D. (2014). Tahap Perkembangan
Penilaian Pembelajaran Matematika. Kognitif Matematika Siswa MTs Asy
Bandung: Reflika Aditama. Syifa Kelas IX Berdasarkan Teori
Mawaddah, S., & Anisah, H. (2015). Piaget. Prosiding Seminar Nasional
Kemampuan Pemecahan Masalah Pendidikan Matematika. 2, pp. 224-
Matematis Siswa pada Pembelajaran 230. Cimahi: STKIP Siliwangi.
Matematika dengan Menggunakan Ulvah, S. (2016). Kemampuan Pemecahan
Model Pembelajaran Generatif Masalah Matematis Siswa Ditinjau
(Generative Learning) di SMP. Edu- Melalui Model Pembelajaran SAVI
Mat Jurnal Pendidikan Matematika, dan Konvensional. Jurnal Riset
3(2), 166-175. Pendidikan, 2(2), 142-153.
Newman, M. A. (1977). An Analysis of Widodo, S., & Kartikasari. (2017).
Sixth-Grade Pupils' Error on Written Pembelajaran Pemecahan Masalah
Mathematical Task. Victorian Matematis Siswa Sekolah Dasar
Institute for Educational Research dengan Model Creative Problem
Bulletin, 39, 31-43. Solving (CPS). Jurnal Prisma
Nurianti, E., Halini, & Ijudin, R. (2015). Universitas Suryakencana, 6(1), 57-
Analisis Kesalahan Siswa dalam 65.
Menyelesaikan Soal Matematika Winarni, E. S., & Harmini. (2015).
Materi Pecahan Bentuk Aljabar di Matematika untuk PGSD (Keempat
Kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan ed.). Bandung: Remaja Rosdakarya.
dan Pembelajaran, 4(9), 1-10. Windari, F., Dwina, F., & Suherman. (2014).
Polya, G. (1973). How to Solve It: A New Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Aspect of Mathematical Method (2nd Masalah Matematika Siswa Kelas VIII
ed.). New Jersey: Princeton SMPN 8 Padang Tahun Pelajaran
University Press. 2013/2014 dengan Menggunakan
Putra, H. D. (2011). Pembelajaran Geometri Strategi Pembelajaran Inkuiri. Jurnal
dengan Pendekatan SAVI Berbantuan Pendidikan Matematika, 3(2), 25-28.
Wingeom untuk Meningkatkan Ke-

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)

Anda mungkin juga menyukai