“ CAT KUKU’’
Disusun Oleh :
Npm : 066118084
Kelas : 6C
LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Cantik adalah hal yang sangat didambakan oleh setiap wanita. Berbagai upaya dilakukan
agar penampilan semakin menarik. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk mendapat
kecantikan yang diinginkan, baik kecantikan kulit maupun rambut. Dunia kecantikan dalam
kehidupan wanita menjadi semakin kompleks, jika dahulu wanita memfokuskan perhatian
masalah kecantikan pada wajah, tubuh, dan rambut, sekarang menjadi lebih detail lagi. Kuku
bagian kecil tubuh yang mungkin sebelumnya kurang menjadi pusat perhatian, kini semakin
disadari bahwa kecantikan dan kesehatannya akan memberikan nilai estetika tersendiri. Merawat
kuku juga berarti merias diri, tujuannya adalah agar kuku tampak lentik dan berkilau. Salah satu
perawatan kuku yang sering dilakukan oleh seorang wanita adalah manicure dan padicure. Selain
membuat kuku terlihat bersih, manicure dan padicure juga dapat membuat kuku terlihat sehat
dan terbebas dari penyakit jamur kuku. Seiring dengan perkembangan dunia kecantikan yang
semakin maju wanita sangat memperhatikan perawatan kecantikan kuku. Perawatan kuku tak
hanya terlepas pada manicure dan padicure saja.
Kini nail art telah menjadi trend di kalangan para wanita. Nail art adalah seni melukis
kuku dengan cara mengecat kuku menggunakan bahan cat khusus kuku baik itu memberi gambar
atau lukisan 2 serta hiasan baik langsung diatas kuku ataupun kuku plastik yang disesuaikan
dengan ukuran kuku. Sejarah mencatat nail art berasal dari istilah Mahendi, digunakan secara
sinomim untuk pacar (inai) berasal dari bahasa Sansekerta yakni Mehandika. Nail art tidak hanya
mengambil obyek kuku di jari tangan tetapi juga kuku kaki yang dipastikan hasilnya tidak kalah
menarik. Salah satu kosmetik yang digunakan dalam nail art adalah cat kuku. Cat kuku
merupakan kosmetik kuku yang digunakan untuk mewarnai kuku dengan sentuhan untuk
menghias, memperindah, mempertegas kesan feminim dan melindungi lempeng kuku. Pada
penggunaan cat kuku dilakukan berulang-ulang agar cat kuku dapat meningkatkan efek dekoratif
dan mengurangi resiko terkelupas pada cat kuku. Salah satu bagian perawatan kesehatan dan
kecantikan kuku. Selain berguna untuk keindahan, ternyata beberapa jenis pewarna kuku
memiliki kandungan senyawa kimia yang bermanfaat untuk menjaga dan mempertahankan
kelembaban alami kuku, sehingga kuku menjadi lebih kuat dan tidak mudah patah, tetapi
pemakaian cat kuku yang terlalu sering dapat menyebabkan kuku menjadi kuning. Selain itu
kandungan zat kimia yang berbahaya akan menyebabkan pusing dan mudah lupa. Melihat dari
kelebihan dan kekurangan jenis pewarna kuku yang dijual dipasaran berbahaya kini peneliti
ingin memanfaatkan bahan pewarna alami sebagai bahan pewarna cat kuku dengan bahan dasar
kunyit dan daun jati. Secara turun temurun telah mengenal bahan pewarna, bahan pewarna terdiri
dari bahan pewarna alam dan bahan pewarna buatan. Bahan pewarna alam merupakan bahan
pewarna yang berasal dari ekstrak tumbuhan (meliputi bagian 3 daun,bunga dan biji) dan hewan.
Jenis-jenis pewarna alam yang banyak digunakan dalam industri pada tanaman seperti
antosianin, karotenoid, betalains , klorofil dan Kurcumin. Sedangkan bahan pewarna buatan
merupakan bahan pewarna yang berasal dari zat kimia yang sebagian besar dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada tubuh. Jenis pewarna buatan yang sering digunakan meliputi indigoten,
allura red, fast green, tartrazine. Cat kuku dengan bahan pewarna buatan yang berasal dari zat
kimia berbahaya dapat digantikan dengan bahan pewarna alam, dalam penelitian ini peneliti akan
memanfaatkan bahan pewarna alam yang mengandung zat pewarna alam dari kunyit dan daun
jati sebagai bahan pewarna pada cat kuku. Peneliti memanfaatkan kunyit tersebut memiliki
kandungan warna yang sangat tajam sehingga dapat digunakan sebagai bahan pewarna alam
dalam pembuatan cat kuku. Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman temu-temuan yang
mudah diperoleh di Indonesia. Kunyit yang dimanfaatkan adalah kunyit pada bagian rimpang
kunyit yang merupakan akar rimpang yang berbentuk bulat panjang dengan warna rimpang
kunyit adalah kecoklatan atau berwarna agak kuning. rimpang kunyit memiliki warna kuning dan
sangat pekat dalam proses pembuatan olahan serbuk kunyit.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Cat kuku merupakan cat kuku yang dipergunakan untuk memberi warna dasar pada kuku
sebelum ditambah berbagai hiasan untuk menambah kreasi pada sentuhan nailart yang kita
inginkan. Salah satu seni dalam melakukan cat kuku adalah untuk memperbaiki kekurangan
dan kelebihan yang dapat menonjolkan kelebihan kuku secara alami sehingga kuku akan
terlihat cantik dengan beragam warna-warni setelah melakukan nail art.
Daun pacar kuku merupakan salah satu bahan dalam pembuatan cat kuku alami. Daun
pacar kuku menghasilkan warna 9 10 orange yang menarik. cat kuku dengan bahan alami
sangat aman digunakan karena tidak mengandung bahan kimia sehingga kesehatan kuku
dapat terjaga dengan baik. Daun pacar kuku biasa juga disebut daun "INAI" mempunyai
nama ilmiah Lawsonia inermis dan nama dagang internasionalnya adalah "Henna".
Keuntungan menggunakan cat kuku alami adalah cat kuku alami aman digunakan karena
terbuat dari bahan-bahan alami yang tidak berbahaya, sedangkan kerugian menggunakan cat
kuku alami adalah warna yang dihasilkan oleh cat kuku berbahan alami tidak begitu
mencolok dan cepat pudar.
Komposisi cat kuku alami meliputi: Daun pacar kuku, jeruk nipis atau lemon dan larutan
gula atau madu. Proses pembuatan cat kuku alami yaitu pertama, daun pacar kuku
dibersihkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk sampai halus setelah itu diberi perasan jeruk
nipis atau lemon, adonan cat kuku alami sudah dapat digunakan. Manfaat jeruk nipis dalam
campuran cat kuku alami untuk membersihkan kuku dan sebagai campuran warna agar
terlihat lebih cerah.
Cat kuku Kimia, Cat kuku kimia merupakan cat kuku yang memberi warna-warni
dengan hasil yang menarik karena mengandung bahan kimia yang dapat menghasilkan warna
yang mencolok dan tahan lama sehingga cat kuku dengan bahan kimia lebih diminati oleh
masyarakat dari pada cat kuku yang berbahan alami. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
cat kuku berbahan 11 kimia meliputi bahan pembentuk film, bahan perekat, plasticizer,
bahan pelarut, dan pewarna pada cat kuku. Keuntungan menggunakan cat kuku kimia adalah
warna yang dihasilkan mencolok sehingga menambah keindahan kuku selain itu cat kuku
kimia dapat menghasilkan warna yang lebih peka dan tahan lama. Kerugian dari cat kuku
berbahan kimia adalah kesehatan yang dilihat dari keadaan kuku, dari warna kuku, tebal
tipisnya kuku dan garis- garis membujur pada kuku menandakan adanya penyakit yang
disebabkan oleh pembuluh darah. ( Retno iswari, 2007: 39)
Cat kuku adalah pewarna kuku ( Kamus besar bahasa Indonesia, 2007; 619). Cat kuku
dibagi menjadi 2 macam yaitu cat kuku alami dan cat kuku kimia. cat kuku yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah cat kuku dengan bahan dasar kunyit dan daun jati sebagai
pewarna alami.
Kunyit merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia yang memilki
banyak manfaat, baik sebagai bumbu masakan, kosmetika dan pewarna tekstil. ( Nurfina
Aznam Nugroho, 1998: 67) Penelitian ini memanfaatkan kunyit yang masih segar, kunyit
pada bagian rimpang kunyit yang merupakan akar rimpang yang berbentuk bulat panjang
dengan warna rimpang kunyit adalah kecoklatan atau berwarna agak kuning. rimpang kunyit
memiliki warna kuning dan sangat pekat dalam proses pembuatan olahan serbuk kunyit.
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap
meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan
mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organic.
Kegunaan : Pelarut
3. Resin
Pemerian : Eksudat getah yang dikeluarkan oleh jenis tumbuhan transparan
Khasiat : Perekat
4. Minyak Jarak
Khasiat : pelembab
BAB III
METODE KERJA
2. 1.1 Alat
Batang pengaduk
Beker glass
neraca listrik
Sendok tanduk
Ayakan
gelas ukur
lumpang dan stamper
2.1.2 Bahan
rimpang kunyit
Asam askorbat
Polivinil Pirolidon
Resin Keruh
Minyak Jarak
Alkohol
1) Rimpang kunyit dipilih yang masih bagus, segar, tidak busuk, dan tidak kisut.
2) Setelah itu dikupas kulitnya, Lalu dipotong-potong diparut sebagian lalu diperas
guna menghasilkan air agar tidak hanya menghasilkan sarinya.
Prosedur kerja
3) Lalu tambahkan campuran larutan zat lain seperti resin keruh dan minyak jarak
4) Setelah itu ditambahkan ektrak rimpang kunyit lalu digerus hingga homogen.
uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji iritasi, dan uji hedonik.
BAB IV
4.1 Formulasi
Bahan Berat %
Alkohol 70
Minyak jarak 7
Polivinil P 15
Resin keruh 7
Rimpang kunyit 10
Uji Organoleptik
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukannya pembuatan cat kuku, dimana tujuan dari
praktikum ini adalah mengetahui formula sediaan cat kuku, mengetahui cara pembuatan
sediaan cat kuku dan mampu mengevaluasi sediaan cat kuku. Salah satu jenis kosmetik
adalah cat kuku. Kuku merupakan alat tambahan kulit yang mempunyai fungsi fisiologis
untuk melindungi ujung jaringan fungsi etis untuk penunjang penampilan.
Cat kuku adalah sediaan kosmetika terbesar yang sering digunakan dalam sediaan
untuk memperindah dan merawat kuku. Pada umumnya terdiri dari zat-zatyang mudah
terbakar, jadi pembuatannya dan pemakaiannya harus jauh dari sumber api.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh cat kuku adalah cairan harus
mudah dioleskan rata, tidak berlendir dan bila sudah kering tidak mengelupas, tidak
mudah retak-retak dan tidak bersisik, warna harus rata dan homogen, serta stabil pada
penyimpanan, harus cepat kering dan membentuk lapisan yang halus dan tidak berbahaya
serta tidak merusak atau mengiritasi kuku dan kulit sekitarnya.
Dermatitis kontak alergi (DKA) terhadap cat kuku, merupakan efek samping yang
sering terjadi disekitar area pemakaian (Periungual). DKA periungual ditandai dengan
eritem dan edema pada lipatan kuku proksimal dan ujung jari. Efek samping lain adalah
urtikariarekuren pada palang distal jari tangan. DKA pada perionikia dapat menyebabkan
infeksi sekunder oleh bakteri atau candida. Selain itu cat kuku yang lepas atau digunakan
lebih dari 4 hari dapat menyebabkan jumlah bakteri yang kembali pada ujung jari setelah
cuci tangan.
Formula yang digunakan pada pembuatan pewarna kuku adalah rimpang kunyit,
kunyit mengandug beberapa senyawa pewarna, terutama curcumin (diferuloylmethane).
Prinsip pewarnaan aktif curcumin tidak jelas karena evaluasi kromatografi kolom
curcumin menunjukkan adanya beberapa pecahan berwarna dan karakteristik fraksi aktif
tidak ditentukan. Kemampuan suatu pewarna untuk merona struktur jaringan spesifik
ditentukan oleh faktor-faktor tertentu, salah satunya adalah keasaman zat warna. Struktur
asam akan terwarnai oleh pewarna basa, sementara struktur basa akan terwarnai oleh
pewarna asam. PVP yang berfungsi sebagai sebagai zat tambahan dan agen pensuspensi,
etanol, resin keruh perekat dan sebagai antiseptikum ekstern, minyak jarak sebagai
perekat dan laksativum.
Pada hasil pemeriksaan homogenitas terlihat bahwa seluruh sediaan rimpang
kunyit tidak memperlihatkan adanya butiran-butiran kasar pada saat sediaan dioleskan
pada kaca transparan atau object glass. Hal ini menunjukkan sediaan yang dibuat
homogen karena pada proses penggerusan rimpang kunyit formulasi I, II, III ini
menghasilkan cair rimpang kunyit yang halus dan metode ini sudah sesuai dengan
prosedur peracikan.
Uji iritasi dilakukan untuk menyakinkan bahwa formula sedian pewarna kuku
yang digunakan tidak terjadi reaksi iritasi, alergi, pada kulit. Uji ini dilakukan terhadap
sukarelawan formula yang dipilih adalah F3 yang terdiri dari rimpang kunyit 0,050,
Polivinil Pirolidon 1,5, Resik Keruh 7,4, Minyak Jarak 0, 7, Alkohol 7. Hasil pengujian
dapat dilihat dari data pengamatan yang dilakukan pada masing-masing sukarelawan.
Uji iritasi kulit untuk mengetahui ada atau tidaknya efek samping. Yaitu
dilakukan dengan cara sediaan dioleskan pada bagian belakang telinga, kemudian
dibiarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa iritasi, elergi pada kulit.
Dari data tabel diatas tidak terlihat adanya efek samping berupa iritasi, elergi pada kulit
yang timbul oleh sediaan
BAB V
KESIMPULAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmadi, hamid. 2012. Dimensi- dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta Fhienhasidwi.wordpress.com, diakses 7 januari 2015 Ibujempol.com/tanaman-obat-
keluarga-2-kunyit, diakses 7 januari 2015 Kartika, Bambang. 1988. Pedoman Uji Indrawi Bahan
Pangan. Yogyakarta : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.
kiyanti2008.wordpress.com/2012/10/21/nostalgia-daunjati, diakses 7 januari 2015 Noor,
Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. Nugroho, Nurfina Aznam.1998. Manfaat dan Prospek
Pengembangan Kunyit. Ungaran: PT Trubus Agriwidya. Rostamailis. 2005. Penggunaan
Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana Yang Serasi. Jakarta: PT Rineka Cipta Said,
Ahmad. 2007. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: Sinar Wadja Lestari Sudjana. 2005. Metode
Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito