Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 5

BILINGUALISME DAN DIGLOSIA


A. Pengertian Bilingualisme
Istilah bilingualisme (Inggris bilingualism)
dalam bahasa Indonesia disebut juga
kedwibahasaan. Secara harfiah sudah
dapat dipahami apa yang dimaksud
bilingualisme itu, yakni berkenaan dengan
dua bahasa atau dua kode bahasa. Dalam
perspektif sosiolinguistik, bilingualisme
diartikan sebagai penggunaan dua bahasa
oleh seorang penutur dalam pergaulanya
dengan orang lain secara bergantian.
Untuk menggunakan dua bahasa tentunya
seorang harus menguasai dua bahasa itu.
Pertama adalah bahasa ibu atau bahasa
pertamanya (B1) dan yang kedua adalah
bahasa lain yang menjadi bahasa
keduanya (B2).
Orang yang dapat menggunakan kedua
bahasa itu disebut bilingual dalam bahasa
Indonesia dwibahasawan. Sedangkan
kemampuan menggunakan dua bahasa
disebut bilingualisme dalam bahasa
Indonesia disebut kedwibahasaan.
Bilingualisme dan bilingualitas.
Jika kita perhatikan hubungan logika antara
bilingualisme dan bilingualitas, maka akan dapat
dimengerti bahwa semua yang memiliki
‘bilingualitas’ akan mempraktikan ‘bilingualisme’
dalam kehidupan sehari-harinya sebab, hal ini
terjadi pada situasi kebahasaan dilingkunganya.
Namun dapat pula kita pahami bahwa
seseorang tidak akan dapat mempraktikkan
“billingualisme” tanpa memiliki bilingualitas.
B.Diglosia
Kata diglosia berasal dari bahasa Perancis
diglossie yaitu pernah digunakan oleh Marcais,
seorang lingua Perancis tetapi istilah itu menjadi
terkenal dalam studi sosiolinguistik setelah digunakan
oleh seorang sarjana di Stanford University,yaitu C.A.
furguson tahun 1958 dalam suatu simposium tentang
“ Urbanisasi dalam Bahasa-bahasa Standar” yang
diselenggarakan oleh American Anthropological di
Wasington DC. Kemudian Furgeson menjadikan lebih
terkenal lagi istilah tersebut dengan sebuah artikelnya
yang berjudul “Diglosia”
Furguson menggunakan istilah diglosia
untuk menyatakan keadaan suatu
masyarakat dimana terdapat dua variasi
bahasa yang hidup berdampingan dan
masing-masing mempunyai peranan
tertentu. Diglosia ini diterangkan oleh
Furguson dengan mengetengahkan
sembilan topik.
1. Fungsi
2. Prestise
3. Warisan kesusasteraan
4. Warisan
5. Standardisasi
6. Stabilitas
7. Gramatika
8. Leksikon
9. Fonologi.
c. Hubungan Bilingualisme dan
Diglosia
Ketika diglosia diartikan sebagai adanya
pembedaan fungsi atas penggunaan bahasa dan
bilingualisme sebagai adanya penggunaan dua
bahasa secara bergantian dalam masyarakat, maka
Fishman menggambarkan hubungan diglosia
sebagai berikut:
a. Bilingualisme dan diglosia
b. Bilingualisme tanpa diglosia
c. Diglosia tanpa bilingualisme
d. Tidak bilingualisme dan tidak diglosia

Anda mungkin juga menyukai