I4061192005
Liaw J, Patel VA, Carr MM, Congenital anomalies of the external ear.Operative
Techniques in Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2017;28(2):72-76.
Beberapa tanda klinis yang sangat dapat memprediksi fraktur tengkorak basilar
Simon LV, Newton EJ. Basilar Skull Fractures. [Updated 2020 Nov 20]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470175/
4. Fistula Retroaurikula
Fistula retroaurikular adalah suatu perjalanan penyakit dari mastoiditis, dimana terjadi
penumpukan eksudat berupa pus dalam sel mastoid, sebagai bagian proses
peradangan dari mukosa sel-sel mastoid. Mastoiditis terjadi karena adanya perluasan
peradangan pada telinga tengah (otitis media) melalui aditus ad antrum ke dalam sel-
sel tulang mastoid.
5. Kolesteatoma
a. Definisi Kolesteatoma
Kolesteatoma adalah lesi yang paling sering muncul dalam bagian pneumatik tulang
temporal yang mencakup telinga tengah dan mastoid, atau keduanya, dan hanya
jarang ditemukan di dalam saluran pendengaran eksternal. Mereka adalah massa non-
neoplastik, seringkali destruktif, invasif lokal yang muncul terutama sebagai lesi
unilateral. Dalam deskripsi yang paling sederhana, mereka digambarkan sebagai
struktur kistik yang dibuat oleh akumulasi keratin dan puing-puing skuamosa
deskuamasi yang dikelilingi oleh matriks berserat dan temuan biasa dari reaksi
inflamasi.
b. Epidemiologi
Diperkirakan lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia menderita otitis media. Dari
jumlah tersebut, seperempat (sekitar 5 juta) memiliki kolesteatoma, meskipun jumlah
keseluruhan kasus kolesteatoma didapat tampaknya menurun. Insiden kolesteatoma
tahunan dilaporkan 3 per 100.000 pada anak-anak dan 9,2 per 100.000 orang dewasa.
Laki-laki sedikit lebih banyak dari perempuan dalam rasio 1,4: 1 dan kolesteatoma
yang ada di telinga tengah lebih sering ditemukan pada orang yang lebih muda dari 50
tahun.
Castle JT. Cholesteatoma pearls: practical points and update. Head Neck Pathol.
2018;12(3):419-429. doi:10.1007/s12105-018-0915-5
Dolhi N, Weimer AD. Tympanic Membrane Perforations. [Updated 2020 Nov 19]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557887/
8. Halitosis
Halitosis merupakan istilah untuk mendefinisikan bau tidak sedap dari
pernafasan. Bau yang tidak sedap diakibatkan oleh bebasnya Volatile Sulfur
Compound (VSCs) yang disebabkan oleh aktifitas pembusukan dari mikroorganisme
gram negatif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dua puluh lima persen populasi
dunia mengalami halitosis dan biasanya tidak menyadari kondisi tersebut. Sekitar
90% kasus halitosis disebabkan oleh kondisi kurangnya kebersihan rongga mulut
(Berardi et al., 2009). Sedangkan di Indonesia terdapat 25,9% penduduk memiliki
masalah gigi dan mulut dan sebanyak 28,6% penduduk Jawa Timur memiliki masalah
gigi dan mulut (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI, 2013). Penyebab halitosis biasanya karena kebersihan mulut yang
buruk, karies yang dalam, penyakit periodontal, infeksi rongga mulut, mulut kering,
mengonsumsi rokok, ulserasi mukosa, perikoronitis, sisa makanan dalam mulut serta
tongue coating.
9. Cincin Waldeyer
Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring. Cincin
Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut
yaitu tonsilapalatina (faucial tonsil), tonsilafaringeal(adenoid), tonsilalingual, pita
lateral faring dan jaringan limfoid di tepi fosa Rosenmuller yang tersebar hingga
kedalam tuba Eustachius.
Hellings P, Jorissen M, Ceuppens JL. The Waldeyer's ring. Acta Otorhinolaryngol Belg.
2000;54(3):237-41. PMID: 11082757.
Trivid merupakan obat tetes telinga yang mengandungantibiotik Ofloxacin
yang termasuk dalam golongan antibiotikfluoroquinolone. Ofloxacin adalah oba
t antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit akibat infeksiba
kteri, seperti infeksi paru-paru, infeksi menular seksual, infeksi telinga, infeksi
mata, infeksi kulit, serta infeksijaringan lunak. Obat ini hanya dapat digunakan
dengan resepdokter.
Obat antibiotik golongan quinolone ini akan menghambatpembentukan DNA ba
kteri dengan menggangu kerja enzimDNA gryrase dan topoisomerasi IV. Akibat
nya, bakteriberhenti tumbuh dan akhirnya mati.
Sumber : Giau, V.V., An, S.S., & Hulme, J. (2019). Recent Advances in The
Treatment of Pathogenic Infections Using Antibiotics and Nano-Drug Delivery
Vehicles. Drug Des Devel Ther., 13, pp. 327–343.
Akilen
Akiken mengandung ofloxacin 3mg. ofloxacin merupakan antibiotik
golongan quinolone ini akan menghambat pembentukan DNA bakteri
dengan menggangu kerja enzim DNA gryrase dan topoisomerasi IV.
Akibatnya, bakteri berhenti tumbuh dan akhirnya mati.
Pham, T.D., Ziora, Z.M., & Blaskovich, M.A (2019). Quinolone Antibiotics.
Medchemcomm, 10(10), pp. 1719–1739.
Erlamycetin
Erlamycetin mengandung chloramphenicol. Chloramphenicol bekerja dengan
menghambat pembentukan protein yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
membentuk dinding sel bakteri. Hal ini menyebabkan kerusakan sel bakteri. Oleh
karena mekanisme kerjanya ini, Chloramphenicol termasuk ke dalam golongan
antibiotik bakterisidal (bekerja dengan membunuh bakteri). Chloramphenicol
adalah antibiotik dengan spektrum kinerja yang luas, artinya dapat digunakan
untuk melawan infeksi dari berbagai jenis bakteri sekaligus. Obat ini efektif
menangani infeksi akibat S. typhi, H. influenzae, E. coli, C. psitacci, serta beragam
spesies bakteri Neisseria, Staphylococcus, Streptococcus, dan Rickettsia.
Collme
Collme mengandung chloramphenicol dan lidocaine. Chloramphenicol bekerja
dengan menghambat pembentukan protein yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
membentuk dinding sel bakteri. Hal ini menyebabkan kerusakan sel bakteri. Oleh
karena mekanisme kerjanya ini, Chloramphenicol termasuk ke dalam golongan
antibiotik bakterisidal (bekerja dengan membunuh bakteri). Chloramphenicol
adalah antibiotik dengan spektrum kinerja yang luas, artinya dapat digunakan
untuk melawan infeksi dari berbagai jenis bakteri sekaligus. Obat ini efektif
menangani infeksi akibat S. typhi, H. influenzae, E. coli, C. psitacci, serta beragam
spesies bakteri Neisseria, Staphylococcus, Streptococcus, dan Rickettsia.
Lidocaine merupakan obat anastesi lokal. Lidocaine bekerja dengan cara
menghambat sinyal penyebab nyeri sehingga mencegah timbulnya rasa sakit untuk
sementara.
Nomor 2
OTOPAIN
Otopain adalah obat tetes telinga yang mengandung Polymixin B sulfate,
Neomycin sulfate, Fludrocortisone asetat, dan lidokain HCl.
Sumber: World Health Organization. 2010. Deafness and Hearing Impairment.
Available from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets /fs300/en/
index.html
Nomor 5
VITAL
Vital adalah antiseptik tetes telinga berisi thymol, oleum menthol dan oleum
camphora.
Sumber: World Health Organization. 2010. Deafness and Hearing Impairment.
Available from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets /fs300/en/
index.html
PROPOLIS
Sumber:
Halim E, Hardinsyah, Sutandyo N, Sulaeman A, Artika M, Harahap Y. Kajian
bioaktif dan zat gizi propolis Indonesia dan Brazil. Jurnal Gizi dan Pangan,
Maret 2012, 7(1): 1-6
FORUMEN
Forumen adalah obat tetes telinga yang berisi Natrium Docusate.
Sumber: World Health Organization. 2010. Deafness and Hearing Impairment.
Available from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets /fs300/en/
index.html
Trivid
Trivid merupakan obat tetes telinga yang mengandungantibiotik Ofloxacin
yang termasuk dalam golongan antibiotikfluoroquinolone.
Ofloxacin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai pen
yakit akibat infeksibakteri, seperti infeksi paru-paru, infeksi menular seksual, in
feksi telinga, infeksi mata, infeksi kulit, serta infeksijaringan lunak. Obat ini han
ya dapat digunakan dengan resepdokter.
Obat antibiotik golongan quinolone ini akan menghambatpembentukan DNA ba
kteri dengan menggangu kerja enzimDNA gryrase dan topoisomerasi IV. Akibat
nya, bakteriberhenti tumbuh dan akhirnya mati.
Sumber : Giau, V.V., An, S.S., & Hulme, J. (2019). Recent Advances in The
Treatment of Pathogenic Infections Using Antibiotics and Nano-Drug Delivery
Vehicles. Drug Des Devel Ther., 13, pp. 327–343.
Reco
Reco merupakan obat tetes telinga khusus untuk mengatasibakteri. Kandungan
utama dalam obat sakit telinga ini adalahChloramphenicol,
yang berfungsi melawan pertumbuhanbakteri.
Sumber : Chloramphenicol ear drops for ear infections (otitis externa) |
Medicines for Children. (2020). Retrieved 21 October 2020
Otozambon
Otozambon merupakan obat tetes telinga yang mengandungPolymyxin B
sulphate 10.000 IU; Neomycin sulphata 3390 IU (Setara dengan Neomycin base
3,75 mg); Betamethasone base 1 mg; Lidocaine HCl 40 mg; Benzalkonium
chloride liquid 50% 0,2 mg; Propylene glycol, Glycerol dan
air secukupnyasampai 1 ml.
Sumber : Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan
Makanan;2015
Otilon
Otilon merupakan obat tetes telinga yang megandungPolimiksin B Sulfat, Neomi
sin Sulfat, Fludrokortison Asetatdan Lidokain Hidroklorida.
Sumber : MIMS Edisi Bahasa Indonesia Vol 16 Tahun2015;
MIMS, Referensi Obat, Informasi Ringkas ProdukObat Bahasa.
Indonesia: Bhuana Ilmu Populer.
Otopraf
Otopraf merupakan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik. Otopraf dig
unakan untukmengobati infeksi tertentu yang terjadi pada telinga. Kandungan f
ludrokortison asetat dalam Otoprafberfungsi sebagai hormon glukokortikoid, po
limiksin B sulfat dan Neomisin sulfat merupakan antibiotik,
dan lidokaineHCl berfungsi sebagai anestesi lokal yang digunakan untuk mengu
rangi rasa sakit. Obat inidiindikasikan pada otitis
eksterna akut dan kronis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif dan positif,
frunkulosis, radang saluran telinga bagian luar disertairasa nyeri. Tiap mL
tetes telinga otopraf mengandungfludrokortison asetat 1
mg, polimiksin B sulfat 10.000 UI, Neomisinsulfat 5 mg, lidokaina-HCl-40
mg. Dosispenggunaan otopraf pada dewasa : 4-5 tetes 3-4
kali dalam sehari; anak-anak : 2-3 tetes 3-4
kali dalam sehari. Otopraf tidak dianjurkan dalam penggunaan jangkapanjang
serta efek samping yang dapat timbul beruparasa menyengat dan terbakar pada
saluran telinga tengah, urtikaria, edema.
Sumber :
Medscape, 2019. Medscape: Drug &
Diseases. http://reference.medscape.com [online]. Diakses pada Maret 2021.
MIMS, 2019. MIMS
Indonesia. https://www.mims.com/Indonesia [online]. Diakses pada Maret 2021
Fukricin
Fukricin adalah sediaan obat dalam bentuk tetes matayang mengandung natamy
cin sebagai zat aktifnya.
Natamycin merupakan antiinfeksi yang biasa digunakanpada pasien yang terke
na infeksi Blepharitis jamur, konjungtivitis jamur,
keratitis jamur pada mata. Fukricinbekerja dengan cara mengganggu permeabil
itas pada dinding sel fungi. Fukricin merupakan obat yang termasuk ke dalam g
olongan obat keras sehingga pada setiap pembelian dan penggunaannya harusm
enggunakan resep dokter. Aturan penggunaan:
• Keratitis jamur :
Awalnya 1 tetes ke kantung konjungtiva pada interval 1 atau 2 jam. Setelah 3-
4 hari, frekuensidapat dikurangi menjadi 1 tetes 6-8
kali sehari, berlanjut selama 14-21 hari atau sampai resolusiklinis terlihat. Dosis
dapat dikurangi secara bertahappada interval 4-7 hari.
• Blepharitis jamur / konjungtivitis : 1 tetes 4-6 kali sehari.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah:
• Reaksi alergi (gatal, ruam, memerah)
• Nyeri dada
• Udema (pembengkakan akibat penumpukan cairan)
• Iritasi
• Mengeluarkan air mata dan terasa nyeri.
Kontraindikasi:
• Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadapnatamycin
• Pasien yang sedang menggunakan obat topikalgolongan kortikosteroid.
Interaksi obat:
Dapat meningkatkan penyebaran infeksi jamur apabiladigunakan bersamaan de
ngan obat kortikosteroid topikal.
Sumber :
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 9 maret 2021
Avaible: http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
Polidemisin
Polidemisin tetes mata digunakan untuk mengatasiperadangan mata yang respo
nsif terhadap steroid
dan infeksi bakteri pada mata. Polidemisin merupakan obatkeras yang harus me
nggunakan resep dokter. Polidemisintetes mata mengandung zat aktif polimiksin
B sulfat, neomisin sulfat,
dan deksametason. Penggunaan obatharus sesuai petunjuk pada kemasan dan a
njuran dokter, teteskan 1-2 tetes sebanyak 4-6 kali/hari.
Medscape, 2019. Medscape: Drug &
Diseases. http://reference.medscape.com [online]. Diakses pada Maret 2021.
MIMS, 2019. MIMS
Indonesia. https://www.mims.com/Indonesia [online]. Diakses pada Maret 2021
Blecidex
Blecidex Eye/Ear Drops digunakan sebagai obatperadangan (antiinflamasi)
dan antibiotika untukmengobati penyakit pada mata dan telinga dengankandun
gan zat aktif framisetin sulfat, gramisin dan
dexamethasone. Obat tetes ini termasuk dalam golonganobat keras yang memerl
ukan resep dokter.
Indikasi obat :
• Kelopak mata: peradangan kelopak mata (blefaritis(non-purulent)).
• Mata: pengobatan jangka pendek pada mata tidaktermasuk penyakit jamur da
n virus.
• Telinga: infeksi kulit tipis
yang membungkus salurantelinga luar (otitis eksterna) akut dan kronis.
Dosis pakai :
Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasandan anjuran dokter
• Untuk mata: 1 atau 2 tetes, diteteskan pada mata yang sakit setiap 1-2
jam selama 2 atau 3 hari, dilanjutkan 1 atau 2 tetes sebanyak 3-4 kali/hari.
• Untuk telinga: 2 atau 3
tetes, diteteskan ke dalam telingayang sakit sebanyak 3 atau 4 kali/hari.
Efek samping obat
• Penggunaan jangka lama dapat meningkatkan tekananintra-okular dan penipi
san pada kornea.
• Reaksi alergi lokal.
Perhatian Khusus
• Tidak boleh digunakan pada mata merah.
• Jangan digunakan lebih dari 7 hari.
• Dapat menyebabkan ketulian yang ireversibel apabiladiberikan secara sistemik
atau topikal pada lukaterbuka atau kulit yang rusak.
• Pemberian topikal dosis tinggi harus diperhatikan.
• Anak-anak dan bayi.
• Dapat terjadi sensitisasi silang pada penderita yang hipersensitif terhadap deri
vat streptomisin(neomisin, paramomisin, kanamisin).
Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)
• Herpes simpleks akut (dendritic ulcer).
• Penyakit-penyakit virus pada kornea dan konjungtiva.
• Tuberkulosis mata.
• Penyakit jamur pada mata.
• Penyakit mata yang disebabkan oleh bakteriChlamydia
trachomatis dengan lalat sebagaiperantaranya (trakoma).
• infeksi purulenta akut pada mata.
• Infeksi kulit tipis
yang membungkus saluran telingaluar (otitis eksterna) dengan perforasi pada m
embran telinga.
• Pasien yang hipersensitif terhadap komponen dalamobat ini.
Sumber :
Medscape, 2019. Medscape: Drug &
Diseases. http://reference.medscape.com [online]. Diakses pada Maret 2021.