372-Article Text-847-1-10-20190617
372-Article Text-847-1-10-20190617
1, FEBRUARI 2017: 14 - 28
ABSTRAK
Secara medis hubungan intim atau kopulasi memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan. Namun
demikian, meski hubungan intim memiliki nilai ibadah dan akan memberi ketenangan dan semangat baru
bagi jiwa, serta akan menambahkan kesehatan, tidak selamanya akan mendatangkan hal yang positif
demikian. Karena ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hubungan intim. Diantaranya tentang
tatacara melakukannya, tempatnya serta waktunya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
implikasi dari hubungan intim di masa haid, dan untuk mengkomparasikan implikasi dari hubungan intim
di masa haid menurut fiqh dan medis. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan mengkaji
beberapa referensi. Ulama hanya berbeda dalam redaksinya saja. Pada subtansinya ulama memaksudkan
haid adalah darah yang keluar dari farji perempuan. Menurut medis darah yang keluar di waktu haid bisa
berfungsi membersihkan vagina dari bakteri. Meski larangan-larangan bagi perempuan ketika haid dalam
pendapat ulama berbeda-beda, tapi dalam hal hubungan intim yang dilakukan di waktu haid para ulama
sepakat menghukumi haram. Tentu hukum haram ini memiliki konsekuensi dosa bagi pelakunya.
Keharaman melakukan hubungan intim yang telah disepakati para ulama tidak sebatas pendapat suatu
hukum yang didasarkan pada alquran dan hadits, bahkan hukum keharaman ini disepakatai oleh ahli
medis bahwa melakukan hubungan intim ketika waktu haid memiliki konsekuensi negatif.
ABSTRACT
Medically, intimate or copulating relationships have great health benefits. However, although
intimate relationships are sufficient and will provide new calm and spirit for the soul, and will add health,
not always will bring the positive. Because there are some things to be considered in intercourse. Among
them about the procedure of doing, place and time. The purpose of this study was to determine the
implications of intercourse in the menstrual period, and to compile the implications of the intimate
relationship in menstrual periods according to fiqh and medical. This research is a library research by
reviewing some references. The scholars differ only in their editors. In subtansinya ulama mean
menstruation is the blood coming out of female farji. According to the medical being in use menstruation
can function cleanliness of the vagina from bacteria. Although the prohibitions for women during
menstruation in the opinion of different scholars, but in terms of intimate relationships performed during
the menstruation of the clerical group of judgment punish. Of this illegitimate law has consequences of
sin for the perpetrators. The prohibition of intercourse that has been agreed by the scholars is not limited
to the legal opinion built on the Qur'an and hadith, even this law of salvation is agreed by medical experts
to have intercourse when the menstrual period has a negative legal.
14
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 1, FEBRUARI 2017: 14 - 28 15
Ada beberapa hal yang tidak Karena apabila haid datang, maka
boleh dilakukan oleh wanita yang sedang tinggalkanlah shalat" (Al-Bukhârî, tt).
mengalami haid, diantaranya adalah: Kedua. Membaca al-Quran
Pertama, Melakukan Shalat dan dengan diniatkan untuk membacanya
Sejenisnya (Anam, 2003). Ulama (Anam, 2003). Membaca al-Quran
sepakat bahwa wanita yang sedang haid ketika haid memang diharamkan.
dan nifas tidak boleh melaksanakan Larangan membaca al-Quran ini sesuai
shalat, baik shalat fardhu maupun shalat dengan sabda Nabi:
sunnah. Mereka juga sepakat bahwa َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ َﻋﻠِﻲﱡ ﺑْﻦُ ﺣُﺠْ ٍﺮ َوا ْﻟ َﺤﺴَﻦُ ﺑْﻦُ َﻋ َﺮﻓَﺔَ ﻗ ََﺎﻻ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ
wanita yang sedang haid dan nifâs ْش ﻋَﻦْ ﻣُﻮﺳَﻰ ْﺑ ِﻦ ُﻋ ْﻘﺒَﺔَ ﻋَﻦْ ﻧَﺎﻓِ ٍﻊ ﻋَﻦ
ٍ إِ ْﺳ َﻤﻌِﯿ ُﻞ ﺑْﻦُ َﻋﯿﱠﺎ
dibebaskan dari kewajiban shalat ْﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗَﺎ َل َﻻ ﺗَ ْﻘ َﺮأ
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ
َ ا ْﺑ ِﻦ ُﻋ َﻤ َﺮ ﻋَﻦْ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ
sehingga mereka tidak wajib ا ْﻟ َﺤﺎﺋِﺾُ و ََﻻ ا ْﻟ ُﺠﻨُﺐُ َﺷ ْﯿﺌًﺎ ﻣِﻦْ ا ْﻟﻘُﺮْ آ ِن
menggantinya setelah haid atau nifas itu "Ali bin Hujr dan Hasan bin Arafah
berhenti (Kamâl, 2007). Keharusan meriwayatkan dari Isma'il bin Ayyasy
meninggalkan shalat ketika haid bin Musa bin Uqbah dari Nafi' dari Ibnu
menjelang sesuai dengan sabda Nabi: Umar dari Nabi SAW, beliau bersabda
َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَ ﱠﻤ ٌﺪ ھُﻮَ اﺑْﻦُ ﺳ ََﻼمٍ ﻗَﺎ َل ﺣَ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ أَﺑُﻮ ُﻣﻌَﺎ ِوﯾَﺔَ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ wanita yang haid dan orang yang junub
ُِھﺸَﺎ ُم ﺑْﻦُ ﻋُﺮْ َوةَ ﻋَﻦْ أَﺑِﯿ ِﮫ ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِ َﺸﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ َﺟﺎءَتْ ﻓَﺎ ِط َﻤﺔ tidak boleh sedikitpun membaca al-
ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ ﯾَﺎ
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ
َ ﺶ إِﻟَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ
ٍ ﺑِﻨْﺖُ أَﺑِﻲ ُﺣﺒَ ْﯿ Qur'an" (Saurah, 1994).
َع اﻟﺼ َﱠﻼة
ُ طﮭُ ُﺮ أَﻓَﺄَ َد
ْ َﷲِ إِﻧﱢﻲ ا ْﻣ َﺮأَةٌ أُ ْﺳﺘَ َﺤﺎضُ ﻓ ََﻼ أ
َرﺳُﻮ َل ﱠ Akan tetapi ritual ini tidak
ق
ٌ ْﻚ ﻋِﺮ
ِ ِﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻻ إِﻧﱠﻤَﺎ َذﻟ
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ
َ ِﷲ
ﻓَﻘَﺎ َل َرﺳُﻮ ُل ﱠ diharamkan apabila hanya memandang
َﻚ ﻓَ َﺪﻋِﻲ اﻟﺼ َﱠﻼة
ِ ُﻀﺘ
َ ﺾ ﻓَﺈِذَا أَ ْﻗﺒَﻠَﺖْ َﺣ ْﯿ
ٍ َوﻟَﯿْﺲَ ﺑِ َﺤ ْﯿ ke arah mushaf Al-Quran sambil
"Muhammad putra Salâm meriwayatkan membacanya dalam hati tanpa gerakan
dari Abû Mu'âwiyah dari Hisyâm bin lidah. Dikecualikan pula wanita yang
'Urwah dari ayahnya dari 'Âisyah, dia menjadi guru ngaji agar tidak terhambat
berkata:Fathîmah binti Abî Hubaisy dalam profesinya begitu pula para
datang kepada Nabi SAW seraya pelajarnya (Muhammad, 2000).
berkata: Wahai Rasulullah aku adalah Selain pendapat di atas, ada juga
wanita yang sedang haid dan belum pendapat yang membolehkan wanita
bersesuci dan aku meninggalkan shalat. haid membaca al-Quran. Yaitu pendapat
Lalu Rasulullah SAW bersabda, itu yang paling kuat dari sekian banyak para
hanyalah keringat/kelenjar bukan haid. ulama. Pendapat ini juga dikemukakan
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 1, FEBRUARI 2017: 14 - 28 19
oleh Abû Hanîfah serta Syâfi'î dan ٌ ِﷲِ ﺑْﻦُ ﯾُﻮﺳُﻒَ أَﺧْ ﺒَ َﺮﻧَﺎ ﻣَﺎﻟ
ﻚ ﻋَﻦْ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﻟﺮﱠﺣْ َﻤ ِﻦ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ َﻋ ْﺒ ُﺪ ﱠ
Ahmad (dalam riwayat yang terkenal ﷲُ َﻋ ْﻨﮭَﺎ أَﻧﱠﮭَﺎ
ﺿ َﻲ ﱠ
ِ ْﺑ ِﻦ ا ْﻟﻘَﺎ ِﺳﻢِ ﻋَﻦْ أَﺑِﯿ ِﮫ ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِ َﺸﺔَ َر
dari keduanya) (Al-Fatâwâ,tt). ﺖ وَ َﻻ
ِ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻗَ ِﺪﻣْﺖُ َﻣ ﱠﻜﺔَ َوأَﻧَﺎ َﺣﺎﺋِﺾٌ َوﻟَ ْﻢ أَطُﻒْ ﺑِﺎ ْﻟﺒَ ْﯿ
Pertama, menyentuh mushaf ﻚ إِﻟَﻰ َر ُﺳﻮ ِل ﱠ
ِﷲ َ ِﺼﻔَﺎ َوا ْﻟﻤَﺮْ َو ِة ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻓَ َﺸﻜَﻮْ تُ َذﻟ
ﺑَﯿْﻦَ اﻟ ﱠ
(Anam, 2003). Haram bagi wanita yang ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗَﺎ َل ا ْﻓ َﻌﻠِﻲ َﻛﻤَﺎ ﯾَ ْﻔ َﻌ ُﻞ ا ْﻟ َﺤﺎجﱡ َﻏ ْﯿ َﺮ
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ
َ
sedang mengalamai haid menyentuh ﻄﮭُﺮِي
ْ َﺖ ﺣَ ﺘﱠﻰ ﺗ
ِ أَنْ َﻻ ﺗَﻄُﻮﻓِﻲ ﺑِﺎ ْﻟﺒَ ْﯿ
mushaf (langsung dengan tangannya) "Abdullah bin Yûsuf meriwayatkan dari
tanpa pembatas (kain atau semacamnya) Mâlik dari Abdurrahmân bin al-Qâsim
(Al-Fauzan, 2005). Hal ini berdasarkan dari ayahnya dari Âisyah ra.,
firman Allah: sesungguhnya dia berkata: aku datang
َﻻَ ﯾَ َﻤ ﱡﺴﮫُ اِﻻﱠ ا ْﻟ ُﻤﻄَﮭﱠﺮُوْ ن ke Makkah dan saya haid. Lalu saya
"Tidak menyentuh al-Quran itu kecuali tidak tawaf juga tidak sa'i di antara Sofâ
para hamba yang disucikan". (Qs. Al- dan Marwâ. Dia berkata: aku
Waqi'qh:79). mengadukan hal itu kepada Rasulullah
Kedua, Membawa Mushaf. SAW, lalu beliau bersabda: lakukanlah
Membawa mushaf tidak apa-apa jika olehmu pekerjaan-pekerjaan seperti
disertai benda lain dengan niat dan yang dilakukan oleh orang yang berhaji
tujuan tidak membawa mushaf. kecuali berthawâf di Baitullah sampai
Dikeculaikan pula beberapa tafsir yang engkau bersesuci".(Al-Bukhârî, tt).
lebih banyak tafsirnya dari pada ayat al- Keempat, Berpuasa.
Qur'an-nya (Anam, 2003). Haramnya berpuasa ini berlaku pada
Ketiga, Melakukan Thawâf puasa wajib maupun sunnah. Kalaupun
(Anam, 2003). Tahwâf juga diharamkan ia tetap berpuasa, maka puasanya itu
bagi wanita yang sedang mengalami haid batal, tidak sah. Akan tetapi, ia harus
atau nifas. Keharaman ini berlaku secara mengganti hari-hari puasa Ramadhan
mutlak berdasarkan kesepakatan para yang tidak dipuasainya (Anam, 2003),
ulama (Ijmâ’). Dalilnya adalah hadits sebagaimana sabda Rasulullah:
yang menceritakan bahwa Âisyah ق أَﺧْ ﺒَ َﺮﻧَﺎ َﻣ ْﻌ َﻤ ٌﺮ
ِ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ َﻋ ْﺒ ُﺪ ﺑْﻦُ ُﺣ َﻤ ْﯿ ٍﺪ أَﺧْ ﺒَ َﺮﻧَﺎ َﻋ ْﺒ ُﺪ اﻟ ﱠﺮزﱠا
mengalami haid saat melaksanakan ﺻﻢٍ ﻋَﻦْ ُﻣﻌَﺎ َذةَ ﻗَﺎﻟَﺖْ َﺳﺄَﻟْﺖُ ﻋَﺎﺋِ َﺸﺔَ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻣَﺎ
ِ ﻋَﻦْ ﻋَﺎ
ibadah haji. Lalu Nabi Muhammad ْﻀﻲ اﻟﺼ َﱠﻼةَ ﻓَﻘَﺎﻟَﺖ
ِ ﻀﻲ اﻟﺼﱠﻮْ َم و ََﻻ ﺗَ ْﻘ
ِ ﺾ ﺗَ ْﻘ
ِ ِﺑَﺎ ُل ا ْﻟ َﺤﺎﺋ
bersabda kepadanya seperti di bawah ini: ْﺖ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﺴْﺖُ ﺑِ َﺤﺮُو ِرﯾﱠ ٍﺔ َوﻟَ ِﻜﻨﱢﻲ أَ ْﺳﺄَ ُل ﻗَﺎﻟَﺖ
ِ أَ َﺣﺮُو ِرﯾﱠﺔٌ أَ ْﻧ
20 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 1, FEBRUARI 2017: 14 - 28
boleh apalagi bersesuci dari hadats (mandi atau wudhu'), shalat, puasa,
besar. thawaf, membaca Al-Qur’an, menyentuh
Ketujuh, Ber-jima’ (Anam, mushaf dan membawa mushaf, masuk
2003). Diharamkan pula melakukan masjid dan i’tikaf (berdiam di masjid)
hubungan seksual (jimak, senggama) (Imam Syafi’i dan Hambali) dan
bagi suami isteri, ketika si isteri belum bersetubuh (jima') (Bidayatul
suci kembali dari haid atau nifâs, dan Mujtahidh).
juga belum bersuci diri (atau belum Dari sekian larangan bagi
melaksanakan mandi wajib). Ini adalah perempuan yang sedang haid tersebut,
pendapat Imam Mâlik, Imam As-Syâfi'î, ulama sepakat bahwa perempuan yang
dan Jumhur (Imam Abu Zakariya). sedang diharamkan melakukan aktvitas
Akan tetapi, meskipun masih seksual. Dengan demikian, secara
dalam keadaan haid dan nifâs, mereka hukum Islam, sangat dilarang melakukan
boleh tidur bersama dan bahkan hubungan intim atau jima’ bagi suami
bersentuhan kulit secara langsung, istri ketika masa haid.
dengan cara bagaimanapun, asalkan Hukum ini telah dijelaskan oleh Allah
menghindari bagian tubuh isteri antara dalam firman-Nya:
pusar dan lutut (Imam Abu Zakariya). ﺾ ﻗُﻞْ ھُ َﻮ أَذًى ﻓَﺎ ْﻋﺘَ ِﺰﻟُﻮا اﻟﻨﱢﺴَﺎ َء
ِ ﻚ َﻋ ِﻦ ا ْﻟ َﻤﺤِﯿ
َ ََوﯾَ ْﺴﺄَﻟُﻮﻧ
Pada bagian ini, tidak dibolehkan saling َﻄﮭُﺮْ نَ ﻓَﺈِذَا ﺗَﻄَﮭﱠﺮْ ن
ْ َﺾ و ََﻻ ﺗَ ْﻘ َﺮﺑُﻮھُﻦﱠ َﺣﺘﱠﻰ ﯾ
ِ ﻓِﻲ ا ْﻟ َﻤﺤِﯿ
bersentuhan, kecuali secara tidak َﷲَ ﯾُ ِﺤﺐﱡ اﻟﺘﱠﻮﱠاﺑِﯿﻦ
ﷲُ إِنﱠ ﱠ
ﻓَﺄْﺗُﻮھُﻦﱠ ﻣِﻦْ َﺣﯿْﺚُ أَ َﻣ َﺮ ُﻛ ُﻢ ﱠ
langsung, yakni dibatasi oleh kain yang (222) َﻄﮭﱢﺮِﯾﻦ
َ ََوﯾُﺤِﺐﱡ ا ْﻟ ُﻤﺘ
menutupi (Sayyid Sabiq). Keharaman “Dan mereka bertanya
mengumpuli istri ketika mengalami haid kepadamu (wahai Muhammad),
itu sudah sangat jelas dituturkan dalam mengenai (hukum) haid. Katakanlah:
al-Quran surat al-Baqarah ayat 222, “Darah haid itu adalah kotoran dan
yaitu: mendatangkan mudarat”. Oleh sebab itu
ﺾ
ِ ﻓَﺎ ْﻋﺘَ ِﺰﻟُﻮا اﻟﻨﱢﺴَﺎ َء ﻓِﻰ ا ْﻟ َﻤ ِﺤ ْﯿ hendaklah kamu menjauhkan diri dari
"…., maka jauhilah istri-istrimu pada perempuan (jangan bersetubuh dengan
waktu haid" (Depag RI, 1994). isteri kamu) dalam masa datang darah
Hal-hal yang haram dilakukan haid itu, dan janganlah kamu hampiri
perempuan saat haid menurut Imam mereka (untuk bersetubuh) sebelum
Syafi'i dan Hanafi adalah thaharah mereka suci. Kemudian apabila mereka
22 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 1, FEBRUARI 2017: 14 - 28
sudah bersuci maka datangilah mereka darah yang keluar itu yang kotor.
menurut jalan yang diperintahkan oleh Pernyataan ini sangat berbeda dengan
Allah kepada kamu. SesungguhNya anggapan sebagian orang yang
Allah mengasihi orang-orang yang mengindentikkan haid dengan
banyak bertaubat, dan mengasihi orang- "perempuan yang kotor".
orang yang sentiasa mensucikan diri.” Dengan analisis di atas,
(QS. Al-Baqarah 2:222) (Depag RI, selanjutnya Fayumi berujar, dalam al-
1994). Quran yang dianggap kotor adalah
Menyikapi ayat ini, Badriyah darahnya, dan bukan perempuan itu
Fayumi mengatakan bahwa kata sendiri. Ini adalah pendapat yang sangat
" "اﻟﻤﺤﯿﺾdisebut sebanyak dua kali. logis dan sesuai dengan kaidah umum
Selanjutnya dia mengatakan, para kedokteran yang meyatakan bahwa
mufassir berbeda pendapat tentang arti darah haid adalah darah yang tidak
kata " "اﻟﻤﺤﯿﺾini (Ghazali, 2002). Ada diperlukan bagi oragan tubuh perempuan
yang menganggap keduanya bermakna dan harus dibuang karena jika tetap
sama, yakni "haid" seperti ath-Thabarî berada dalam perut justeru akan menjadi
(Hayyan, 1993). Namun ada pula yang penyakit. Dengan argumen medis yang
membedakan makna keduanya. Kata demikian, pernyataan al-Quran tentang
" "اﻟﻤﺤﯿﺾyang pertama berarti "darah haid sama sekali tidak dikamsudkan
haid" dan kata " "اﻟﻤﺤﯿﺾyang kedua sebagai ajaran yang memandang rendah
berarti "tempat keluarnya darah haid". perempuan yang sedang haid.
Abu Hayyân termasuk yang berpendapat Begitu pula dengan kata ""اﻟﻤﺤﯿﺾ
demikian. yang kedua: ﺾ
ِ اﻟﻨﱢﺴَﺎ َء ﻓِﻰ اﻟِ َﻤ ِﺤ ْﯿ ﻓَﺎ ْﻋﺘَ ِﺰﻟُﻮا
Dalam buku yang sama Fayumi bukan perempuan yang haid yang harus
melanjutkan bahwa kata " "اﻟﻤﺤﯿﺾdan diasingkan dan singkirkan, melainkan
bukan--misalnya--kata "اﻟﺤﺎﺋﺾ " para suami yang harus melakukan i'tizâl
(perempuan yang sedang haid) memiliki (tidak melakukan hubungan seksual) di
implikasi teologis yang sangat dalam. tempat keluarnya darah haid (faraj atau
Dalam kata " "اﻟﻤﺤﯿﺾyang pertama yakni vagina) samapi perempuan itu suci dari
(اﻟﻤﺤﯿﺾ ﻋﻦ )ﯾﺴﺎﻟﻮﻧﻚ, al-Quran haid yang dialaminya. Sementara dalam
memberikan penegasan bahwa bukan selain hubungan seks, perempuan harus
perempuan haid yang kotor, melainkan
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 1, FEBRUARI 2017: 14 - 28 23
haid dan juga jangan sesudah haid Nadesul) melalui vagina merupakan
sebelum si isteri menyempurnakan darah campuran yang terdiri atas darah
mandi wajib terlebih dahulu, kerana 50-80 %, hasil campuran dari peluruhan
yang demikian itu diharamkan. lapisan endometrium uteri, bekuan
Bahkan meski perempuan sudah darah, yang telah mengalami proses
lepas dari masa haid tapi belum mandi hemolisis (Hendik, 2006) dan aglutinasi,
hadats, seorang suami tetap dilarang sel-sel epitel dan stroma (jaringan ikat
menyetubuhinya. Segala sesuatu yang pda organ tubuh) dari dinding uterus dan
dilarang saat perempuan masih vagina yang mengalami disintegrasi
mengeluarkan darah haid, dilarang pula (Hendik, 2006) dan otolisis (Hendik,
pada saat bersih dari darah namun belum 2006), cairan dan lendir (terutama yang
mandi suci, kecuali puasa. Jadi, bagi dikeluarkan dari dinding uterus, vagina
suami tidak diperbolehkan menyetubuhi dan vulva), serta beberapa bakteri dan
istrinya sebelum mandi dari haid mikroorganisme yang senantiasa hidup
(Muhammad). di beberapa daerah kemaluan wanita
Aturan tidak boleh bersetubuh (flora normal), seperti basil Doderleine,
dengan wanita haid telah dijelaskan Al- streptokokus, stafilokokus, difteroid, dan
Qur'an sejak 14 abad yang lalu. Kini, echericia (Hendik, 2006).
ilmu kedokteran modern mempertegas Darah haid yang banyak
bahwa bersetubuh dengan wanita haid mengandung hasil campuran dari hasil
dapat mengakibatkan peradangan atau penumpukan sisa-sisa deskuamasi
luka pada bagian vagina, sebab selaput lapisan endometrium uteri, bekuan
rahim bisa bergeser dan tergores saat darah, cairan dan lendir, serta beberapa
bersenggama. Mungkin juga, peradangan bakteri dan mikroorganisme (yang
bisa terjadi diselaput britton yang bisa kemungkinan telah berubah sifatnya
mengakibatkan gagal ginjal. Pada menjadi pathogen potensial), akan
akhirnya, wanita haid yang disenggama tampak berwarna merah kehitaman atau
bisa berakibat mandul, karena saluran hitam. Dengan begitu, sifat darah haid
telur ke kandungan (fallopian tube) yang dimaksudkan dalam perspektif
terganggu peradangan. medis adalah warna darah.
Menurut para pakar bahwa, darah Para dokter menuturkan bahwa
haid yang dikeluarkan (Hendrawan pada diri wanita yang tengah menstruasi,
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 1, FEBRUARI 2017: 14 - 28 25
berfungsi membersihkan vagina dari Abû 'Isâ Muhammad bin 'Isâ bin Saurah.
1994. Sunan At-Tirmidzî.
bakteri.
Beirut: Dâr al-Fikr
2. Meski larangan-larangan bagi
Abû Abdullah Muhammad bin Ismâ'îl
perempuan ketika haid dalam
bin Ibrâhim bin Al-Mughîrah
pendapat ulama berbeda-beda, tapi bin Bardazbah Al-Bukhârî.
Shahîh Al-Bukhârî. Beirut:
dalam hal hubungan intim yang
Maktabah Ats-Tsaqâfiyah, TT
dilakukan di waktu haid para ulama
Abû Abdullah Muhammad bin Yazîd Al-
sepakat menghukumi haram. Tentu
Qazwinî. Sunan Ibnu Mâjah.
hukum haram ini memiliki Beirut: Dâr al-Kutub al-
Ilmiyah, tt
konsekuensi dosa bagi pelakunya.
3. Keharaman melakukan hubungan Abu Hayyân. Al-Bahr Al-Muhîth. 1993.
Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiyah
intim yang telah disepakati para
ulama tidak sebatas pendapat suatu Abu Dawud Sulaiman. 1996. Sunan Abu
Dawud. Beirut: Dar al-Kutub
hukum yang didasarkan pada alquran
al-Ilmiyah
dan hadits, bahkan hukum keharaman
Abû Husain Muslim bin Al-Hajjâj.
ini disepakatai oleh ahli medis bahwa
Shahîh Muslim. Beirut: Dâr al-
melakukan hubungan intim ketika Fikr, tt
waktu haid memiliki konsekuensi
Al-Bukhari. Shahih Al-Bukhari. Al-
negatif, semisal mengakibatkan Maktabah Asy-Syamilah
radang saluran kencing, baik pada
Al-Imam Abu Hamid Muhammad bin
pihak pria maupun wanita. Bahkan Muhammad al-Ghazaly. 1989
M. Ihya' Ulum al-Din. Beirut:
berpotensi penyakit HIV dan AIDS.
Dar al-Fikr
Athif Lammadhah. 1999. Menstruasi Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-
Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Fauzan. 2005. Fiqh Mukminat,
Pustaka Al-Kautsar Upaya Syar'i Menjaga
Martabat, Kesucian, dan
Ath-Thâhir Ahmad Az-Zâwî, Tartîb Al- Kemuliaan Wanita. Yogyakarta:
Qâmûs Al-Muhîth, Cet. III. Wihdah Press
Beirût: Dâr Al-Fikr,tt.
Sayyid Sabiq. 1983. Fiqh As-Sunnah.
Departemen Agama RI. 1994. Al-Quran Beirut: Dar Al-Fikr
dan Terjemahnya.Semarang: PT
Kumudasmoro Grafindo Yahyâ Abdurrahmân Al-Khatîb. 2003.
Hukum-hukum Wanita Hamil
Hendrik. 2006. Problema haid Tinjauan (Ibadah, Perdata dan Pidana).
Syariat Islam dan Medis. Solo: Bangil: Al-Izzah
Tiga Serangkai