4.1. Gambaran
statusnya Rumah Sakit dan oleh perusahaan perkebunan setelah itu beralih
menjadi puskesmas pada tahun 1965 sampai sekarang dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
Kabupaten Aceh Utara dengan luas 243 m² yang dikepalai oleh dokter
desa.
laki-laki 21.796 jiwa dan 22.106 jiwa (Sumber BPS Aceh Utara, 2010).
47
48
4.2. Hasil
Penelitian
berikut:
1. Umur
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Kategori Umur
Pasien di Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017
adalah 25-35 tahun sebanyak 9 responden (25%), umur 36-45 tahun sebanyak
49
9 responden (25%), 46-55 tahun sebanyak 9 responden atau (25%), dan umur
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Kategori Jenis
Kelamin Pasien di Puskesmas Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017
3. Keturunan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Kategori Penyakit
Keturunan pada Pasien di Puskesmas Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017
4. Etnis
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Kategori Etnis
pada Pasien di Puskesmas Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017
responden atau (50%), sedangkan pada orang Jawa dengan jumlah sebanyak
Tabel 4.5
Hubungan Faktor Umur dengan Kejadian Hipertensi Tidak Terkendali
pada Penderita yang Melakukan
Pemeriksaan Rutin
Tahun 2017
Umur Kejadian Hipertensi
tidak terkendali Total Nilai p- Odss
terkendali Tidak α value Ratio
terkendali
f % f % f %
(13,9%). Dari 9 responden yang berumur 36-45 tahun yang berada pada
17 responden yang berumur 46-55 tahun yang berada pada kategori kejadian
responden yang berumur 56-65 tahun yang berada pada kategori kejadian
52
hipertensi tidak terkendali 7 responden atau (25%). Hasil uji statistika dengan
nilai p-value 0.429 > 0,05 dan OR= 0,33 artinya jumlah jenis kelamin laki-
laki berisiko tinggi terhadap kejadian hipertensi tidak terkendali, dari hasil
nilai p-value 0.429 > 0,05 terdapat faktor jenis kelamin terhadap kejadian
Tabel 4.6
Hubungan Faktor Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi Tidak
Terkendali pada Penderita yang Melakukan
Pemeriksaan Rutin
Tahun 2016
(38,9%). Hasil uji statistika dengan nilai p-value 0.095 > 0,05 dan OR= 0,33
53
hipertensi tidak terkendali, dari hasil nilai p-value 0.095> 0,05 terdapat faktor
Tabel 4.7
Hubungan Faktor Keturunan dengan Kejadian Hipertensi Tidak
Terkendali pada Penderita yang Melakukan
Pemeriksaan Rutin
Tahun 2017
statistika dengan nilai p-value 0.571 > 0,05 dan OR= 0,33 artinya jumlah
hipertensi tidak terkendali, dari hasil nilai p-value 0.571 > 0,05 terdapat
Tabel 4.8
Hubungan Faktor Etnis dengan Kejadian Hipertensi Tidak
Terkendali pada Penderita yang Melakukan
Pemeriksaan Rutin
Tahun 2017
Etnis Kejadian Hipertensi tidak
terkendali Total Nilai p-value Odss
Terkendali Tidak terkendali α Ratio
f % f % f %
Aceh 4 11,1 14 38,9 18 50
Jawa 4 11,1 14 38,9 18 50 0,05 0.091 0,65
Total 8 22,2 28 77,8 36 100
(38,9%). Hasil uji statistika dengan nilai p-value 0.091 > 0,05 dan OR= 0,67
artinya tidak ada hubungan faktor etnis dengan kejadian hipertensi tidak
4.3. Pembahasan
4.3.1. Univariat
1. Umur
adalah 25-35 tahun sebanyak 9 responden (25%), umur 36-45 tahun sebanyak
9 responden (25%), 46-55 tahun sebanyak 9 responden atau (25%), dan umur
bersama aliran darah. Akibatnya darah menjadi lebih padat dan tekanan
al, 2013).
24,52% dan pada usia lebih dari 55 tahun sebesar 65,68%. Dan dalam
elastisitas arteri berkurang dan jantung harus memompa darah lebih kuat
2. Jenis Kelamin
darah sistolik. Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir
tiga puluhan. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat
3. Genetik
garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang tuanya
menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan bila
salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan
4. Etnis
responden atau (50%), sedangkan pada orang Jawa dengan jumlah sebanyak
kesakitan dan kematian. Salah satu contoh dari pengaruh pola makan yaitu
angka tertinggi hipertensi di Indonesia tahun 2000 adalah suku Minang. Hal
ini dikarenakan suku Minang atau orang yang tinggal di pantai, biasanya
2008).
4.3.2. Bivariat
responden yang berumur 25-35 tahun yang berada pada kategori kejadian
(25%). Dan 9 responden yang berumur 56-65 tahun yang berada pada
statistika dengan nilai p-value 0.429 > 0,05 dan OR= 0,33 artinya tidak ada
insidensi hipertensi pada usia 41-55 sebesar 24,52% dan pada usia lebih
Menurut asumsi peneliti dari hasil uji statistika dengan p-value 0.429
> 0,05 tidak terdapat faktor umur dengan kejadian hipertensi tidak
nilai p-value 0.095 > 0,05 dan OR= 0,33 artinya tidak ada hubungan
60
hipertensi pada usia akhir tiga puluhan. Pria diduga memiliki gaya hidup
value 0.095 > 0,05 tidak terdapat faktor jenis kelamin dengan kejadian
Utara.
(5,6%) dan pada responden yang memiliki riwayat kejadian hipertensi dari
atau (44,4%). Hasil uji statistika dengan nilai p-value 0.571 > 0,05 dan
OR= 0,33 artinya tidak ada hubungan faktor keturunan dengan kejadian
Utara.
sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya
Menurut asumsi peneliti dari hasil uji statistika dengan nilai p-value
0.571 > 0,05 tidak terdapat faktor keturunan terhadap kejadian hipertensi
4 responden atau (11,1%) dan pada kategori etnis Aceh yang dengan
sebanyak 4 responden atau (11,1%) dan pada kategori etnis Jawa yang
(38,9%). Hasil uji statistika dengan nilai p-value 0.091 > 0,05 dan OR=
0,67 artinya tidak ada hubungan faktor etnis terhadap kejadian hipertensi
banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih,
0.091 > 0,05 tidak terdapat faktor etnis terhadap kejadian hipertensi tidak