Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

Analisa SWOT

Teknis analisa karya tulis yang kami buat dimulai dengan menentukan fokus dan
sasaran permasalahan menggunakan metode Brain Storming dilanjutkan dengan
menggunakan analisa dengan metode SWOT. Dalam menentukan yang terbaik dari
alternatif solusi kami menggunakan teori lapisan, Untuk lebih jelasnya seperti
dibawah ini :

A. HASIL DAN ANALISA SWOT HIPERTENSI


FAKTOR INTERNAL
STRENGTH WEAKNESS
S1 Puskesmas memiliki tenaga kesehatan (dokter) W1 Keterbatasan tenaga paramedis yang
yang professional dalam melaksanakan layanan terlatih untuk melakukan KIE mengenai
tentang hipertensi hipertensi bagi masyarakat di wilayah
kerja puskesmas.
S2 Puskesmas memiliki tenaga paramedis yang W2 Belum maksimalnya keterpaduan antara
terlatih dalam melaksanakan layanan tentang lintas program mengenai
hipertensi penanggulangan kasus hipertensi.
S3 Puskesmas memiliki sarana prasarana untuk W3 Keterbatasan sarana promosi kesehatan
pemeriksaan kasus hipertensi mengenai kasus hipertensi.
S4 Adanya program PTM khusus kasus hipertensi W4 Keterbatasan dana untuk kegiatan untuk
yang menjadi perhatian yang cukup baik dari memberikan informasi kelintas sektor
tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas terkait.
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY THREATS
O1 Adanya posyandu untuk lansia setiap bulannya T1 Kurangnya informasi masyarakat
di wilayah kerja puskesmas sehingga skrining mengenai hipertensi
dan control hipertensi dapat dipantau secara
berkala
O2 Adanya peran serta dari ibu PKK di wilayah T2 Minat baca masyarakat masih tergolong
kerja puskesmas kertapati kurang sehingga media promosi
kesehatan harus dibuat semenarik
mungkin
O3 Adanya POSBINDU di wilayah kerja T3 Masih kurang nya kedisiplinan
puskesmas kertapati. masyarakat terutama masyarakat dengan
hipertensi untuk melakukan pola hidup
sehat.
O4 Adanya komunitas senam jantung sehat di T4 Kurangnya dukungan keluarga bagi para
wilayah kerja puskesmas penderita hipertensi di wilayah kerja
puskesmas untuk mengkontrol tekanan
darahnya
Sumber : Hasil analisa Ariesta, dkk, tahun 2015

Dilanjutkan ke langkah ke 2 ,dilakukan komparasi antara internal dan


ekesternal, selengkapnya pada tabel di bawah ini.
NO Faktor Internal Faktor Yang Lebih Urgent NF BF (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas memiliki tenaga 5 4 5 4 4 3 3 28 15%
kesehatan (dokter) yang
professional dalam melaksanakan
layanan tentang hipertensi
2 Puskesmas memiliki tenaga 5 4 3 5 3 2 3 25 13,1%
paramedis yang terlatih dalam
melaksanakan layanan tentang
hipertensi
3 Puskesmas memiliki sarana 4 4 4 3 2 5 2 24 13%
prasarana untuk pemeriksaan kasus
hipertensi
4 Adanya program PTM khusus kasus 5 3 4 3 3 2 3 23 12,3%
hipertensi yang menjadi perhatian
yang cukup baik dari tenaga
kesehatan di wilayah kerja
puskesmas
5 Keterbatasan tenaga paramedis yang 4 5 3 3 4 2 2 23 12,3%
terlatih untuk melakukan KIE
mengenai hipertensi bagi
masyarakat di wilayah kerja
puskesmas.
6 Belum maksimalnya keterpaduan 4 3 2 3 4 2 4 22 12%
antara lintas program mengenai
penanggulangan kasus hipertensi.
7 Keterbatasan sarana promosi 3 2 5 2 2 2 4 20 10,7%
kesehatan mengenai kasus
hipertensi.
8 Keterbatasan dana untuk kegiatan 3 3 2 3 2 4 4 21 11,3%
untuk memberikan informasi
kelintas sektor terkait.
TOTAL 186 100%

Sumber : Hasil analisa Ariesta, dkk, tahun 2015


Selanjutnya di komparasi semua faktor internal dan eksternal, rinciannya
sebagai berikut pada table dibawah ini.
NO Faktor Eksternal Faktor Yang Lebih Urgent NF BF (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Adanya posyandu untuk 5 4 3 3 2 4 5 26 13,7
lansia setiap bulannya di %
wilayah kerja puskesmas
sehingga skrining dan control
hipertensi dapat dipantau
secara berkala
2 Adanya peran serta dari ibu 5 4 4 3 2 3 4 25 13,1
PKK di wilayah kerja %
puskesmas kertapati
3 Adanya POSBINDU di 4 4 2 4 3 3 3 23 12,1
wilayah kerja puskesmas %
kertapati.
4 Adanya komunitas senam 3 4 2 3 2 4 3 21 11,0
jantung sehat di wilayah kerja %
puskesmas
5 Kurangnya informasi 3 3 4 3 5 4 3 25 13,1
masyarakat mengenai %
hipertensi
6 Minat baca masyarakat masih 2 2 3 2 5 4 4 22 11,5
tergolong kurang sehingga %
media promosi kesehatan
harus dibuat semenarik
mungkin
7 Masih kurang nya 4 3 3 4 4 4 2 24 12,6
kedisiplinan masyarakat %
terutama masyarakat dengan
hipertensi untuk melakukan
pola hidup sehat.
8 Kurangnya dukungan 5 4 3 3 3 4 2 24 12,6
keluarga bagi para penderita %
hipertensi di wilayah kerja
puskesmas untuk mengkontrol
tekanan darahnya
TOTAL 190 100%

Sumber : Hasil analisa Ariesta, dkk tahun 2015

Setelah dilakukan komparasi langkah ke 3 dilakukan evaluasi terhadap faktor


internal dan eksternal untuk menentukan faktor kunci keberhasilan. Rincian
selengkapnya sebagaimana terdapat pada tabel II.4 sebagai berikut :
Tabel II.4. Evaluasi Keterkaitan Faktor Internal dan Eksternal
BF NILAI KETERKAITAN NRK X BF TNB
FAKTOR INTERNAL DAN
NO % ND NDB 1 NRK NBK NDB+NBK FKK
EKSTERNAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16
0
KEKUATAN (S) X 5 4 5 4 4 3 3 5 4 4 2 3 3 4 4 3,8 0,57 1.32 1
1 Puskesmas memiliki tenaga 15% 5 0,75
kesehatan (dokter) yang professional
dalam melaksanakan layanan tentang
2 hipertensi
Puskesmas memiliki tenaga 13,1 4 0,52 5 X 4 3 5 3 2 3 5 4 3 3 2 3 3 4 3,46 0,45 0.97 2
%
paramedis yang terlatih dalam
3 melaksanakan layanan tentang
hipertensi
4 Puskesmas memiliki sarana prasarana 13% 3 0,39 4 4 X 4 3 2 5 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3,2 0,41 0.80
untuk pemeriksaan kasus hipertensi
Adanya program PTM khusus kasus 12,3 3 0,36 5 3 4 X 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3,0 0,36 0.72
hipertensi yang menjadi perhatian %
yang cukup baik dari tenaga
kesehatan di wilayah kerja puskesmas
3.81
KELEMAHAN (W)
1 Keterbatasan tenaga paramedis yang 12,3 4 0,49 4 5 3 3 X 4 2 2 5 4 4 3 4 3 3 4 3,53 0,43 0.92 1
%
terlatih untuk melakukan KIE
mengenai hipertensi bagi masyarakat
di wilayah kerja puskesmas.
2 Belum maksimalnya keterpaduan
12% 3 0,36 4 3 2 3 4 X 2 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3,33 0,39 0.75 2
antara lintas program mengenai
penanggulangan kasus hipertensi
Keterbatasan sarana promosi
3 10,7 2 0,21 3 2 5 2 2 2 X 4 3 3 4 5 3 2 3 3 3,06 0,32 0.53
kesehatan mengenai kasus hipertensi. %
Belum maksimalnya keterpaduan
Keterbatasan dana untuk kegiatan
4 untuk memberikan informasi kelintas 11,3 2 0,22 3 3 2 3 2 4 4 X 3 3 4 3 2 3 2 3 2,93 0,33 0.55
%
sektor terkait.
2.75
PELUANG (O)
1 Adanya posyandu untuk lansia setiap 1
13.7 5 0,68 X 5 4 3 3 2 4 5 4 4 3 5 4 2 3 3 3,6 0,49 1.17
bulannya di wilayah kerja puskesmas %
sehingga skrining dan control \
hipertensi dapat dipantau secara
2 berkal 13.1 4 0,52 5 X 4 4 3 2 3 4 4 5 3 2 3 3 2 3 3,33 0,43 0.95 2
%
Adanya peran serta dari ibu PKK di
3 wilayah kerja puskesmas kertapati 12.1 3 0,36 4 4 X 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3,06 0,37 0.73
Adanya POSBINDU di wilayah kerja %
4 puskesmas kertapati.
11.0 3 0,33 3 4 2 X 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2,73 0,30 0.63
Adanya komunitas senam jantung %
sehat di wilayah kerja puskesmas
3.48
ANCAMAN (T)
1 Kurangnya informasi masyarakat 13.1 4 0,52 3 3 4 3 X 5 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3,4 0,44 0.96 1
%
mengenai hipertensi
2 Minat baca masyarakat masih 11.5
tergolong kurang sehingga media % 2 0,23 2 2 3 2 5 X 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3,0 0,34 0.57
promosi kesehatan harus dibuat
semenarik mungkin
3 Masih kurang nya kedisiplinan 12.6 3 0,37 4 3 3 4 4 4 X 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2,93 0,36 0.73 2
masyarakat terutama masyarakat %
dengan hipertensi untuk melakukan
4
pola hidup sehat.
Kurangnya dukungan keluarga bagi 12.6 3 0,37 5 4 3 3 4 4 2 X 3 2 3 2 2 3 2 2 2,93 0,36 0.73
para penderita hipertensi di wilayah %
kerja puskesmas untuk mengkontrol
tekanan darahnya
2.99

Sumber : Hasil analisa Ariesta, dkk, tahun 2015


Setelah dilakukan analisa menentukan mana yang menjadi faktor kunci
keberhasilan dilanjutkan langkah ke empat menentukan mana yang menjadi prioritas
1 dan 2 dengan melihat hasil analisa dari nilai TNB yang tertinggi . Dari hasil analisa
didapat beberapa faktor kunci keberhasilan yang prioritas akan mendukung kegiatan
proyek perubahan nanti pada tabel II.5 Tabel FKK ,sebagai berikut:

Tabel. II.5. Faktor Kunci Keberhasilan


STRENGTHS WEAKNESS

1. Puskesmas memiliki tenaga kesehatan 1. Keterbatasan tenaga paramedis yang terlatih


(dokter) yang professional dalam untuk melakukan KIE mengenai hipertensi
melaksanakan layanan tentang hipertensi bagi masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
2. Puskesmas memiliki tenaga paramedis yang 2. Belum maksimalnya keterpaduan antara lintas
terlatih dalam melaksanakan layanan program mengenai penanggulangan kasus
tentang hipertensi hipertensi.

OPPORTUNITIES THREATHS
1. Adanya posyandu untuk lansia setiap 1. Kurangnya informasi masyarakat mengenai
bulannya di wilayah kerja puskesmas hipertensi
sehingga skrining dan control hipertensi 2. Masih kurang nya kedisiplinan masyarakat
dapat dipantau secara berkala terutama masyarakat dengan hipertensi untuk
2. Adanya peran serta dari ibu PKK di wilayah melakukan pola hidup sehat.
kerja puskesmas kertapati

Sumber : Hasil analisa Ariesta , dkk tahun 2015


Berdasarkan penilaian dari FKK unsur –unsur yang terdapat pada analisa
SWOT Dilakukan pemetaan maka selengkapnya sebagai berikut gambar dibawah
ini :

S = 3.81

(+)

II I

T = 2.99 (-) O = 3.48

III IV

W = 2.75

Gambar diatas menunjukkan peta posisi kekuatan tenaga kesehatan yang


professional dalam melaksanakan layanan tentang hipertensi berada pada kwadran I.
Artinya unit kerja ini memiliki sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
yang besar untuk melakukan pelayanan untuk menanggulangi kasus hipertensi di
wilayah kerja puskesmas Kertapati.
Dari hasil analisa pada tabel II.5 di unsur S dan O (Strengths dan
Opportunities) didapat beberapa faktor keberhasilan prioritas yang akan mendukung
kegiatan program penaggulangan kasus Hipertensi nanti sebagai berikut pada tabel
dibawah ini :
FAKTOR KEKUATAN KUNCI (FKK)
ALTERNATIF
NO
KEKUATAN KUNCI KEKUATAN KUNCI TUJUAN
S O
Adanya posyandu untuk Membuat jadwal Sosialisi
Puskesmas memiliki
lansia setiap bulannya selektif di Posyandu tentang
tenaga kesehatan
di wilayah kerja pencegahan faktor risiko
(dokter) yang
1. puskesmas sehingga terjadinya kasus Hipertensi
professional dalam
skrining dan control menjelang hari –hari penting
melaksanakan layanan
hipertensi dapat yang kencendruangan
tentang hipertensi
dipantau secara berkala perubahan pola hidup sehat

Puskesmas memiliki
Adanya peran serta dari
tenaga paramedis yang Menggalakkan pelaksanaan
ibu PKK di wilayah
terlatih dalam Posbindu secara rutin untuk
2 kerja puskesmas
melaksanakan layanan mendekatrkan denagn akses
kertapati
tentang hipertensi masyarakat.

Sumber : Hasil analisa Ariesta, dkk, tahun 2015

Penilaian dan penentuan tujuan


Setelah tujuan dirumuskan dan divalidasi kesesuaiannya serta dilanjutkan
dengan penentuan atau pemilihan alternatif yang terbaik berdasarkan nilai
manfaatnya (M) bagi publik, dan nilai kemampuan mengatasi kelemahan (KML) dan
kemampuan mengatasi ancaman (KMA) yang diperkirakan dapat menghambat
pencapaian tujuan.
FAKTOR KEKUATAN KUNCI (FKK) K K
ALTERNATIF T
TUJUAN
M L M
KEKUATAN KUNCI PELUANG KUNCI N
M A
1. Puskesmas memiliki tenaga Adanya posyandu Membuat jadwal 5 5 4 14
kesehatan (dokter) yang untuk lansia setiap Sosialisi selektif di
professional dalam bulannya di wilayah Posyandu tentang
melaksanakan layanan tentang kerja puskesmas pencegahan factor
hipertensi sehingga skrining dan resiko terjadinya
control hipertensi kasus Hipertensi
dapat dipantau secara menjelang hari –
berkala hari penting yang
kencendruangan
perubahan pola
hidup sehat
2. Puskesmas memiliki tenaga Adanya peran serta Menggalakkan 5 4 4 13
paramedis yang terlatih dalam dari ibu PKK di pelaksanaan
melaksanakan layanan tentang wilayah kerja Posbindu secara
hipertensi puskesmas kertapati rutin untuk
mendekatrkan
denagn akses
masyarakat.
Sumber : Hasil analisa Ariesta, dkk, tahun 2015

Berdasarkan hasil analisa dengan penentuan atau pemilihan alternatif yang


terbaik secara prioritas terdapat pada tabel diatas sebagai berikut :
Membuat jadwal Sosialisi selektif di Posyandu tentang pencegahan factor
resiko terjadinya kasus Hipertensi menjelang hari –hari penting yang kencendruangan
perubahan pola hidup sehat.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil analisa maka faktor yang berperan tingginya penemuan kasus
hipertensi di Puskesmas Kertapati Palembang yaitu :
a. Puskesmas memiliki tenaga kesehatan (dokter) yang professional dalam
melaksanakan layanan tentang hipertensi
b. Puskesmas memiliki tenaga paramedis yang terlatih dalam melaksanakan
layanan tentang hipertensi
c. Adanya posyandu untuk lansia setiap bulannya di wilayah kerja puskesmas
sehingga skrining dan control hipertensi dapat dipantau secara berkala
d. Adanya peran serta dari ibu PKK di wilayah kerja puskesmas kertapati

2. Solusi prioritas dalam menurunkan tingginya kasus terjadinya hipertensi di


Puskesmas Kertapati Palembang yaitu :
Membuat jadwal Sosialisi selektif di Posyandu tentang pencegahan faktor
resiko terjadinya kasus Hipertensi menjelang hari –hari penting yang
kencendruangan perubahan pola hidup sehat.

B. SARAN

Disarankan agar Puskesmas Ketapati Palembang Membuat jadwal Sosialisasi


selektif di Posyandu tentang pencegahan faktor risiko terjadinya kasus Hipertensi dan
perubahan pada pola hidup sehat serta menggalakkan pelaksanaan Posbindu secara
rutin untuk mendekatkan dengan akses masyarakat sehingga dapat mengurangi
kejadian kasus hipertensi di wilayah kerja puskesmas kertapati Palembang.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta,Indonesia, hal. 224 – 233.
Bell, C., a all. 2002. Ethnic Differences in the Association between Body Mass Index
and Hypertension. 155(4): 346-353.
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Departemen Kesehatan. Pharmaceutical Care
UntukPenyakit Hipertensi, Jakarta hal. 1-50.
Cardiol. H, J. 2010. Diagnostic Modalities of the Most Common Forms of Secondary
Hypertension.51: 518-529.
Chobanian, V, A., 2003. Seventh Report Of The Joint National Committee On
Prevention, Detection, Evaluation, And Treatment Of High Blood Pressure.
42 (6): 1206-1252.
Departemen Kesehatan. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, Jakarta
hal. 110-285.
Departemenen Kesehatan. 2006. Profil Kesehatan Indonesia 2004: “Menuju
Indonesia Sehat 2010”, Jakarta hal. 22-40.
Fields, L, E., at all. 2004. The Burden of Adult Hypertension in the United States
1999 to 2000 : “A Rising Tide”. 44:398-404.
Forman, J, P.,at all. 2009. Diet and Lifestyle Risk Factors Associated With Incident
Hypertension in Women. 302 (4): 401-411.
Francesco P. Cappuccio, F, P., at all. 2007. Gender-Specific Associations of Short
Sleep Duration With Prevalent and Incident Hypertension : “The Whitehall II
Study”. 50: 693-700.
Guyton, A, C., dan Hall, J. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi ke 11).
Terjemahkan Oleh: irawati. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
Indonesia, 231-240.
H. Mahesar, et al. 2009. Effect of Smoking on Blood Pressure of Inhabitants of
Hyderabad Vicinity. 41 (1): 25-30.
John A. Ambrose, at all. 2004. The Pathofhysiologi of Cigarette Smoking and
Cardivascular Desease. 43 (10): 0735-1097.
Jonsson, J.,at all. 2002. Influence of obesity on cardiovascular risk: “Twenty-three-
year follow-up of 22 025 men from an urban Swedish population”. 26: 1046–
1053.
Kaplan, N, M. 1998. Clinical Hipertension. Roose Tree Corporate Center, united
states of America, 1 – 41.
Katzung, B, G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology (edisi ke 10). Terjemahkan
oleh: Nugroho, A, W. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Indonesia,
hal.161-183.
Oparil, S., Zaman, M, A., and Calhoun, D, A. 2003. Pathogenesis of Hypertension.
139:761-776.
Sihombing, M. 2010. Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi Makanan/Minuman,
dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada Responden Obes Usia
Dewasa di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia volume 60, September
2010, halaman 406-412.
Thomas M. 2007. Hypertension : clinical features and investigations. Hospital
Pharmacist. 14 : 111-14.

Anda mungkin juga menyukai