Anda di halaman 1dari 2

SINAU YE!

 FPI atau Front Pembela Islam adalah adalah sebuah organisasi


massa Indonesia berhaluan Islamisme konservatif yang didirikan pada tahun 1998
oleh Muhammad Rizieq Shihab.
 FPI sering kali dianggap masyarakat terlalu konservatif dan radikal karena perbuatan yang
dilakukan oleh anggota organisasi massa tersebut. Bahkan, pendiri FPI telah beberapa kali
keluar masuk penjara, hingga FPI kini termasuk organisasi terlarang yang telah dibubarkan
negara.
 Kasus dan kontroversi FPI
1. Penodaan lambang negara oleh HRS
Senin, 30 Januari 2017, Muhammad Rizieq Bin Husein Shihab alias Habib Rizieq
resmi ditetapkan sebagai tersangka karena melanggar Pasal 154 a KUHP tentang
penodaan terhadap lambang negara dan Pasal 320 KUHP tentang pencemaran
terhadap orang yang sudah meninggal. Bukti terdapat pada video yang diunggah
pada tahun 2014 dimana Habib Rizieq, dalam video itu dinilai telah menghina
Soekarno dengan mengatakan bahwa “Pancasila Soekarno, Ketuhanan ada di pantat
sedangkan Pancasila Piagam Jakarta Ketuhanan ada di kepala”.
HRS menilai Pancasila saat ini adalah inkonstitusional karena menurutnya,
Presiden Indonesia tidak pernah mencabut Dekrit Presiden Soekarno tahun 1959
yang menyatakan Undang-Undang Dasar haruslah kembali ke UUD 1945. Dengan
demikian maka saat ini lazimya Piagam Jakarta yang berlaku dengan menekankan
bahwa “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” bukan Ketuhanan Yang Maha Esa. Penilaian tersebut disampaikan
olehnya melalui ceramah-ceramah dan buku yang telah ditulisnya berjudul
“Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah” dan Tesisnya di Universiti Malaya
di Malaysia yaitu “Pengaruh Pancasila terhadap Penerapan Syariat Islam di
Indonesia.”
Namun, pada Februari atau Maret 2018, Polda Jawa Barat resmi menghentikan
kasus tersebut dan menerbitkan SP3. Alasannya, karena tindakan yang dilakukan
oleh Rizieq bukan merupakan tindak pidana.
2. Menolak hal-hal yang tidak berlandaskan ajaran Islam
FPI dikenal dengan aksi-aksinya sejak tahun 1998, terutama yang dilakukan oleh
para militernya yang disebut Laskar Pembela Islam. FPI pernah terlibat aksi
penutupan klub malam, tempat pelacuran, penangkapan terhadap warga tertentu,
dan konflik dengan organisasi Islam lainnya. FPI mulai diperhitungkan ketika ribuan
anggotanya menduduki Balai Kota DKI Jakarta untuk menemui Gubernur Sutiyoso di
pertengahan Desember 1999. Mereka menuntut agar semua tempat maksiat
seperti klub malam, diskotek, panti pijat, dan bar ditutup selama bulan puasa. Saya
tidak setuju dengan hal ini karena Indonesia merupakan negara Pancasila yang
penduduknya tidak islam saja. Hal ini bertentangan dengan sila ke Sila ke-2
Kemunusiaan, sila ke-4 Demokrasi, dan sila ke-5 Keadilan sosial. Bahkan, menurut
saya hal ini bertentangan dengan ajaran islam yang seharusnya saling menghormati.
3. Dibubarkan karena meresahkan
Pada Desember 2020, FPI resmi dibubarkan negara. Hal ini tertuang pada Keputusan
Bersama Mendagri, Menkumham, Menkominfo, Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala
BNPT Nomor 220/4780 tahun 2020, Nomor 264 Tahun 2020, Kb/3/12/2020 tentang
larangan kegiatan penggunaan simbol dan atribut serta penghentian FPI. Beberapa
alasannya adalah
Pertama, kata Eddy, keberadaan UU No. 17 Tahun 2013 sebagaimana diubah
dengan UU No. 16 Tahun 2017 tentang Ormas terkait dengan tujuan untuk menjaga
eksitanesi idelogi dan konsensus bernegara Pancasila, UUD 1945, keutuhan negara,
dan Bhinneka Tunggal.

Kedua, isi anggaran dasar FPI bertentangan dengan Pasal 2 UU Ormas.

Ketiga, FPI belum memperpanjang Surat Ketarangan Terdaftar FPI sebagai ormas
yang berlaku sampai tanggal 20 Juni 2019, sesuai dengan Keputusan Mendagri
tanggal 20 Juni 2014.

Keempat, kegiatan ormas tidak boleh bertentangan dengan Pasal 5, Pasal 59 ayat
(3), Pasal 59, dan Pasal 82 UU Ormas.

Kelima, ada 35 orang pengurus dan anggota FPI yang pernah terlibat terorisme dan
29 orang telah dipidana.

Keenam, pengurus dan anggota FPI kerap melakukan razia atau sweeping di
masyarakat padahal itu tugas aparat.

Anda mungkin juga menyukai