Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PKN

PASAL 25
AGAMA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 :
1. YENI MULY YANA (F1D014036)
2. JANNATI (F1D014042)
3. IKE RAHMADANI (F1D014044)
4. HERLENNI PUSPITASARI (F1D014038)
5. NANDA PUSPITA SARI (F1D014040)
GURU PEMBIMBING : Drs. SYUPLAHAN GUMAY, M.Hum

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Membahas mengenai kehidupan beragama dalam perspektif konstitusi dapat
dijelaskan bahwa setiap warga negara wajib untuk memeluk dan menjalankan agama.
Hal ini menjadi suatu konsekuensi bagi pemeluk agama yang bersangkutan wajib
menjalankan syariat agama. Apabila seseorang telah memeluk 1 agama atau
menyatakan diri telah memeluk agama, maka dia harus tunduk pada aturan agama
tersebut, bukan justru dia hanya mengaku beragama saja tanpa melaksanakan
kewajibannya sebagai seorang umat dengan sungguh-sungguh.

Pengertian hak beragama hanya mengenai hak untuk menjalankan salah satu
agama yang berlaku di Indonesia. Sehingga dalam tataran implementasi mengenai
kehidupan beragama perlu adanya aktualisasi mengenai nilai-nilai kebebasan yang ada
untuk memberikan pencerahan makna yang terkandung di dalam UUD 1945.

Penekanan kewajiban untuk menjalankan agama yang diyakini dbuktikan dengan
menjalankan rukun- rukun dari setiap aturan agama yang berlaku di Indonesia Sehingga
apabila prinsip beragama dalam perspektif konstitusi diartikan secara seimbang antara
hak dan kewajiban, maka akan mudah bisa mewujudkan ketertiban hukum, kehidupan
yang saling toleransi, dan ketentraman.









BAB II
PEMBAHASAN

PASAL 29
AGAMA

1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.
Dari isi pasal 29 ayat 1 dijelaskan ideologi negara Indonesia dalah Ketuhanan yang
Maha Esa, oleh karena segala kegiatan di negara Indonesia harus berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan itu besifat mutlak. Prinsip Ketuhanan yang ditanamkan
dalam UUD 1945 merupakan perwujudan dari pengakuan keagamaan. Oleh karena itu,
setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya yang warganya
anggap benar dan berhak mendapatkan pendidikan yang layak, serta hak setiap warga
negara untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dan nyaman untuk tinggal dan
berhak menentukan kewarganegaraan sendiri.
Berikutnya, dari isi pasal 29 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki
agama dan kepercayaanya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Dan
tidak ada yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Setiap
agama memiliki cara dan proses ibadah yang bermacam-macam, oleh karena itu setiap
warga negara tidak boleh untuk melarang orang beribadah. Supaya tidak banyak
konflik-konflik yang muncul di Indonesia.
Kebebasan beragama ialah prinsip yang menyokong kebebasan individu atau
masyarakat, untuk mengamalkan agama atau kepercayaan dalam ruang peribadi atau
umum. Kebebasan beragama termasuk kebebasan untuk menukar agama dan tidak
mengikut mana-mana agama. Dalam negara yang mengamalkan kebebasan beragama,
agama-agama lain bebas diamalkan dan ia tidak menghukum atau menindas pengikut
kepercayaan lain yang lain dari pada agama rasmi.
Dalam kehidupan beragama, banyak sekali hal-hal yang seringkali melenceng
dari ajaran yang telah ditetapkan. Salah satu darinya yaitu organisasi-organisasi yang
ingin membentuk negara-negara agama. Contohnya yang sedang terjadi di Indonesia
yaitu ISIS.

ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) adalah sebuah negara dan kelompok militan
jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Ada beberapa nama untuk menyebut
kelompok militan di Irak dan Suriah ini. Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus
menyebut kelompok militan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sebagai Negara
Islam di Irak dan Levan atau ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq
and the Levant. Beberapa media menyebutnya Negara Islam di Irak dan Suriah atau
ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria.
Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai
kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti
Dewan Syura Mujahidin dan Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak
Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-
Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.
ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan
kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan menjarah bank. Target serangan ISIS
diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah danKristen. Pemberontak di Irak dan Suriah
ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan
lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014.
Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam
beberapa tahun terakhir. Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah
menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.
Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Di bawah
kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra,
kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. ISIS
memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misi
berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak
dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al-Qaidah lalu tidak mengakui
kelompok ini sebagai bagian darinya lagi. Abu Bakar al-Baghdadi bahkan bersumpah
untuk memimpin penaklukan Roma. Pemimpin militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi ini
juga menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya. ( sumber wikipedia)
ISIS di Indonesia
Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mendeteksi keberadaan Islamic State Of
Iraq and Syria (ISIS) di daerah tersebut. Kapolda NTB Brigjen Pol Moechgiyarto
menyatakan indikasi keberadaan ISIS terlacak berada di daerah Bima. Indikasi itu,
terlihat dari adanya bukti rekaman video yang dilakukan oleh salah satu kelompok
dengan memberikan dukungan terhadap gerakan tersebut.
Bukti rekaman video terkait keberadaan ISIS tersebut masih kami selidiki.
Namun, meskipun dalam rekaman itu ada deklarasi imbauan dengan bentuk doa oleh
salah satu kelompok, tapi tidak ekstrem dengan mengarah kepada seruan jihad, kata
Moechgiyarto di Mataram, Kamis 7 Agustus 2014.
Menurut dia, meskipun kegiatan kelompok tersebut masih berupa imbauan
dalam bentuk doa tidak untuk berjihad, pihaknya belum bisa melakukan tindakan tegas,
termasuk dengan mengumpulkan orang-orang yang mengikuti kegiatan itu.
Karena apa yang ada dalam bukti bentuk rekaman tersebut berupa deklarasi
dalam memberikan dukungan melalui doa, tidak dengan ajakan untuk berjihad. Kalau
kegiatan tersebut bersifat gerakan, pihaknya tentu akan melakukan langkah-langkah
tegas, seperti pencabutan kewarganegaraan karena gerakan ISIS merupakan
pemberontakan, jelasnya.
Yang jelas, pihaknya tak akan ragu bertindak tegas jika dirasa apa yang dilakukan
kelompok tersebut sudah melanggar hukum. Tentu upaya-upaya akan kami lakukan,
kalau memang itu sudah mengarah ke dalam sebuah gerakan. Tetapi apa yang kita lihat
itu masih dalam bentuk dukungan dalam bentuk doa, tegasnya.
Meski demikian, dirinya telah memerintahkan intelijen untuk terus melakukan
pemantauan dan pengawasan secara terus menerus. Karena bagaiamanapun paham
tersebut sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Termasuk, memberikan imbauan dalam perlibatan kegiatan keagamaan atau
ceramah-ceramah pada salat Jumat. Intinya kami ingin memberikan imbauan kepada
masyarakat untuk mewaspadai dan tidak terpengaruh terhadap gerakan tersebut, kata
Kapolda.
Bukti awal keberadaan ISIS berdasarkan informasi intelijen berlangsung di
wilayah Bima. Ini terlihat dari bukti dokumentasi kegiatan ceramah yang berlangsung
disebuah tempat. Namun, tidak dipastikan isi ceramah itu, siapa penceramahnya,
kemudian pesertanya.
Dalam gambar yang beredar di internal kepolisian, nampak seorang pria berdiri
di hadapan sejumlah orang, layaknya memberi ceramah, berlatar belakang spanduk
bertuliskan Indonesia Support Islamic State ISIS dan di bawah tulisan tersebut
Islamic State of Irak and Sham. Diketahui, ceramah itu berlangsung pada bulan Maret
2014. (Ant)

















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam Pasal 29 ayat 1 dan 2 menyimpulkan, bahwa dalam Negara Indonesia di
beri kebebasan kepada rakyatnya untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing
masing dan beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Menjalankan
perintahNya, karena itu adalah sebuah kewajiban sebagai umat yang beragama. Saling
hormat menghormati antara pemeluk agama lain, agar dapat terciptanya ketentraman
dan toleransi antar pemeluka agama.


















DAFTAR PUSTAKA

http://andyseptianw.blogspot.com/2011/02/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://budhivensius.blogspot.com/2013/10/penjelasan-dari-isi-uud-1945-pasal-
29.html
http://pujisejati.blogspot.com/2011/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://www.bacagosip.com/ada-isis-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai