Anda di halaman 1dari 2

Agama dan Moralitas di Indonesia.

Indonesia Terkenal dengan negara yang religious, bahkan saking religusnya termuat dalam ideologi
Negara yaitu Pancasila. Dalam Pancasila poin pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal
tersebut menjadi dasar bahwa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada
Tuhan. Dengan demikian Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu tertuang
dalam (UUD) 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2.

Agama dalam praksisnya tidak hanya sekadar hubungan dengan Tuhan saja melainkan juga dengan
alam dan juga manusia. Ketika berhubungan dengan Tuhannya manusia sebagai Mahluk dan Tuhan
sebagai pencipnya, menyadari kelemahannya sehingga membutuhkan Tuhan dalam pegangan Hidup.
Sedangkan ketika berhubungan dengan manusia lainnya bahwa manusia dan alam Juga Ciptaan
Tuhan sehingga ketika menghargai, menghormati manusia dan juga alam sama seperti halnya
menghargai penciptanya.

Semua agama mengajarkan kebaikan (morality). Sehingga ketika Negara Indonesia terkenal
religiunitasnya maka seharusnya berbanding dengan tingkat kebaikan. Dimensi kebaikan dalam suatu
negara berkaitan erat dengan kesejahteraan, keamanan, keadilan. Namun ketiga dimensi tersebut di
negara Indonesia sangat jauh Jika dibandingakan dengan negara di eropa yang kategorinya bukan
negara religious seperti hal-nya negara Belanda yang secara data sebesar 54% (sumber wikipedia)
penduduknya tidak beragama, namun tinggat kejahatannya rendah. Bahkan pemerintah Belanda di
beberapa tempat menutup penjaranya karena hal tersebut. Mengapa demikian?

Masyarakat Indonesia beragama dengan cara yang buta. Maksud dari pernyataan ini adalah
seseorang menganggap bahwa hanya agamanya yang seolah-olah paling benar. Oleh karena itu jika
terdapat orang beragama yang tidak seperti agamanya dianggap salah, keliru, dan masuk neraka.
Kalou hanya sekedar disalahkan saja tidak begitu, berdampak namun tidak jarang juga dilakukan
dengan tindakan kekerasan, terror, sampai bentuk pengeboman.

Aksi kekerasan atas nama agama sering berseliweran di media sosial. Baik yang bersifat dilakukan
invidiu maupun dilakukan oleh kelompok. Sebelumnya viral dimedia sosial bahwa ada seseorang
yang notabene baru di kampung masuk kedalam masjid kampung kemudian marah-marah dan teriak
karena terdapat tradisi memainkan rebana di dalam masjid. Menurutnya hal tersebut salah, sehingga
menimbulkan keributan. Selain itu contoh dilakuakan kelompok seperti halnya ketika dimusim puasa
banyak ormas-ormas yang mengatasnamakan agama dengan Tindakan kekerasan menutup warung
makan yang buka. Dan masih banyak contoh lainnya.

Masyakarat kita tahapan beragamanya masih tataran lahir bukan batin. Tidak bisa dipungkiri bahwa
banyak dari Masyarakat Indonesia tidak memahami secara betul tentang agama yang dianutnya.
Orang Beragama bukan karena kebutuhan pribadinya, melainkan karena hanya ikut seperti orang-
orang disekelilingnya. Akibatnya ketika menjalankan agama hanya bersifat rutinitas atau suatu
kepantasan saja. Dari hal tersebut akibatnya seseorang beragama namun tidak mengerti apa yang
diajarkan esensi dari agamanya. Sehingga meskipun berangkat kemasjid, maupun gereja, ataupun
ketempat ibadah lainnya terkadang seseorang masih melakukan sesuatu yang tidak bermoral,
misalnya mencuri, berbohong, atau lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai