Hukum Syara' Bagi Muslim Seputar Hari Natal
Hukum Syara' Bagi Muslim Seputar Hari Natal
Selain dalil dari Al Qur`an, juga ada dalil dari HUKUM IKUT
As Sunnah yang secara khusus MERAYAKAN
mengharamkan kaum muslimin menyerupai NNATAL
kaum kafir merayakan hari raya kaum kafir
(tasyabbuh bi al kuffaar fi a’yaadihim).
Dari Anas RA, dia berkata :
َون فيهما َ ُ َ َْ َ َْ ْ ََُ ََ َ ْ َّ ُ ُ َ َ َ
الم ِدينة ولهم يومان يلعب-وسلم صىل هللا عليه- اّلل ِ َق َ ِدم رسول
ُال َ ِر ُس ِول
َ َف َق.ب فيه َما ف ْال َجاهل ِ َّية ُ َق ُالوا ُك َّنا َن ْل َع.» ال « َما َه َذان ْال َي ْو َمان
َ فق
Pokok
َ ْ َ َ اِ ِ َ ِ ْ ً ا ْ ُ َ ا ْ ُ ِ َ َ ْ ِ َ ِ ْ َ َ َّ َّ ِ ِ َّ
« ِإن اّلل قد أبدلكم ِب ِهم خ ْي ِمنهم يوم-هللا عليه وسلم صىل
ْ ْ َ ََْ َ ْ َ
- اّلل
ِ Bahasan #1
» األضح ويوم ال ِفط ِر
”Rasulullah SAW datang ke kota Madinah, sedang mereka HUKUM IKUT
(umat Islam) mempunyai dua hari yang mereka gunakan MERAYAKAN
untuk bermain-main. Rasulullah SAW bertanya,’Apakah NNATAL
dua hari ini?’ Mereka menjawab,’Dahulu kami bermain-
main pada dua hari itu pada masa Jahiliyyah.’ Rasulullah
SAW bersabda,’Sesungguhnya Allah telah mengganti dua
hari itu dengan yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul
Adha.” (HR Abu Dawud, no 1134).
Hadits ini dengan jelas telah melarang kaum
muslimin untuk merayakan hari raya kaum
kafir, karena Rasulullah SAW telah berkata Pokok
bahwa hari raya kaum kafir yang biasa Bahasan #1
dirayakan juga oleh kaum muslimin waktu itu,
HUKUM IKUT
telah digantikan dengan hari raya yang diakui
MERAYAKAN
dalam Islam, yaitu Iedul Fitri dan Iedul Adha. NNATAL
(Lihat : Ali bin Ibrahim ‘Ajjin, Mukhalafatul
Kuffar fi As Sunnah An Nabawiyyah, hlm. 173).
Berdasarkan dalil-dalil di atas, haram
hukumnya seorang muslim ikut merayakan
Pokok
Hari Natal, baik dengan mengikuti ritual
Bahasan #1
agama Kristen seperti mengikuti peribadatan
dalam rangka Natal di Gereja, maupun tidak HUKUM IKUT
ikut mengikuti ritual agama Kristen, seperti MERAYAKAN
NNATAL
ikut mengucapkan selamat Natal kepada kaum
Nasrani, membantu menata atau memasang
pohon Natal, membantu memasang lampu
untuk Natal, dan sebagainya.
Mengucapkan selamat Natal disertai dengan
pengakuan, keridhoan, dan penghormatan
Pokok
akan ajaran agama Kristen (seperti ajaran
Bahasan #1
bahwa Nabi AS adalah tuhan), hukumnya
haram dan pelakunya dikafirkan (murtad). HUKUM IKUT
Mengucapkan selamat Natal namun tidak MERAYAKAN
NNATAL
disertai dengan pengakuan, keridhoan, dan
penghormatan akan ajaran agama Kristen,
hukumnya haram namun pelakunya tidak
dikafirkan (murtad).
Imam Ibnul Qayyim berkata :
Pokok
أما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام باالتفاق Bahasan #1
،مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم ،فيقول :عيد
ْ HUKUM IKUT
مبارك عليك ،أو تهنأ بهذا العيد ونحوه ،فهذا إن MERAYAKAN
سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بميلة NNATAL
أن يهنئه بسجوده للصليب)...أحكام أهل الذمة ،ج 1
ص (162
Imam Ibnul Qayyim berkata :
Adapun memberi ucapan selamat yang terkait syiar- syiar-
syiar kekufuran yang menjadi ciri khas kaum kafir, Pokok
hukumnya haram menurut kesepakatan ulama, misalnya Bahasan #1
memberi selamat atas hari raya atau puasa mereka,
misalnya dengan berkata,”Semoga Hari Raya Anda HUKUM IKUT
diberkahi.” atau memberi ucapan selamat dengan kalimat MERAYAKAN
semisalnya, maka walaupun yang mengucapkan itu NNATAL
selamat dari kekufuran, tetapi perbuatan itu termasuk hal-
hal yang diharamnkan, seperti halnya orang yang
memberi selamat kepada orang Nasrani karena sujud
mereka kepada Salib…” (Ahkamu Ahli Al Dzimmah, Juz I,
hlm. 162).
HUKUM BERJUAL BELI DENGAN
DISKON DALAM RANGKA
NATAL
Hukumnya boleh dan tidak mengapa seorang
muslim menggunakan diskon dalam berjual beli
pada saat hari Natal, selama memenuhi 2 (dua)
syarat sekaligus sebagai berikut : Pokok
Bahasan #2
Pertama, barang yang dibeli oleh muslim tersebut
bukan termasuk barang-barang khusus yang HUKUM
digunakan untuk tasyabbuh bil kuffaar DISKON
(menyerupai kaum kafir), seperti pohon Natal, NATAL
dsb
Kedua, penjual atau toko yang memberi diskon
tersebut tidak menggunakan keuntungan yang
diperolehnya untuk merayakan hari Natal.
Mengenai syarat pertama, sudah diketahui bahwa
tasyabbuh bil kuffaar (menyerupai kaum kafir)
hukumnya haram sesuai sabda Nabi
SAW,”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, Pokok
Bahasan #2
maka dia termasuk ke dalam golongan mereka.”
(Arab : man tasyabbha bi qaumin fahuwa HUKUM
minhum). (HR Abu Dawud). Maka berjual beli DISKON
barang-barang khusus untuk tasyabbuh bil kuffaar NATAL
hukumnya haram. Misalnya kalung salib, pohon
Natal, topi Sinterklas, lampu-lampu penghias
pohon Natal, dan yang semisalnya.
Jika jual beli barang untuk tasyabbuh bil kuffaar
haram, haram pula hukumnya seorang muslim
memanfaatkan diskon ketika membeli barang-
barang tersebut. Hal itu dikarenakan diskon adalah Pokok
persoalan cabang yang muncul dari persoalan pokok Bahasan #2
(jual beli). Maka diskon sebagai persoalan cabang
HUKUM
hukumnya haram jika persoalan pokoknya, yaitu DISKON
jual belinya itu sendiri hukumnya haram. Kaidah NATAL
fiqih menyebutkan : idza saqatha al ashlu saqatha
al far’u (jika persoalan pokok telah gugur, maka
gugur pula persoalan cabangnya). (M. Shidqi Al Burnu,
Mausuu’ah Al Qawaa’id Al Fiqhiyah, Juz I, hlm. 271).
Mengenai syarat kedua, yaitu penjual/toko tidak
menggunakan keuntungan yang diperolehnya untuk
turut merayakan hari raya non muslim yang ada,
dasarnya kaidah fiqih yang berbunyi : kullu bai’in Pokok
a’aana ‘ala ma’shiyatin haraam (setiap-tiap jual beli Bahasan #2
yang mendukung terjadinya suatu kemaksiatan,
hukumnya haram). (Imam Syaukani, Nailul Authar, HUKUM
hlm. 1035). DISKON
NATAL
Juga didasarkan pada kaidah fiqih : al wasiilah ilal
haraami muharramah (segala sesuatu perantaraan
menuju yang haram, hukumnya haram pula).
(Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz III,
hlm. 480; M. Shidqi Al Burnu, Mausuu’ah Al Qawaa’id Al Fiqhiyah,
Juz XII, hlm. 199).
Maka dari itu, jika penjualnya diketahui dengan
dugaan kuat (ghalabutzh zhann) akan
menggunakan keuntungan jual beli tersebut
untuk turut merayakan hari raya non muslim, Pokok
Bahasan #2
ataupun akan menggunakan keuntungannya
untuk mendukung suatu dosa atau maksiat secara HUKUM
umum, misalnya mendukung LGBT, atau DISKON
mendukung Kristenisasi, atau mendukung NATAL
Zionisme dan Israel, haram hukumnya seorang
muslim menggunakan diskon dalam berjual beli
pada saat hari Natal atau hari-hari raya non
muslim yang lainnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, boleh hukumnya
membeli baju koko dan busana muslim dengan
menggunakan diskon Natal asalkan kita merasa
aman bahwa penjualnya tidak menggunakan Pokok
Bahasan #2
keuntungan bisnisnya untuk merayakan Natal
atau untuk mendukung suatu dosa/kemaksiatan. HUKUM
Wallahu a’lam. DISKON
NATAL
وهللا أعلم بالصواب
www.fissilmi-kaffah.com