Cut and Fill
Cut and Fill
Cut and fill adalah suatu proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material tanah diambil dari
suatu tempat kemudian diurug atau ditimbun ditempat lain. Tujuan proses cut and fill adalah
menjadikan permukaan tanah menjadi lebih rata sehingga memudahkan pekerjaan pembangunan
yang akan dilakukan di tanah tersebut.
Perbedaan pekerjaan tanah biasa dengan cut and fill adalah proses gali dan urug pada cut and fill
berada di lokasi yang sma yang menjadi target pengerjaan. Hanya saja, sebelum masa pengerjaan
haru dipelajari dan diperhitungkan dahulu mengenai kondisi tanah yang menjadi target. Agar
sejumlah tanah yang diambil dan dibuang dapat seminimum mungkin supaya biaya transportasi
juga dapat ditekan
Secara umum, tujuan cut and fill adalah sebagai berikut:
Cut and fill adalah suatu proses membutuhkan perencanaan yang matang dan berikut ini
beberapa tahapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan proses cut and fill
1) Peninjauan Lokasi Target
Peninjauan lokasi bertujuan untuk mengetahui secara detail mengenai lokasi pengerjaan,
seperti tempat, akses jalan, kondisi lingkungan, kondisi tanah, prasarana, dan informasi
pendukung lainnya. Data-data tersebut akan menjadi pertimbangan dalam perencanaan
pembangunan lahan atau design ground. Melalui perencanaan ini ditentukan anggaran
yang akan dibutuhkan.
2) Pengukuran Lahan
Pengukuran lahan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan alat seperti
theodolite atau GPS. Tujuan pengukuran lahan pada perencanaan cut and fill adalah
mengetahui secara tepat kontur tanah dan batas lahan di lokasi target, sehingga dapat
direncanakan bagaimana proses cut and fill pada lahan tersebut, penyediaan akses jalan,
instalasi air, dan titik-titik yang akan dibangun.
3) Pengolahan Data Survey dan Perencanaan Lahan
Setelah mendapatkan data-data mengenai detail lokasi, langka terakhir perencanaan cut
and fill adalah mengolah data dan menyajikannya dalam bentuk visual. Hal ini dilakukan
supaya proses perencanaan ini digunakan sebagai patokan atau dasar dari setiap
pembangunan yang akan dilakukan.
Biasanya proses cut and fill dilakukan mengguanakan alat-alat berat seperti backhoe, front
shovel, dan clamshell. Namun apabila area tanah tidak terlalu luas, proses dapat dilakukan secara
manual dengan tenaga manusia.
a. Autolevel
adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik
saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong)
horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical. Sedangkan pengukuran yang
menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan
dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketinggiannya berdasarkan
suatu system referensi atau bidang acuan.
Alat ukur optis untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih dan penggunaanya sangat
luas seperti pekerjaan sipil, pemetaan, pertanahan dan lain-lainnya.
Syarat-syarat pemakaian waterpass:
1) Syarat dinamis : Sumbu 1 vertikal
2) Syarat statis
Garis mendatar diafragma sejajar sumbu 1
Garis arah nivo tegak lurus sumbu 1
Garis bidik teropong sejajar garis dengan garis arah nivo
b. Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium yang diberi skala pembacaan.
Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter.
Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih, atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok
tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter
diberi warna yang berlainan, merah-putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam
pembacaan rambu.
c. Meteran
Meteran atau disebut pita ukur karena umumnya bendanya berbentuk pita dengan panjang
tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak dipakai
atau disimpan dalam bentuk gulungan atau rol.
Fungsi utama atau yang umum dari meteran adalah untuk mengukur jarak atau panjang.
Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan meteran
Satuan ukuran yang digunakan Ada 2 satuan ukuran yang biasa digunakan, yaitu satuan
Inggris (inch, feet, yard) dan satuan metrik ( mm, cm, m)
Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm , inch atau feet.
Penyajian angka nol. Angka atau bacaan nol pada meteran ada yang dinyatakan tepat di
ujung awal meteran dan ada pula yang dinyatakan pada jarak tertentu dari ujung awal
meteran.
Ada 3 jenis meteran/pita ukur yaitu:
1) Meteran atau Pita Ukur Dari Kain (Metalic Cloth)
2) Meteran atau Pita Ukur Baja (Steel Tape)
3) Meteran atau Pita Ukur Baja Aloy (Steel Alloy)
d. Unting-Unting
Pengertian Unting-Unting
Unting-unting merupakan bandul yang terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk kerucut
dengan ujung bawah lancip dan digantungkan pada bagian tengah tripod/statif tegak lurus titik.
Fungsi Unting-Unting
Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan tanah
atau sebaliknya.
Cara pemakaian
Unting-unting digantungkan dan unting-unting harus tegak lurus titik.
e. Tripot
Pengertian Tripod/Statif/Kaki Tiga
Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri dari kepala statip dan kaki
tiga yag dapat di stel ketinggiannya. Statip terbuat dari kayu atau dari metal alumunium
sehingga lebih ringan.
f. NIVO
Fungsi Nivo
1) Membuat garis mendatar, bila gelembung nivo berada atau berimpit dengan titik tengah
nivo
2) Membuat suatu bidang mendatar, bila setiap arah nivo tersebut, gelembung nivo tetap
berada ditengah
3) Membuat suatu garis tegak atau vertikal, bila garis tersebut tegak lurus suatu bidang, dan
bila nivo telah mendatarkan bidang tersebut
4) Dapat mengukur sudut vertikal yang kecil, bila satuan dari skala nivo diketahui. Sudut
vertikal = sudut yang terbentuk oleh 2 garis pada bidang vertikal.
Pada nivo tabung, bidang tersebut ditunjang oleh tiga buah skrup (skrup kiap), aturlah seperti
biasa untuk pendataran bidang, pada saat melakukan cek alat diputar ±180°. Gelembung nivo
bergeser, koreksi dilakukan dengan pin koreksi, besar geseran dikoreksi ½ geseran sisanya
dengan skrup kiap kembali. Putar alat ±180°, bila masih bergeser lakukan hal diatas. Koreksi
baru selesai dilakukan bila gelembung nivo sudah tetap di tengah.
g. Theodolite
Pengertian Theodolit
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan tinggi
tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan
sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical.
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan
untuk pengukuran yang benar adalah sebagai berikut :
1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel nivo tabung
dan nivo kotaknya ).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I.
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama dengan
nol).
5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong
6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.
7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis bidik
tegak lurus sumbu kedua / mendatar).
Fungsi Theodolit
Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon,
pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi
seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat pada
teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan
gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan /
pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan
bertingkat.
h. Total Station