Anda di halaman 1dari 8

GUGUS TUGAS

PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID 19)


KOTA TIDORE KEPULAUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PROSES PEMBELAJARAN DI MASA TRANSISI MENUJU NORMAL BARU
KOTA TIDORE KEPULAUAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

1. Pembelajaran masa transisi menuju normal baru mengacu pada keputusan bersama,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020, Nomor
HK.01.08/Menkes/502/2020, Nomor 119/4536/SJ Tentang Perubahan atas Keputusan
bersama Menteri Pendidikan Dan kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor
HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang Panduan
Penyelenggaran Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19;
2. Pelaksanaan pembelajaran masa transisi menuju normal baru, berlaku 2 (Dua) bulan
dimulai tanggal 16 November sampai dengan 31 Desember tahun 2020;
3. Sebelum dimulai proses pembelajaran pada masa transisi menuju normal baru, satuan
pendidikan dapat melaksanakan rapat bersama dengan orang tua/komite sekolah,
dengan mengacu pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19;
4. Pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, satuan pendidikan Kota Tidore
Kepulauan, adalah;
5.

a. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan dalam jaringan (daring), sebagai


berikut;
1. Satuan Pendidikan mendata nomor telepon orang tua/wali dan membuat
dalam bentuk group whatsapp (atau aplikasi komunikasi lainnya) sebagai media
interaksi dan komunikasi;
2. Satuan Pendidikan mendiskusikan dengan orang tua/wali peserta didik tentang
ketersediaan gawai/laptop/komputer, akses internet, aplikasi media
pembelajaran daring, materi, dan jadwal pembelajaran daring;
3. Guru TK/PAUD/RA/BA/SD/MI/SMP/MTs, wajib membuat RPP yang sesuai
dengan kondisi dan akses pembelajaran daring;
4. Satuan Pendidikan, harus memastikan orang tua/wali mendukung pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan daring.

1
b. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan luar jaringan (luring) adalah;
1. Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan TK-PAUD/RA/BA, sebagai
berikut;
1.1 Satuan Pendidikan membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok,
setiap kelompok maksimal 3 (tiga) orang;
1.2 Satuan Pendidikan menentukan titik pertemuan berdasarkan kesepakatan
bersama orang tua/wali dan yayasan (sekolah swasta);
1.3 Setiap kelompok belajar berlangsung selama 1 jam (60 menit);
1.4 Guru TK-PAUD/RA/BA, melakukan pembelajaran dengan cara berkunjung
ke titik pertemuan (Guru kunjung);
1.5 Pembelajaran luring harus dibantu oleh orang tua/wali sesuai dengan
jadwal dan penugasan yang telah diberikan;
1.6 Peserta Didik belajar di rumahnya, tanpa memakai seragam sekolah dan
harus menggunakan masker;
1.7 Guru TK-PAUD/RA/BA, melaksanakan pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan dengan mengacu pada protokol kesehatan Covid-19;
1.8 Guru TK-PAUD/RA/BA, dalam melaksanakan pembelajaran di setiap satuan
pendidikan wajib menggunakan masker transparan (face shield-masker);
1.9 Guru TK-PAUD/RA/BA, dalam melaksanakan proses pembelajaran, harus
menyusun Program Pembelajaran, RPP, dan Bahan Ajar telah
ditandatangani oleh Kepala satuan pendidikan dan disetujui oleh pengawas
binaan;
1.10 Program Pembelajaran, RPP, dan Bahan Ajar yang disusun Guru bukan
dimaksud untuk mengejar ketercapaian kurikulum;
1.11 Guru TK-PAUD/RA/BA, melakukan assesmen dan membuat portofolio
peserta didik dari bukti atau produk aktivitas belajar yang telah diberi
umpan balik secara kualitatif tanpa harus memberikan skor/nilai kuantitatif.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan SD/MI dengan pendekatan


luring sebagai berikut;
2.1 Satuan Pendidikan, Komite Sekolah atau Yayasan, agar berkordinasi
dengan Tim Satgas Kelurahan/Desa untuk menentukan tempat
pembelajaran dengan pendekatan luring;

2
2.2 Untuk menenuhi standar protokol kesehatan dan mudah dalam sterilisasi,
maka, satuan pendidikan dapat digunakan sebagai tempat pembelajaran
dengan pendekatan luring;
2.3 Mengacu pada poin 2.2 diatas, maka pengaturan proses pembelajarannya
adalah sebagai berikut;
2.3.1 Dalam proses pembelajaran satuan pendidikan membagi jumlah
peserta didik setiap kelas berjumlah maksimal 18 (delapan belas)
peserta didik, jarak tempat duduk antar peserta didik minimal 1,5
meter dan tidak menggunakan shift;
2.3.2 Waktu pembelajaran pada satuan pendidikan dimulai pukul 07.30
sampai dengan pukul 12.00 WIT, untuk hari Jum’at 10.30 Wit (Untuk
kelas bawah disesuaikan oleh satuan pendidikan);
2.3.3 Jadwal pelaksanaan pembelajaran luring untuk satuan pendidikan
SD/MI sebagai berikut;

No HARI KELAS

1 SENIN, SELASA, RABU IV-V-VI


2 KAMIS, JUM’AT, SABTU 1-II-III

Keterangan : Jadwal Pembelajaran disesuaikan dengan jadwal yang


disusun oleh satuan pendidikan.

2.4 Pembelajaran dengan pendekatan luring harus dibantu orang tua/wali


sesuai dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan;
2.5 Guru SD/MI, bersama orang tua murid/wali harus memastikan bahwa
satuan pendidikan yang digunakan untuk belajar telah steril dan sudah
disemprot dengan disinfektan;
2.6 Peserta Didik dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan memakai
seragam sekolah dan menggunakan masker;
2.7 Guru SD/MI, melaksanakan pembelajaran pada satuan pendidikan dengan
mengacu pada protokol kesehatan Covid-19;
2.8 Guru SD/MI, dalam melaksanakan pembelajaran wajib menggunakan
masker transparan (face shield-masker);
2.9 Guru SD/MI, dalam melaksanakan proses pembelajaran harus menyusun
program pembelajaran, RPP, Bahan Ajar yang telah ditandatangani oleh

3
Kepala satuan pendidikan dan disetujui oleh Pengawas binaan Dinas
Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama;
2.10 Program Pembelajaran, RPP, dan Bahan Ajar yang disusun Guru, bukan
dimaksud untuk mengejar ketercapaian kurikulum;
2.11 Guru SD/MI, melakukan assesmen dan membuat portofolio peserta didik
dari bukti atau produk aktivitas belajar yang telah diberi umpan balik
secara kualitatif tanpa harus memberikan skor/nilai kuantitatif.

3. Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan SMP/MTs dengan


pendekatan luring sebagai berikut;
3.1 Satuan Pendidikan, Komite Sekolah atau Yayasan, agar berkordinasi dengan
Tim Satgas Kelurahan/Desa untuk menentukan tempat pembelajaran
dengan pendekatan luring;
3.2 Untuk menenuhi standar protokol kesehatan dan mudah dalam sterilisasi
maka, satuan pendidikan sebagai tempat pembelajaran dengan pendekatan
luring;
3.3 Mengacu pada poin 3.2 diatas maka, pengaturan proses pembelajarannya
adalah sebagai berikut;
3.3.1 Dalam proses pembelajaran satuan pendidikan membagi jumlah
peserta didik setiap kelas berjumlah maksimal 18 (delapan belas)
peserta didik, jarak tempat duduk antar peserta didik minimal 1,5
meter dan tidak menggunakan shift.
3.4 Pembelajaran luring dalam bentuk tatap muka dilakukan untuk semua
mata pelajaran;
3.5 Jadwal pembelajaran dengan pendekatan luring untuk satuan pendidikan
SMP/MTs, sebagai berikut;

NO HARI KELAS

1 SENIN DAN JUM’AT VII


2 SELASA DAN KAMIS VIII
3 RABU DAN SABTU IX
Keterangan : Jadwal Pembelajaran disesuaikan dengan jadwal yang disusun oleh
satuan pendidikan.

4
3.6 Waktu pembelajaran pada satuan pendidikan dimulai pada pukul 07.30
sampai dengan pukul 12.00 WIT (Untuk hari Jum’at 10.30 Wit);
3.7 Satuan pendidikan yang memiliki 3 (Tiga) rombongan belajar dan jumlah
peserta didiknya di bawah 70 maka, proses pembelajarannya sekaligus
pada semua tingkat;
3.8 Peserta didik belajar di satuan pendidikan memakai seragam sekolah dan
menggunakan masker;

3.9 Guru SMP/MTs, melaksanakan pembelajaran pada masing-masing satuan


pendidikan dengan mengacu pada protokol kesehatan Covid-19;
3.10 Guru SMP/MTs, dalam melaksanakan pembelajaran di Satuan Pendidikan
harus menggunakan masker transparan (face shield-masker);
3.11 Guru SMP/MTs, dalam melaksanakan proses pembelajaran harus
menyusun program pembelajaran, RPP, dan Bahan Ajar telah
ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan diketahui oleh Pengawas binaan;
3.12 Program Pembelajaran, RPP, dan Bahan Ajar yang disusun Guru, bukan
dimaksud untuk mengejar ketercapaian kurikulum;
3.13 Guru SMP/MTs, melakukan assesmen dan membuat portofolio peserta
didik dari bukti atau produk aktivitas belajar yang telah diberi umpan balik
secara kualitatif tanpa harus memberikan skor/nilai kuantitatif.

4 Peran satuan pendidikan dan orang tua/wali dalam melaksanakan pembelajaran


melalui dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring), sebagai berikut;
4.1 Peran dan tanggung jawab satuan pendidikan;
4.1.1 Penyemprotan disinfektan dilakukan pada setiap satuan pendidikan,
bekerjasama dengan Satgas Kelurahan/Desa minimal 1 kali dalam
sebulan;
4.1.2 Satuan Pendidikan harus memantau kesehatan secara rutin terkait
gejala-gejala: demam tinggi (> 370 C), batuk, pilek, sesak napas,
diare, dan atau kehilangan indera perasa dan penciuman secara
tiba-tiba;
4.1.3 Satuan Pendidikan dilarang membuka kantin, melaksanakan
kegiatan olahraga, dan ekstrakurikuler;
4.1.4 Satuan Pendidikan harus memiliki thermogun (pengukur suhu
tubuh tembak);
5
4.1.5 Satuan Pendidikan harus memastikan gurunya memiliki program,
RPP, dan Bahan Ajar, yang telah ditandatangani oleh Kepala satuan
pendidikan dan diketahui oleh Pengawas Binaan dari Dinas
Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama;
4.1.6 Setiap hari Guru TK/PAUD/RA/BA/SD/MI/SMP/MTs, wajib
menandatangani absen/finger print kemudian Kepala Satuan
Pendidikan meneruskan ke Pengawas Binaan masing-masing
sebagai laporan ke Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian
Agama;
4.1.7 Satuan Pendidikan dapat menggunakan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) dari
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) dan
Kementerian Agama (KEMENAG) dalam menyediakan sarana dan
prasarana pendukung pembelajaran di masa pandemi Covid-19
dengan pendekatan daring dan luring serta melakukan pencegahan
penyebarannya di lingkungan satuan pendidikan;
4.1.8 Satuan Pendidikan mempersiapkan sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan pembejaran daring/luring.
4.2 Peran dan tanggung jawab orang tua/wali sebagai berikut;
4.2.1 Orang tua/wali wajib menyediakan masker dan handsanitizer untuk
anaknya, termasuk bekal (minum dan snack) dari rumah;
4.2.2 Jika orang tua/wali yang anaknya flu/sakit, maka tidak perlu
membawa anaknya ke satuan pendidikan (cukup istirahat dan
minum obat di rumah);
4.2.3 Orang tua/wali wajib membantu satuan pendidikan dalam proses
pembelajaran dengan pendekatan daring maupun luring;
4.2.4 Orang tua/wali wajib mengawasi anaknya selama belum
berlangsungnya proses pembelajaran dengan pendekatan daring
maupun luring;
4.2.5 Penugasan pembelajaran peserta didik disertai dengan lembar
pemantauan aktivitas harian selanjutnya, dikumpulkan pada setiap
akhir minggu, sekaligus untuk mengambil penugasan pembelajaran
pada minggu berikut;
6
4.2.6 Orang tua/wali secara aktif berdiskusi terkait tantangan dan kendala
yang dihadapi selama pembelajaran dengan pendekatan luring;
4.2.7 Orang tua/wali wajib antar jemput anak di satuan pendidikan.

Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini, dibuat agar dapat


dipedomani.

Tembusan disampaikan kepada Yth;


1. Pj. Sekda Kota Tidore Kepulauan;
2. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan;
3. Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Tidore Kepulauan;
4. Arsip.

7
8

Anda mungkin juga menyukai