Anda di halaman 1dari 7

Asesmen Formatif sebagai Asesmen

Diagnosis Berkala
Tahap 1: Bimtek Guru Belajar seri Masa Pandemi Covid-19 I  Konsep Asesmen Diagnosis Berkala  Asesmen
Formatif sebagai Asesmen Diagnosis Berkala
IN PROGRESS

Pada aktivitas sebelumnya, Anda telah memahami tujuan dan prinsip asesmen formatif.
Apa poin penting yang Anda dapatkan? 

Berdasarkan tujuan dan prinsip asesmen formatif dapat diketahui bahwa asesmen
formatif merupakan penilaian yang berorientasi pada proses pembelajaran agar siswa
memperoleh umpan balik dari guru untuk memperbaiki capaian belajarnya. Umpan balik
dan tindak lanjut dalam asesmen formatif diperlukan agar siswa memaknai pengalaman
belajar yang telah dilakukan, tidak hanya hasil yang telah dicapai. 
Orientasi pada proses sebagai salah satu prinsip asesmen formatif pada
pelaksanaannya dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Tidak hanya dilihat dari
hasil akhir saja, tetapi guru memantau perkembangan proses belajar siswa, memberi
umpan balik dan tindak lanjut dari hasil yang diperoleh. Jika pada topik sebelumnya
Anda telah mempelajari asesmen diagnosis awal, guru juga perlu melakukan asesmen
diagnosis secara berkala. Terlebih pada pembelajaran jarak jauh, asesmen diagnosis
berkala dapat digunakan untuk memetakan kemampuan belajar siswa. 

Jika dikaitkan dengan tujuan dan prinsip asesmen formatif, asesmen diagnosis berkala
dapat pula dikatakan sebagai asesmen formatif. Mengapa demikian? Berikut terdapat
infografis tujuan dan prinsip asesmen diagnosis berkala. Anda dapat membandingkan
dengan tujuan dan prinsip asesmen formatif untuk mencari keterkaitan antar keduanya. 
Sebagaimana yang Anda ketahui, kemampuan dan kompetensi siswa dalam menguasai suatu
materi berbeda-beda. Setiap siswa memiliki keunikan yang menjadi identitas pada dirinya. Ada
siswa tertentu yang cepat menguasai suatu topik pembelajaran, tapi belum tentu menguasai
pada topik yang lain. Maka dari itu, asesmen diagnosis berkala diperlukan guna memetakan
kemampuan semua siswa di kelas secara cepat. Dalam hal ini, asesmen diagnosis berkala
dapat digunakan untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak
paham, dan siapa saja yang belum paham. Dengan demikian, Anda dapat menyesuaikan
materi pembelajaran dengan kemampuan siswa. Terutama pada kondisi pembelajaran jarak
jauh saat ini, penting bagi guru untuk melakukan asesmen diagnosis berkala agar kebutuhan
belajar murid dapat terpenuhi walaupun dilakukan secara jarak jauh. 
Asesmen Diagnosis Kognitif bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam

topik sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnosis dapat mengandung satu atau lebih dari

satu topik. Contoh: asesmen diagnosis untuk matematika kelas V bisa mengandung topik

penjumlahan dan pengurangan saja, atau semua topik dalam mata pelajaran matematika

(termasuk penjumlahan dan pengurangan, jaring-jaring bangun ruang sederhana, pecahan,

dll). Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara

rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada

akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang

lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester). Buku Saku ini dapat

digunakan oleh Bapak/ Ibu guru sebagai pedoman untuk membuat asesmen diagnosis

sederhana.

Anda mungkin juga menyukai