Mengukur Tingkat Kepuasan Karyawan Pada Perusahaan Reparasi Mesin Industri Dengan Menggunakan Metode Importance Performance Analysis (IPA)
Mengukur Tingkat Kepuasan Karyawan Pada Perusahaan Reparasi Mesin Industri Dengan Menggunakan Metode Importance Performance Analysis (IPA)
Riwayat artikel: Karyawan pada perusahaan adalah aset yang perlu diperhatikan. Perusahaan harus terus menjaga kualitas
Diajukan pada 01 Mei 2020 kerja dari karyawan agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk menjaga kinerja karyawan,
Direview pada 15 Mei 2020 perusahaan perlu melakukan pembinaan secara kontinu dan memberikan fasilitas untuk kenyamanan dan
Direvisi pada 30 Mei 2020 kepuasan dalam bekerja, agar SDM yang ada dapat memberikan kontribusi secara optimal untuk mencapai
Disetujui pada 01 Juni 2020 tujuan perusahaan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan
Tersedia daring pada 30 Juni 2020 menggunakan metode importance performance analysis (IPA). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
jasa reparasi mesin untuk keperluan khusus. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 24 atribut untuk
Kata kunci: meningkatkan kepuasan kerja karyawan perusahan reparasi mesin industri. Dari 24 atribut tersebut,
Kepuasan karyawan, importance prioritas utama yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja
performance analysis. adalah melakukan perbaikan terhadap ketersediaan alat kelengkapan kerja yang layak, kondisi lingkungan
kerja yang nyaman, pemberian insentif sesuai hasil produksi, dan suasana kerja yang nyaman.
Keywords:
Employee satisfaction, importance
ABSTRACT
performance analysis.
Employees at the company are assets that need attention. The company must continue to maintain
employees' quality of work so that the targets set can be achieved. To maintain employee performance,
companies need to conduct continuous coaching and provide facilities for comfort and satisfaction at work,
so that existing human resources can contribute optimally to achieve company goals. The purpose of this
research is to measure the level of employee satisfaction using the Importance Performance Analysis (IPA)
method. This research was conducted at a machine repair service company for special needs. The results
of this study found that there are 24 attributes to increase job satisfaction of industrial machine repair
company employees. Of the 24 attributes, the main priority that must be done by the company to improve
employee satisfaction at work is to make improvements to the availability of adequate work equipment,
comfortable working environment conditions, providing incentives according to production results, and a
comfortable working atmosphere.
1. Pendahuluan
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting dalam industri. SDM dalam industri, disebut juga sebagai karyawan, harus terus tetap dijaga
kualitasnya agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk menjaga kinerja karyawan, perusahaan perlu melakukan pembinaan secara kontinu
sehingga SDM yang ada dapat memberikan kontribusi secara optimal agar mencapai tujuan perusahaan [1].
Salah satu aspek dalam proses pembinaan ini adalah bagaimana karyawan dapat bekerja dengan baik dan puas dalam bekerja. Kepuasan kerja (job
statisfaction) tidak serta merta datang begitu saja. Perusahaan membutuhkan strategi bagaimana menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan melalui
114 TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 16 NO 01 (2020) 113–121
pembinaan dan penyediaan fasilitas dan strategi agar karyawan bekerja lebih optimal. Beberapa faktor yang memerlukan perhatian dalam pembinaan
karyawan diantaranya; moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan [2].
Kepuasan kerja dalam perspektif SDM adalah karyawan dapat menikmati pekerjaannya dalam bekerja. Hasilnya, secara psikologis memerlukan
apresiasi dari apa yang telah dikerjakan, penempatan, perlakuan, fasilitas, dan iklim kerja yang baik [3]. Selain itu, Kepuasan kerja juga dipengaruhi faktor
kesesuaian kerja berdasarkan latar belakang pendidikan, tingkat intelegensi karyawan, keterampilan yang dimiliki dan kepribadian [5].
Berbagai literatur telah menjelaskan bahwa untuk mengukur tingkat kepuasan kerja pada industri jasa terdapat 5 variabel penting yaitu tangible,
reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Tangible merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi pelanggan;
Reliability merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa; Responsiveness adalah kemampuan yang dimiliki perusahaan dan dilakukan oleh
karyawan dalam memberikan pelayanan cepat dan tanggap; Assurance merupakan jaminan untuk meyakinkan karyawan; dan Empathy merupakan
kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam memberikan perhatian kepada karyawan [2-4, 6, 7].
Untuk mengukur kepuasan kerja karyawan, penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa reparasi mesin untuk keperluan khusus. Hal ini dilakukan
karena pada penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti kepuasan karyawan pada perusahaan reparasi mesin [5-6]. Kegiatan usaha pada industri ini
meliputi, reparasi mesin-mesin industri, perbaikan dan perawatan mesin industri. Perusahaan ini merupakan mitra dari PT. Krakatau Posco dalam melakukan
pengadaan mesin untuk perbaikan dan pembuatan suku cadang, melakukan perbaikan dan perawatan (di lapangan maupun di dalam workshop) peralatan
pada mesin continuous casting di area continuous casting factory pada PT. Krakatau Posco, melakukan pengerasan (hard facing) roll dengan metode
pengelasan, dan melaksanakan pekerjaan pelapisan nickel (nickel coating) pada cetakan (mold) mesin continuous casting dan lainnya.
Namun, dalam melaksanakan pekerjaannya, perusahaan tersebut terdapat beberapa masalah, dimana perusahaan mengalami penurunan produktivitas
beberapa bulan terakhir. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan produktivitas tersebut yaitu menurunnya kinerja karyawan sehingga
mempengaruhi hasil kerja karyawan akibatnya berdampak terhadap produktivitas yang dihasilkan. Dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan, pimpinan
perusahaan perlu mengetahui sejauhmana kepuasan kerja (job satisfaction) karyawan yang bekerja di perusahaan dan faktor apa saja yang mempengaruhi
kepuasan karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tingkat kepuasan karyawan dengan menggunakan metode importance performance analysis
(IPA). Penilaian tingkat kepentingan terdiri dari 5 dimensi yaitu tangible, assurance, emphaty, reliability, dan responsiveness. Selanjutnya dimensi tersebut
digunakan untuk membuat kuesioner. Setelah kuesioner diisi, lalu data diolah dengan metode IPA. Sehingga dari penelitian ini dapat diketahui atribut apa
saja yang harus diperbaiki untuk dapat meningkatkan kepuasan karyawan pada perusahaan dan mengetahui tingkat kepuasan karyawan serta gap yang terjadi
antara harapan karyawan dan apa yang dirasakan karyawan. Dengan terwujudnya hal tersebut, bukan hanya kebutuhan karyawan yang terpenuhi, tetapi
tujuan perusahaan juga akan ikut tercapai [6-7, 9].
2. Metodologi Penelitian
Variabel dan atribut dalam penelitian ini didapatkan dari studi literatur dan hasil wawancara langsung dengan devisi SDM industri jasa perbaikan mesin
industri. Adapun indikator dari masing-masing variabel kualitas pelayanan sebagai berikut.
1. Tangible, terdiri dari beberapa indikator yaitu alat kelengkapan kerja disediakan oleh perusahaan yang layak, peralatan dan mesin yang digunakan layak,
pelat pelindung diri yang disediakan oleh perusahaan yang layak, pemberian seragam yang layak, kondisi lingkungan kerja yang nyaman, dan toilet
bersih dan wangi [4, 6].
2. Reliability, terdiri dari beberapa indikator yaitu adanya pelatihan atau training, pembayaran gaji tepat waktu, nominal gaji yang diterima, evaluasi
kinerja yang transparan, peraturan kerja di perusahaan, dan pemberian insentif sesuai hasil produksi [5, 6, 10].
3. Responsiveness, terdiri dari beberapa indikator yaitu perusahaan responsif terhadap keluhan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi
karyawan, manajemen meminta saran karyawan untuk suatu masalah dalam pekerjaan sehari-hari, dan atasan membantu menyelesaikan konflik antar
karyawan secara adil [6, 7, 13].
4. Assurance, berupa jaminan yang diberikan kepada karyawan berupa jaminan perlindungan ketenagakerjaan, pemberian THR, pemberian BPJS,
pemberian cuti, dan pemberian izin/dispensasi/sakit [6, 8, 12].
5. Empathy, terdiri dari beberapa indikator yaitu komunikasi yang baik antar atasan dan bawahan, komunikasi yang baik antar rekan kerja, dan suasana
kerja yang nyaman [6, 9, 11].
Pemberian kode untuk variabel dan atribut penelitian disajikan pada Tabel 1 berikut.
14. Perusahaan memberikan respon yang cepat dalam mengatasi keluhan A14
Responsivness
15. Manajemen meminta saran karyawan untuk suatu masalah dalam pekerjaan sehari-hari A15
16. Atasan membantu menyelesaikan konflik antar karyawan secara adil A16
Importance performance analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan James [7]. Metode IPA merupakan alat bantu dalam menganalisis
untuk membandingkan antara kinerja pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan yang diinginkan [13].
Kesesuaiannya adalah hasil perbandingan antara skor kinerja pelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian ini yang menentukan skala prioritas
yang akan dipakai dalam penanganan. Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, X i merupakan tingkat kinerja
perusahaan aktual terhadap karyawannya, sedangkan Yi merupakan tingkat harapan karyawan terhadap perusahaan. Tingkat harapan dari kualitas pelayanan
adalah seberapa penting suatu pelayanan yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Sedangkan tingkat kinerja
perusahaan (TKi) merupakan hasil dari kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan dan yang dirasakan langsung oleh karyawan [9-10].
Xi
TK i = 100% . (1)
Yi
Setelah menentukan variabel dan indikator, maka dilakukan penyusunan kuesioner berdasarkan tingkat kepentingan. Kuesioner disusun dengan skala Likert
[1, 8]. Adapaun skala yang dipakai pada penelitian ini sebagai berikut [5-7].
1. Tingkat Harapan (importance)
Sebagai pedoman bagi karyawan untuk menilai tingkat harapan kualitas pelayanan, digunakan skala Likert dengan nilai 1-5.
Nilai 1 = Sangat tidak penting
Nilai 2 = Tidak penting
Nilai 3 = Cukup penting
Nilai 4 = Penting
Nilai 5 = Sangat penting
2. Tingkat Aktual (performance)
Sebagai pedoman bagi karyawan untuk menilai tingkat aktual layanan yang juga digunakan skala Likert dengan nilai 1-5.
Nilai 1 = Sangat tidak baik
Nilai 2 = Tidak baik
Nilai 3 = Cukup baik
Nilai 4 = Baik
Nilai 5 = Sangat baik.
Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu metode non probability sampling dengan menggunakan teknik convenience sampling, dimana sampel
diambil dengan pertimbangan kemudahan. Jumlah responden penelitian sebanyak 143 orang. Adapun persentase perbandingan responden berdasarkan divisi
dapat dilihat pada Gambar 1.
116 TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 16 NO 01 (2020) 113–121
Office
5% 4% Coating & Welding
7%
15%
Fabrication
Machining
22% 14%
Sketch & Procs
Roll Shop
15% 18% On-Line
Roll Machining
Dari Gambar 1 di atas dapat diketahui persentase karakteristik responden berdasarkan divisi, yaitu karyawan pada office sebesar 4%, sketch & procs
dan coating & welding sebesar 15%, roll shop sebesar 22%, fabrication sebesar 14%, online sebesar 7%, machining sebesar 18% dan divisi roll machining
sebesar 5%. Apabila dilihat dari karakteristik pendidikan responden, maka didapatkan presentase yang disajikan pada Gambar 2.
1%
SMA
1%
10% SMK
8% 27% STM
2%
D1
13% D III
D IV
38% S1
S2
Dari Gambar 2 diketahui persentase dari karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, yaitu SMA sebesar 27%, SMK sebesar 38%, STM
sebesar 13%, D1 sebesar 2%, DIII sebesar 8%, D IV dan S2 sebesar 1%, dan S1 sebesar 10%. Sedangkan apabila dilihat dari pekerjaan, maka karakteristik
responden dapat dilihat pada Gambar 3.
25
20
Responden
15
10
Uji kecukupan (n) pada penelitian ini menggunakan Solvin Formula. Dengan data populasi atau jumlah seluruh karyawan (N) sebanyak 143 orang, dan
tingkat error (e) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayan sebesar 95%, kemudian dilakukan perhitungan uji kecukupan data sebagai berikut:
N
n= 100% . (2)
1 + N.e2
TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 16 NO 01 (2020) 113–121 117
143
= = 105,3047.
1 + 143(0,05) 2
Dari hasil perhitungan diatas, maka banyak data yang dibutuhkan untuk dapat dikatakan mencukupi atau mewakili suara dari karyawan adalah sebanyak
105,3407 data atau dibulatkan menjadi 106 data.
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 26 dan Microsoft Excel. Uji validitas dilakukan setiap butir atribut. Hasilnya dibandingkan dengan r
tabel dengan tingkat kesalahan 5%. Jika r tabel < r hitung, maka atribut disebut valid. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan r tabel sebesar 0,1576.
Dari hasil perhitungan, r hitung yang didapat lebih besar dari nilai r tabel, maka untuk semua atribut dinyatakan valid.
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 26 dan Microsoft Excel. Suatu atribut dikatakan reliable apabila atribut tersebut cukup dapat dipercaya
sebagai alat pengukur data. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Hasil dari perhitungan reliabilitas pada tingkat
harapan didapat nilai r sebesar 0,935 dan tingkat aktual didapat 0,946 yang berarti data dinyatakan handal atau dipercaya karena tingkat reliabilitasnya masih
diantara 0,80 – 1,00 [5].
Pada perhitungan tingkat kesesuaian dengan menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis), hal pertama dilakukan adalah menghitung skor
total kinerja pelayanan perusahaan (Xi) dan kepentingan atau harapan karyawan (Yi), selanjutnya dilakukan perhitungan nilai 𝑋̅ (rata-rata skor kinerja) dan
𝑌̅ (rata-rata skor kepentingan/harapan karyawan). Tingkat kesesuaian merupakan hasil perbandingan antara skor tingkat kepuasan dengan skor tingkat
kepentingan/harapan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan skala prioritas [12-13]. Berikut tingkat kesesuaian antara harapan dengan skor aktual.
Jika nilai dari tingkat kesesuaian mendekati 100% dan berada di atas rata-rata, maka dapat dikatakan tingkat kesesuaian sudah baik [4]. Berdasarkan
Tabel 2 di atas, diperoleh nilai rata-rata kesesuaian berada pada rentang nilai 54-96% sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa atribut-atribut
tersebut masuk dalam kategori “sesuai” atau sudah baik.
Tingkat kesenjangan merupakan hasil dari selisih antara harapan dan realita atau aktual. Sebagai contoh pada Tabel 3 kode atribut A1, nilai kinerja aktual
sebesar 3,391 dan nilai harapan sebesar 4,618 sehingga terdapat selisih (gap) sebesar -1,227 artinya bahwa perusahaan belum dapat memenuhi harapan
karyawan. Secara lengkap perhitungan nilai dari tingkat kesenjangan atau gap setiap atribut dapat dilihat pada Tabel 3.
Untuk menganalisasi tingkat harapan dan kinerja aktual, penelitian ini menggunakan diagram kartesius IPA. Pada Gambar 4 dapat diketahui atribut yang
merupakan bagian dari kuadran I, II, III dan IV. Atribut yang terdapat pada kuadran I yaitu A1, A5, A12, dan A24. Atribut yang terdapat pada kuadran II
yaitu A2, A3, A8, A9, A17, A18, A19, A20, A21, dan A23. Atribut yang terdapat pada kuadran III yaitu A4, A6, A7, A10, A11, A13, A14, A15, dan A16
serta terdapat satu atribut pada kuadran IV yaitu A22. Adapun atribut yang harus diperbaiki pada masing-masing kuadran sebagai berikut.
TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 16 NO 01 (2020) 113–121 119
Atribut-atribut pelayanan yang terletak pada kuadran I merupakan atribut yang memiliki prioritas utama untuk dilakukan perbaikan oleh perusahaan.
Dalam hal ini manajemen perusahaan harus memprioritaskan atribut-atribut yang terletak pada kuadran I untuk dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Untuk
atribut-atribut yang harus dipertahanan oleh perusahaan setelah dilakukannya perhitungan menggunakan diagram kartesius adalah atribut-atribut yang
berada pada kuadran II.
Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran II harus dipertahankan prestasinya. Manajemen perusahaan harus terus mempertahankan atribut-atribut
pelayanan pada kuadran II agar karyawan tetap merasa puas dalam bekerja. Sedangkan atribut yang terletak pada kuadran III merupakan atribut yang
memiliki penilaian yang rendah karena atribut-atribut ini kurang dianggap penting oleh karyawan dan perusahaan juga tidak memberikan pelayanan yang
baik, diantaranya:
A15 Manajemen meminta saran karyaawan untuk suatu masalah dalam pekerjaan sehari-hari
Atribut-atribut yang terletak pada kuadran III memiliki prioritas yang rendah untuk dilakukan perbaikan, dalam hal ini manajemen perusahaan tetap
harus melakukan perbaikan terhadap atribut-atribut tetapi atribut tersebut memiliki prioritas yang rendah untuk dilakukan perbaikan oleh manajemen
perusahaan. Terakhir, untuk atribut yang ada pada kuadran IV adalah atribut yang tidak dianggap penting bagi karyawan, namun perusahaan memberikan
pelayanan yang berlebihan sehingga atribut ini dianggap berlebihan. Adapun atribut yang berada pada kuadran IV, yaitu:
Kode Atribut
Atribut-atribut yang terletak pada kuadran IV yang dianggap kurang penting oleh karyawan dan kinerja yang dilakukan oleh pihak perusahaan dirasakan
terlalu tinggi atau berlebihan, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan perbaikan.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan, di antaranya adalah terdapat 24 atribut dalam meningkatkan kepuasan
karyawan pada perusahaan reparasi mesin industri yang dibagi dalam 5 dimensi yaitu pada dimensi tangible terdiri dari 6 atribut, dimensi realibility 6
atribut, dimensi responsiveness 4 atribut, dimensi assurance 5 atribut, dan dimensi emphaty 3 atribut. Untuk meningkatkan kepuasan karyawan dalam
bekerja maka prioritas utama yang harus dilakukan oleh perusahan adalah ketersediaan alat kelengkapan kerja yang layak, kondisi lingkungan kerja yang
nyaman, pemberian insentif sesuai hasil produksi, dan suasana kerja yang nyaman.
4.2. Saran
Adapaun saran yang dapat diberikan untuk perusahaan adalah pihak perusahaan harus lebih memperhatikan kepuasan karyawan dalam bekerja sehingga
karyawan termotivasi dalam meningkatan kinerja dan produktivitas perusahaan. Atribut-atribut yang dianggap dapat memuaskan bagi karyawan sebaiknya
tetap dipertahankan dan ditingkatkan sambil melakukan perbaikan pada prioritas kepuasan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Budiaji, W. (2013). Skala pengukuran dan jumlah respon skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, vol. 2, no. 2, pp. 127-133.
[2] Fatmala, W. S., Suprapto, S., & Rachmadi, A. (2018). Analisis kualitas layanan website e-commerce berrybenka terhadap kepuasan pengunjung
menggunakan metode WebQual 4.0 dan importance performance analysis (IPA). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
vol, 02, no. 01, pp. 175-183.
[3] Fatona, S. (2010). Kualitas jasa yang mempengaruhi loyalitas dan relevansinya terhadap kepuasan. Jurnal Dinamika Manajemen, vol. 1, no. 1, pp.
41-46.
[4] Fitrianti, S., Ismawati, I., & Sillia, N. (2015). Analisis tingkat kepuasan pengunjung kawasan wisata Lembah Harau. Jurnal Poli Bisnis, vol. 7, no.1,
pp. 37-46.
[5] Heriyanto, Katili, P. B., & Wahyuni, N. (2018). Analisis tingkat kepuasan karyawan terhadap kinerja manajemen perusahaan PT. XYZ. Jurnal Teknik
Industri Untirta, vol. 5, no 3, pp. 234-238.
[6] Lubis, A. S., & Andayani, N. R. (2017). Pengaruh kualitas pelayanan (serive quality) terhadap kepuasan pelanggan PT. Sucofindo Batam, Journal of
Applied Business Administration, vol. 1, no. 2, pp. 232-243.
[7] Anggraini, L. D., Deoranto, P., & Ikasari, D. M. (2015). Analisis persepsi konsumen menggunakan metode importance performance analysis dan
customer satisfaction index. Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, vol. 4, no. 2, pp. 74-81.
[8] Muljani, N. (2002). Kompensasi sebagai motivator untuk meningkatkan kinerja karyawan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol. 4, no. 2, pp.
108-122.
[9] Noer, L. R. (2016). Analisis peningkatan kualitas pelayanan mahasiswa magister manajemen teknologi ITS Surabaya dengan metode servqual dan
importance performance analysis (IPA). Journal of Research and Technology, vol. 2, no. 1, pp. 35-43.
[10] Ong, J. O. & Pambudi J. (2014). Analisis kepuasan pelanggan dengan importance performance analysis di SBU Laboratory Cibitung PT. Sucofindo
(PERSERO). J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, vol. 9, no. 1, pp. 1-10.
[11] Potale, R., & Uhing, Y. (2015). Pengaruh kompensasi dan stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank Sulut Cabang Utama
Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, vol. 3, no 1, pp. 63-73.
TEKNIKA: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI VOL 16 NO 01 (2020) 113–121 121
[12] Rustanto, A. E. (2017). Pengaruh kompensasi dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai di Rutan Kelas 1 Cipinang. PARADIGMA:
Jurnal Ilmu Administrasi, vol. 4, no. 2, pp. 166-187.
[13] Yola, M. & Budianto, D. (2013). Analisis kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan dan harga produk pada supermarket dengan menggunakan
metode importance performance analysis (IPA). Jurnal Optimasi Sistem Industri, vol. 12, no. 1, pp. 301-309.