Anda di halaman 1dari 29

Comparisson of different conservative treatments for

idiopathic clubfoot: Ponseti’s versus non-Ponseti’s


methods

Disusun oleh :
Diandra Ayu Dhita
1102017071

Pembimbing
Dr. Dr Sri Wahyu Herlinawati, Sp.A, M.Kes
Skenario

Seorang ibu membawa putrinya yang berusia 4 bulan ke klinik rawat jalan. Dia
memperhatikan bahwa kedua kaki putrinya terlihat sangat menekuk kedalam
sejak dia lahir. Tidak terdapat kelainan di bagian tubuh lainnya. Ibu mengaku
melahirkan normal dengan berat badan normal. Tidak terdapat riwayat minum
obat dan penyakit selama kehamilan. Ibu mengaku sudah membawa putrinya ke
tempat pijat untuk bayi tetapi tidak ada perbaikan.

.
PERTANYAAN
Metode terapi manakah yang memiliki efisiensi yang lebih baik antara metode Ponseti dan non-
Ponseti?

PICO
Patient : Pasien dengan clubfoot
Intervention : Ponseti’s methode
Comparison : Non-ponseti’s methode
Outcome : Keamanan terapi konservatif metode Ponseti untuk clubfoot dan mengurangi jumlah intervensi

bedah yang diperlukan .

Type of question
Treatment
PENCARIAN BUKTI ILMIAH

• Alamat website : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc


• Kata kunci : congenital talipes equinovarus, club foot, ponseti , french technique, kite
technique.
• Limitasi : 2016-2021
• Hasil pencarian : 6
• Jurnal yang dipilih: Comparison of different conservative treatments for idiopathic
clubfoot: Ponseti’s versus non-Ponseti’s methods.
VALIDITY
1. Did the review explicitly address a sensible clinical question?

Ya.
2. Did the review include explicit and appropriate eligibility
criteria?
Ya, karena memiliki kriteria inklusi.
3. Was biased selection and reporting of studies unlikely?

Ya, karena memiliki kriteria inklusi dan eksklusi.


4. Was the search for relevant studies detailed and exhaustive?

Ya, peneliti mencari artikel dengan keywords berupa “clubfoot”, “Ponseti” dan “treatment”.
Peneliti juga menyertakan referensi artikel dan ulasan yang diselidiki secara manual untuk
menghindari kelalaian.
5. Were the primary studies of high methodological quality?

Penelitian ini menggunakan meta-analysis yang mengacu pada PRISMA (Preferre Reporting
Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses guidelines).
6. Were assessment of studies reproducible?

Analisis statistic yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan random effect model
dengan menggunakan software RevMan (Review Manager) 5.2.
RESULTS

12
1. Were the results similar from study to study?

• Analisis akhir dari 1435 pasien dari 9 studi. Menunjukan bahwa pada penelitian metode ponseti
dibandingkan dengan metode non-Ponseti terdapat heterogenitas yang tinggi (I2>50%).

• Pada perbandingan metode Kite dan metode ponseti terdapat homogenitas pada analisis gabungan dari
hasil yang baik dan kurang baik, dan hasil analisis gabungan dari persyaratan operasi (I2=0%).
Sedangkan pada hasil analisis gabungan relaps terdapat homogenitas yang sedang (I2= 40%).
• Pada perbanding metode French dengan metode Ponseti, hasil analisis gabungan dari hasil yang baik
dan yang kurang baik memiliki heterogenitas yang tinggi (I2=94%). Sedangkan untuk hasil analisis
gabungan dari relaps dan persyaratan untuk operasi memiliki homogenitas yang tinggi (I2= 0%) .
2. What are the overall results of the review ?
• Berdsarakan hasil analisis, gabungan OR menunjukan bahwa hasil yang dicapai lebih baik dan kurang
baik secara signifikan dan bahwa operasi mayor diperlukan lebih sering secara signifikan bila
menggunakan metode non-ponseti (OR ¼ 3.33 dan OR ¼ 7.32, masing-masing), tetapi tidak ada
perbedaan signifikan yang terdeteksi pada terjadinya relaps (OR ¼ 1.34).

• Evaluasi gabungan OR menunjukkan tingkat yang lebih tinggi secara signifikan dari hasil yang baik dan
kurang baik, kekambuhan, dan persyaratan untuk operasi besar saat menggunakan metode Kite daripada
saat menggunakan metode Ponseti (OR ¼ 3.93, atau ¼ 2.53, dan OR ¼ 3.19, masing-masing).
• Evaluasi gabungan OR menunjukan tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi antara metode France
dan metode Ponseti (OR ¼ 3.01, atau ¼ 0.72, dan OR ¼ 1.26, masing-masing.
• Penelitian ini menunjukan bahwa metode Ponseti dapat berhasil digunakan untuk mengkoreksi clubfoot
idiopatik dan merupakan yang paling efektif dari semua metode konservatif.
3. How precise were the results?

• Pada analisis gabungan dari hasil baik dan kurang baik, dan persyaratan untuk operasi pada
perbandingan metode Ponseti dan metode non-Ponseti masing-masing didapatkan signifikansi dengan
nilai (P= 0.010, P= 0.005). Sedangkan pada analisis gabungan dari relaps didapatkan hasil yang tidak
signifikan P=0.46.

• Pada analisis gabungan dari hasil adil dan buruk, dari relaps, dan persyaratan untuk operasi pada
perbandingan metode Ponseti dan metode Kite masing-masing didapatkan signifikansi (P < 0.00001, P =
0.02, P = 0.02)
• Pada analisis gabungan dari hasil baik dan kurang baik, dan persyaratan untuk operasi
pada perbandingan metode Ponseti dan metode French masing-masing didapatkan hasil
yang tidak signifikan dengan nilai (P= 0.35, P= 0.10, P=0.26).
APPLICABILITY

22
1. Apakah hasil penelitian dapat diterapkan?

Ya. Karena metode Ponseti sudah banyak digunakan dan menjadi metode yang banyak
direkomendasikan.
2. Terapi tersebut tersedia dan dapat diterima pasien?

Ya, bisa.
3. Apakah pada penelitian ini terdapat keuntungan dan kerugian?

Keuntungan : metode ponseti menghasilkan kemungkinan lebih rendah untuk kebutuhan operasi,
memiliki prognosis fungsional yang sangat baik, metode ponseti memiliki waktu pengobatan yang lebih
cepat, memiliki kebutuhan casting yang lebih rendah, memiliki hasil yang baik selama masa follow up.

Kerugian : tidak begitu dijelaskan.


Number need to treat (NNT)

Jumlah pasien yang harus diobati untukmenghindarkan 1 kegagalan.

NNT = 1/ARR
Pada penelitian ini, NNT tidak dapat dihitung karena sajian meta-analisis tidak dinyatakan dalam bentuk
beda risiko/ absolute risk reduction (ARR) sedangkan rumus untuk menentukan NNT gabungan adalah
1/ARR gabungan.
JURNAL
DAFTAR PUSTAKA

Jin-Peng He, Jing Fan Shao, Yun Hao. 2017. Comparison of


differentconservative treatments for idiopathic clubfoot: Ponseti’s versus non-
Ponseti’s methods. Wuhan. Journal of International Medical Research. Vol.
45(3) 1190-1199
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai