Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad dhedhi pamungkas

Nim : 031057184

Matkul : Interpretasi dan Penalaran Hukum

Tugas-1 Sesi-3

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Jelaskan pembedaan yang dikemukakan oleh 35 Modul 1.
Richard A Posner untuk mendefinisikan hukum?
2 Jelaskan pengertian interpretasi hukum dan 30 Modul 2
pengertian Koherensi dalam interpretasi hukum!
3 Jelaskan secara singkat perkembangan 35 Modul 3
metodologi ilmu hukum serta penerapannya!

1. Dalam mendefinisikan hukum akan mudah untuk membedakannya menjadi tiga hal
(Richard Poesner,1990):
1. Pertama hukum sebagai institusi sosial yang khusus, dalam hal ini seperti halnya
hukum kebiasaan (adat).
2. Kedua hukum sebagai kumpulan dari pernyataan pernyataan berupa larangan,
perintah maupun hal hal yang diperbolehkan.
3. Hukum sebagai sumber dari hak, kewajiban dan kekuasaan.

2. Interpretasi hukum merupakan aktivitas sehari-hari dari para ahli hukum, para
praktisi, penegak hukum maupun para legal drafter. Hal ini disebabkan hukum baik
yang tertulis maupun tidak tertulis bersifat interpretative sangat tergantung pada
banyak faktor, kapasitas, waktu dan tempat. Hal ini dimaksudkan bahwa makna dari
hukum tersebut tidak bersifat absolut dan mutlak. Karena bahasa hukum bersifat
interpretative sehingga memerlukan interpretation dan resonning sebagai usaha untuk
memberikan makna dari apa yang ada di aturan hukum .

Koherensi dalam interpretasi hukum pada umumnya ditujukan untuk menghasilkan


kepastian dan kesatuan dari suatu sistem hukum. Koherensi merupakan sebuah
kondisi untuk menciptakan keselarasan, keterkaitan dan keterhubungan antara kasus
huhkum yang terjadi dengan realitas hukum yang memungkinkan hakim dan ahli
hukum untuk menginterpretasikan hukum atau peraturan perundang-undangan secara
benar. Koherensi dapat membantu para hakim dan ahli hukum untuk memberlakukan
suatu interpretasi dan penalaran hukum yang sama untuk berbagai kasus yang serupa,
seperti halnya berlakunya doctrine of precedence dan analogy.
3. Metodologi Ilmu Hukum merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mengkajji
perkembangan ilmu hukum dan menghasilakn suatu sistematika ilmu hukum dilihat
dari berbagai sudut pandang. Perkembangan metodologi ilmu hukum tidak terlepas
dari kontroversi yang menyatakan apakah ilmu hukum sebagai ilmu yang memerlukan
metodologi tertentu ataukah hanya sebuah keputusn politik sehingga tidak
memerlukan suatu metodologi tertentu. Kedua pandangan inilah yang melahirkan dua
klasifikasi yaitu :
1. Metodologi Hetoronom
Metodologi heteronom beranggapan bahawa teori yurisprudence hanya dapat
dilakukan sebagai “real science” atau murni sebagai ilmu pengetahuan apabila
Ilmu hukum menggunakan disiplin ilmu lainnya yang telah memiliki tradisi,
metode dan kajian ilmiah seperti Matematika, Logika, Ilmu Fisika, Ilmu Biologi
atau Linguistik, Sosiologi atau Ekonomi. Sehingga ilmu hukum hanya dapat
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan dengan menggunakan metodologi ilmu yang
sudah ada. Metodologi heteronom antara lain menggunakan metodologi seperti :
1. Analisis filsafat hukum
2. Ajaran hukum bebas
3. Legal Realism
4. Sociological Yurisprudence
2. Metodologi Otonomi
Metodologi otonomi, ilmu hukum dapat mengembangkan dan berkembang sendiri
melalui kriteria yang ada didalam ilmu hukum sehingga dapat disebut sebagai
ilmu pengetahuan. Metodologi ini sebagai respons dari pandangan anti-
naturalisme yang menyatakan bahwa ilmu hukum berkembang berdasarkan
metodologinya sendiri yang berbeda dengan logika, matematika, ilmu alam,
maupun ilmu sosial dan humaniora. Namun metodologi otonomi untuk ilmu
hukum tidak berarti isolasi ilmu hukum dengan disiplin ilmu lainnya. Beberapa
ajaran yang termasuk dalam kategori metodologi otonom yang berpandangan ilmu
hukum sebagai ilmu pengetahuan didalam dirinya sendiri seperti :
1. Roman Jurisprudensi
2. Historical School
3. Legal Positivism

Anda mungkin juga menyukai