Anda di halaman 1dari 6

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jl. Willem IskandarPsr V Medan Estate KodePos 20221 Telp (061) 6625970
Laman: www.unimed.ac.id

OUTLINE PROPOSAL PENELITIAN


Nama : Syafira Ayunda Putri BatuBara
NIM : 4173321055
Jurusan : Pendidikan Fisika

I. Judul Proposal Skripsi:


Pengembangan Instrumen Tes berbasis Pendekatan Saintifik untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA di Kelas X pada Materi Gerak
Parabola T.P 2020/2021
II. Latar Belakang:
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk kita kritisi dari konsep
pendidikan menurut undang-undang tersebut.
Pertama, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana.
Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh
mengesampingkan proses belajar.
Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik
dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus
berorientasi kepada siswa (student active learning).
Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
(Sanjaya, 2013).

1
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jl. Willem IskandarPsr V Medan Estate KodePos 20221 Telp (061) 6625970
Laman: www.unimed.ac.id

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis


merencanakan bermacam-macam lingkungan yakni lingkungan pendidikan yang
menyediakan berbagai kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan
belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan
siswa diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan.
Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum yang pada
gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses belajar.
Fisika merupakan ilmu sains yang paling mendasari cabang-cabang ilmu
yang lain. Fisika sendiri merupakan ilmu eksperimental yang digunakan untuk
menemukan pola dan prinsip yang menghubungkan fenomena-fenomena alam.
Dalam mempelajari fisika, siswa harus memiliki bekal berupa keterampilan proses
sains.
Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal
untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan
memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah
dimiliki (Derlina dan Lia, 2016).
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari
rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih ada dibawah KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimum). Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi
pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah
dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu.
Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga
dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi
anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses
berpikirnya (Trianto, 2010).
Tidak bisa disangkal bahwa dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor. Sehingga bagi siswa sendiri adalah penting untuk mengetahui
faktor-faktor yang dimaksud. Hal ini menjadi lebih penting lagi tidak hanya bagi
siswa, tetapi juga bagi (calon-calon) pendidik, pembimbing dan pengajar didalam
mengatur dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

2
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jl. Willem IskandarPsr V Medan Estate KodePos 20221 Telp (061) 6625970
Laman: www.unimed.ac.id

sedemikian hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal.


Dalam kegiatan belajar yang optimal, seorang guru dituntut untuk
memahami seutuhnya intelegensi siswa SMA agar tercapai tujuan pendidikan
yang diinginkan.
Pada tahapan oprasi konkret siswa sudah mampu berfikir konkret dalam
memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya serta mampu memahami konsep
melalui pengalaman sendiri dan lebih objektif. Pada tahapan oprasi formal siswa
sudah dapat berfikir abstrak, hipotesis dan sistematis mengenai yang abstrak dan
memikirkan hal-hal yang akan mungkin terjadi. Sehingga, pada usia ini siswa
mampu meninjau masalah dari berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan
alternatif dalam pemecahan masalah, bernalar berdasarkan hipotesis,
menggabungkan sejumlah informasi secara sistematis, menggunakan rasio dan
logika dalam abstraksi, memahami, dan membuat perkiraan dimasa depan.
Kenyataan diperkuat oleh hasil wawancara seorang peneliti di MAS YMPI
SEI TUALANG RASO KOTA TANJUNG BALAI. Pada proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung dan dalam mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan
guru peserta didik masih cenderung pasif. Itu semua disebabkan oleh kurangnya
pemahaman konsep yang diterima peserta didik. Tetapi, dalam permasalahan ini
peneliti tidak terlalu mengetahui lebih jelas apakah yang bermasalah disini adalah
peserta didik yang kurang memahami konsep fisika atau terjadi miskonsepsi pada
guru akibat konsep yang diberikan oleh guru kurang jelas sehingga kurang
dipahami oleh peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik dan guru juga bisa sama-
sama menjadi miskonsepsi karena kurangnya kejelasan konsep yang diberikan dan
diterima, atau bisa juga konsep yang diberikan guru kepada peserta didik tidak
diterima oleh nalar dari peserta didik itu sendiri.
Beberapa cara yang sering diterapkan dalam kegiatan penelitian yang
dilakukan dengan penilaian konsep yang salah dapat menggunakan tiga cara,
misalnya tes wawancara, tes bentuk essay (uraian) dan pilihan ganda. Tes
wawancara yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan konsep, bisa dilakukan
dengan cara guru bertatap muka langsung (face to face relation) dengan siswa.
Tes bentuk esaay (uraian) adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan

3
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jl. Willem IskandarPsr V Medan Estate KodePos 20221 Telp (061) 6625970
Laman: www.unimed.ac.id

jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata, sehingga akan timbulnya
sifat kreatif pada diri peserta didik dan hanya peserta didik yang telah menguasai
materi betul-betul yang bisa memberikan jawaban yang baik dan benar. Oleh
karena itu,perlu dikembangkan bentuk alat supaya penelitian ini berjalan dengan
baik, sedangkan tes pilihan ganda adalah tes yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dengan cara membuat alasan memilih jawaban tersebut.
Instrument tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal
pilihan ganda pada materi Gerak Parabola. Peneliti akan menggunakan peserta
didik kelas X. Sebelum soal pilihan ganda sebagai produk diuji cobakan pada
peserta didik, peneliti melakukan validasi isi oleh pakar atau validator yang
meliputi ranah materi, ranah kontruksi, dan ranah bahasa serta tambahan berupa
tanggapan dan saran.
Instrument tes yang dikembangkan disebut soal pilihan ganda (multiple
choice) yang terdiri atas suatu pernyataan atau pemberitahuan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap. Untuk lengkapnya harus memilih salah satu dari
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Bagian pernyataan atau
kalimat yang belum lengkap itu disebut stem, dan kemungkinan- kemungkinan
jawaban yang harus dipilih disebut options. Kemungkinan jawaban (options)
terdiri atas jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh
(distractor). Pembuatan pengecoh dalam kemungkinan- kemungkinan jawaban
yang harus dipilih peserta didik berasal dari jawaban atau konsepsi peserta didik
pada saat mengerjakan soal uraian.
Suatu prakonsepsi akan berubah manakala peserta didik yang bersangkutan
diajarkan konsep-konsep yang sebenarnya. Bila suatu prakonsepsi tidak mudah
berubah, dan orang yang memiliki prakonsepsi itu selalu kembali kepada
prakonsepsinya sendiri meskipun telah diperkenalkan dengan konsep yang benar,
hal ini dinamakan kesalahan konsep (miskonsepsi).
Jadi bentuk miskonsepsi pelajaran FISIKA yang dialami siswa berupa
kesalahan konsep awal, hubungan yang tidak benar antara konsep satu dengan
yang lainnya, atau pandangan sederhana yang benar-benar bertentangan dengan
konsepsi para ahli ilmuan fisika.

4
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jl. Willem IskandarPsr V Medan Estate KodePos 20221 Telp (061) 6625970
Laman: www.unimed.ac.id

Merujuk akan masalah tersebut, peneliti merasa dengan adanya metode


pembelajaran peserta didik lebih sedikit paham akan konsep fisika. Salah satu
metode pembelajaran adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
beberapa teknik, menganalisis data, menaik kesimpulan, dan mengomunikasikan
konsep, hukum dan prinsip yang ditemukan. (M. Lazim,2013).
Sasaran utama kegiatan metode pendekatan saintifik adalah: 1)
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan pembelajaran. 2)
berpusat pada peserta didik, dan 3) kemampuan siswa dalam menguasai konsep
(M. Lazim, 2013).
Berdasarkan hasil riset yang saya lakukan di MAS YMPI SEI TUALANG
RASO KOTA TANJUNG BALAI itu dengan cara mewawancarai salah satu guru
mata pelajaran fisika, terdapat masalah bahwa masih banyak siswa yang tidak
begitu menguasai materi fisika tersebut. Masih banyak kesalahan konsep tentang
mata pelajaran fisika yang sedang dipelajari disekolah itu.
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan Instrumen Tes
berbasis Pendekatan Saintifik untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
SMA di Kelas X pada Materi Gerak Parabola T.P 2020/2021”.

III. Masalah yang Diteliti:


Masalah yang diteliti adalah:
1. Bagaimana pengembangan instrumen tes soal pilihan ganda untuk mengetahui
miskonsepsi dari soal soal materi Gerak Parabola bagi siswa kelas X?
2. Bagaimana kelayakan instrumen tes jika penelitian ini ditujukan pada siswa
kelas X dalam pokok materi Gerak Parabola?
3. Bagaimana respon siswa terhadap instrumen tes penelitian pada materi Gerak
Parabola?

5
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jl. Willem IskandarPsr V Medan Estate KodePos 20221 Telp (061) 6625970
Laman: www.unimed.ac.id

IV. Tujuan Penelitian:


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pengembangan instrumen tes soal pilihan ganda untuk
mengidentifikasi miskonsepsi materi Gerak Parabola bagi peserta didik kelas X.
2. Mengetahui kelayakan instrumen tes yang akan tujukan kepada siswa kelas X
pada materi Gerak Parabola.
3. Mengetahui respon siswa terhadap instrumen tes penelitian pada materi Gerak
Parabola.

V. Jenis Penelitian : Penelitian Pengembangan

Diketahui oleh,
Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing Skripsi, Peneliti,

Dr. Wawan Bunawan, M.Pd, M.Si Sabani, S.Pd.,M.Si Syafira Ayunda Putri BatuBara

NIP. 19681205 199303 1 001 NIP. 19800410 200604 1 003 NIM. 4173321055

Anda mungkin juga menyukai