Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KONSTRUKSI VARIABLE VALVE TIMING

Disusun Oleh,

Nama : Fajar Hafizh Anwar

NRP : 0121903011

Dosen Pengampu mata kuliah,


Matsuani S.pd, M.pd.

TUGAS KULIAH ONLINE TEKNIK MESIN OTOMOTIF


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2021
Konstruksi Variable Valve Timing
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat-nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Maksud dari penyusunan makalah
ini adalah sebagai salah satu komponen penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah
satu pegangan dalam proses belajar mengajar mata kuliah Konstruksi, serta dengan
harapan untuk memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan
dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Makalah ini, penulis sajikan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya
mempelajari proses pembelajaran, karena konsep-konsep pembelajaran ini akan sangat
membantu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara belajar atau
aspek- aspek pembelajaran.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Konstruksi atas bimbingannya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua
dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tangerang Selatan, 5 Juli


2021

(Fajar Hafizh Anwar)

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
I.2 Permasalahan .......................................................................................... 2
I.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
I.4 Manfaat ................................................................................................... 2
I.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
II.1 Sistem VVT-i ........................................................................................ 4
II.2 Prinsip Kerja Sistem VVT-i .................................................................. 7
II.3 Komponen Sistem VVT-i ...................................................................... 8
II.4 Cara Kerja Sistem VVT-i .................................................................... 15
II.5 Pengukuran VVT-i .............................................................................. 18
II.6 Perbaikan dan Perawatan VVT-i ......................................................... 22
BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 27
III.1 Kesimpulan ........................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Di masa sekarang ini kendaraan merupakan alat transportasi yang sering
digunakan oleh masyarakat. Toyota merupakan salah satu produsen kendaraan
bermotor yang banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia, dengan salah satu
produk andalannya yaitu Kijang Innova. Mobil ini memiliki beberapa sistem
dalam mesinnya yang memiliki berbagai keunggulan, salah satunya sistem VVT
Sistem variable valve timing intelligent (VVT-i) merupakan sistem yang
mengoreksi jalur masuk bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar
dengan mengatur terbukanya katup intake. Sistem VVT-i memanfaatkan overlap
atau waktu terbukanya katup intake dan exhaust secara bersamaan. Saat putaran
mesin masih rendah atau konstan maka overlap yang terjadi yaitu timing
terbukanya katup intake akan mundur sehingga katup intake baru terbuka setelah
katup exhaust tertutup penuh sehingga bahan bakar tidak ada yang terbuang ke
katup exhaust. Sedangkan saat mesin sedang membutuhkan tenaga besar maka
timing bukaan katup intake akan maju menyebabkan katup intake terbuka terlebih
dahulu sebelum katup exhaust. Terjadinya overlap dalam katup intake adalah
bertujuan untuk mempercepat masuknya campuran bahan bakar dan udara saat
mesin sedang membutuhkan tenaga sehingga dapat mengoptimalkan kerja mesin
pada setiap kecepatan. Yang membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih
efisien. Cara kerja dari overlap VVT-i ini adalah berdasarkan tekanan hidrolik oli
dalam mesin. Cara kerja sistem VVT-i dengan menghitung waktu buka tutup
katup (valve timing) yang optimal, electronic control unit (ECU) menyesuaikan
dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (accelerator) dan
temperatur coolant mesin. Agar target valve timing selalu tercapai, sensor posisi
camshaft dan crankshaft memberikan sinyal sebagai respon sistem VVT-i akan
terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara.
Sehingga jumlah bahan bakar masuk juga disesuaikan dengan pijakan pedal gas
dan kerja mesin agar menghasilkan torsi optimal di setiap putaran dan kecepatan
mesin serta mengatur bahan bakar yang sesuai kebutuhan mesin. Mengingat

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
pentingnya sistem VVT-i dalam mesin beserta kelebihannya terutama dalam
penghematan bahan bakar. Identifikasi perlu dilakukan dengan membongkar
komponen sistem VVT-i, kemudian memeriksa masing-masing komponennya.
Agar dapat mengetahui fungsi, spesifikasi dan cara kerja dari komponen sistem
VVT-i sehingga masyarakat terutama di Indonesia yang masih kurang mengetahui
tentang sistem VVT-i ini dapat mengenalnya serta mengetahui kelebihannya.

I.2 Permasalahan
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud sistem VVT-i?
2. Apa nama dan fungsi komponen dalam sistem VVT-i?
3. Bagaimana bentuk, lokasi dan teminal sensor sistem VVT-i?
4. Bagaimana prinsip dan cara kerja sistem VVT-i?

I.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis pada penulisan tugas Konstruksi Variable
Valve Timing (VVT-i) yaitu untuk:
1. Mengenal apa itu sistem VVT-i
2. Menjelaskan nama dan fungsi komponen dalam sistem VVT-I
3. Mengenal bentuk, lokasi dan konektor komponen sensor sistem VVT-I
4. Menjelaskan prinsip dan cara kerja sistem VVT-i

I.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil setelah melakukan penelitian dan permasalahan yang
terjadi adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan mahasiswa terutama mahasiswa jurusan teknik
mesin otomotif tentang sistem VVT-i selain apa yang diajarkan pada kegiatan
pembelajaran di perkuliahan.
2. Bagi Universitas
Dapat dimanfaatkan oleh universitas khususnya jurusan Teknik Mesin
Otomotif Fakultas Teknik sebagai referensi dan dokumentasi perpustakaan

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
tentang Sistem VVT-i pada Mobil.
3. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat tentang sistem VVT-i terutama
pelaku usaha perbengkelan yang belum mengetahui tentang sistem VVT-i
I.5 Metode Pengumpulan Data
Selama menjalankan kuliah daring konstruksi otomotif penulis mengumpulkan
data dengan:
1. Metode Observasi yaitu salah satu cara pengumpulan data dengan cara terjun
langsung di lapangan tentang sesuatu yang akan diamati.
2. Metode Kepustakaan yaitu pencarian data dengan melihat buku-buku
referensi yang berhubungan dengan sesuatu yang diamati.
3. Metode Interview yaitu metode pengumpulan data dengan menanyakan
langsung suatu yang diamati kepada seseorang yang ahli dibidangnya.
4. Metode Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara memfoto
langsung ataupun mencari data yang berbentuk gambar pada buku referensi

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Sistem VVT-i

Gambar 2.1 Sistem VVT-i

Variable valve timing adalah teknologi yang mengatur waktu membuka


dan menutupnya katup masuk (intake valve) bahan bakar secara elektrik
menggunakan engine control unit (ECU) sesuai kondisi mesin. Hal ini akan
membuat campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam mesin menjadi
efisien sehingga akan menghasilkan tenaga yang besar, hemat bahan bakar dan
emisi yang rendah. Hal ini karena jumlah campuran udara dan bahan bakar
banyak sedikitnya dapat disesuaikan dengan mengatur waktu membuka dan
menutupnya katup masuk (intake valve) yang akan menghasilkan tenaga yang
besar dan meningkatkan efisiensi mesin
Teknologi variable valve timing memungkinkan mesin dapat menghisap
campuran udara dan bahan bakar ke dalam mesin lebih banyak dengan mengatur
waktu buka tutupnya katup masuk (intake valve) melalui ECU. Pengaturan waktu
terbuka katup intake oleh ECU lebih lambat pada putaran mesin rendah dan katup
intake terbuka lebih cepat pada putaran mesin tinggi agar dapat menyuplai
campuran udara dan bahan bakar sesuai kebutuhan mesin. Hasilnya performa

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
mesin menjadi optimal untuk setiap kondisi kecepatan mesin. Putaran mesin
tinggi terkadang menyebabkan aliran campuran udara dan bahan bakar tidak
dapat mengimbangi gerakan piston sehingga ada jeda aliran campuran udara dan
bahan bakar saat katup hisap mulai terbuka (intake lag). Intake lag terjadi karena
jumlah volume campuran udara dan bahan bakar lebih kecil dari volume langkah
piston, untuk itu diperlukan pemajuan waktu membukanya katup intake bahkan
sebelum piston mencapai titik mati atas atau saat overlap (waktu terbukanya
katup intake dan katup buang exhaust secara bersamaan).
Hal ini bisa dilakukan dengan memperbesar overlap yang berfungsi untuk
meningkatkan sirkulasi gas buang serta memanaskan campuran udara dan bahan
bakar yang masuk ke dalam ruang bakar mesin sehingga menghasilkan tenaga
yang besar dan mengurangi kerugian kompresi serta memudahkan bahan bakar
masuk ke dalam mesin. Sedangkan pada putaran rendah kevakuman di ruang
bakar menjadi sangat tinggi dan bahan bakar mudah mengalir ke ruang bakar,
selain itu gerakan piston masih lambat sehingga tidak diperlukan adanya overlap
yang besar dengan cara memundurkan timing terbukanya katup intake.
Hal ini mengakibatkan lebih sedikit campuran udara dan bahan bakar yang
keluar bersama gas sisa pembakaran karena overlap yang berarti lebih hemat
bahan bakar dan pembakaran menjadi lebih sempurna sehingga menghasilkan
tenaga yang besar dan gas buang yang baik.
Variable valve timing pada umumnya tetap (fixed) atau tidak dapat
divariasikan untuk menghilangkan kerugian pada mesin seperti intake lag,
borosnya bahan bakar dan emisi gas buang yang buruk. Hal inilah yang mendasari
lahirnya VVT-i atau variable valve timing intelligent untuk mengatasi kerugian-
kerugian tersebut.
Sistem teknologi variable valve timing intelligent (VVT-i) merupakan
serangkaian peranti untuk mengontrol penggerak camshaft yang diperkenalkan
pada tahun 1996. Pada teknologi VVT-i ini bagian yang divariasikan adalah
waktu buka tutup (timing) intake valve dengan mengubah atau menggeser posisi
intake camshaft sesuai posisi VVT-i controller. Fluida yang digunakan sebagai
actuator untuk menggeser posisi camshaft adalah oli mesin yang diberikan
tekanan oleh camshaft timing oil control valve.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
Sistem VVT-i dapat menggeser posisi camshaft karena adanya VVT-i
controller pada intake camshaft yang bersifat fleksibel, sehingga camshaft dapat
berputar maju atau mundur yang berguna untuk menyesuaikan waktu bukaan
katup sesuai kondisi mesin untuk mendapatkan tenaga yang optimal.
pada mesin di setiap tingkat kecepatan sehingga menghilangkan intake
lag, sekaligus menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas. VVT-i pada
saat ini telah mengalami beberapa pengembangan sehingga memiliki beberapa
variasi pada sistemnya yang dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Sistem VVT-i Konvensional


Sistem VVT-i konvensional merupakan jenis sistem yang digunakan
untuk mengatur waktu buka tutup katup intake sehingga menjadi bervariasi
dan lama pembukaan katup selalu sama. Hal ini dimisalkan pada saat putaran
mesin rendah, waktu buka tutup katup intake akan diperlambat, dengan cara
buka tutup kerja katup ini tidak banyak bahan bakar dan udara yang terbuang
dan kinerja mesin menjadi optimal. Sistem ini mengatur waktu buka tutup
katup menggunakan VVT-i controller pada katup intake disesuaikan dengan
beban kendaraan dan kecepatan mesin.

2. Sistem Dual VVT-i


Penerapan sistem VVT-i pada kendaraan menyebabkan waktu bukaan
katup (valve timing) bisa disesuaikan kebutuhan mesin. Sistem VVT-i
awalnya diaplikasikan pada katup masuk (intake) saja. Seiring
perkembangan, katup buang (exhaust) pun juga ikut dikontrol sehingga
lahirlah sistem dual VVT-i . Katup intake dan exhaust yang diatur membuat
pengontrolan udara masuk, maupun gas buang pada segala kondisi kerja
mesin jauh lebih baik.
Misalnya pada saat start, sistem dual VVT-i akan mengatur katup agar
mesin segera mendapatkan suhu ideal. Keuntungannya sistem dual VVT-i
yaitu tenaga mesin meningkat di setiap putaran dan gas buang mesin menjadi
ramah lingkungan.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
3. Valvematic
Valvematic merupakan pengembangan dari teknologi VVT-i, berupa
sistem continues valve lift control yang bekerja sama dengan sistem valve
timing control milik VVT-I. Continues valve lift control merupakan
komponen pada valvematic yang terus mengatur lebar jarak terbukanya katup
sesuai kondisi mesin menyebabkan lebar jarak terbukanya katup dapat
berubah-ubah sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien yang
pada umumnya sistem pemgatur timing katup intake, lebar jarak terbukanya
katup tidak bisa diubah.
Sistem ini merupakan kerja sama perpaduan antara VVT-i yang berupa
waktu buka tutup katup intake yang dapat divariasikan dan lebar jarak
terbukanya katup yang dapat divariasikan oleh continous valve lift control
sehingga pengaturan pembukaan katup masuk dan buang akan lebih presisi.
Pembukaan atau lebar jarak buka katup maksimum valvematic ini lebih besar
dibandingkan katup biasa. Dengan cara kerja tersebut pengaturan suplai
bahan bakar sesuai kebutuhan mesin oleh valvematic akan lebih presisi
karena lebar jarak terbukanya katup intake juga dapat divariaskan. Sebagai
contoh saat pedal gas diinjak secara mendadak pun, penyesuaian antara suplai
bahan bakar dan lebar jarak terbukanya katup tetap optimal.

II.2 Prinsip Kerja Sistem VVT-i

Gambar 2.2 Timing Buka Tutupnya Katup


Camshaft pada umumnya terbuka bervariasi pada rentang sudut 60 derajat
, semisal pada saat start dimana kondisi mesin dingin dan mesin dalam keadaan

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
stasioner, timing dimundurkan 30 derajat. Hal ini menyebabkan overlap yaitu
peristiwa membukanya katup intake dan katup exhaust secara bersamaan,
berubah timing katup intakenya sehingga pada akhir langkah pembuangan katup
intake baru akan membuka beberapa saat setelah katup exhaust menutup penuh.
Kondisi seperti ini dapat meringankan kerja mesin sekaligus dengan tertutupnya
katup exhaust secara penuh saat katup intake terbuka dan bahan bakar
disemprotkan ke ruang bakar mesin, tidak akan ada bahan bakar yang terbuang
karena ikut terhisap lewat katup exhaust.

Gambar 2.3 Timing Katup Sistem VVT-i

Konsumsi bahan bakar menjadi hemat dan mesin menjadi lebih ramah
lingkungan. Valve timing VVT-i akan berubah apabila kecepatan putaran mesin
berubah, timing akan maju 30 derajat menyebabkan overlaping mesin meningkat
atau katup intake akan terbuka lebih dahulu dibandingkan katup exhaust yang
bertujuan membantu mendorong gas buang serta memanaskan campuran bahan
bakar dan udara masuk.

II.3 Komponen sistem VVT-i


Sistem VVT-i terdiri dari sistem kontrol unit, sensor-sensor dan actuator
dengan masing-masing komponen-komponen yang ada di dalam sistemnya
sebagai berikut:

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
1. Sistem Kontrol Unit/Electronic Control Unit (ECU)

ECU merupakan perangkat yang bertugas menerima masukan dari sensor


yang kemudian dikalkulasi untuk mencari kondisi optimum dan memberi perintah
ke actuator untuk melakukan fungsinya. Misalnya memerintahkan injector
menyemprotkan bahan bakar atau memerintahkan ignition coil untuk melepaskan
listrik tegangan tinggi ke busi sehingga akan timbul bunga api.
Sensor berfungsi sebagai peralatan ECU untuk mengetahui kerja mesin
dalam kondisi optimalnya guna mengetahui berapa bahan bakar yang harus
disemprotkan dan berapa derajat sebelum titik mati atas busi harus dinyalakan,
ECU dilengkapi dengan database yang lazim dikenal dengan engine mapping.

2. Sensor-sensor
1) Air Flow Meter

Gambar 2.4 Sensor Air Flow Meter

Air flow meter merupakan sensor yang memeriksa temperatur dan aliran
udara pada intake manifold yang akan masuk ke dalam ruang bakar dan
mengirimkan data hasil sensor ke ECU yang akan diolah untuk menentukan
jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan di ruang bakar agar mendapatkan
campuran bahan bakar bensin dan udara yang baik.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing

Gambar 2.5 Wiring Air Flow Meter

2) Camshaft Position Sensor


Camshaft position sensor berguna untuk mengetahui kedudukan
camshaft, bila ada perubahan beban mesin atau perubahan kecepatan
putaran mesin yang nantinya akan diolah oleh ECU dan dihitung untuk
mendapatkan sebesar mungkin efisiensi volumetrik. Hasil perhitungan
ECU ini akan didapatkan kedudukan camshaft yang harus diubah,
kemudian ECU akan memberikan perintah berupa sinyal ke camshaft
timing oil control valve untuk mengatur tekanan oli yang akan dialirkan
ke VVT-i controller.

Gambar 2.6 Camshaft Position Sensor

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing

Gambar 2.7 Wiring Camshaft Position Sensor

Tekanan oli yang masuk ke dalam VVT-i controller, menyebabkan


posisi vane dalam VVT-i controller akan berubah posisinya. Vane VVT-i
controller menyatu dengan camshaft, sehingga apabila sprocket berubah
posisi akibat tekanan oli maka camshaft akan ikut berubah posisi sesuai
perintah ECU.

3) Crankshaft Position Sensor

Gambar 2.8 Crankshaft Position Sensor

Crankshaft position sensor bekerja memberitahukan kecepatan


putaran mesin, pada sistem penyemprotan bahan bakar. Sensor ini juga

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
memberitahu ECU waktu yang tepat untuk menyemprotkan bahan bakar
yang kemudian diteruskan ke injector bahan bakar. Pada sistem VVT-i,
crankshaft position sensor akan memberikan data kepada ECU yang
diteruskan ECU ke camshaft timing oil control valve untuk
memerintahkannya mengubah timing intake dengan mengalirkan oli
bertekanan ke VVT-i controller.

E
C
U
Gambar 2.9 Wiring Crankshaft Position Sensor

4) Throttle Position Sensor


Throttle position sensor terletak menempel pada throttle body dan
wujudnya adalah potensiometer yang dihubungkan dengan poros throttle
valve, yang berfungsi mendeteksi posisi bukaan throttle valve tersebut.

Gambar 2.10 Throttle Position Sensor

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
Potensiometer adalah semacam resistor yang mengubah gerakan menjadi
sebuah voltage atau tegangan, kemudian ketika pedal gas yang ditekan
pengemudi membuat throttle valve terbuka. Throttle position sensor akan
mengirimkan sinyal tegangan tinggi pada ECU.

Gambar 2.11 Wiring Throttle Position Sensor

5) Water Temperatur Sensor


Water temperature sensor berguna untuk mengetahui kondisi suhu
air pendingin atau coolant pada mesin yang kemudian akan mengirimkan
data ke ECU yang akan menentukan jumlah bahan bakar yang
disemprotkan ke ruang bakar mesin sesuai kebutuhan suhu mesin.

Gambar 2.12 Water Temperature Sensor

WTS
Gambar 2.13 Wiring Water Temperature Sensor

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
3. Actuator
1) Camshaft Timing Oil Control Valve
ECU mengendalikan kerja camshaft oil control valve dengan memberikan
sinyal on dan off untuk mengalirkan oli bertekanan ke vvt-i controller
untuk merubah timing katup intake berdasarkan inputan dari sensor air
flow meter, camshaft position sensor, crankshaft position sensor, water
temperature sensor, dan throttle position sensor (TPS).

Gambar 2.14 Camshaft Timing Oil Control Valve

Camshaft Timing Oil Control Valve (OCV)

Gambar 2.15 Wiring Camshaft Timing Oil Control Valve

2) VVT-i Controller
VVT-i controller merupakan komponen yang memutar intake
camshaft, untuk mengubah valve timing katup intake pada posisi maju,
mundur, atau bertahan sesuai dengan posisi dimana tekanan oli dialirkan
pada vane di dalam VVT-i controller.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing

Gambar 2.16 VVT-i Controller

VVT-i controller mendapat tekanan oli dari camshaft timing oil


control valve yang bekerja mengalirkan oli ke VVT-i controller
berdasarkan sinyal maju, mundur atau bertahan yang diberikan ECU.
Sinyal yang dikirimkan ECU berdasarkan kondisi mesin.

II.4 Cara Kerja Sistem VVT-i


Cara Kerja sistem VVT-i dimulai dari sensor-sensor yang terdiri dari
camshaft position sensor, crankshaft position sensor, water temperature sensor,
throttle position sensor dan air flow meter mengirimkan data koreksi kondisi
mesin ke engine ECU. ECU memberikan sinyal atau perintah ke camshaft timing
oil control valve.
Sistem VVT-i (Variable Valve Timing - Intelligent) merupakan
serangkaian peranti untuk mengontrol penggerak camshaft. Maksudnya adalah
menyesuaikan waktu bukaan katup dengan kondisi mesin. Sehingga bisa didapat
torsi optimal di setiap tingkat kecepatan. Sekaligus menghemat bahan bakar dan
mengurangi emisi gas buang.
Pada mesin Toyota, sistem ini diaplikasikan pada katup masuk. Waktu
bukaan camshaft bisa bervariasi pada rentang 60 derajat. Misalnya, pada saat
start, kondisi mesin dingin dan mesin stasioner tanpa beban, timing dimundurkan
30 derajat.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
Cara ini bakal menghilangkan overlap. Yaitu peristiwa membukanya
katup masuk dan buang secara bersamaan di akhir langkah pembuangan karena
katup masuk baru akan membuka beberapa saat setelah katup buang menutup
penuh. Logikanya, pada kondisi ini mesin tak perlu bekerja ekstra.
Dengan tertutupnya katup buang, tak ada bahan bakar yang terbuang saat
terisap ke ruang bakar. Konsumsi BBM jadi hemat dan mesin lebih ramah
lingkungan. Sedangkan saat ada beban, timing akan maju 30 derajat. Derajat
overlapping akan meningkat. Tujuannya untuk membantu mendorong gas buang
plus memanaskan campuran bahan bakar dan udara yang masuk. Selain itu, waktu
kompresi juga bertambah karena katup masuk juga menutup lebih cepat. Efeknya,
efisiensi volumetrik jadi lebih baik. Untuk mewujudkannya, ada VVT-i
controller pada timing gear di intake camshaft. Alat ini terdiri atas housing
(rumah), kemudian di dalamnya ada ruangan oli untuk menggerakkan vane
(baling-baling). Baling-baling itu terhubung dengan camshaft. Di dalamnya
terdapat dua jalur oli menuju masing-masing ruang oli di dalam rumah VVT-i
controller. Dari jalur oli yang berbeda inilah, vane akan mengatur waktu bukaan
katup.
Posisi advance timing maju didapat dengan mengisi oli ke ruang belakang
masing-masing bilah vane. Sehingga vane akan bergerak maju dan posisi timing
pun ikut maju 30 derajat. Tekanan olinya sendiri disediakan oleh camshaft timing
Oli Control Valve yang diatur oleh ECU mesin. Kebalikannya, untuk kondisi
retard (mundur), ruang di depan vane akan terisi dan posisi timing mundur.
Sedangkan kalau dibutuhkan pada kondisi standar, ada pin yang akan mengunci
posisi vane tetap ada di tengah. Sebenarnya masih ada sistem yang lebih canggih,
namanya VVTL-i (Variable Valve Timing Lift-Intelligent). Selain memainkan
waktu bukaan katup, tingginya pun ikut dibedakan.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing

Gambar 2.17 Cara Kerja Sistem VVT-i

Camshaft timing oil control valve akan mengalirkan oli bertekanan ke


VVT-i controller yang akan mendorong vane bergerak maju (advanced) atau
mundur (retard) sesuai perintah ECU. Vane yang bergerak akan menyebabkan
timing (waktu terbuka) katup intake berubah, sehingga menyebabkan timing
katup intake maju atau mundur.

Gambar 2.18. Cara kerja sistem VVT-i saat advanced side atau majunya timing

Gambar 2.19 Cara kerja sistem VVT-i saat retard side atau mundurnya timing

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
Timing yang maju menyebabkan katup intake terbuka lebih awal daripada
katup exhaust saat overlap atau terbukanya katup intake dan exhaust bersamaan,
sedangkan timing yang mundur menyebabkan katup intake akan terbuka setelah
katup exhaust tertutup saat overlap. Hal ini disebabkan vane terhubung langsung
dengan intake camshaft maka apabila vane bergerak maka intake camshaft akan
ikut bergerak menyebabkan timing berubah.

II.5 Pengukuran VVT-i


Setelah melaksanakan penelitian perbandingan emisi gas buang maka di
peroleh data sebagai berikut :
a) Hasil Penelitian Mesin VVT-i

Tabel 3. Hasil Pengujian Mesin VVT-i

b) Hasil Penelitian Mesin Non VVT-i

Tabel 2.20. Hasil Pengujian Mesin Non VVT-i

c) Emisi Gas CO (% vol)

Tabel 5. Emisi Gas Buang CO (% vol)

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing

Gambar 2.21 Hubungan Antara Putaran Mesin Dengan


Kandungan Emisi Gas Buang CO

Dari grafik dapat dijelaskan atau diperhatikan perbandingan antara sistem


VVT-I dan non VVT-I terhadap tingkat emisi gas buang CO sesuai dengan
putaran mesin (Rpm) yaitu bahwa dengan sistem VVT-I nilainya lebih rendah
dibanding dengan sistem non VVT-I . Sebagai contoh jika dilihat dari grafik pada
putaran 1000 Rpm tingkat emisi gas buang yang di hasilkan non VVT-I adalah
sebesar 0,26 %vol, sedangkan tingkat emisi gas dengan sistem VVT-I sebesar
0,08 % vol.penggunaan sistem VVT-I untuk meningkatkan kerja katup, hasil
pembakaran pada ruang bakar akan lebih sempurna, gas buang yang di keluarkan
lebih baik dibanding mesin non VVT-I mengeluarkan emisi gas buang yang lebih
tinggi dan menciptakan polusi udara. Dimana pada mesin non VVT-I diatur
melalu kerja mesin langsung, bahan bakar yang masuk tidak dapat dioptimalkan.
Proses pemasukan bahan bakar ke dalam ruang silinder kurang baik, dimana
banaknya bahan bakar yang masuk tidak sesuai dengan kerja mesin sehingga
terjadi pemakaian bahan bakar yang sia-sia.

d) Emisi Gas Buang CO2 ( % vol)

Tabel 6. Emisi Gas buang CO2

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing

Gambar 2.22 Hubungan Antara Putaran Mesin Dengan


Tingkat Emisi Gas Buang CO2

Dari grafik dapat dijelaskan atau diperhatikan perbandingan antara sistem


VVT-I dan non VVT-I terhadap tingkat emisi gas buang CO2 sesuai dengan
putaran mesin (Rpm) yaitu bahwa dengan penggunaan sistem VVT-i lebih tinggi
dibanding non VVT-i .sehingga sangat lebih baik digunakan emisi gas buang
yang dihasilkan lebih baik ,hasil pembakaran pada ruang bakar akan lebih
sempurna. Sehingga bahan bakar tersebut dapat lebih mudah untuk mengikat
udara pada saat pengabutan di ruang bakar. Sebagai contoh yaitu pada putaran
1000 Rpm tingkat emisi gas buang non VVT-I adalah sebesar 0,8 % vol,
sedangkang tingkat emisi gas buang menggunakan sistim VVT-I sebesar 2,9%
vol.

e) Emisi Gas Buang HC (ppm vol)

Tabel 7. Emisi gas buang HC

Gambar 2.23 Hubungan Antara Putaran Mesin Dengan


Tingkat Emisi Gas Buang HC

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
Dari grafik dapat dijelaskan atau diperhatikan perbandingan antara sistem
VVT-I dan non VVT-I terhadap tingkat emisi gas buang CO sesuai dengan
putaran mesin (Rpm) yaitu bahwa dengan sistem VVT-I pengeluaran gas buang
HC nilanya lebih rendah dibanding dengan non VVT- i.sama halnya dengan emisi
gas buang lainnya bahwa penggunaan sistem VVT-I untuk meningkatkan kerja
katup, hasil pembakaran pada ruang bakar akan lebih sempurna, gas buang yang
di keluarkan lebih baik,disamping itu dapat juga mengurangi produk hidrokarbon
yang tidak terbakar. Artinya panas yang di hasilkan akibat pembakaran tercapai
sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna. Sebagai contohyaitu pada putaran
1000 Rpm tingkat emisi gas buang non VVT-I adalah sebesar 38 ppm,sedangkan
tingkat emisi gas buang menggunakan sistim VVT-i sebesar 28 ppm.

f) Emisi Gas Buang O2 (% vol)

Tabel 8. Emisi Gas Buang O2

Gambar 2.24 Hubungan Antara Putaran Mesin


Dengan Tingkat Emisi Gas Buang O2.

Dari grafik dapat dijelaskan atau diperhatikan perbandingan antara sistem


VVT-I dan non VVT-I terhadap tingkat emisi gas buang CO sesuai dengan
putaran mesin (Rpm). Yaitu dengan percobaan yang dilakukan dngan
menggunakan sistim VVT-I, pengeluaran gas O2 nilainya lebih tinggi pada
putaran 1000 Rpm dibanding dengan non VVT-I Sistim penggunaan sistem VVT-

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
I untuk meningkatkan kerja katup, hasil pembakaran pada ruang bakar akan lebih
sempurna dapat menurunkan kadar emisi gas buang sehingga bahan bakar
terrsebut dapat lebih mudah untuk mengikat udara pada saat pengabutan di ruang
bakar. Artinya proses pembakaran menggunakan sistem VVT-I dapat
menghasilkan gas buang yang ramah lingkungan.

II.6 Perawatan dan Perbaikan VVT-i


Adopsi teknologi VVT-i ke mesin mobil juga memberikan kelebihan
minimnya biaya pemeliharaan yang harus ditanggung. Sebab tune-up seperti
setel klep dan lain sebagainya tidak diperlukan lagi.
Namun demikian, sebaiknya tetap lakukan service berkala, hindari
sembarangan bengkel, dan gunakan oli mesin dengan grade yang dibutuhkan
sesuai dengan manual yang dikeluarkan pihak pabrikan mobil. Memilih
sembarang bengkel untuk mobil ini menjadi pantangan, pasalnya mesin ini
memerlukan komputer diagnosa khusus yang hanya tersedia dibengkel
resminya. Suatu hal yang masih sulit untuk dilakukan pemilik mobil mayoritas
di Indonesia yang umumnya mengutamakan mobil yang serbaguna, handal,
terjangkau dan tidak sulit perawatan dan bengkel saat darurat.
 Pemeriksaan Oli Mesin
- Angkat dipstick dan bersihkan oli yang menempel pada bagian
bawah.
*dipstick adalah alat ukur ketinggian level oli yang disediakan setiap
kendaraan, warna dipstick cerah dan mencolok.
- Pasang kembali distick ke posisi semula sampai posisi paling bawah.
Kemudian angkat kembali dipstick dan periksa ketinggian oli yang
menempel harus berada pada level min dan max. Tambahkan oli jika
level oli berada di bawah tanda min. Periksa kondisi oli mesin
* Segera ganti oli Anda jika sudah mengalami perubahan warna
(hitam = penggunaan terlalu lama, pekat /putih susu = oli
terkontaminasi)
- Periksa kebocoran oli mesin apakah ada tanda basah oli pada sekitar
mesin. Periksa sekitar lantai apakah terdapat tetesan oli.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
- Lakukan pemeriksaan segera ke bengkel jika ditemukan kebocoran
oli.
Perawatan mobil seperti sudah sepantasnya mendapatkan perhatian khusus
demi menjaga umur mesin agar tetap awet dan tahan lama. Karena seperti sebuah
ungkapan lebih baik mencegah daripada mengganti baru yang justru akan lebih
mahal tentunya. Disamping itu, perawatan berkala menjaga agar kendaraan tetap
dalam kondisi prima, sejarah kendaraan tercatat rapi, mampu meningkatkan nilai
jual kendaraan kembali, menghemat pengeluaran uang anda, karena dengan
perawatan secara berkala fungsi dari masing-masing komponen akan tetap
terpelihara dengan baik dan anda akan terhindar dari kerusakan yang diakibatkan
dari keterkaitan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya dan
mobil anda akan memiliki riwayat pemeliharaan.

a. Gejala khas masalah sistem VVTI


Jadi, sistem harus mengubah fase mekanisme distribusi gas. Jika ada
masalah dengan itu, maka mobil tidak akan dapat berfungsi secara normal
dalam satu atau beberapa mode operasi. Ada beberapa gejala yang
menceritakan tentang kesalahan.
Jadi, mobil tidak menjaga kecepatan idle pada level yang sama. Ini
menunjukkan bahwa katup VVT-I tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Juga tentang berbagai kerusakan dalam sistem akan mengatakan
"pengereman" mesin. Seringkali, jika ada masalah dengan mekanisme
perubahan fase ini, motor tidak mungkin beroperasi pada putaran rendah.
Kesalahan P1349 juga bisa memberi tahu tentang masalah dengan katup. Jika
pada unit daya yang dipanaskan idle tinggi, mobil tidak pergi sama sekali.

b. Kemungkinan penyebab kegagalan katup


Penyebab utama kegagalan katup tidak banyak. Ada dua yang sangat
umum. Dengan demikian, katup VVT-I bisa gagal karena fakta bahwa ada
kumparan di koil. Dalam hal ini, elemen tidak akan dapat merespon transmisi
tegangan dengan benar. Diagnosis kesalahan mudah dilakukan dengan
memeriksa pengukuran resistansi gulungan kumparan sensor.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
Alasan kedua mengapa katup VVTI (Toyota) tidak berfungsi dengan
baik atau tidak berfungsi sama sekali adalah macet di batang. Penyebab
kemacetan tersebut bisa berupa kotoran dangkal, yang akhirnya terakumulasi
di saluran. Ada kemungkinan juga bahwa karet penyekat berubah bentuk di
dalam katup. Dalam hal ini, mekanismenya sangat sederhana untuk
dipulihkan - cukup untuk membersihkan kotoran dari sana. Ini bisa dilakukan
dengan merendam atau merendam elemen dalam cairan khusus. Banyak
kerusakan dapat disembuhkan dengan membersihkan sensor. Pertama, Anda
perlu menemukan katup VVTI. Di mana elemen ini berada dapat dilihat pada
foto di bawah ini. Dia melingkari gambar itu.

Gambar 2.25 Mesin VVT-i

Untuk melepaskan sensor, lepaskan penutup plastik unit daya.


Kemudian lepaskan penutup logam, yang memperbaiki generator. Di bawah
penutup akan terlihat katup yang diinginkan. Dari itu perlu untuk melepaskan
konektor listrik dan membuka baut. Sangat sulit untuk membuat kesalahan
di sini - ini adalah satu-satunya baut di sini. Kemudian katup VVTI 1NZ-FE
dapat dilepas. Tetapi Anda tidak perlu menarik konektornya. Ini sangat ketat
untuk sensor. Juga di atasnya cincin penyegelan karet didirikan.
Pembersihan bisa dilakukan dengan cairan pembersih karburator.
Untuk benar-benar membersihkan sistem, lepaskan filter. Elemen ini berada
di bawah katup–katup itu adalah colokan, di mana ada lubang untuk hex.
Filter juga perlu dibersihkan dengan cairan ini. Setelah semua operasi, tetap
hanya untuk merakit semuanya dalam urutan terbalik, dan kemudian

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
memasang sabuk alternator, tanpa bertumpu pada katup itu sendiri.

c. Bagaimana cara memeriksa katup VVTI?


Memeriksa apakah katup berfungsi sangat sederhana. Untuk
melakukan ini, tegangan 12 Volt diterapkan pada kontak sensor. Harus
diingat bahwa tidak mungkin untuk menjaga elemen di bawah tegangan
untuk waktu yang lama, karena tidak dapat bekerja dalam mode seperti itu
untuk waktu yang lama. Pada saat tegangan suplai ditarik masuk. Dan ketika
rantai dibuka, dia akan kembali.

Gambar 2.26 Katup VVT-i

Jika batang bergerak dengan mudah, maka katup berfungsi


penuh. Itu hanya perlu dibilas, dilumasi dan dapat dioperasikan. Jika tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, maka memperbaiki atau mengganti katup
VVTI akan membantu.
d. Perbaikan katup independen
Pertama, lepaskan bilah kontrol generator. Kemudian lepaskan
pengencang kunci kap. Ini akan memungkinkan akses ke baut aksial
generator. Selanjutnya, buka baut yang menahan katup itu sendiri, dan
lepaskan. Setelah menghapus filter. Jika elemen terakhir dan klep kotor,

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
maka bagian-bagian ini dibersihkan. Perbaikan adalah pemeriksaan dan
pelumasan. Anda juga dapat mengganti cincin segel. Perbaikan yang lebih
serius tidak dimungkinkan. Jika bagian itu tidak berfungsi, lebih mudah dan
lebih murah untuk menggantinya dengan yang baru.

e. Katup penggantian sendiri VVT-i


Seringkali pembersihan dan pelumasan tidak memberikan hasil yang
diinginkan, dan kemudian muncul pertanyaan tentang penggantian
komponen secara lengkap. Selain itu, banyak pemilik mobil setelah
penggantian mengklaim bahwa mobil mulai bekerja jauh lebih baik dan
mengurangi konsumsi bahan bakar. Untuk memulainya, bar regulator
generator dihapus. Kemudian lepaskan pengencang kunci kap dan dapatkan
akses ke baut generator. Baut otkraivayut yang menahan katup yang
diinginkan. Unsur lama dapat ditarik dan dibuang, dan di tempat yang lama
elemen baru diletakkan. Kemudian kencangkan bautnya, dan mobil bisa
dioperasikan.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Laporan tugas akhir dari uraian yang telah di jelaskan pada bab-bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Sistem VVT-i merupakan teknologi pada mesin yang berfungsi merubah
timing terbukanya katup pada mesin untuk mengurangi atau menghilangkan
kekurangan dari sistem timing katup tetap (fixed) yang masih memiliki
banyak kekurangan seperti boros bahan bakar, intake lag dan gas buang yang
kurang baik. Hasil proses pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa sistem
VVT-i termasuk sistem VVT konvensional. Hal ini karena sistem perubahan
timing terbukanya katup hanya terdapat pada intake camshaft sehingga hanya
dapat merubah timing terbukanya katup intake.
2. Fungsi dari masing-masing komponen sistem VVT-i pada mesin adalah (a)
Engine Control Unit (ECU), berfungsi menerima masukan dari sensor
kemudian diolah ECU untuk memberi perintah ke actuator untuk melakukan
fungsinya, (b) Air Flow Meter, berfungsi memeriksa temperatur dan massa
aliran udara pada intake manifold, (c) Camshaft Position Sensor, berfungsi
untuk mengetahui kedudukan camshaft, (d) Crankshaft Position sensor,
berfungsi mengetahui kecepatan putaran mesin dengan mendeteksi
pergerakan crankshaft mesin, (e) Throttle Position Sensor, berfungsi
mendeteksi posisi lebar terbukanya throttle valve pada throttle body, (f) Water
Temperature Sensor, berfungsi untuk mengetahui kondisi suhu air pendingin
atau coolant pada mesin, (g) Camshaft Oil Control Valve, berfungsi
mengalirkan oli bertekanan ke VVT-i controller, (h) VVT-i Controller,
berfungsi merubah timing terbukanya katup intake.
3. Sensor-sensor pada sistem VVT-i memiliki bentuk dan konektor yang
berbeda-beda juga karena jumlah dan nama terminal masing-masing sensor
yang berbeda serta fungsinya yang berbeda pada masing-masing terminalnya.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
4. Cara kerja sistem VVT-i dimulai dari sensor-sensor yang terdiri dari camshaft
position sensor, crankshaft position sensor, water temperature sensor,
throttle position sensor dan air flow meter mengirimkan data koreksi kondisi
mesin ke engine ECU. Engine ECU memberikan sinyal atau perintah ke
camshaft timing oil control valve. Camshaft timing oil control valve akan
mengalirkan oli bertekanan ke VVT-i controller yang akan mendorong vane
bergerak maju (advanced) atau mundur (retard) sesuai perintah ECU. Vane
VVT-i controller bergerak maju (advanced) untuk memajukan timing
terbukanya katup intake dan bergerak mundur (retard) untuk memundurkan
timing terbukanya katup intake.

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII


Konstruksi Variable Valve Timing
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Pedoman Reparasi Mesin 1TR-FE Kijang Innova. Jakarta:


PT. Toyota Astra Motor.

Anonim. 2013. Variable Valve Timing-Inteligent (VVT-i). Jawa barat : PT.


Astra Internasional Daihatsu

http://www.slideshare.net/cahyaniwindarto/vvt-i-14582546

Anonim. 2013. Teknologi Terbaru Valvematic pada Toyota NAV1.


PT.Toyota Astra Motor

http://nasmoco.co.id/2013/teknologi-katup-terbaru-dari-toyota-di-
mobil- nav1/

Anonim. 2014. Toyota Hilux Service Repair Manual. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor

Anonim. 2015. Teknologi Dual VVT-I. PT.Toyota Motor Manufacturing


Indonesia

http://www.toyotaindonesiamanufacturing.co.id/new
s-and- update/toyotas-dual-vvti-technology?lang=id

Astawa, Ketut. Pencapaian Performa Pada Katup Variable Timing Fixed


Timing Untuk Mesin Yang Optimal. Bali : Universitas Udayana

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/article/view/Files/543/653

Machmud, Syahril. 2013. Pengaruh Variasi Untuk Derajat Pengapian

Terhadap
Kerja Mesin. Yogyakarta : Universitas Janabadra

http://jurnalteknik.janabadra.ac.id/wp-
content/uploads/2014/03/08- Jurnal-Teknik-edit-2013revisi-
pak-sahril.pdf

Sitorus, Tulus Burhanuddin. 2009. Tinjauan Teoritis Performasi


Mesin Berteknologi VVT-I. Medan : Universitas Sumatra Utara

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/12016/1/09E01628.pdf

TEKNIK MESIN OTOMOTIF DIII

Anda mungkin juga menyukai