Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

TUNE UP MOTOR BENSIN

Oleh:

TAUFIQURRAHMAN
1923041017

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah dan terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir Sistem Pemindah Tenaga. Selain itu,
kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan
ini.

Makassar, 22 Mei 2022

Taufiqurrahman

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Uraian Umum Tune-Up Motor Bensin...........................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................................2

A. Macam-macam tune up motor bensin dan perbedaannya...............................................2

B. Proses sebelum pelaksanaa tune up bensin.....................................................................5

BAB III PROSES TUNE UP BENSIN...................................................................................9

A. Pemeriksaan air pendingin mesin....................................................................................9

B. Pemeriksaan oli mesin...................................................................................................10

C. Pemeriksaan elemen saringan udara.............................................................................11

D. Pemeriksaan kabel busi dan distributor.........................................................................11

E. Pemeriksaan baterai......................................................................................................11

F. Pemeriksaan busi...........................................................................................................12

G. Pemeriksaan tali kipas...................................................................................................13

H. Pemeriksaan kekencangan baut kepala silinder dan manifold......................................13

I. Pemeriksaan dan penyetelan katup...............................................................................13

J. Saringan Bahan Bakar...................................................................................................14

K. Pemeriksaan Distributor................................................................................................15

L. Pemeriksaan Ignition Coil.............................................................................................15

BAB IV PENUTUP................................................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Uraian Umum Tune-Up Motor Bensin
Tune Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan
performa mesin yang maximal, dan juga menjaga agar mesin tetap dalam kondisi yang
baik dan prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka akan
memungkinkan terjadinya penurunan peforma mesin.

Oleh karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka
perlu dilakukan tune up motor secara periodik. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai
prosedur dari pabrik pembuatnya, baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran
penyetelannya dan lain – lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya
hasilnya sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Sebelum
kegiatan tune up dilakukan, lebih baiknya kita memanaskan mesin (menghidupkan mesin)
terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi
dilakukan misalnya putaran idle terlalu besar ataupun terlalu kecil, mesin pincang,
mbrebet, adanya suara yang tidak normal pada mesin dan lain sebagainya.

Jadi Secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan atau kegiatan khusunya
pada engine/mesin yang bertujuan agar performa mesin/engine tersebut lebih maksimal
atau optimal, dan pekerjaannya dapat berupa pemeriksaan, pengukuran dan pencocokan
dengan standar pabrik, penyetelan, perbaikan, perawatan dan atau penggantian komponen
jika diperlukan.

1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Macam-macam tune up motor bensin dan perbedaannya
Tune up motor bensin di bagi jadi dua jenias yaitu:
1. Tune Up Engine Konvensional
Pada umumnya pekerjaan tune-up adalah proses teratur pemeriksaan, diagnosis,
pengujian, dan penyesuaian yang diperlukan secara berkala untuk menjaga performa
mesin atau mengembalikan mesin untuk efisiensi operasi standar.
Salah satu pekerjaan tune up adalah untuk engine konvensional. Jenis engine ini
merupakan sistem kerja komponen-komponen masih menggunakan proses
manual/analog/mekanik belum menggunakan kontrol pengendali elektronik. Sistem pada
engine konvensional, sistem kerjanya relatif sederhana dibandingkan dengan engine EFI.
Pekerjaan Tune Up untuk jenis engine konvensional meliputi beberapa hal sebagai
berikut: pemeriksaan dwell angle, timming ignition, penyetelan putaran idle, celah katup,
celah platina, filter udara, filter bahan bakar, busi dan kabel busi, pelumas/oli, air
pendingin, air dan tegangan accu/baterai, kemudian dilanjutkan dengan finally check. Jika
dalam pengecekan ditemukan kondisi abnormal dapat dilakukan pengecekan lebih lanjut.
2. Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection)
Engine EFI (Electronic Fuel Injection) merupakan jenis engine yang sudah
dilengkapi dengan sistem kontrol elektronik, sehingga membutuhkan pemeliharaan
khusus dengan menggunakan alat yang disebut engine scanner. Engine scanner
merupakan alat bantu untuk memeriksa/memonitor secara simultan proses kerja dari
sensor,ECU dan actuator. Berikut ini akan dipaparkan pekerjaan yang dilakukan untuk
Tune Up Engine EFI (Electronic Fuel Injection): Scanning systems (read and erase error
code, actuation test, reset adaptation, adjusting co, recording data stream, graphic dat),
pemeriksaan Filter Udara, pemeriksaan busi (spark plug), pemeriksaan kuantitas dan
kualitas pelumas, pemeriksaan saringan bahan bakar, pemeriksaan kuantitas air
pendingin, pemeriksaan accu/baterai, test drive.
3. Perbedaan mesin bensin konvensional dan EFI
Pengertian EFI (Electronic Fuel Injection)
Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis atau sisitem injeksi
elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem karburator yang menggunakan sistem
injeksi mekanis.

2
Menurut Firstiawan, bahwa “eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi
pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang saat ini pada mesin bensin
menggantikan karburator”.
Menurut ifan Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang
sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya
sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an,
dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi
elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic)
karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake
manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic
Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik.
Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI
(Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine
Management. Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di
Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe
yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada
Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah
terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional ke sistem EFI
dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih
baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang
ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit
sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan
bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak
digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya.
Menurut Edie, Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh
Toyota sejak tahun 1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981
pertama kali diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa
memang sudah menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang digunakan
berbeda dengan yang sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI yang dikendalikan
oleh ECU (Electronic Control Unit) - sangat membutuhkan campur tangan sistem
elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat kaki pengemudi menekan pedal
gas maka sensor air flow meter, akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah data
tersebut diolah, ECU memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar
sesuai banyaknya udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah
3
peralatan yang terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil yang
menggunakan karburator.

Sistem bahan bakar konvensional

Persaingan motor memaksa tiap pabrikan mengembangkan teknologi baru. Misal pada
sistem penyaluran bahan bakar. Dari karburator konvensional dikembangkan menjadi tipe
Constant Vacum. Menyusul injeksi.

a. Model skep konvensional


Sistem bahan bakar ini disebut konvensional karena punya model yang serba mekanis.
Naik-turun skep sebagai katup buka-tutup aliran udara ditarik langsung kabel gas.
Hingga kini, motor keluaran terbaru pun masih banyak yang mengaplikasi tipe itu.
“Boleh dibilang, karbu konvensional namun mempunyai respon lebih cepat
ketimbang model vakum,
Makanya mekanik motor mengandalkan model ini buat di balap. Selain respon lebih
cepat, penyesuaian juga mudah dan murah. “Tetapi jangan salah lho! Jika skep terlalu
cepat membuka, mesin bisa mati,” bilang Freddy lagi. Itu karena campuran udara
yang masuk ke ruang bakar lebih banyak ketimbang BBM.
b. Vakum lebih lambat
Karburator vakum dirancang untuk mengatasi kekurangan model skep. Seperti di
motor sekarang, misalnya di skubek Yamaha Mio, Suzuki Spin 125 atau Honda
Vario. Punya kelebihan bensin lebih irit. Makanya semua skubek aplikasi model ini.
Lainnya, maksudnya keunggulan lain, meski keadaan mesin langsam dan grip gas
langsung dibejek spontan hingga throttle membuka seluruhnya, mesin tidak akan
mati. Namun kecepatan atau respon tidak sebagus karbu konvensional. Contoh lain
ketika berkendara dalam kecepatan tinggi, grip gas langsung ditutup habis. Saat grip
gas dibuka kembali ada sedikit jeda waktu mesin merespon.
Itu sesuai prinsip kerja sistem model vakum. Skep alias throttle piston bekerja naik-
turun sesuai tekanan yang timbul. Tidak digerakkan langsung kabel gas. Sehingga,
udara yang mengalir lewat venturi tetap konstan. Vakum juga punya kelebihan lain.
Emisi atau gas buang yang dihasilkan menjadi rendah. Karena campuran antara udara
dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, lebih seimbang.

4
c. Injeksi penyempurna
Semua kelebihan dan kekurangan karbu skep dan vakum disempurnakan lagi model
inejksi elektronik. “Tiga syarat pembakaran sempurna, dimiliki injeksi,” ungkap
Freddy. Maksudnya, peranti yang pakai sistem model semprot bukan sedot ini. Yaitu,
bahan bakar serta udara dan api.
“Injeksi punya emisi lebih rendah ketimbang model konvensional dan vakum,”
tambah Endro Sutarno, Training Instruktur PT Astra Honda Motor (AHM). Selain itu,
bahan bakar yang dihasilkan juga bisa lebih irit.
Karena injeksi didukung banyak sensor dan memberi perintah ke Electronic Control
Modul (ECM) untuk mengatur semprotan bensin ke ruang bakar diatur presisi dan
seimbang. Ini yang bikin irit lantaran bensin tidak kaya dan miskin.
Mesin atau yang dalam bahasa kulonnya engine bukan machine ya di thread ini yang
di sebut dengan mesin adalah mesin bensin secara umum.
Kok bisa hidup ya mesin...yuk kita liat komponen komponen mesin yang memiliki
hubungan langsung dengan hidupnya sebuah mesin...(dalam hal ini di khususkan pada
sistem pengapian).

B. Proses sebelum pelaksanaa tune up bensin


1. Fender cover

2. Grill cover

3. Steering cover

4. Floor cover

5. Seat cover

· Menyiapkan peralatan kerja

1. Tool set

2. Alat ukur meliputi : Tune-up tester, Multimeter, Radiator Tester, Radiator cup
tester, Timing Light, kunci momen (torque wrench), hidrometer, feeler gauge dan
mistar baja.

3. Perlengkapan servis lain, meliputi : kompresor, air gun dan kain lap bersih.

· Pekerjaan saat mesin dingin, meliputi pemeriksaan :

5
1. sistem pendingin

2. minyak pelumas

3. tali kipas

4. filter bensin

5. filter udara

6. sistem pengapian

· Pekerjaan saat mesin hidup, meliputi pemeriksaan :

1. Dwell angle

2. Putaran idle

3. saat pengapian

· Pekerjaan setelah mesin dipanaskan, meliputi :

1. Celap katup

2. Kerja karburator

3. Stel putaran idle

4. Kompresi

5. Tes jalan

1. Memeriksa Sistem Pendinginan

a) Periksa tinggi air pendinginan pada tengki cadangan, jika kurang tambahkan
hingga sampai batas garis full dan jangan lupa memeriksa kualitas air pendingin,
apakah sudah berubah warna, menimbulkan karat, tercampus dengan oli atau
kotoran/ gantilah air pendingin jika perlu.

b) Periksa klem selang radiator,sekaligus selangnya, apabilaterjadi kebocoran segera


perbaiki, jika sudah rusak dapatdi ganti dengan yang baru.

c) Periksa cara kerja tutup radiator, dengan menggunakan alat tester tutup radiator,
periksa tegangan pegas dankedudukan vakumpada tutup

radiator dan jika tutup radiator rusak harus di ganti.

6
2. Memeriksa Oli Mesin

a) Periksa oli dari kemungkinan berkurang, tercampur dengan air atau sudah
bekurang tingka pelumasannya.

b) Pada stik oli, oli harus berada pada antara L dan F, jika lebih rendah maka periksa
kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli hingga tanda F.

3. Memeriksa Tali Kipas

a) Periksa tali kipas (Van Bett) dari kehausan, retak, dan ketengangan ganti jika perlu.

b) Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan tekanan sebesar 98N (10kg) di
tengah-tengah poli pompa air dan altenator.

c) Pastikan tali kipas terpasang dengan benar.

4. Memeriksa Saringan Udara (Air Filter)

a) Buka dan bersihkan elemen saringan udara dengan menghembuskan udara


bertekanan dari arah sebelah dalam.

b) Jika elemen rusak atausudah terlalu kotor dan susah untuk di bersihkan ganti
dengan yang baru.

5. Memeriksa Batteray (ACCU)

a) Periksa batteray dari kemungkinan penyangga batteray berkarat, hubungan


terminal longgar, terminal berkarat atau rusak.

b) Pariksa batas air ACCU, air ACCU yang normal harus berada antara batas atas dan
batas bawah (Maks dan Mint).

c) Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sell.

6. Memeriksa Celah Katup

a) Periksalah celah katub sesuai dengan urutan pengapian dan jumlah silinder pada
kendaraan yang kita sedang tune up, jika ada celah katup yang tidak sesuai maka
disetel.

7. Memeriksa (Mengukur) Kabel Tegangan Tinggi


a) Lepaskan kabel tegangan tinggi dari tutup distributor.

7
b) Pada waktu melepas keble busi, tariklah dengan memegang bagian ujung atau
pembungkus kabel, jangan memegang pada bagian tengah kabel.

c) Periksa tahanan kabel dengan menggunakan multi tester, tahan kabel harus
berkurang dari 25kg setiap kabelnya.

8
BAB III
PROSES TUNE UP BENSIN
A. Pemeriksaan air pendingin mesin

a. Periksa permukaan air pendingin mesin.


Kalau tinggi air kurang atau di bawah tanda “LOW”, tambahkan air hingga
mencapai tanda “FULL”.
b. Periksa sistem pada tekanan 0,9 kg/cm² terhadap kebocoran dengan
menggunakan radiator cup tester.

c. Periksa kualitas air pendingin


Gantilah air pendingin jika sudah terlalu kotor.

d. Memeriksa tutup radiator

9
Tekanan pembukaan standar :
0,75 – 1,05 kg/cm² (10,7 – 14,9 psi)
Tekanan pembukaan minimum :
0,6 kg/cm2 (8,5 psi)
Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu
diganti.
B. Pemeriksaan oli mesin
1. Memeriksa kualitas oli mesin

2. Periksa dari keadaan yang memburuk, mengandung air, berubah warna atau encer.
Jika kualitasnya buruk maka gantilah oli mesin
3. Memeriksa tinggi permukaan oli mesin

4. Berada antara tanda “L” dan “F” pada tongkat pengukur. Jika terlalu rendah, periksa
apakah ada kebocoran. Tambahkan oli mesin hingga tanda “F”.

10
C. Pemeriksaan elemen saringan udara

a. Keluarkan elemen saringan udara dari rumah saringan udara


b. Lihat/periksa apakah elemen saringan udara terlalu kotor, rusak atau basah terkena
oli. Bila perlu gantilah elemen saringan udara.
c. Bersihkan elemen saringan udara dengan kompressor. Tekanan udara kompresor tidak
lebih dari 4.0 Kg/cm2.
d. Gantilah elemen saringan udara kalau sudah terlalu kotor
e. Pasang elemen saringan udara kedalam rumah saringan
f. Kunci pengunci (klip) tutup saringan udara.
D. Pemeriksaan kabel busi dan distributor
a. Secara visual periksa kabel-kabel busi dari kelonggaran sambungan-sambungannya,
keadaannya memburuk, retak atau kerusakan lainnya.
b. Periksa tahanan kabel busi

c. Dengan menggunakan multimeter kurang dari 25 kW.


E. Pemeriksaan baterai
a. Periksa keadaan kontak baterai dari kerusakan dan keretakan
Apabila terminal baterai berkarat, bersihkan menggunakan sikat kawat atau amplas
halus
b. Pemeriksaan permukaan elektrolit baterai
Kalau tinggi permukaan elektrolit baterai pada sel dibawah garis “LOWER”,
tambahkan dengan air suling sampai garis “UPPER”

11
c. Periksa berat jenis elektrolit baterai
Dengan hydrometer, ukur berat jenis elektrolit baterai pada tiap-tiap sel. Spesifikasi
berat jenis. (keadaan terisi penuh pada suhu 200C = 1,25 atau lebih)
d. Ventilasi tutup sel baterai
e. Disemprot dengan kompresor sampai lubang tidak tersumbat.
F. Pemeriksaan busi
1. Pemeriksaan elektroda busi
Ukur tahanan isolator busi dengan pengukur tahanan isolator busi. Minimum tahanan
isolator : 15 M Ohm, kurang dari 15 M Ohm, ganti.
Kalau pengukur tahanan isolator busi tidak ada, maka langkah yang ditempuh adalah :
a. Start mesin pengukur dan panaskan mesin
b. Hidupkan mesin pada 4000 rpm (±5 detik)
c. Lepaskan busi dan pemeriksa secara visual
Busi kering : berarti baik
Busi basah : bersihkan dengan spark plug cleaner
2. Pemeriksaan celah elektroda busi
Ukur celah elektroda busi dengan feeler gauge
Celah elektroda busi:
NIPPONDENSO : 0.7 – 0.8 mm
NGK : 0.8 – 0.9 mm
Stel celah busi dengan cara membengkokkan bagian dasar elektroda negatif.
3. Membersihkan busi

12
Menggunakan spark plug cleaner.
Tekanan udara : tidak lebih dari 6 Kg/cm2
Lama pembersihan : kurang dari 20 detik
4. Memasang busi-busi
Pasang busi-busi dan kencangkan sesuai dengan momen spesifikasi :1.5 – 2.2 kgf.m
5. Hubungkan kabel busi ke busi
G. Pemeriksaan tali kipas
1. Lihat/periksa tali kipas secara visual dari retak atau sobek. Bila perlu gantilah tali
kipas.
2. Ukurlah defleksi (ketegangan) tali kipas. Jika dibagian tengah antara alternator
dengan pompa air ditekan dengan gaya 10 Kg (22 lb)
Spesifikasi tegangan tali kipas :
Tali kipas baru : 3,5 – 5,5 mm (ditekan 10 kg)
Tali kipas lama : 4,5 – 6,5 mm (ditekan 10 kg)
H. Pemeriksaan kekencangan baut kepala silinder dan manifold
Intake Manifold : 1,5 – 2,2 kgf/m
Exhaust Manifold : 3,0 – 4,5 kgf/m
Kepala silinder : 5.0 – 6,0 kgf/m
I. Pemeriksaan dan penyetelan katup

1. Panaskan mesin ± 5 menit dan matikan.


2. Lepaskan penutup kepala silinder dan mulailah menyetel celah katup
3. Piston No.1 di set pada titik mati atas pada akhir langkah kompresi dengan cara:
a. Tepatkan tanda titik pada flywheel dengan tanda timing pada plat mesin.

13
b. Periksa apakah rocker arm silinder No.1 bebas. Cocokan tabel dibawah ini,
periksa dan setel celah katup menggunakan feeler gauge. Tanda “O” menunjukkan
katup-katup yang dapat distel.
c. Putar poros engkol 360 derajat, lakukan penyetelan katup yang belum distel
d. Spesifikasi : IN : 0,20 mm EX : 0,30 mm
4. Memasang penutup kepala silinder
5. Hapuslah oli dari permukaan gasket penutup kepala silinder.
6. Periksa gasket penutup kepala silinder. Ganti gasket jika diperlukan.
7. Periksa karet penyekat (grommet) tabung busi dari kerusakan. Ganti karet penyekat
jika perlu.
a. Pasang gasket kepala silinder diatas kepala silinder, berilah Threee Bond 1104
pada empat tempat diatas kepala silinder
b. Pasang penutup kepala silinder pada kepala silinder.
c. Kencangkan baut-baut kepala silinder.
8. Momen pengencangan : 0,3 – 0,5 kgf.m
a. Kencangkan baut pengikat tutup timing belt.
9. Momen pengencangan : 0,2 – 0,4 kgf.m
a. Pasangkan kabel busi, selang PCV, selang pengisian oli, klem selang radiator ke
penutup kepala silinder.
b. Start mesin dan pastikan bahwa mesin tidak ada gangguan, misalnya oli bocor.

J. Saringan Bahan Bakar

1. Lepas filter bahan bakar


2. Perhatikan saluran masuk dan buangnya
3. Semprotkan udara bertekanan rendah
4. Urutan penyemprotan : saluran buang - saluran masuk, saluran masuk - saluran
buang, saluran buang - saluran masuk.

14
5. Tiup ( dengan mulut ) dari saluran masuk dan buangnya. Apabila ringan : berarti
bersih, apabila berat harus diganti
K. Pemeriksaan Distributor

1. Bersihkan tutup distributor dengan lap bersih.


2. Periksa secara visual, dari kemungkinan retak, aus
3. Bersihkan terminal dalam
4. Periksa panjang brush
5. Rotor, bersihkan dengan kain lap
6. Platina, periksa, bersihkan dan stel
7. Governor advancer, putar rotor (kondisi baik bila rotor segera kembali ke tempat
semula)
8. Vacuum advancer (kondisi baik bila diisap... dudukan platina bergerak)
9. Octan selector (posisikan Std/ tengah)
L. Pemeriksaan Ignition Coil

1. Periksa tahanan primer koil (1,3 - 1,6 Ω)]


2. Periksa tahanan sekunder koil (10,7 - 14,5 KΩ)
3. Periksa resistor koil (1,5 - 1,9 Ω)

15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktek yang telah dilakukan di laboratorium sebelumnya mengenai
Tune-up Motor Bensin ,maka dapat disimpulkan bahwa melakukan tune-up bagi
kendaraan motor bensin merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga kondosi
kendaraan agartetap awet . Setelah melakukan praktek tune up motor bensin Mahasiswa
dapat mengetahui:

 Cara memeriksa komponen kendaraan terutama yang berhubungan denagan praktek


tune up motor bensin
 Prosedur dalam melaksanakan tune up motor bensin
 Mengetahui komponen tune up motor bensin
 Ukuran-ukuran penyetelan pada proses tune up motor bensin
 Manfaat dalam melakuka tune up motor bensin
 Gejala-gejala yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen kendaraan bila
mana tidak melakukan servise tune up motor bensin
 Urutan-urutan dalam proses tune up motor bensin

16
DAFTAR PUSTAKA
H. Gerschler, Fachkunde Kraftfahrzengtechnik, Edisi 23, Stuttgart, Europa Lehrmittel, 1988
Toyota, Dasar-dasar automobil, Jakarta, PT. Toyota Astra Motor
Toyota, Toyota Step 1 engine group, Jakarta, PT. Toyota Astra Motor
Toyota, Pedoman reparasi mesin seri K, Jakarta, PT. Toyota Astra Motor, 1981
VEDC, Sistem Pendinginan, Malang, 1987

17
Lampiran Dokumentasi Praktikum

18
19

Anda mungkin juga menyukai