Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

IV.1 KONSEP DASAR


Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam
bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan pengalaman-
pengalaman ruang bagi pengunjung yang datang.
Konsep bentuk bangunan dasar merupakan analogi dari tanaman, untuk memperkuat ciri
khas dari resort yang menyediakan aktivitas wisata kebun tanaman hias dan tanaman organik.
Agar tercipta keselarasan bentuk antara bangunan cottages dengan bangunan hotel, maka
bangunan hotel dibuat dengan bentuk melengkung, selain merespon orientasi lahan, bentuk
lengkung juga menyelaraskan bangunan satu dengan lainnya.
Sirkulasi pedestrian dibuat organik, namun terdapat juga pedestrian yang dirancang secara
teratur, untuk memberikan tanda bahwa daerah tersebut merupakan daerah khusus. Penerapan
konsep-konsep ini akan dijelaskan secara lebih mendetail dalam poin-poin di bawah ini.

IV.2 KONSEP PERANCANGAN LAHAN


IV.2.1 KONSEP PEMINTAKATAN LAHAN
Seperti pada kesimpulan analisis lahan perancangan pada bab sebelumnya, maka
pemintakatan lahan tampak pada gambar di bawah ini. Fasilitas-fasilitas yang berada di resort ini
dibagi menjadi area publik dan area privat. Area publik dapat diakses oleh tamu yang tidak
menginap, sedangkan area privat hanya terbatas tamu yang menginap. Area penginapan yang
berupa cottage diletakkan pada bagian paling belakang dekat dengan bukit sehingga daerah
tersebut akan menjadi daerah yang paling tenang dan jauh dari keramaian.
Kebun organik letaknya tidak mengalami banyak perubahan dari kondisi awal dengan
pertimbangan bahwa dengan merubah letaknya maka akan dibutuhkan biaya lebih untuk
pemindahannya ke tempat yang baru. Area rekreasi dipisahkan di seberang hotel agar kenyamanan
dan privasi tamu yang menginap tetap terjaga.

35
Gambar 4.1. Gambar pemintakatan lahan
Keterangan Gambar :

Lobby dan Administrasi Fasilitas Rekreasi dan Wisata Agro

Kolam Renang dan Spa Area Servis

Cottage Keluarga Cottage Single

Alur Kendaraan Pengunjung dan Servis


Alur Pengunjung
Area Privat
Area Publik

IV.2.2 KONSEP PENGELOMPOKAN FUNGSI BANGUNAN

Bangunan-bangunan yang ada


dikelompokkan menurut fungsinya, yaitu
bangunan servis diletakkan dekat dengan area-
area lain yang berhubungan langsung. Misalnya
bangunan tempat para pegawai beristirahat dan
bekerja terletak dekat dengan area servis,
sehingga para pegawai dapat dengan mudah
menuju ke area servis dan mulai berkegiatan. Gambar 4.2. Gambar pengelompokan fungsi servis

36
Cottage keluarga dikelompokkan menjadi
suatu cluster yang masing-masing cluster terdiri
dari tiga buah cottages. Masing-masing cluster
mempunyai ruang positif yang dapat dimanfaatkan
sebagai area bermain untuk anak-anak, dan dapat
juga dipergunakan sebagai area barberque saat
malam hari bersama dengan keluarga.
Cottage single tidak dikelompokkan
menurut cluster karena pada area ini dibutuhkan
suasana yang lebih privat dan tenang.

Gambar 4.3. Gambar pengelompokan fungsi Cottage

IV.2.3 KONSEP PENCAPAIAN DAN SIRKULASI

Gambar 4.4. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi

Sirkulasi Pengunjung hotel Sirkulasi Servis

Sirkulasi Pengunjung wisata agro Tempat Payung

Konsep pencapaian pada hotel ini diarahkan pada dua entrance utama, yaitu dari arah
selatan dan timur. Fasilitas parkir yang terdapat pada bagian barat yang kemudian diarahkan
menuju plasa dengan pola setengah lingkaran yang akan membawa pengunjung dari plasa menuju
ke lobby utama dan area rekreasi.
Konsep sirkulasi hotel dapat ditunjukkan sebagai berikut:
ƒ Entrance pengunjung menuju area penginapan diberikan dua pilihan yaitu, pengunjung yang
datang melalui lobby utama, dapat memilih melewati area rekreasi ataupun masuk ke dalam
37
hotel kemudian langsung menuju cottage. Sistem sirkulasi pengunjung hotel adalah terbuka
dan tertutup, pengunjung hotel sengaja diberikan pilihan untuk dapat menikmati keduanya.
Pada sistem sirkulasi terbuka, tersedia payung saat hujan pada area lobby, baik lobby utama
maupun lobby sekunder. Sistem sirkulasi terbuka ini menawarkan pengalaman ruang bagi
pengunjung yaitu dengan adanya hamparan tanaman hias di sebelah kanan dan kirinya, serta
diiringi oleh deretan pohon cemara dan lampu-lampu taman yang berbentuk daun. Selain itu,
pengunjung juga dapat merasakan suasana alam sehingga jarak yang relatif jauh akan
teralihkan dengan suasana alam tersebut.
Untuk menjaga agar area penginapan yang berupa cottage dan hotel tetap aman, maka di setiap
area masuknya diberikan lobby penerima yang menjadi penanda area khusus bagi tamu yang
akan menginap. Lobby ini juga berfungsi sebagai ruang orientasi bagi tamu yang akan
menginap pada area cottages.
ƒ Parkir pengelola diletakkan di bagian utara dekat dengan area servis dan loading dock
sehingga memudahkan dalam pencapaian. Demikian pula dengan parkir motor pegawai
sebanyak 21 buah parkir.
ƒ Sirkulasi servis yang mempunyai garis biru pada gambar, dapat langsung mengakses restoran
indoor yang menghadap ke arah tebing. Dapur juga dapat langsung mengakses restoran
outdoor yang berada di depan bangunan hotel.
Sirkulasi pada resort ini berbentuk organik, namun ada beberapa zona yang mempunyai
suasana yang teratur yang dapat menunjukkan bahwa zona tersebut merupakan zona khusus.

IV.3 KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN


IV.3.1 KONSEP MASA BANGUNAN
Konsep massa bangunan cottage ini diambil dari bentuk daun, konsep daun ini diambil
berdasarkan tumbuhan-tumbuhan yang terdapat pada lahan perancangan, yang sebagian besar
terdiri dari daun, yang melambangkan kesegaran dan suasana alami dan organik.

Gambar 4.5. Denah Cottage Keluarga Gambar 4.6. Denah Cottage Single

38
Bentuk daun diterapkan pada hampir semua bangunan di resort ini, agar dapat memberikan
cirri khas pada resort yang dirancang. Bangunan cottage keluarga merupakan gabungan dari dua
buah bentuk daun yang ditempatkan saling tegak lurus, dengan bentuk daun yang lebih mengecil.
Menganalogikan daun yang bertumpuk, namun masih mempunyai keteraturan baik bentuk
maupun struktur. Bangunan cottage single hanya terdiri dari satu lembar daun, mengingat
kapasitas ruangan yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
Bentuk atap tropis yang mempunyai kemiringan 25° dan menggunakan bahan penutup atap
sirap kayu. Jika dilihat dari depan, bangunan memiliki kemiringan atap yang berbeda, arah
kemiringan memperkuat orientasi bangunan. Bagian sophi-sophi pada bagian yang mempunyai
kemiringan yang lebih tinggi memudahkan masuknya cahaya alami, namun diberikan jalusi
sebagai shade terhadap cahaya matahari, agar tidak masuk secara langsung ke dalam bangunan.

Gambar 4.7. Tampak Cottage Keluarga Gambar 4.8. Tampak Cottage Single

IV.3.1 KONSEP MATERIAL


Bangunan-bangunan yang ada didominasi oleh batu
paras berwarna putih yang dipasang tidak saling sejajar
(maju-mundur) dan dipadukan dengan batu kali yang
dipotong persegi panjang yang disusun sama dengan batu
paras, material-material ini dipadukan dengan bahan kayu
berwarna cokelat tua sehingga memberikan kesan elegan
dan modern, seperti gambar di samping ini. Penggunaan
batu-batuan ini dapat memperkuat kesan alami pada
bangunan. Selain itu, juga mudah dalam perawatannya,
yaitu dengan cara disikat dan diseka dengan menggunakan
kain. Gambar 4.9. Material batu alam

39
IV.3.2 KONSEP INTERIOR DAN RUANG DALAM

Gambar 4.10. Atap dan Kamar Mandi


Interior bangunan-bangunan mempunyai atap yang diekspos karena mempunyai bentuk
yang unik dan terdapat keteraturan yang berasal dari susunan kasau kayu dan ditutup dengan
papan kayu di setiap cela kasau. Tone warna pada setiap bangunan adalah cokelat tua dan putih
tulang, sehingga dapat memberikan kesan hangat bagi penghuni.
Kamar mandi memiliki konsep terbuka ke alam, sehingga tamu yang berkunjung merasa
seperti mandi di alam terbuka. Lantai kamar mandi dilapisi dengan batu kali bulat yang disebar,
batu kali tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana pijat refleksi tamu.
Blok hotel selain berfungsi sebagai area penginapan, dapat berfungsi juga sebagai area
sirkulasi bagi pengunjung yang akan menuju ke area cottages dan spa.

IV.4 KONSEP STRUKTUR


Bangunan cottage menggunakan struktur post-beam, beam sebagai pengikat antar kolom
yang satu dengan kolom lainnya. Rangka atap menggunakan baja sebagai penyangga utamanya.
Kasau kayu digunakan sebagai pengganti gording yang menumpu pada ring balk dan mempunyai
jarak yang berdekatan satu sama lain, di atas kasau terdapat reng yang menumpu penutup atap
sirap kayu.

Keterangan :
Balok baja
Ring Balk
Kolom beton
Kasau Kayu

40
Gambar 4.11. Potongan Cottage Single

IV.4 KONSEP UTIILITAS


Utilitas yang terdapat dalam hotel ini meliputi distribusi air bersih, air kotor, dan
pendistribusian listrik. Drainase pada lahan mengikuti kemiringan kontur, air kotor dan limbah
baik padat maupun cair langsung melalui pipa dan menuju ke gorong-gorong yang dibuat dekat
dengan sungai, agar air kotor tidak mengganggu air bersih yang ada pada sungai.

41

Anda mungkin juga menyukai